coretanku coretanmu
Sebuah blog berupa setetes ilmu bahasa dan sepenggal tulisan yang mencoba untuk menyajikan hasil corat-coret tentang keindahan bahasa dengan segala pernak-pernik di dalamnya, yang mengundang sang pembaca untuk memiliki interpretasi tersendiri terhadap segala bentuk keindahan bahasa yang penulis coba goreskan melalui pemikiran dan perasaan.
Senin, 22 Juni 2020
Sinopsis Novel : Ayah dan Cinta di Dalam Gelas
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Dibaca
Oleh Kimberly Dawn M 8D
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Malam itu senyap, tak ada suara kecuali suara -suara alam. Meskipun tersembul di antara gumpal awan April, purnama kedua belas tetap bersinar terang, begitu terang sehingga Sabari dapat melihat nasib di telapak tangan kirinya dan tangan kanannya yang erat menggenggam sebuah pensil kayu. Menemaninya, seekor kucing bernama Abu Meong yang menyamakan dirinya di rumah Sabari.
Rumah Sabari pun menyerupainya, seperti orang kesepian. Semua ini akibat Marlena, perempuan yang membuat Sabari senewen karena kasmaran. Cinta pertamanya, segala – galanya. Mengingat kembali masa lalu saat dia memberi Lena buku tulisnya. Tak ada yang menyangka Sabari dapat terpaku oleh perempuan tersebut.
Mozaik 2
Radio
Ayah Amiru, Amirza, tak pernah ke warung kopi seperti kebanyakan lelaki di Kampung Nira. Lingkaran hidup Amirza hanya berisi, istri, 3 anak, pabrik sandal jepit, menjual pukat, dan radio. Hari demi hari, tahun demi tahun, taka da hal lain yang dialaminya. Amirza adalah seorang penganut budaya radio yang setia. Radio yang dimilikinya diletak dengan hormat diatas lemari rendah berkaca. Setelah ia mengantarkan kedua anak perempuannya tidur, Amirza selalu duduk di ruang tamu dan mendengarkan lagu – lagu dan percakapan – percakapan di radio. Amiru selalu tersenyum melihat ayahnya yang begitu bahagia.
Acara kesayangan Amirza adalah Ceramah Agama Islam, sandiwara radio, lagu – lagu semenanjung, dan juga berita tentang Lady Diana. Entah bagaimana, penduduk Kampung Nira gemar sekali dengan Lady Diana dan lagu – lagunya. Jika ada berita tentang Lady Diana, orang – orang langsung berkerumbunan mendekatkan telinga mereka ke radio. Lady Diana dikenal sebab ia suka sekali mengunjungi kampung – kampung miskin. Penduduk Nira berharap Lady Diana dapat mengunjungi kampung mereka.
Mozaik 3
Pensil
Dulu Sabari adalah anak yang tidak mengenal dan tidak menyukai hal – hal soal cinta. Ia selalu merasa jijik saat temannya menceritakan tentang perempuan yang disukainya saat mereka duduk di SMP. Akhirnya, Sabari, Ukun, dan Tamat telah lulus SMP. Impian mereka adalah memasuki SMA Negeri. Karena banyak sekali yang ingin masuk SMA Negeri, diadakanlah ujian seleksi. Disanalah Sabari merasakannya jatuh cinta.
Hari itu adalah hari terakhir ujian. Ujian yang akan dilakukan adalah ujian Bahasa Indonesia, yaitu ujian yang paling mudah bagi Sabari. Bias dibilang, Sabari adalah Isaac Newton-nya Bahasa Indonesia. Saat waktu hampir selesai, Sabari membereskan barang – barangnya dan bersiap – siap untuk menyerahkan kertas jawabannya. Tetapi, ia mendadak terhalang oleh seorang perempuan yang merampas kertasnya dan menyalin semua jawabannya. Semuanya berlangsung dengan sangat cepat dan tanpa diketahuinya, perempuan tersebut sudah pergi. Tetapi, ia memberi sebuah pensil kepada Sabari sebagai tanda terima kasih. Sejak itu, pensil tersebut digenggam terus oleh Sabari dan di saat itulah ia jatuh cinta.
Mozaik 4
Pingsan
Amiru selalu merasa senang saat ia melihat ayahnya bereksperimen dengan radio. Karena dengan begitu, pikiran ayahnya teralihkan dari kesedihan. Kesedihan yang diakibatkan oleh ibu Amiru yang sering jatuh sakit. Amiru selalu merasa kagum akan kasih sayang ayahnya kepada ibunya. A merasa kagum atas kesabaran ayahnya untuk merawat ibunya saat ia jatuh sakit.
Karena itu, jika ada hal yang membuat ayahnya senang, Amiru akan selalu mendukungnya. Amiru selalu senang melihat ayahnya mengotak-atik radio. Ia melihat berbagai eksperimen yang ayahnya lakukan. Pernah, ayah Amiru penasaran dan melilit ujung besi radio dengan timah. Sebab, ia tahu bahwa petir gemar sekali dengan barang yang mengandung timah. Suatu malam, terjadinya hujan deras dan tentu saja kabel yang dililitkan disambar petir. Hal tersebut bukan saja membuat pohon gayam layu dan kabel radio gosong, tetapi petir tersebut juga membuat radio yang disayangi Amirza, pingsan.
Mozaik 5
Seorang ayah bernama Markoni
Markoni adalah seorang ayah yang dianggap keras oleh semua anak. Markoni sadar akan hal tersebut, namun ia tidak berubah. Ia adalah ayah yang keras sebab ia menyesal atas perbuatan yang dilakukannya saat ia bersekolah, yaitu tidak dapat bersekolah tinggi. Padahal, ayah Markoni adalah orang ber mampu. Ayahnya berharap Markoni dapat menjadi seorang markonis kapal yang dihormati.
Namun, sayangnya, Markoni mengambil jalan yang salah. Baru kelas 1 SMP sudah merokok, sering bolos sekolah, orangtuanya dimusuhi, dan guru-guru dilawannya. Untung saja ia dapat tamat dengan jurusan listrik. Sempat Markoni pergi ke Tasikmalaya dan masuk ke sekolah radio. Tetapi, ia tidak tahan dan bukannya membawa pulang ijazah, ia malah membawa pulang istri. Setelah ayahnya meninggal, ia baru tertampar kenyataan hidup. Ia harus menanggung istri dan anaknya, tanpa ijazah, tidak bisa kerja.
Mozaik 6
Volare
Sambaran petir itu tidak hanya menghanguskan antenna radio, tetapi juga membuat radio tersebut rusak. Karena itu, dibawanya radio tersebut oleh Amirza ke kios reparasi elektronik Gaya Baru yang dimiliki oleh Syarif Miskin, seorang mantan asisten operator alat berat. Ia menjelaskan kepada Amirza bahwa ia harus menggunakan kumparan logam yang besar jika dia ingin radio tersebut bekerja.
Namun, Amirza yang hanya lulus SD, tidak mengerti tentang kumparan yang dimaksud Syarif. Ia pun berpikir keras mencari tahu apa artinya, lalu, ia tersenyum. Sepertinya Amirza menemukan arti kumparan logam yang lebar itu, yaitu kandang bebek. Amiru melihat ayahnya bekerja sambil menahan tawa. Amiru adalah murid yang pintar sehingga ia tahu bahwa kandang bebek tersebut akan gagal. Tetapi, ia tidak mau mengecilkan hati ayahnya, sehingga ia diam saja. Akhirnya Amirza pun selesai. Saat dicoba, suara yang keluar hanya suara – suara static, sehingga ia menyerah. Namun, sekoyong – koyong terdengar lagu. Ternyata, berhasil juga kandang bebeknya.
Mozaik 7
Masih Berlaku
Markoni melamun. Tiba – tiba, melompatnya ia kegirangan. Ia mendapat ide yang mungkin saja dapat menyelamatkan dia dan keluarganya dari kesengsaraan. Yaitu, membuka perusahaan percetakan batako. Karena untuk membangun rumah perlu batako, usaha percetakan batako dengan cepat cepat mengalami kemajuan.
Markoni adalah orang yang tekad. Ia sudah melewatkan semua hal buruk yang terjadi. Ia tidak mau anak – anaknya mengalaminya, sehingga ia siap berkorban apa saja. Namun, hukum karma tetap berlaku. Ketiga anaknya, seperti Markoni, menempuh jalan yang salah. Markoni menaruh harapan besar bagi anaknya yang bungsu. Tetapi, terkena hukuman karma lagi, si bungsu menjadi seorang pemberontak. Jika dimarahi, ia akan melawan dan memberontak. Melihat nasib anaknya yang menjadi kacau, Markoni mengancamnya. Jika dia tidak lulus ujian masuk SMA Negeri, ia tak usah sekolah dan kawin saja. Mendengar itu, si bungsu ketakutan, namun sudah telat waktunya sebab ujiannya sudah dekat. Sungguh menyesalnya ia.
Mozaik 8
Bunga ilalang
Sedangkan di kampung Belantik, Sabari juga gelisah menunggu hasil ujiannya. Bukan hanya itu ia juga gelisah akan perempuan yang memberikannya pensil itu. Sekonyong - konyong, Sabari bukan seperti Sabari yang dulu. Ia lebih kalem, lebih sering mandi, dan tak mau mengenakan baju yang ternoda getah. Ini semua karena perempuan tersebut yang merampas kertas jawabannya.
Sabari dikenal sebagai orang yang paling sabar diantara teman - temannya. Namun, untuk hal ini, ia sama sekali tidak sabar. Ia harus mengetahui nama perempuan tersebut. Satu - satunya cara adalah untuk melihat namanya di MPB, untuk melihat hasil ujiannya. Setelah berhari - hari lewat, tibalah hari hasil ujian. Sabari menunggu dan menunggu untuk perempuan tersebut. Lalu, tampaklah perempuan tersebut dan ia mencari hasil salah satu murid yang bernama Marlena, dan bersorak - soraklah ia, akan kelulusannya. Sementara, Sabari tertegun melihat Marlena yang sungguh cantik di matanya.
Mozaik 9
SMA
SMA, SAbari mengawali langkah pertamanya di SMA dengan senyuman yang lebar. Ia tidak sabar untuk hal - hal yang akan datang, terutama Marlena. Tak ada hari dilewatkannya tanpa memandang foto Lena yang disimpannya. Tetapi, sebaliknya, Lena benci kepada Sabari. Cintanya yang begitu besar bagi Marlena. Dimanapun Lena berada, Sabari pasti akan berada di dekatnya.
Akan tetapi, rupanya, cinta, meski sebelah mata maupun buta, selalu saja berbuah kebaikan. Nilai rapor semester 1 Sabari, jauh lebih baik daripada teman - temannya. Pelajaran favoritnya adalah Bahasa Indonesia. Ia diberi tugas untuk membuat puisi, dan dibuatnyalah puisi yang berjudul “Adalah”. Saat ibu guru melihat puisi tersebut, tertegunlah ia. Tidak disangkanya bahwa seorang mahasiswa SMA dapat menulis sesuatu yang begitu indah.
Mozaik 10
Izmi
Karena sudah berkali - kali melihat temannya ditolak oleh Lena, Ukun, Tamat, dan Toharun berusaha untuk membuatnya melupakan Lena. Namun, Sabari tidak terpengaruh oleh komentar - komentar yang diucapkan teman - temannya. Ia hanya fokus pada Lena. Ia mendengar dari teman Lena, Zuraida, bahwa Lena suka main kasti. Lalu, Sabari menjadi tim inti kasti bulan berikutnya. Tahu - tahu, Zuraida bilang lagi bahwa Lena suka melompat jauh. Jadilah Sabari menjadi pemenang lompat jauh.
Melihat kerja keras Sabari, teman sekelasnya, Izmi, bertepuk tangan. Izmi adalah salah satu murid dengan nilai terendah. Ia tidak sempat belajar jika ada ulangan sebab ia harus kerja. Diberi tahunya oleh guru- guru bahwa ia tidak akan naik kelas. Izmi pun merasa pasrah. Tetapi, tersemangat lagi ia sebab ia, telah melihat kegigihan Sabari walaupun Lena menolaknya berkali - kali.
Mozaik 11
Intervensi
Amirza meminta Amiru untuk mengajak, Miru, tetangga mereka untuk datang mendengarkan siaran Lady Diana, sebba, siaran radio mereka sudah jernih. Amiru hanya menuruti perkataan ayahnya dan mengangguk. Namun, ada satu hal yang masih membuatnya penasaran dan greget. Yaitu, mengapa kandang bebek menyebabkan siaran radionya menjadi lebih baik? Saking penasarannya, ia mencari - cari tahu di perpustakaan, namun tidak menemukan jawaban yang memadai. Juga dengan guru IPA nya. Akhirnya, Amiru merasa satu - satunya orang yang mengerti adalah Syarif Miskin, yang ia malas jumpai.
Dengan segera, ia pergi ke toko elektronik Gaya Baru dan menemui Syarif Miskin. Amiru pun bertanya kepadanya, namun, Syarif yang merasa didesak hanya menjawab bahwa gelombang radio tersebut adalah hal gaib. Amiru tahu bahwa yang dikatakan Syarif itu tidak benar, sehingga ia memaksa lagi Syarif untuk memberi tahu kepadanya alasan yang sebenarnya. Pasrah, Syarif pun menceritakan bahwa rumah Amiru terlalu dekat dengan masjid sehingga terjadinya intervensi. Mendengar intervensi, Amiru pun merasa konyol, sebab ia mengetahui kata yang dimaksud Syarif adalah interferensi. Syarif pun melanjutkan penjelasannya dan Amiru hanya menurut.
Mozaik 12
Surat
Memang, Sabari patah hati ketika ia ditolak oleh Lena. Namun, ia tidak pernah patah harapan. Perasaannya kepada Lena tidak pernah berubah. Ayahnya pernah bilang, bahwa Tuhan selalu menghitung dan suatu saat Ia akan berhenti. Dan saat itu pun datang, Tuhan berhenti menghitung.
Sabari mendatangi teman - temannya dengan penuh semangat. Ia mengaku bahwa lena telah menuliskan sebuah puisi di majalah dinding tentangnya. Saat teman - temannya melihat, mereka berprotes dan bilang bahwa Sabari hanya berharap. Namun, Sabari yang keras hatinya bilang bahwa puisi itu adalah karya Lena yang ditujukan baginya.
Mozaik 13
Barang Antik
Amiru sangat menggemari hujan. Ia merasa tenang mendengar suara rintik - rintik hujan. “seni menyenangi hal - hal biasa saja” itu yang dikatakan ayahnya. Amiru sangat menjunjung tinggi ayahnya. Ia selalu bermimpi untuk menjadi seorang pria seperti Amirza. Ia menyadari bahwa radio yang dicintai ayahnya bukanlah sekedar kotak elektronik, melainkan sebuah kisah tentang seorang lelaki yang berusaha tetap senang dalam kepungan kesulitan.
Maka karena itu, Amiru mendatangi Syarif Miskin dan memintanya untuk mengajarkan dia mengenai radio. Ia pun belajar banyak,. Hari pun silih berganti. Amiru naik ke kelas 6, Amirta ke kelas 4, dan si bungsu, Amirna masuk ke kelas 1. Amirza mengalami kesulitan untuk membiayai sekolah. Dan kali ini, ia sedang dalam keadaan yang sangat kritis, karena ia juga harus membayar biaya rumah sakit yang merawat istrinya. Denagn panik, ia menjual semua hartanya, termasuk radio tercintanya. Amiru, merasa gelisah, melihat ayahnya yang menjual radio tersebut.
Mozaik 14
Perlambang
Setelah kejadian tersebut, Sabari menyesa telah berdebat dengan teman - temannya, sehingga ia mengajak Ukun, Tamat, dan Toharun untuk pergi minum kopi di warung kopi Kutunggu Jandamu sebagai permintaan maaf. Sabari pun mulyadi menanggapi nasibnya bahwa Lena tidak menyukainya. Namun, nasib berkata lain, dan di majalah dinding terpasanglah puisi dari Lena. Puisi tersebut menjelaskan seseorang yang sangat menyerupai Sabari, sehingga kali ini, Sabari yakin sekali bahwa orang yang dibicarakan Lena adalah dia.
Saat ia menunjukkan puisi Lena kepada teman - temannya, mereka merasa tidak yakin bahwa yang dibicarakan di puisi Lena adalah Sabari. Sabari pun kesal dan ia memberi bukti atas semua orang yang ada di lingkungan sekolahnya, yang memiliki nama dengan satu huruf S dan dua huruf A, dan yang hago membuat puisi. Setelah ia membuktikan kepada teman - temannya, tidak ada seorang pun dari nama - nama tersebut yang jago membuat puisi. Karena itu, ia dengan kalem mengambil surat Lena dan pergi.
Mozaik 15
Enam
Melewati Sabari, terdapat Izmi yang sedang merasa kegirangan saat ia melihat ibu guru tersenyum memberinya nilai ulangan matematikanya. Izmi yang sering dapat nilai jelek, disemprot gur habis - habisan, telah mendapat nilai yang bagus.
Kini, ibu guru menyesal telah memarahi Izmi. Dengan hati berdebar - debar, Izmi membuka kertas ulangan tersebut, nilai 6. Betapa girangnya ia melihat angka tersebut. Dengan cepat, ia buru - buru kerja dan pulang supaya ia bisa belajar. Di rumah, dipajangnya ulangan tersebut di dinding rumahnya.
Mozaik 16
Merayu Awan
Insyafi, itulah nama ayah Sabari yang seorang mantan guru Bahasa Indonesia. Ia sangat menggemari puisi sehingga semua anaknya memiliki nama yang diakhiri dengan I. Agar terdengar sastrawi. Pantas saja Sabari pandai berpuisi.
Ayah Sabari sering jatuh sakit akibat antara lain usia tua. Terakhir kali, ia terkena stroke ringan dan akibat itu, ia terpaksa memakai kursi roda. Sabari gemar mengajak ayahnya keliling - keliling kampung, ayahnya pun juga sennag. Namun, akhir - akhir ini, Sabari muli berperilaku aneh. Awalnya Insyafi tak mengerti mengapa. Tetapi. saat ia menatap mata Sabari yang sedang memandang pemandangan, ia pun menyadari bahwa anaknya telah dilanda cinta.
Mozaik 17
Sayap kecil yang sempat tumbuh lalu patah lagi
Semua orang membenci hari Senin, ya kan? Tentu bukan Sabari. Ia sangat menyukai hari Senin. Baginya, hari Senin itu adalah langkah awal. Dengan girangnya, ia menunggu Lena di depan pagar sekolah. Namun, nasib bertepuk sebelah tangan dan saat Lema melewatinya, setatap pun tidak diberikannya kepada Sabari. Remuklah hati Sabari. Tak usai masalahnya yang sebelum, datang lagi satu. Ia melihat Lena dan Bogel Leboh dengan senang berbincang. Patahlah hatinya.
Sejak hari itu, Sabari terkena demam dan ia tidak masuk sekolah selama satu minggu. Bahkan, ia sempat berpikir untuk men - dropout - kan dirinya. Kabar tersebut pun sampai di telinga Ibu Norma, gurunya. Marahlah ia dan dipanggilnya Sabari serta Ukun, Tamat, Toharun, dan Bogel Leboi. Bu Norma pun memarahi Ukun, Tamat, Toharun, dan Bogel Leboi dan menuduh mereka sebagai cecungkuk - cecungkuk yang telah membuat Sabari kehilangan motivasi.
Mozaik 18
Semua kebaikan dari saputangan
Meskipun kena ceramah dan sebagainya, Sabari tetapi membolos. Ia tidak sanggup mengatasi sakit hatinya. Bahkan, ia berniat untuk benar - benar meninggalkan sekolah. Teman - temannya merasa bersalah dan kasihan kepadanya. Ukun pun berharap semoga suatu keajaiban akan terjadi, dan alkisah, permintaannya pun terwujud.
Pagi hari sebelum bel sekolah, Ukun berlari kencang ke rumah Sabari. Ia menceritakan kepada Sabari bahwa Lena telah membuatnya sebuah puisi lagi. Mendengar itu, Sabari langsung berlari menuju sekolah, betapa senangnya ia. Karena itu, Sabari kembali lagi ke sekolah. Ia menjadi rajin walaupun setelah puisi itu, ia mendengar kabar bahwa Lena menyukai Bogel. Ia berniat untuk rajin belajar dan menjadi yang terbaik.
Mozaik 19
Rahasia
Dengan semangatnya Izmi mendatangi Zuraida. Ia menceritakan sebuah rahasia, yaitu bahwa ia tahu siapa yang suka mengusili dan mengejek Sabari, yaitu Bogel Leboi. Mendengar itu, Zuraida hanya duduk tenang dengan ekspresi kalem. Ia menceritakan kepada Izmi bahwa tanpa dikasih tahu apa pun, sabari sudah tahu yang mengganggunya adalah Bogel Leboi.
Izmi pun kagum, tak menyangka ia melihat Sabari se sabar itu. Setiap kali di ajak Bogel Leboi, Sabari hanya tersenyum senang. Izmi merasa sangat kagum. Ia ingin menjadi seperti Sabari, lumayan pintar, tetap senang walaupun hidup hanya pas - pasan, dan kesabarannya yang tak terhingga. Izmi pun sedih. Ia takut ia tidak akan lulus sekolah.
Hari pembagian raport tiba, Izmi dengan gugupnya menunggu rapornya. Dibagikannya raport tersebut oleh wali kelas, dan betapa senangnya ia saat ia melihat bahwa ia lulus.
Mozaik 20
Geometri
Sesekali, jika dilanda rindu, Sabari suka mendatangi bangku Lena di pulang sekolah, dan duduk menikmati suasana. Pernah, saat ia menunduk untuk mengikat tali sepatunya, dilihatnya ah sejumlah rumus yang telah dicoret-coret di meja Lena. Tersenyum lah Sabari, memang sudah rahasia umum bahwa Lena suka menyontek.
Telah ditulis Lena, karena seingatnya, rumus tersebut salah. Tak sampai hari ulangan, bahwa Sabari menyadari bahwa rumus tersebut tidak memerlukan pangkat. Betapa menyesalnya ia.
Mozaik 21
Amiru dan sepedanya
Amiru melamun menatap kantor pegadaian. Dibayangnya Mister Philip, radio ayahnya. Amiru pun kesusahan tidur malam, betapa sedihnya ia karena ayahnya telah kehilangan kehiburannya. Ia pun bertekad untuk bekerja, supaya ia dapat membeli radio ayahnya yang bernilai 1,6 juta. Selain itu, ia juga ingin mengumpulkan uang agar ibunya mendapat perawatan yang lebih baik.
Oleh karena itu, berangkatlah Amiru, mendatangi pabrik satu per satu dan melamar untuk bekerja. Namun, tak ada yang mau menerimanya. Ia pun menjadi putus asa. Di dalam kesusahannya, ia melihat sebuah poster mengenai lomba balap sepeda. Dengan girangnya, ia berlatih keras dan tibalah hari perlombaan. Sampai di sana, betapa sedihnya ia, karena panitia - panitia lomba tidak mengijinkannya untuk ikut berlomba. Dengan hati yang lesuh, ia pun pulang.
Mozaik 22
Terima kasih
Setelah kejadian tersebut, Sabari pun menyesal dan ia bertekad untuk menebus kesalahannya kepada semua orang yang telah kena tipu Ia pun meminta maaf kepada Ukun dan Ukun memaafkannya. Berikutnya, Sabari meminta maaf kepada Lena dan Bogel. Ia berencana untuk meminta maaf melalui radio, sekalian menyanyikan lagu Truly. Selama 2 bulan, ia berlatih dan hari penyiaran pun tiba. Ia mulai menyanyikan lagu Truly oleh Mister Lionel Ritchie.
Setelah semuanya itu, untuk mengakhirinya, Sabari berkehendak untuk berterima kasih kepada semua orang yang ia telah kenal, mau yang menyukainya, ataupun yang membencinya. Ia menyebutkan namanya satu - satu dan ia berterima kasih sesungguh - sungguhnya.
Mozaik 23
Cita - cita Izmi dan Amiru
Izmi gembira, Amiru sedih. Guru - guru juga gembira, melihat nilai - nilai Izmi yang biasanya merah, biru.
Ditanya Izmi oleh Bu Norma, apakah cita - citanya. Izmi pun menjawab bahwa ia ingin menjadi dokter hewan. Lalu, ditanyanya Amiru pertanyaan yang sama. Ia pun tercenung, memikirkan tentang radio ayahnya. Ia menjawab bahwa ia ingin menjadi pencipta radio.
Mozaik 24
Pahlawan
Akhirnya, tamatlah SMA. Sabari, Ukun, Tamat, Toharun, Zuraida, Izmi, Lena, dan Bogel semuanya lulus. Usailah 3 tahun keseruan mereka. Acara perpisahan sekaligus penyerahan ijazah dilakukan pada Sabtu pagi.
Semua pun sangat senang. Izmi yang sedang berada di bawah pohon Akasia, menunggu mobil pikap untuk datang. Lalu, datanglah mobil pikap tersebut dan diantara banyak murid dan orangtua, keluarlah Sabari bersama ayahnya yang menggunakan kursi roda. Melihat pemandangan tersebut, Izmi menjadi sedih bercampur bangga. Tibalah saatnya untuk penyerahan ijazah. Izmi sangat senang sampai - sampai ia meneteskan air mata, dan Sabari pun juga senang. Ia dapat menyampaikan sebuah puisi perpisahan dan semuanya bersorak - sorai.
Mozaik 25
Tanjong Pandan
Sabari telah mengawali dan mengakhiri SMA - nya dengan sebuah puisi bagi Lena. Sabari pun pergi ke Tanjong Pandan, ibu kota Kabupaten, untuk memulai babak baru di hidupnya. Maka Ukun, Tamat, dan Sabari berangkat untuk bekerja. Ukun mendapat pekerjaan sebagai tukang gulung dinamo di bengkel listrik. Tamat menjadi tukang kipas sate, dan Sabari bekerja di pabrik es. Sabari pun kerja banting tulang. Ia bekerja keras untuk berusaha melupakan Lena.
Ukun memberi ide kepada Sabari tentang cara untuk melupakan Lena, yaitu mengikuti maraton. Sabari pun bertekad, dan ia melatih diri sekeras mungkin. Kerja kerasnya pun membawanya kemenangan. Ia membawa pulang banyak hadiah dan dia bertekad untuk memberi hadiah - hadiah tersebut kepada Lena. Namun, sayangnya, Lena tidak menerimanya. Dengan itu, Sabari pun berjanji untuk melupakan Lena.
Mozaik 26-27
Puisi, Amiru dan kantor gadai
Selain Sabari, kisah cinta Ukun dan Tamat juga buruk. Mereka juga tidak mendapat keberuntungan. Ukun dan Tamat berusaha untuk menjodohkan Sabari, tetapi Sabari yang keras kepala tidak mau. Akhirnya, Ukun dan Tamat merasa jengkel akan Sabari.
Amiru telah menghabiskan waktunya yang berharga untuk latihan balap sepeda. Ia semakin gelisah. Hanya tertinggal 3 minggu baginya untuk membeli balik radio ayahnya. Pedih hatinya, menghitung uang hasil kerja kerasnya yang masih kurang. Ia pun pergi pagi - pagi ke pasar untuk menemui kakak - kakak toko souvenir. Dibilangnya oleh kakak tersebut, bahwa mereka menerima orang untuk membungkus souvenir, dan bayarannya berdasarkan jumlah souvenir yang orang tersebut buat. Amiru pun langsung bekerja keras dan terkumpullah uangnya. Kemudian ia bergegas dan dibelinya radio ayahnya. Betapa gembiranya ia.
Mozaik 28-29
Saat langit menjadi biru, Pendamba cinta
Setelah hujan lebat, matahari bersinar lagi. Pemandangan menjadi sangat indah. Tiba - tiba langit berubah menjadi biru, pantai menjadi biru, semuanya briu. Itulah mitos mengenai pantai barat. Sabari tidak percaya mitos tersebut, namun tahun ini ia berniat untuk mengunjungi pantai barat.
Pada tanggal 1 Februari, Sabari langsung bersepeda menuju pantai barat. Terkejutnya ia saat ia melihat betapa banyaknya orang yang datang. Semua orang tersebut datang dengan tujuan yang sama, yaitu mencari jodoh. Namun, Sabari hanya menginginkan 1 jodoh, yaitu Lena. Setiap sore, Sabari pergi ke pantai barat, namun, tidak ada yang terjadi. Pada hari terakhir, ia semakin rindu kepada Lena, dan ia pun membuat keputusan untuk di pabrik batako milik Markoni, ayah Lena.
Mozaik 30-31
Wawancara, Kue satu
Tibalah saat ia melamar kerja ke pabrik batako milik Markoni. Sabari diwawancara oleh Markoni dan ia berhasil lulus. Setelah itu, mulailah ia bekerja di pabrik batako milik Markoni.
Terdapat sebuah toko, terpojok di pasar Manggar, di kios jahit serasi, sang pemilik toko, Izmi, telah mendengar kabar bahwa Sabari telah kembali ke Belantik demi Lena. Sebaliknya, Lena yang tahu mengenai ulah Sabari, makin benci terhadapnya.
Mozaik 32-33
Biru karena rindu, Medali keemasan
Cepatnya waktu berjalan, tak terasa sudah 1 tahun Sabari telah bekerja di pabrik Markoni. Hari semakin hari, ia mulai kembali ke kebiasaan lamanya. Ia senang ia dapat kembali ke Belantik, mendorong kursi roda ayahnya. Ayahnya, yang berjiwa seni, selalu menyindir Sabari yang melankolis tentang kisah cintanya. Adapun, Markoni sangat senang juga, Ia merasa beruntung telah menerima Sabari. Oleh karena itu, Markoni memberi Sabari sebuah medali emas atas kerja kerasnya.
Melambunglah semangat Sabari akibat medali emas tersebut. Sabari berusaha keras untuk membuat Lena Terkagum, namun Lena hanya menjawab “no comment”. Suatu hari, Markoni mendengar gosip mengenai Sabari. Gosip tersebut mengatakan bahwa Sabari adalah seorang laki - laki mata keranjang. Keesokan harinya, dipanggilah Sabari oleh Markoni untuk diinterogasi. Sabari hanya diam dengan pasrah mendengar ocehan Markoni
Mozaik 34-35
Konfigurasi, Stadium 3
Hari - hari berikutnya sedikit berbeda bagi Sabari. Ia memiliki mimpi yang ganjil mengenai seekor kambing. Sebaliknya, di pabrik dan rumah, Lena biasa saja. Namun, hari ini berbeda. Saat Lena dan Markoni bertengkar, ada suara - suara benda pecah. Lalu, Sabari berbicara kepada Markoni melalui salah satu rekannya, bahwa jika Markoni ingin, Sabari akan rela menikah dengan Lena. Siang itu Markoni memanggil Sabari dan menawarinya untuk menikah dengan Lena.
Acara pernikahan pun dilaksanakan. Akan tetapi, tidak banyak orang yang datang karena mereka tidak percaya bahwa cinta sebelah tangan Sabari dapat terwujud.
Mozaik 36-37
Juru Puisi, Ayah yang bersembunyi
Seharusnya Ukun dan Tamat menemui Sabari di warung kopi Solider. Akan tetapi, Tamat kena semprot majikannya, akibat melamun terus. Hal yang sama juga terjadi dengan Ukun. Semenjak Sabari Menikah, Ukun dan Tamat merasa iri. Mereka juga ingin seperti Sabari yang memiliki istri. Mendengar itu, Sabari pun memberi tahu mitos pantai barat kepada mereka.
Rumah tangga Sabari dimulai dengan unik. Lena tetap tinggal di rumah orangtuanya dan Sabari juga. Tentu Sabari sangat ingin tinggal bersama Lena namun ia tidak bisa berbuat apa - apa. Ia menggunakan uang tabungannya dan membangun sebuah rumah dengan tangannya sendiri. Setelah beberapa bulan, rumah itu pun jadi dan Sabari tinggal sendiri. Setiap sore Sabari duduk di beranda rumahnya dan membayangkan memiliki sebuah keluarga kecil dengan Lena. Hari keinginan Sabari pun terwujud. Lena melahirkan seorang bayi laki - laki yang bernama Zorro. Namun, Lena balik lagi ke kebiasaan buruknya untuk bepergian. Namun Sabari tak pernah ribut, karena Zorro telah menggantikan Lena. Ia sangat menyayangi Zorro, dan ia memutuskan untuk mengundurkan dirinya dari pekerjaannya untuk mengurus Zorro.
Mozaik 38-39
Aya, Semua telah membeku di dalam waktu
Februari telah datang. Hari pertama Februari, Ukun dan Tamat bergegas naik sepeda menuju pantai barat. Setiap sore, tak pernah absen, Ukun dan Tamat ke pantai barat. Namun, sampai hari terakhir, langit tak pernah berubah biru. Sebaliknya, Sabari telah membuka warung sembako di rumahnya, agar ia bisa selalu berada di dekat Zorro. Selain itu, Lena tidak ada kabarnya, sudah berbulan - bulan ia tidak balik, namun Sabari hanya tutup mata dan tutup telinga. Hari - hari berikutnya, Sabari mendengar gosip bahwa Lena akan menceraikan dia. Tetapi ia tetap tidak percaya dan ia panik, takut Zorro akan diambil Lena. Saat Sabari ingin menidurkan Zorro, Zorro menatap ayahnya dan berkata “Aya”. Mendengar kata tersebut keluar dari mulut Zorro, Sabari merasa sangat senang.
Suatu hari, Sabari mendapatkan sebuah surat. Ia membuka surat tersebut dan dibacanya surat tersebut. Betapa patah hatinya ia, Lena telah mengirimkan Sabari surat permintaan cerai.
Mozaik 40-41
Ruang sidang III, Menyukai travelling
Ukun dan Tamat mendampingi Sabari ke sidang. Saat mereka masuk, Sabari sangat terkejut melihat betapa banyaknya orang yang yang hadir. Akhirnya, tibalah waktu Sabari dan Lena untuk maju ke sidang. Betapa sedihnya Sabari, saat persidangan tersebut selesai dan perceraian mereka lunas.
Selain Sabari, ada juga seorang diri bernama Jonpijareli yang terdampak keras oleh perceraiannya sendiri. Juga Manikam, yang telah diceraikan juga. Setelah perceraiannya, Manikam menutup pintu hatinya. Ia dan Jon bertemu bertemu dan mereka pergi bersama ke satu armada besar kaum duda, dan mereka bertemu dengan kawan Manikam, bernama Zul. Zul mengenalkan beberapa Perempuan kepada Jona dan Manikam, tetapi Manikam sama sekali tidak tertarik. Lalu, Zul pun cerita bahwa ia punya seorang sepupu yang mau mengenalkan pria - pria kepada perempuan.
Mozaik 42-43
Rabun, 37 syarat
Sabari menggigil saat ia mendengar bahwa Zorro akan diboyong Lena pergi. Ia pun menghabiskan hari - harinya bersama dengan Zorro. Suatu hari, terkejutlah Sabari melihat Zorro menggendong kucing kecil. Diurusnya kucing tersebut dan diberilah nama Marleni olehnya. Lalu, hari yang ditakuti Sabari datang. Sabari mengajak Zorro berjalan di taman seperti biasa. Tiba - tiba, Lena mendatangi Sabari dan Zorro dan diambilnya Zorro dari Sabari. Zorro menangis - nangis memanggil ayahnya, namun, Sanbari dicegat oleh 2 pria.
Manikam pergi menemui sepupu Zul dan diceritakan lah seorang perempuan olehnya. Lalu ia pergi menemui perempuan tersebut. Ternyata, perempuan tersebut adalah Lena bersama dengan anaknya, Zorro. Selama tinggal dengan Lena, Zorro kangen sekali dengan Sabari. Ia akan merengek dan Lena berusaha untuk menyenangkan hati Zorro, namun tak ada gunanya. Lalu, Lena melihat tas punggung kecil yang selalu dikenakan Zorro. Dilihat isinya, dan ternyata tas tersebut berisi kemeja Sabari. Zorro lalu mengambil kemeja tersebut dan dipeluknya erat - erat.
Mozaik 44-45
Satire akhir tahun, Surat - surat Lena
Semenjak Zorro dibawa Lena, nasib Sabari semakin parah. Ibu dan ayahnya meninggal. Marleni kucing peliharaannya melarikan diri, sehingga Marleni sangat sedih.
Sementara itu menikahlah Lena dan Manikam. Lena akhirnya menemukan ketenangan dan melewati satu tahun pertama mereka menikah dengan baik. Lena masih sering menuliskan surat untuk teman sekolahnya Zuraida. Namun suatu hari Lena menceritakan bahwa dirinya sudah bercerai dengan Manikam
Mozaik 46-47
Besame Mucho, Kisah keluarga langit
Sudah hampir setahun Lena tinggal bersama Zoro. Ia pun sangat gembira karena semakin dengan Zorro, anak kecil yang sudah berumur 5 tahun. Pada Sabtu sore Lena mengajak Zorro untuk ke alun-alun Rajo Malim Paduko untuk menonton festival musik disana. Seperti yang dikatakan pemandu acara disana, bahwa akan ada sebuah band legendaris dari Medan yang akan segera tampil. Band tersebut menyanyikan lagu “Ruby” yang sangat disukai oleh Lena. Lena bernyanyi dan berdansa dengan Zorro karena lagu tersebut.
Lena merasa sangat bahagia karena telah menonton grup musik tersebut. Selesai acara ia berkenalan dengan penyanyi grup musik tersebut secara langsung yang tidak disangka sangka. Jonpijareli atau yang lebih akrab dipanggil ,Jon. Singkat cerita Jon dan Lena pun menikah dan Zorro merasa sangat senang akan kedatangan Jon di hidup Lena dan dirinya.
Mozaik 48-49
Sketsa, Kota yang pandai berpuisi
Menjelang Februari, meski tidak pernah melihat langit menjadi biru. Ukun dan Tamat tetap datang ke pantai barat. Sementara itu keadaan Sabari semakin buruk, Marleni pun telah menghilang entah kemana
Semuanya tampak sempurna, namun tidak tahan lama. Jon tidak setia dan bercerailah Lena dengan dirinya. Setelah perceraian tersebut Lena pindah dari kota ke kota bersama Zorro mencari pekerjaan. Zorro menjadi seorang lelaki yang sangat pintar.
Mozaik 50-51
Delapan tahun kegilaan, Genap
Tahun berganti tahun Sabari sendiri. Keadaan mental Sabari semakin memburuk. Pada tahun ke 8, ia memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan tinggal di pasar ikan. Ditengah tengah keadaannya ia masih merasakan rindu untuk bertemu Lena dan Zorro.
Ukun dan Tamat merasa kasihan dengan Sabari karena semakin memburuk keadaannya, mereka mencoba mencari Sabari, namun Sabari sudah menghilang entah kemana. Lalu mereka berfikir untuk membawa pulang Lena dan Zorro agar Sabari dapat pulih. Kemudian pergilah mereka menemui Zuraida dan bertanya dimanakah keberadaan Lena.
Mozaik 52-53
Bahasa Indonesia, Kapal ternak
Zuraida merasa serba salah akan keadaan dirinya. Ia harus menepati janjinya dengan Lena dan tidak memberi tahu orang lain akan keberadaannya. Tetapi Lena juga sudah tidak memberi kabar, sehingga jika ada yang ingin mencari Lena, ia lera. Akhirnya Zuraida memberi tahu kepada Ukun dan Tamat soal Lena.
Lalu berangkatlah Ukun dan Tamat ke Sumatera. Sebelum berangkat mereka bersama Zuraida pergi mencari Sabari di wilayah Pasar Ikan. Setelah bertemu dengan Sabari mereka pun pamit sebagai awal perjalanan mereka.
Mozaik 54-55
Julietmu, Ilmu bumi
Jonpijareli juga menderita, semenjak bercerai dirinya mengalami depresi dan mengisolasi dirinya dari dunia luar. Di lain tempat, Ukun dan Tamat telah sampai ke Aceh dan mereka mengirim surat pengakuan kepada Sabari bahwa surat-surat di masalah dinding SMA itu dari mereka bukan dari Lena.
Jon merasa sangat jengkel sebab sejak pagi ada orang yang mengetuk pintu depannya berkali kali. Orang yang mengetuk pintu tersebut tidak lain tidak bukan adalah Ukun dan Tamat. Mereka menjelaskan bahwa mereka datang kemari untuk mencari Lena dan Zorro.
Mozaik 56-57
Indonesia lonely man, Sahabat pena dan hikayat kota
Seperti Izmi yang terinspirasi dengan Sabari, Jon juga tergugah oleh Ukun dan Tamat. Jon merasa kagum melihat ketulusan hati mereka berdua untuk membantu teman mereka. Tak lama kemudian Jon, Ukun, dan Tamat menjadi teman baik.
Jon, Ukun dan Tamat telah menjalin hubungan yang baik, namun Ukun dan Tamat harus berpisah dengan Jon. Sebelum kepergian mereka Jon memberikan sebuah foto Lena, Zorro dan dirinya. Kemudian berpisahlah mereka, Ukun dan Tamat melanjutkan perjalanan mereka ke Bengkulu. Disana mereka berdua bertemu dengan Manikam, dialah orang yang membantu mereka sampai akhirnya mereka sampai di Jambi.
Mozaik 58-59
Stolen generation, Musibah
Uang mereka hampir habis, perjalanan makin berat bagi mereka berdua. Mereka pergi ke Padang namun tidak ada yang mengetahui akan keberadaan Lena. Mereka akhirnya mencari pekerjaan di Pasar Alun guna mendapatkan uang tambahan. Ukun menjadi penggulung dinamo dan Tamat juga mendapatkan pekerjaan untuk dirinya. Rupiah demi rupiah mereka kumpulkan untuk melanjutkan perjalanan mereka untuk ke Singkep.
Setelah menempuh perjalan 2 hari 2 malam, Ukun dan Tamat akhirnya tiba di tempat tujuan mereka, Singkep. Mereka pergi ke sebuah kampung di daerah Dabo dimana salah satu sahabat pena Lena berada. Sesampai disana suasana kampung sangat sepi, Ukun memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu warga disana dan ternyata lady Diana telah meninggal.
Mozaik 60-61
25 km/jam, Api neraka
Sabari yang telah berjalan di sela oleh pak pos dan diberikannya surat. Di dalam surat tersebut, Ukun menulis bahwa Dia dan Tamat telah menemukan Lena dan Zorro sehingga mereka akan membawa Zorro pulang. Betapa senang hati Sabari setelah mendengar kabar ini.
Sabari pun balik ke rumahnya dan mulai merenovasi rumahnya. Ia bekerja keras dan membeli banyak barang bagi Zorro. Namun tidak terpikirkan oleh dirinya bahwa umur Zorro sudah lebih besar dari ingatannya.
Mozaik 62-63
Piala, Merdeka
Sabari tersenyum melihat pengumuman yang terpapar di warung kopi mengenai lomba marathon, ia pun berniat untuk mengikuti lomba tersebut. Sabari berlatih keras langkah demi langkah, di tengah latihannya Sabari bertemu dengan kawan lamanya, Toharun. Ia berlatih keras bersama Toharun menuju lomba marathon tersebut.
Akhirnya perlombaan marathon yang ditunggu tunggu diadakan. Semua peserta mulai menyiapkan diri mereka, Sabari yang tidak mau kalah pun lari dengan sepenuh tenaga. Walaupun setelah berjuang sekuat tenaga Sabari tidak menang, semua orang tetap menyoraki Sabari.
Mozaik 64-65
Biru, Janji lama
Walaupun tidak mendapatkan juara, Sabari menjadi sangat terkenal di kalangannya. Ditengah-tengah kepopulerannya tersebut Sabari masih menyimpan duka karena rindu dengan Zorro. Hari yang ia tunggu pun datang, Sabari akhirnya bertemu dengan Zorro atau yang sebenarnya memiliki nama Amiru.
Sabari mengajak Amiru ke rumah makan modern yang sering ia ceritakan kepada Amiru. Lalu Amiru mulai menceritakan mengenai puisi-puisi yang ia buat dan mereka menikmati waktu bersama mereka di rumah makan tersebut.
Mozaik 66-67
Sweet, Purnama kedua belas
Sepulang dari petualangan mereka di Sumatera Ukun, Tamat dan Sabari kembali bekerja. Ukun dan Tamat akhirnya menemukan cinta mereka sepulang dari perjalanan.
Amiru tetap tinggal di Belitong bersama Sabari sampai ia menamatkan Sekolah Menengah Atasnya. Sabari pun meninggal dunia di tahun 2013, dan dimakamkan. Beberapa lama kemudian Marlena juga meninggal, ia meminta Amiru untuk memakamkan dirinya di dekat Sabari. Dengan permintaan terakhir dari dirinya, bahwa makamnya harus ditulis “ purnama kedua belas” itulah kisah cinta antara Sabari dan Marlena.
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Dibaca
Oleh Gisella 8D
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Ikal adalah seorang pemuda yang rela membatalkan diri untuk merantau ke Jakarta karena cintanya kepada seorang perempuan Tionghoa bernama A Ling. Pada hari itu, Ikal bekerja sebagai pelayan di warung kopi pamannya yang bernama Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi. Di warung kopi itu ia sering mendengar omelan pamannya yang tak suka pada pemerintah, dan mempunyai suatu penyakit kandung kemih yang aneh. Karena kekecewaannya pada diri sendiri, pamannya menjadi orang yang paranoid. Kadang, pamannya pun bisa menjadi seorang yang lembut. Sore hari pun tiba, Ikal melihat A Ling berdiri di samping sepedanya di depan warung kopi pamannya. A Ling dan Ikal sepakat untuk menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan keberangkatan mereka ke Jakarta.
Mozaik 2-3
Pelangkah- Sang Penguasa Pasar
Ania, Lana, dan Ulna sangat menyayangi ibu dan kakak sulungnya, Maryamah atau yang biasanya dipanggil Enong. Mereka menyaksikan bagaimana ibu dan kakaknya berjuang untuk mereka. Enong sudah menjadi pendulang timah sejak 14 tahun demi menghidupkan keluarganya. Setelah tamat SMA, Ania bertemu seorang guru SD dan mencintainya. Guru itu ingin menikahi Ania, tetapi Ania berkata bahwa ia tidak mau melangkahi kakaknya. Enong pun berbicara dengan orang tua guru itu. Saat pernikahan selesai, ibu mereka menceritakan tentang sepeda yang dulu dibelikan ayah mereka, Zamzami. Preman Cebol, itu adalah julukan untuk sang penguasa pasar. Mengapa dijuluki Preman Cebol? Ia mempunyai rambut gondrong, tato penjara, centang-perenang di kedua lengannya, dan tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi dari meja kopi. Setiap orang yang berpapasan dengannya selalu menjauh, yang tak sempat menjauh membungkuk, dan yang melihatnya dari jauh berbalik. Ia duduk sendiri bersama seekor burung merpati. Preman Cebol mendatangi Ikal dan memintanya memberikan amplop kepada Detektif M. Nur.
Mozaik 4-5
Rezim Matarom
Waktu berlalu, tetapi Enong tak menunjukkan tanda-tanda akan menikah. Kedua adiknya terpaksa mendahuluinya. Enong tetap menjadi pendulang timah, tetapi sekarang sudah banyak perempuan disitu. Beberapa bulan kemudian, Syalimah, ibu mereka jatuh sakit. Kata dokter, ia sudah lanjut usia. Enong tahu apa yang diinginkan ibunya, ia pun terpaksa menikahi seorang lelaki bernama Matarom. Matarom adalah seorang pecatur dari klub Di Timoer Matahari yang dipimpin oleh Mitoha. Kelakuan buruk Matarom semakin hari semakin kelihatan. Suatu ketika, ada seorang perempuan hamil yang mengaku sebagai istri Matarom. Akhirnya mereka bercerai. Matarom sempat memenangkan 2 kali kejuaraan catur 17 Agustus. Ia terkenal dengan Rezim Matarom dan papan catur peraknya. Hari itu Matarom ke warung kopi. Itu adalah pertama kalinya ia melihat Matarom. Ia memesan kopi pahit. Di belahan duia lain, 5 pecatur dunia kelas dunia, salah satunya Ninotchka Stronovsky duduk berjejer dengan lampu, mikrofon, dan kamera. Stronovsky baru setahun masuk jajaran elite pecatur kelas dunia. Sementara itu, di pasar kampung Ikal, Selamot sibuk mencabuti bulu ayam. Selamot juga dipanggil Chip. Giok Nio megangkat Chip sebagai tukang jagal ayam.
Mozaik 6-8
Lelaki Melayu, Kopi, dan Catur- Kopi Sebuah Kisah di Dalam Gelas
Di warung kopi, pria-pria Melayu mengisahkan nasibnya, membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum maskapai timah gulung tikar, dan mempertaruhkan martabatnya di atas papan catur. Kopi dianggap sebagai minuman yang ajaib, karena rasanya berubah berdasarkan tempat. Pada suatu Sabtu pagi yang menyenangkan, dengan pakaian terbaik, Ikal dan Detektif M. Nur duduk di aula sebuah gedung di ibu kota kabupaten, penuh dengan lulusan. Direktur kursus berpdato dan setelah itu, ia memanggil Maryamah. Ia adalah lulusan terbaik kelima. Maryamah pun menerima piagam. Selain Ikal, ada tiga pelayan lain di warung kopi Paman. Mereka adalah Midah, Hasanah, dan Rustam. Ikal tahu nasib seseorang dari kopi yang dipesan. Misalnya mereka yang minum kopi dan hanya minta sedikit gula, lalu setelah diberi gula, mengatakan terlalu manis atau kurang manis, merupakan orang-orang yang gampang dihasut.
Mozaik 9 - 10
Presiden- Setuju
Selamot tak pernah segan menghapus air mata kawannya dengan lengan bajunya yang bau ayam. Dalam diri Selamot, mereka menemukan penghiburan meski sering mereka menangis sambil tersenyum, terisak sambil tersedak, mendengar nasihat Selamot. Sore itu Ikal berjumpa dengan Maryamah dan Selamot di kios Giok Nio. Tiba-tiba Maryamah menanyakan teman Ikal yang bernama Ninotchka Stronovsky. Ia berkata bahwa ia ingin bermain catur untuk kejuaraan 17 Agustus nanti dan melawan Matarom. Setelah mendengar itu, Ikal segera bertemu Detektif M. Nur. Ikal menanyakan kenapa saat ia tiba detektif sedang melamun. Katanya, ia ingin mengajari burung merpatinya, Jose Rizal untuk mengenali dan melakukan tindakan jika penerima surat pindah rumah. Ikal segera menyampaikan tentang Maryamah yang ingin bermain catur dan menyangkut harga diri Maryamah. Detektif berkata bahwa Ikal harus membantunya mendapat informasi tentang lawan Maryamah dan pesan hanya dikirim lewat Jose Rizal. Sepunlangnya, Ikal memberitahhu ibunya tentang Maryamah yang ingin main catur. Ibunya setuju.
Mozaik 11-13
Cangklong- Langkah Pertama
Ikal memberitahu Ninotchka tentang Maryamah. Keesokan harinya, Ikal melihat orang berkumpul di warung kopi. Ternyata Matarom sedang mengadakan semacam ekshibisi. Ikal menuju ke rumah Maryamah dan menunjukkan nama-nama buah catur. Maryamah panik, mungkin karena teringat Matarom dan masa au kelamnya. Ikal pun pulang ke rumahnya. Di warung kopi, sambil membahas menteri pendidikan, paman marah-marah karena ia sangat tidak suka menteri pendidikan. Tiga hari setelah paman menjelek-jelekan menteri, ia kualat. Ia terkena penyakit kandung kemih yang aneh. Jika ia berteriak, tertawa, atau bersin, selangkangannya ngilu. Sementara itu, Maryamah duduk di depan papan catur dan memberanikan diri. Tapi, Ikal selalu unggul atas Maryamah. Sebabnya, Maryamah melecut buah catur sesuka perasaannya. Ia mengumbar para perwira, dan menempati kotak-kotak kosong semau-maunya. Ia merayakan euforia telah pandai melangkahkan buah catur. Ia tak peduli lawan mengintai rajanya atau ingin menelan hidup-hidup menterinya. Ikal mencatat diagram permainan Maryamah. Ia berkata permainan Maryamah unik dan belum pernah menjumpainya.
Mozaik 14
Kopi Berdasarkan Cara Memegang Gelas
Sersan Kepala adalah polisi yang jujur dan disayangi warga. Ia orang Melayu dan pada dasarnya susah menemukan orang Melayu yang mau menjadi polisi atau tentara. Perkara sepeda ini membuat kepala Sersan Kepala pening dan penyakit ambeiennya makin parah. Padahal ia sudah mau pensiun dan pada majelis warung kopi yang budiman ia selalu mengatakan bahwa ia ingin pensiun dengan tenang dan meninggalkan kantor polisi bersama reputasinya yang harum. Lalu, katanya selalu, ia ingin segera membuka warung kopi. Sersan kepala masuk ke warung kopi dan memesan kopi pahit, seperti biasanya. Waktu Sersan Kepala dan ajudan masuk ke warung kopi tadi, ketiga pencuri sepeda sudah ada di dalam. Sersan sebenarnya ingin mengamati mereka. Dari cara mereka memegang gelas, Ikal tahu mereka bertindak apa. Tetapi teori menilai orang dari caranya memegang gelas kopi sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, mereka yang memegang gelas kopi dengan ujung jempol dan ujung jari tengah saja, di bagian tengah gelas, pertanda menderita karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Mozaik 15- 16
Alvin and the Chipmunks- Cape Diem
Maryamah telah berlatih catur selama sebulan dan memainkan 658 game catur. Maryamah terus mencoba tetapi selalu gagal. Skor Ikal banding Maryamah adalah 658 dan 0. Permainan selanjutnya, Ikal menyeduh kopi dan saat ia kembali, ia terkejut, karena Maryamah berhasil mengalahkan Ikal. Kata Notchka, Ikal perlu mencarikan Maryamah lawan yang lebih yang lebih pandai. Keponakan Ikal, Alvin adalah seorang yang pandai bermain catur. Saat melawan Alvin, Maryamah tetap menang. Ikal memberitahu Notchka soal pertandingan Maryamah dan Alvin. Selanjutnya, Grand Master mulai mengajari Maryamah teknik-teknik sederhana. Tak pernah sebelumnya ada perempuan main catur, apalagi bertanding melawan lelaki. Perempuan, dalam kaitannya dengan catur, hanya menghidangkan kopi saat suami main catur bersama kawan-kawannya, lalu tak bisa tidur karena mereka tertawa terbahak-bahak mengejek yang kalah. Paman memarahi Midah dan Rustam.
Mozaik 17- 18
Skandal- Syalimah
Paman tidak mendukung Maryamah karena belum pernah ada perempuan yang ikut kejuaraan catur 17 Agustus. Ternyata, niat Maryamah mengikuti lomba catur 17 Agustus telah dibocorkan oleh seseorang. Ternyata, Alvin lah yang membocorkan. Ia disogok permen lolipop. Akhirnya, semua itu sampai ke Modin. Banyak yang tak ingin Maryamah ikut pertandingan karena dianggap tak becus. Minggu lalu ketika Maryamah di pasar, ia terkejut karena ada yang memanggilnya. Ternyata yang memanggil nya adalah Ilham, teman SD nya. Esoknya, Syalimah menyeduh kopi. Tetapi saat Maryamah ingin menyuapi ibunya makan, ia tak bangun. Maryamah pun menangis tersedu-sedu disamping ibunya. Maryamah menyesal karena kehancuran rumah tangganya membebani pikiran ibunya. Seperti Syalimah, hanya pernah dekat dengan seorang lelaki dan menikahinya. Waktu Matarom datang pada ibunya untuk melamar, kedua anak-beranak itu menganggap semua lelaki sebaik Zamzami. Mereka tak tahu bahwa cinta dewasa ini tak seperti dulu lagi dan tak tahu bahwa cinta seperti Zamzami susah untuk dicari.
Mozaik 19-21
Batinku Tertekan-Guru Kesedihan
Saat rapat mulai, Mitoha langsung menyambar dan membahas soal Maryamah yang akan bertanding karena tak becus. Selamot langsung membela Maryamah dan terjadilah adu mulut antara Mitoha dan Selamot. Modin dan paman juga tak setuju dan mengatakan bahwa jika ia ikut, kejuaraan akan hancur. Paman juga kadang bisa berubah pikiran dalam beberapa detik. Ia berkata bahwa jika karena alasan agama, hanya tinggal diberi pembatas saja. Selamot bertemu seorang nelayan di Bitun dan mencintainya. Nelayan itu juga mencintainya dan akhirnya mereka menikah. Seminggu kemudian, lelaki itu tak pernah kelihatan lagi. Kata seorang pelaut, ia sudah mempunyai 5 anak. Saat itu, hati Selamot hancur. Maryamah berkata bahwa ia telah menangisi kepergian ibunya sepanjang malam sampai azan subuh. Ia berkata bahwa hidup tetap harus berlanjut. Maryamah adalah pribadi istimewa yang tak punya tabiat mengasihani diri. Ia tak pernah mengiba-iba. Sekarang, ia siap berjibaku menguasai catur, dengan tekad mengalahkan seorang kampiun seperti Matarom.
Mozaik 22-24
Telah Banyak Mendengar Lagu Barat- Godaan
Akhirnya, Maryamah diterima untuk mengikuti pertandingan catur. Tetapi, ketakutan muncul di pikiran Ikal. Ia bertanya apakah Maryamah mampu untuk bersaing melawan pecatur pria yang berpengalaman. Mitoha merendahkan Maryamah. Selamot memutuskan bahwa ia akan menjadi manajer Maryamah. Ikal mempunyai catatan tentang peminum kopi. Misalnya, mereka yang mau ke warung kopi, tapi gengsi adalah bupati, mereka yang memandangi orang minum kopi adalah ajudan bupati, mereka yang membuka warung kopi, tapi tidak laku---mantan bupati, dan lain lainnya. Berdasarkan pengundian, lawan Maryamah yang pertama adalah Azizi. Preman Cebol berpura-pura meminum kopi untuk mencatat diagram permainan Aziz. Ternyata, Aziz hanyalah lelaki yang tak tahan godaan. Katanya juga, mudah untuk Maryamah mengalahkan Aziz. Ikal menyampaikan diagram permainan Aziz kepada Nothcka. Lama kelamaan, mereka semua menguasai kode-kode diagram catur, bahkan mempunyai isyarat untuk strategi.
Mozaik 25-26
Pertarungan Pertama- Blender 1
Modin mengumumkan bahwa pertandingan catur akan segera dimulai. Paman diam-diam menyelinap ke belakang bangku Aziz. Itu menunjukkan bahwa ia mendukung Aziz. Papan pertama dimenangkan Aziz. Di papan kedua, Alvin mengisyaratkan untuk membentuk formasi pembelaan Petrof. Papan kedua pun dimenangkan oleh Maryamah. Tiba-tiba Paman duduk dibelakang kursi Maryamah. Ia mendukung Maryamah. Maryamah memenangkan papan ketiga. Paman baru saja membeli sebuah blender. Kata paman, Ikal hanya boleh memakainya dalam keadaan darurat, misalnya kalau mereka kehabisan kopi dan harus mengambil keputusan secara cepat. Maka, Ikal menggiling kopi dengan alat ini. Ia juga diberitahu bahwa sebelum dimasukan, biji kopi harus digerus sampai halus.
Mozaik 27-28
Karma Sang Juru Taksir- Dilarang Mengeluarkan Anggauta Badan
Lawan kedua Maryamah adalah Mugi Kempot, seorang fotografer. Ia lebih mementingkan komposisi dan susunan pion catur agar rapi. Ia pun kalah dari Maryamah. Selanjutya, Maryamah melawan Maksum. Maryamah unggul dari Maksum. Lawan keempat Maryamah adalah Syamsuri. GM Ninothcka berkata bahwa pertandingan antara Maryamah dan Syamsuri akan membosankan karena lawannya terlalu berhati-hati. Notchka mengenalkan strategi Guioco Piano. Hari pertandingan pun tiba. Papan pertama dan kedua dimenangkan Syamsuri. Jika Maryamah kalah sekali lagi, ia akan dikeluarkan. Preman Cebol dengan giat mengumpulkan diagram lawan Maryamah selanjutnya, yaitu Muntaha. Karena Muntaha harus kembali ke Pangkal Pinang, Muntaha digantikan Maulidi Djelimat. Sebenarnya, Detektif M. Nur mempunyai diagram permainan Maulidi, tetapi diagram itu belum dipelajari Nothcka. Mereka segera membawa diagram itu ke Grand Master bersama Chip. Notchka menyuruh Maryamah untuk memakai Gioco Piano yang pernah ia kenalkan. Maryamah menang.
Mozaik 29-31
Blender 2- Penyergapan
Ikal memakai blender sesuai dengan instruksi Paman. Ikal memberi nama blender itu Yamuma. Buku Besar Peminum Kopi milik Ikal semakin penuh dengan catatan peminum kopi. Katanya, jika orang Tionghoa minum lebih dari tiga gelas, ia ingin membuka warung kopi, dan jika orang bersarung minum kopi lebih dari tiga gelas, mereka haus. Jumadi adalah lawan Maryamah selanjutnya. Saat Jumadi meminum kopi, Ikal mendengar bahwa mereka (Jumadi dan Mitoha) akan menjegal Maryamah secara licik. Semula kami dan Muntaha tak sadar bahwa sebuah persekongkolan besar dengan tujuan menjegal Maryamah tengah berlangsung. Namun semuanya menjadi kentara setelah kejadian yang dialami Safaruddin. Safaruddin melihat ban sepedanya kempes, Ia menuntun sepedanya ke bengkel tambal ban terdekat. Aneh, bengkel itu tutup. Sangat tidak biasa bengkel itu tutup. Safaruddin panik. Agar cepat, ia menuntun sepedanya melewati jalan setapak. Makin aneh, di tengah jalan, sebatang pohon meranti yang tampaknya belum tua telah tumbang dan menghalangi jalan. Akhirnya, ia tiba di warung kopi dengan keringat bercucuran dan ia dinyatakan kalah karena terlambat. Seperti kami dan Muntaha, Safaruddin telah menjadi korban konspirasi.
Mozaik 32-34
Janji yang Lama - Paling Tidak Aku Telah Melihatnya
Selanjutnya, Maryamah akan melawan Go Kim Pho. Maryamah memenangkan papan pertama dan kedua. Ikal membalas dendam kepada pamannya karena sudah merusak Yamuna. Ia berencana untuk membuat Paman berteriak di Masjid, yang akan membuat selangkangannya ngilu. Setelah Maksum digulung Maryamah, ia selalu merasa kopi nya pahit padahal tak sedikit pun gula yang dikurangi Ikal. Lawan keenam Maryamah adalah seorang lelaki bernama Tarub. Ikal, bersama teman-temannya tidak mendapatkan diagram permainan Tarub. Tiba- tiba di tengah wawancara, Selamot tiba-tiba pergi dan menangis. Ternyata, Tarub adalah lelaki yang dulu pernah menikahinya dan meninggalkannya. Sore itu, ia memutuskan kembali ke Bitun Setelah itu, ia kembali melihat Maryamah bermain catur.
Mozaik 35
Probabilitas
Tiba- tiba, pertandingan menjadi aneh. Pecatur- pecatur hebat kalah dengan mudah. Hari itu, Ikal bertemu teman SD nya, Lintang karena ia tahu ada sesuatu yanh tidak beres. Ternyata perhitungan Lintang menunjukkan Maryamah vs Patriot Trikora. Karena kekalahan Maryamah atas Syamsuri, mereka mencari yang seperti Syamsuri, agresif. Pertandingan antara Maryamah dan Patriot Trikora akan segera berlangsung. Pertandingan dimenangkan oleh Maryamah. Paman kembali membicarakan dan menjelek- jelekan DPRD. Paman berjalan dengan cucunya keliling pasar. Wajahnya berubah 180° , dari yang tadinya jahat menjadi lembut.
Setelah cucu dan keluarganya pulang, Paman kembali seperti biasa. Tak lama, Aziz datang ke klub catur Ikal dan teman- temannya, katanya ia merasa dizalimi di klub Di Timoer Matahari. Ternyata ia ingin masuk ke klub Ikal untuk membalas sakit hatinya dengan ke klub Ikal untuk memata-matai. Niat Aziz langsung disampaikan kepada Selamot, Giok Nio, dan Detektif M. Nur.
Mozaik 38- 40
Pembunuh Berdarah Dingin- Orang Melayu Tulen
Master Nasional Abu Syafaat membantu Matarom dalam bermain catur. Dengan adanya Master Nasional, Matarom lebih pandai bermain catur dan strategi Rezim Mataromnya makin kejam. Firman Murtado bertanding dengannya dan Matarom menang dengan papan catur peraknya. Berikutnya, Maryamah akan menghadapi seorang guru biologi. Maryamah menang. Orang-orang berpikir ia bodoh karena ia akan langsung berhadapan dengang Overste Djemalam. Paman akan pergi mengunjungi perlehatan pernikahan anak dari seorang sahabat selama 3 hari. Ikal merasa senang karena akhirnya tidak ada ocehan dari Paman. Tetapi ternyata ia rindu pada pamannya karena disitu sangat sepi. Selama 3 hari mereka bermalas- malasan dan terasa sangar sunyi. Tiba- tiba paman berteriak memanggil nama Midah. Ikal, Midah, dan Rustam kesenangan.
Mozaik 41
Pertarungan Keramat
Banyak orang yang mengira Maryamah pasti kalah dari Overste karena ia sangat kuat. Tetapi jika Maryamah menang melawan Overste, ia akan langsung ke final dan berhadapan dengan mantan suaminya, Matarom. Overste adalah mantan pejabat tinggi maskapai timah bagian ukur. Overste mengejek Maryamah karena ia adalah lawan terlemah. Nothcka berpendapat bahwa Overste mempunyai sistem serangan yang bagus, dan pandai mengintai lawan untuk menyerang. Saat pertandingan tiba, pendukung Overste memenuhi ruangan. Maryamah menggunakan strategi benteng bersusunnya Pertandingan dimenangkan Maryamah.
Mozaik 42
Ia Lebih Pintar Dari Presiden- Mimpi Ninotchka Stronovsky
Ikal mengingat teman masa kecilnya. Dulu Paman bercerita Paman telah bekerja sebagai tenaga langkong. Semacam capeg alias calon pegawai. Ia magang pada jabatan juru muda telepon alias operator maskapai timah. Tugasnya menyambungkan telepon melalui sebuah papan vessel. Notchka berhasil menggulung Nikky Wohman. Ia masuk ke kelompok 20 pecatur wanita terbaik di dunia. Maryamah tekun mempersiapkan pertandingan catur final. Subuh- subuh, Ikal naik angkutan ke Tanjong Pandan untuk membicarakan diagram Matarom dengan Nothcka. Ikal merasa diikuti oleh beberapa orang dan ia mencoba melarikan diri. Ia ingat pesan Preman Cebol bahwa jika dalam bahaya, hanya cukup melempar segengganm beras dan bersiul seperti Detektif M. Nur memanggil Jose Rizal. Setelah itu, Ratna Mutu Manikam (seekor burung merpati) datang, dan tak lama kemudian Preman Cebol datang menyelamatkan.
Mozaik 44
Maryamah Tak Suka Kejutan
Ikal memberitahu kejadian tadi pagi tentang Aziz yang sudah menghianati klub kepada semua orang, Detektif M. Nur, Preman Cebol, Giok Nio, Selamot. Notchka berkata bahwa teknik Guioco Piano sangat sulit untuk dikuasai, tetapi jika sudah menguasai, akan sangat berbahaya. Maryamah sangat bertekad untuk menang dan menegakkan martabatnya karena Matarom dulu telah menghianatinya.
Mozaik 45
Indonesia Raya
Hari pertandingan pun tiba. Maryamah disambut pendukungnya, tetapi, banyak yang bertanya dimana Selamot. Tak lama kemudian, Selamot datang dengan seorang perempuan. Ternyata itu adalah Ninothchka Stronovsky. Semua orang menyambutnya, bahkan pendukung Matarom semuanya terkejut karena kedatangan Ninothcka. Pertandingan pun dimulai. Maryamah masuk ke dalam perangkap Matarom, tetapi Notchka tetap tenang. Maryamah menyusun strategi benteng bersusunnya. Matarom mencoba menyerang beberapa kali, tetapu selalu gagal. Selanjutnya, Notchka menyuruh Maryamah memakai strategi Grunfield Hindia. Matarom berhasil menyambar satu pion. Maryamah tampak kusut. Akhirnya Maryamah di SKAK MAT. Maryamah menjalankan benteng untuk melindungj rajanya. Ia menyusun strategi benteng bersusun Anatoly Karpov. Selanjutnya ia menyusun strategi Guioco Piano. Nothcka kagum. Matarom berhasil dikalahkan Maryamah.
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Dibaca
Oleh: Hillary Gwen Hartono / 8D
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Malam semenyap, terdengar angin berhembus dari selatan. Purnama Kedua Belas sangat terang, sehingga Sabari yang duduk sendiri di beranda, sedih, kesepian, dan merana, dapat melihat gurat nasib di telapak tangan kirinya. Tangan kanannya erat menggenggam pensil. Seekor kucing abu-abu melompat ke pangkuannya. Ia sangat merindukan Marlena, Marleni, dan terutama Zorro. Marlena adalah cinta pertama, belahan jiwanya, yang telah membuat Sabari senewen karena kasmarannya, dan juga kecewa karena telah menolak Sabari.
Mozaik 2
Radio
Amirza adalah ayah dari tiga anak yang bekerja sebagai buruh pabrik sandal jepit bermutu. Istri, tiga anak, pabrik sendal jepit, menjual pukat, dan radio. Begitulah hidup Amirza hari-hari. Bahasa asing dan irama aneh menguing dari radio kuno yang tutup belakangnya sudah hilang, lalu secara ajaib mengeluarkan bunyi, bahkan musik, dan orang berkata-kata.
Radio itu sudah sangat lama sehingga merek radionya pudar. Jika mau disebut hiburan, radio itu satu-satunya hiburan bagi Amirza sekeluarga. Karena sangat berharga bagi mereka, mereka sangat menjaga radio tersebut, melihat dekorasi ibu mungkin Mr.Philip, mereknya, pun terharu. Anaknya Amirza, Amiru, sangat senang melihat ayahnya tersenyum mendengarkan radio. Jika nama Lady Diana disebut, lekaslah Amirza membesarkan volumenya. Karena Lady Diana adalah kembang dunia yang selalu membesarkan hati orang miskin. Orang-orang Nira sangat berharap Lady Diana datang ke kampung Niura.
Mozaik 3
Pensil
Mengapa sabari tergila-gila pada Lena? Dulu ia adalah seorang murid anti cinta, tidak tergoda sedikitpun dengan godaan teman-temannya. Ia juga anak yang nakal.
Alkisah, diadakan ujian seleksi selama tiga hari. Hari terakhir adalah ujian Bahasa Indonesia. Sabari tersenyum simpul mengerjakannya, sedangkan temannya bingung kesusahan mengerjakannya. Dalam waktu singkat, waktu hampir habis dan ia siap-siap menyerahkan jawabannya itu. Tiba-tiba seorang anak perempuan merampas jawaban Sabari dan langsung menyontek, memindahkan jawabannya.
Waktupun habis, dikumpulkannya lah jawabannya. Perempuan itu memberi sebuah pensil semacam hadiah untuk kebaikannya. Sabari menerima itu dengan perasaan mengagumi matanya yang begitu indah, berkilau, bak purnama kedua belas.
Usai ujian, Sabari menggenggam pensil itu tanpa melepaskannya, bahkan bangun tidur, pensilnya tetap ia genggam.
Mozaik 4
Pingsan
Amiru senang melihat ayahnya senang bereksperimen radio, dengan begitu pikiran ayahnya akan teralihkan dari kesedihan karena ibu Amiru sedang jatuh sakit. Amiru selalu mendukung eksperimen ayahnya sekaligus berharap gagal agar tetap sibuk. Pernah, karena ingin mendengar siaran bulu tangkis, ayahnya meminjam kuali ibu agar dapat sinyal radio. Tetapi siaran radio tidak membaik bunyinya. Amirza mencoba hal lain yaitu membalut ujung besi di puncak pohon gayam dengan gulungan timah. Tiba-tiba pada malam hari hujan lebat, tersambarlah antena puncak pohon gayam itu dengan petir. Ayah Amiru yang sedang mendengarkan radio itu terpelanting dari tempat duduk. Radio itu mengerang, berasap, lalu pingsan.
Mozaik 5
Seorang Ayah Bernama Markoni
Ayah yang keras, begitu semua anaknya menganggap Markoni. Sistem militan yang diterapkan di rumah adalah akibat dari penyesalan paling besar dalam hidupnya, yaitu tidak sempat sekolah tinggi
Dulu ayahnya adalah seorang yang mampu. Ia mempunyai anak sulung bernama Spark yang menjadi perwira radio. Namun sayangnya, Markoni baru kelas 1 SMP sudah merokok. Ia menjalankan hidupnya sebagai bedebah. Ia berangkat ke Tasikmalaya, bukan membawa pulang ijazah, tetapi bawa pulang istri.
Tak lama kemudian, ayahnya meninggal dan pada saat itulah Markoni terasa tertampar dan menyesali perbuatannya. Tetapi ia tetap bekerja keras tanpa menyerah, sebab ia harus menyokong keluarganya. Semua usahanya bangkrut. Ia pedih melihat masa sekolahnya, tiba-tiba ia melihat segerombolan anak-anak dan terpikir suatu ide yang tak
terpikirkan, yaitu mambangun usaha parik batako.
Mozaik 6
Volare
Sambaran petir terhadap radio membuat rusak. Amirza tak mau tertinggal ‘Sandiwara Menantu Durhaka’. Ia pun mencari Syarif Miskin untuk memperbaiki radio itu. Ia pun berkata siaran radio akan lebih mudah ditangkap jika ujung kawat yang diulur dari antenanya ditautkan ke kumparan logam yang lebar. Amirza pulang dengan berpikir keras, apa itu kumparan logam yang benar?
Sampai rumah, Amirza bereksperimen dan radio itu diputar-putar oleh dia, tetapi hanya srasak srusuk. Lalu, terdengarlah lagu “Volare...Oo...”. Sekeluarga itu pun mendekat radio, bahkan Ibu Amiru bingung dan heran apakah Amirza membeli tape radio baru?
Mozaik 7
Masih Berlaku
Dengan cepat, pencetakan batako Markoni berkemajuan. Markoni adalah seseorang yang berpengalaman. Ia selalu mengingatkan anak-anaknya agar tidak menjadi seperti dirinya. Dua anak laki-lakinya sudah seperti dirinya yang dulu. Anak perempuannya pendiam. Si bungsu mempunyai jiwa berontak. Ia dimarahi, ia menganggap sebagai angin saja, sebab si bungsu sangat keras kepala dan tidak mempan untuk dinasihati. Bahkan ia hampir tidak naik kelas, padahal sesungguhnya ia adalah anak yang bisa mendapatkan rengking.
Maka Markoni mengancamnya, “kalau kau tak lulus ujian masuk SMA negeri, tak usah sekolah dan akan kukawinkan saja!”. Si bungsu gemetar karena telah melihat kakaknya yang sudah kawin muda. Si bungsu menciut karena ancaman ayahnya tak main-main. Sayangnya, ujian mendekat dan tidak dapat dikebut dua malam saja, nilai rata-rata untuk lulus adalah 6,5.
Setiap hari ia gelisah menunggu hasil ujian karena ia tidak ingin ancaman ayahnya terjadi. Dia menyesal tidak pernah serius belajar dan mengadu pada ibunya, tetapi ibunya tak mampu melawan kemauan ayahnya.
Mozaik 8
Bunga Ilalang
Di kampung lain, Belantik, Sabari gelisah menunggu hasil ujian sekaligus ingin tahu siapa perempuan yang begitu cantik yang merampas jawaban ujian Sabari. Ia bingung, apakah ia harus memberitahu teman-temannya tentang jatuh cinta? Satu-satu cara mengetahui perempuan itu adalah menunggu di ujung selasar karena setiap orang yang ingin melihat kelulusan akan lewat situ,
Waktu pun tiba dan Marlena, sang perempuan itu, melewati ujung selasar. Tetapi, tidak terlihat oleh Sabari karena keramaian. Marlena sangat senang setelah melihat namanya dan dinyatakan lulus. Akhirnya, saat Marlena pulang, ia dilihat Sabari sambil Sabari memeluk tiang. ‘Siapakah anak itu? Rasanya aku kenal.’
Mozaik 9
SMA
Saat SMA, Sabari sangat tersenyum lebar mengawali langkah pertama SMA dan menemui Marlena. Teman-temannya ingin membelah kepala Sabari untuk mengetahui apa yang sebenarnya memengaruhinya. Sebaliknya, Lena benci. Sabari sering mengikuti Lena kemanapun ia pergi.
Tetapi, cinta juga membuat kebaikan. Nilai rapot Sabari jauh lebih baik dibanding teman-temannya. Pelajaran kesayangannya ialah Bahasa Indonesia dan ia diakui sebagai ahli pembuat puisi. Ia membuat puisi berjudul ‘Adalah’:
Cinta adalah mahkota puisi
Musim adalah giwang puisi
Hujan adalah kalung puisi
Bulan adalah gelang puisi
Cincin adalah perhiasan
Bu Norma, guru bahasa Sabari sangat terkagum.
Mozaik 10
Izmi
Teman-teman Sabari tidak ingin melihat Sabari tergantung oleh Lena. Tetapi ia tetap ingin mengejar Lena, bahkan dengan bantuan temannya, Zurai, dengan meningkatkan kemampuan Sabari, di bidang yang Lena sukai. Lalu seorang siswa bernama Izmi, stres dengan hidupnya dan putus asa, mengenal Sabari karena Zurai. Ia tahu Sabari yang tidak putus asa mengejar Lena.
Akhirya Izmi tidak putus asa sekolah. Sabari terus mengikuti apa yang digemari Lena hingga Sabari mengirimkan surat kepada sahabat pena Lena di Sumatra yang dikira itu pacarnya Lena. Malangnya, Lena semakin sebal dengan Sabari, sampai ia merobek-robek surat Sabari dan dihamburkan di tempat parkir.
Adakah kemudian Sabari menyesal? Atau menceburkan dirinya ke kolam buaya? Tidak. Sabari tidak punya sifat obsesif semacam itu.
Mozaik 11
Intervensi
Ayah Amiru berkata kepada Amiru jika radio muncul siaran Lady Diana, undanglah para tetangga. Amiru pun turut. Sementara itu, ia penasaran mengapa kandang bebek dapat memperbaiki siaran radio? Saat sekolah, Amiru bertanya mengenai hal itu kepada guru IPA-nya, tetapi tidak mendapatkan jawaban memuaskan. Ia pergi ke perpustakaan tetapi tidak menemukan apa-apa. Dengan malas, ia akhirnya pergi kepada Syarif Miskin.
Saat sampai, Syarif Miskin memandang rendah Amiru dan menjelaskan sedikit tentang gelombang radio. Ia menjelaskan sinyal rumah Amiru yang buruk karena terlalu dekat dengan menara masjid, maka terjadilah intervensi. Amiru terpekik dalam hati karena ia tahunya intervensi. Pulang dari Kios Baru, Amiru belajar tekun agar dapat menghadapi Syarif Miskin di SMP-nya lagi.
Mozaik 12
Surat
Tiba-tiba Sabari memanggil Ukun karena Lena menulis surat untuk Sabari, Berkata ;
Untuk kau yang bernama S
Terima kasih untuk surat dan puisi-puisimu
Maaf, aku selalu tak sempat membalasnya
Tapi biar kau tahu, aku membaca semuanya, kalimat demi
kalimat, kata demi kata
Lagu yang kau kirimkan lewat radio, aih, aku suka, L.
Ukun pun heran dan tidak yakin itu Sabari. Sabari sangat senang dan yakin huruf S sebagai Sabari dan huruf L di belakang sebagai Lena.
Mozaik 13
Barang Antik
Amiru kembali ke toko Syarif Miskin untuk belajar hal-hal tentang radio. Hari silih berganti, Amiru naik ke kelas enam, Amirta naik ke kelas empat dan Amirna masuk ke kelas satu. Amirza kesulitan mengatasi baiya sekolah, karena ia juga harus membiayai istrinya yang dirawat di rumah sakit.
Amirza menjual bidang tanah, tetapi uangnya cepat habis. Akhirnya, ia dengan berat hati menjual radio antiknya karena ia tahu bahwa harga jualnya akan mahal. Amiru bingung mengapa radio itu hilang dari tempat biasanya. Ia mengintip kamar ayahnya, tetapi ayahnya tidak seperti biasanya; mengutak-atik radio. Namun, Amiru tidak dapat tidur semalaman karena ia mendengar radio itu sejak kecil dan malam itu tidak ada yang menemani ia tidur.
Mozaik 14
Perlambang
Sabari menyesal berdebat dengan sahabatnya soal surat itu. Ia pun mentraktir teman-temannya di Warung Kopi Kutunggu Jandamu. Mereka berbicara tentang percintaan Sabari.
Tiba-tiba muncullah surat di majalah ditulis untuk S dengan dua huruf A. Sabari sudah mengecek semua nama di sekolahnya yang menggunakan huruf S dan A. Dan tidak ada nama itu selain namanya. Teman-teman Sabari terdiam dan Sabari mengambil kertas itu yang tertempel di majalah dinding dan dibawa pulangnya.
Mozaik 15
Enam
Izmi melangkah dengan gagah usai menerima kembali kertas ulangan dari guru matematika. Ibu Guru tersenyum, Ia mendapatkan 6 di ulangan kali itu, dibanding 2 atau 3 seperti ulangan yang lalu, 6 lebih tinggi.
Pulang sekolah ia pergi ke rumah seseorang tauke untuk mencuci dan menyetrika segunung pakaian, ia bergegas menyelesaikan pekerjaannya dan ingin cepat-cepat untuk belajar dan kertas ulangan itu ia tempel di dinding kamar dekat kaca.
Mozaik 16
Merayu Awan
Insyafi, ayah Sabari adalah pensiunan guru SD. Anak pertamanya, laki-laki, dinamai Berkahi, anak keduanya perempuan, dinamai Pasrahi, dan lahirlah si bungsu, Sabari. Sejak kecil, Sabari di ucapkan puisi setiap malam, Sabari sangat tertarik untuk mendengar dan berinspirasi membuat puisi. Tak lama kemudian ia bisa menyanyi lagu untuk merayu awan.
Insyafi sering sakit, ia pernah terkena stroke ringan. Setelah itu, dia memakai kursi roda. Sabari senang mengajak ayahnya jalan-jalan keliling kampung,, bahkan sampai pasar dan dermaga. Bagi Sabari, bagian istimewa dari ayahnya ialah semakin naik usia, ia semakin puitis. Suatu sore, Sabari mendorong kursi roda ayahnya melintasi padang ilalang. Ia pun tersenyum sendiri.
Mozaik 17 dan 18
Sayap Kecil yang Sempat Tumbuh namun Patah Lagi,
Semua Kebaikan dari Sapu Tangan
Sabari pergi ke sekolah menunggu lena. Saat Lena tiba di sekolah, Sabari melihatnya seolah-olah pergerakan lambat tetapi Lena melihatnya hanya seperti angin lewat.
Sabari kembali demam lagi, bahkan ingin men-drop out dirinya dari sekolah. Ibu Norma mendengar kabar itu dan kesal, hanya karena Sabari pedih hati yang dikarenakan oleh Lena dan Bogel Leboi meremukkannya.
Ibu norma pun memanggil Sabari dan teman-temannya untuk berbicara. Setiap anak muridnya diocehkan satu per satu.
Sabari sangat lemas dan pedih hatinya. Tiba-tiba diteriakkan terdapat surat lagi di majalah dinding. Ia semangat pergi ke sekolah dan membalas suratnya.
Tiba-tiba ia mendengar bahwa Lena sedang mengincar dan kasmaran dengan Bogel. Sabari tidak menyerah karena kelasnya Sabatri dengan Lena bersebelahan, maka ia kalau belajar menjawab dengan sangat kencang agar terdengar kelas sebelah tentang kepintarannya. Bahkan sampai bertanya keluar dari topik pembelajaran dan diusir keluar dari kelas.
Mozaik 19
Rahasia
Izmi berbisik di telinga Zuraida, ia mengetahui siapa yang mengerjai Sabari dengan mengikat rantai sepeda menggunakan tali rafia. Tanpa memberi tahu Sabari, ia pasti sudah tau orangnya adalah Bogel Leboi.
Tetapi Izmi semakin kagum karena Bogel di mata Sabari ingin menjadi orang lain, tetapi jika Sabari, ia tampak menjadi dirinya sendiri.
Lalu para murid saling bertanya cita-cita masing-masing dari merek. Izmi ingin memberitahu apa cita-citanya tetapi ia diperkirakan tidak naik ke kelas dua, maka ia tidak berkata apa-apa. Hari rapot pun tiba, ia membuka rapor itu pelan-pelan. Ternyata, hanya 3 mata pelajaran yang ia mendapatkan merah, Izmi naik kelas.
Mozaik 20
Geometri
Jika Sabari rindu Lena, ia setiap pulang sekolah duduk di bagnku kosong Lena dan tersenyum senang dan tertawa. Suatu hari, saat Sabari mengikat tali sepatu, ia menemukan sebuah contekan rumus matematika Lena dan Bogel di bawah meja mereka. Sabari sok tau membenarkan rumus itu, yaitu t dipangkat 2. Hari ujian pun tiba, dan tiba-tiba ia sadar t tidak dipangkatkan dengan 2. Ingin ia meloncat ke kelas sebelah untuk memberitahu Lena dan Bogel. Alhasilnya, angka Lena dan Bogel seperti bebek berenang alias 2. Ukun dan Tamat 4,2. Nilai Toharun 2,2.
Mozaik 21
Amiru dan Sepedanya
Dada Amiru sesak karena radio kesayangan keluarganya digadaikan. Diam-diam ia melihat kwitansi radio itu dan perlahan-lahan mencari dana sebesar 1,6 juta untuk mengembalikan radio itu dari kantor pegadaian. Ia melakukan banyak hal demi mendapatkan uang sebesar itu. Tetapi ia gagal untuk berusaha mendapatkannya.
Mozaik 22
Terima kasih
Sabari bilang betapa ia menyesal terhadap Marlena dan Bogel kepada Ukun. Ia pun meminta maaf kepada Bogel dan Lena dengan menyanyikan lagu “Truly” di radio dan mengucapkan permintaan maaf. Walaupun ia bernyanyi dengan buruk, ia mengucapkan terima kasih ke setiap orang dan ia sebutkan satu per satu.Ternyata Sabari berterima kasih karena merasa sudah berhasil menyanyikan lagu itu dengan baik.
Mozaik 23
Cita-cita Izmi dan Amiru
Izmi sangat bergembira, rapornya tidak banyak angka merah lagi. Ia ditanya Bu Norma, ‘apa cita-citamu, boi?’. Izmi menjawab pelan-pelan ia ingin menjadi dokter hewan. Kalau Sabari, ia ingin menjadi guru Bahasa Indonesia dan Amiru ingin menjadi pencipta radio karena teringat akan radio yang digadaikan oleh ayahnya.
Mozaik 24
Pahlawan
Akhirnya Sabari dan teman-temannya menamatkan SMA. Di acara itu, nama murid dipanggil satu per satu. Saat Izmi dipanggil, ia menangis dan tersenyum lebar. Ia ingin mengucapkan sesuatu untuk orang yang selama ini sudah membuat dia terinspirasi, Sabari. Namun saat Sabari dipanggil, ia berbicara beberapa puisi di depan mik. Ia pandang ke arah Marlena dan mengatakan puisi-puisi itu dan puisi cintanya. Semua orang bertepuk tangan. Terutama ayah Sabari yang tak berhenti bertepuk tangan.
Mozaik 25
Tanjong Pandan
Sabari mengawali dan mengakhiri Sma dengan sebuah puisi untuk Lena. Ia sangat ingin melupakan Lena. Ia kerja banting tulang. Tetap saja, ia masih teringat dengan Lena. Teman-teman Sabari suruh ia untuk mengikuti lari marathon agar Lena dilupakan, namun tetap saja tetap teringat. Saat ia mendengar kata “Lena” ia menjadi sangat dramatis.
Mozaik 26
Puisi
Teman-teman Sabari, Ukun, Melirik tukang jamu, penjaga kebun binatang, dan perempuan lain. Tamat, harus menyelesaikan sekolah tinggi agar dapat mencari jodoh. Sabari dikenalkan oleh Ukun terhadap tukang jamu, penjaga kebun binatang, dan gadis cantik. Tetapi Sabari tetap merindukan Lena. Jika dia rindu Lena, berlembar-lembar puisi ditulisnya.
Mozaik 27
Amiru dan Kantor Gadai
Amiru berjuang bekerja pagi malam sampai tangannya terlecet-lecet. Ia pun diam-diam mengambil kwitansi gadai dari ayahnya. Karena ia sudah berhasil mendapatkan uang sebesar jumlah harga radio itu oleh pekerjaannya. Ia pergi ke kantor pegadaian dan mengambil radio ayahnya.
Saat pulang, Amiru sangat senang mendengar radio itu kembali dan ia merindukan suaranya.
Mozaik 28 - 30
Saat Langit Menjadi Biru, Pendamba Cinta, Wawancara
Di pantai barat terdapat blue moment yang muncul selama 60 detik. Barangsiapa yang dapat menahan napas selama 60 detik itu, orang tersebut akan gampang mendapatkan jodoh, Sabari, Ukun dan Tamat, merasa sedih dan tidak laku dan memiliki keinginan untuk datang ke pantai barat itu.
Tetapi Sabari tetap berlatih untuk menahan nafasnya agar mudah mendapatkan jodoh. Sadari bahkan dapat menahan nafasnya selama 150 detik.
Pada bulan Februari, setiap harinya, Sabari pergi ke pantai barat dan menunggu blue moment. Ia pasrah, ia ingin melakukan rencana terakhirnya. Rencana itu adalah pulang ke belantik lalu melamar kerja di pabrik sandal ayahnya Marlena.
Sabari berpamit kepada pekerjaan di pabrik es dengan puisi. Sebenarnya, Nyonya berkata bahwa sabari adalah pegawai yang susah dicari. Tetapi mau bagaimana, Sabari tersipu dan berbohong ia akan menikah dengan Marlena pada Nyonya.
Hanya satu hari setelah mengundurkan diri. Ia sudah berada di Kelumbi, kantor Markoni. Ia menjalankan wawancaranya dengan Markoni. Markoni adalah orang banyak maunya, pertanyaan wawancaranya sangat banyak, peraturannya pun banyak.
Sabari ditanyakan biodatanya, sebenarnya Markoni tidak mau menerima Sabari, tetapi ia tertekan batin melihat muka Sabari. Sejak itu, bekerjala Sabari di pabrik itu.
Mozaik 31-38
Kue Satu, Biru Karena Rindu, Medali Keemasan, Konfigurasi, Stadium 3, Juru Puisi, Ayah yang Bersembunyi, Aya
Setelah tamat dari SMA, Izmi tak pernah meninggalkan Belantik, Karena Sabari menjadi sumber inspirasinya untuk menjadi dokter hewan. Sementara, Izmi menunda cita-citanya dan bekerja sebagai tukang jahit.
Sementara Sabari sangat senang bekerja di pabrik batako. Ia dapat melihat Lena setiap hari bahkan Sabari tahu jadwal-jadwalnya, motor yang mengantar dia pulang setiap hari, warna baju, dan lelaki lelaki yang mengantarnya pulang hanya dengan menempelkan telinganya ke tanah.
Sabari mensyukuri keputusannya pulang ke Belantik. Ia senang mendapatkan pekerjaan di pabrik batako yang dimiliki ayahnya Marlena. Ia juga mempunyai pekerjaan mengurus kambing. Sabari menjadi seorang pegawai terbaik dan diigelari medali emas yang dikalungi. Markoni sangat terharu oleh teladannya Sabari. Tepuk tangan tak henti untuk Sabari saat dikalungi medali emas.
Sabari sangatlah senang. Bahkan, ia ingin menyampaikan hal itu kepada Marlena. Tetapi, Marlena selalu menolaknya.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, suatu hari Markoni dibisiki Buncai di warung kopi, bahwa ternyata selama ini Sabari mengejar putrinya, Marlena. Markoni marah. Ia memanggil Sabari dengan intonasi tinggi dan Sabari menjawab semmua pertanyaan-pertanyaannya yang ditanyai dengan jujur. Walaupun ia mengetahui Marlena menolak, ia tetap berjuang. Ia hanya senyum untuk membalas pertanyaan Markoni. Saat Markoni mendengar hal tersebut, ia langsung berubah pikiran dan berkata akan menikahi putrinya dengan Sabari. Hidup ini memang dipenuhi orang-orang yang kita inginkan, tetapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya, dan Sabari tetap tersenyum.
Suatu malam, Sabari bermimpi tentang seekor kambing yang berbicara dengannya sampai ia terbangun.
Sesampainya ia di pabrik batako, ia mendengar pertengkaran Markoni dengan putrinya seperti biasa. Tetapi kali ini berbeda, yakni disertai dengan suara benda-benda berpecahan.
Ternyata pertengkaran itu tentang menikahnya Sabari dengan Lena. Ia sangat sangat bergembira,. Cinta sungguh, sungguh ajaib.
Teman-teman terdekat Sabari diundang untuk pergi ke pernikahan Sabari dan Lena. Mereka menikah dengan tanpa diketahui banyak orang. Sabari menikahi Lena pada saat kepala 3 atau stadium 3. Ibu guru dan bapak guru mereka yang dulu berdatangan ke pernikahan itu, mereka stadium 4.
Mestinya, pukul 4 sore, Ukun dan Tamat datang ke warung kopi yang biasanya mereka berkumpul. Ukun, Tamat, dan Sabari saling mencela karena Ukun dan Tamat merasa ‘kok Sabari bisa begitu?”. Akhirnya, sabari menang dari pencelaan itu.
Rumah tangga Sabari sangat unik. Lena tetap tinggal di rumah orangtuanya, Sabari tinggal di rumah orangtuanya. Walaupun seperti itu, Sabari mencicil membuat rumah panggung kecil untuk anaknya pada saat nantinya.
Suatu hari, lahirlah bayi lelaki yang dinamai Zorro. Ia pun menemukan seorang yang bersembunyi di dalamnya, yaitu seorang ayah.
Semakin hari, Lena tidak pulang setiap hari ke rumah untuk bayinya. Lama kelamaan ia tidak pulang. Beban Sabari semakin bertambah. Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan mencetak batako. Markoni setuju dan terharu, karena ia mengundurkan diri demi mengurus anaknya. Mau bagaimanapun Markoni harus melepaskannya.
Sabari mengenalkan anaknya kepada Ukun dan Tamat. Mereka membahas betapa lamanya cinta yang ditunggu Sabari untuk Lena. Lalu, Zorro, anak Sabari, selalu digenggam oleh Sabari. Sabari juga tetapi sedih karena terdengar kabar Lena ingin menceraikannya. Dia berharap itu hanya kabar burung. DI tengah ketakutan itu, saat Sabari mau menidurkan Zorro, tiba-tiba Zorro berkata “aya, aya”. Sabari tertegun, perasaannya melambung. Dipeluknya anaknya erat dan rapat.
Mozaik 39
Semua Telah Membeku di Dalam Waktu
Dua orang, Manikam dan Jon, memiliki nasib yang sama, yaitu sama-sama diceraikan oleh istrinya. Tiba-tiba, seorang juru antar datang ke rumah Sabari. Dia berkata bahwa ada surat pemerintah untuk dia. Jika surat itu dikasih ke orang yang salah, orang itu akan mendapatkan hukuman berat., Maka itu, juru antar pun terus meyakinkan bahwa itu Sabari sendiri yang menerima surat itu.
Sabasri pun membuka surat itu, tetapi ia tidak mengerti apa isi surat itu. Dia membawa surat itu ke warung kopi untuk bertanya kepada teman-teman Sabari.
Dengan kaget, teman-temannya mengatakan bahwa itu adalah surat perceraian dan Lena menarik Sabari ke pengadilan. Sabari tidak mempercayainya. Matanya berkaca-kaca.
Mozaik 40 - 48
Ruang Sidang III, Menyukai Travelling, Rabun, 37 Syarat, Satire Akhir Tahun, Surat-surat Lena, “Besame Mucho”, Kisah Keluarga Langit, Sketsa
Sabari datang ke pengadilan dan terpaksa setuju untuk bercerai dengan Lena, asalkan Zorro, anaknya, tetap bersamanya dan tidak dibawa pergi Lena . Majelis pun menutup sidang itu dan juru antar yang melihatnya turut bersedih untuk Sabari.
Manikam dan Jon berubah setelah mereka bercerai. Salah satu teman Manikam memberi foto seorang wanita, Manikam tertarik. Seminggu kemudian, ia mulai bersurat-suratan dengan perempuan di Toboali. Sementara, Jon tenggelam dalam kesedihan dan ia bermalas-malasan hidup.
Suatu hari,m terdengarlah kabar bahwa Lena ingin mengambil Zorro dari Sabari. Sabari berusaha mengalihkan pikirannya dari hal-hal itu.
Suatu saat Zoro memungut kucing kecil di jalanan. Dipeluknya kucing itu seperti ayah memeluk seluruh lalu setiap malam suruh dijelaskan contoh contoh puisi ayahnya bahkan dengan nama-nama makanan di menu sebuah restoran.
Seperti biasa, setiap sore Zoro diajak jalan-jalan sabari di Balaikota. Saat Sabari membeli balon gas yang melihat Zorro didatangi Lena dan lelaki lainnya dan mengambilnya. Sabari hanya bisa menangis sedih bahkan hujan lebat turun, ia tetap berada di Balaikota bersedih. Akhirnya, dia pun pulang dengan sepeda sambil menangis tersedu-sedu.
Sementara itu, Manikam pergi bertemu Marlena di terminal Bus Argamakmur. Alkisah, hanya beberapa bulan berumah tangga dengan pria itu, Lena mau minta cerai. Lena tidak tahan dengan hidupan Manikam. Lantas, Markoni berkata bahwa kesabarannya sudah habis karena Lena suka meraupkan abu ke mukanya. Zoro, anaknya, jadi macam bola bekal dibuat nasib. Padahal, iya masih seorang anak kecil yang terlalu berat untuk terlibat dalam masalah tersebut. Malamnya, Zoro tidak mau apa-apa yang diberikan Lena, ia hanya mau mencium kemeja Sabari yang ada di dalam tas ranselnya agar ia menurut dan tertidur.
Sabari tak akan pernah lupa hari di mana anaknya diambil mantan istrinya. Dan nasib buruk mengikuti nya. Ayah, ibu, dan kucingnya telah tiada. Ia merasa sedih sekali. Beberapa kali ia melakukan rutinitas paginya, menyeduh susu, namun kenyataannya anaknya sudah tiada. Ia dicekik kerinduan tentang Zorro. Warung yang ia miliki sudah tidaklah berjalan lagi. Banyak hutang yang tertulis di buku hutangnya. Itulah situasi Sabari sekarang.
Dan menikahlah Marlena dengan Manikam. Lena tenang, karena ia hidup enak, Manikam bergaji tinggi, jabatan tinggi, dan naik pangkat. Bulan demi bulan berlalu, Zoro berumur empat tahun usianya. Setiap malam, Zoro hanya bisa tertidur jika ia mencium kemeja itu. Ia terus bertanya kepada Lena. Tentang kemeja yang setiap malam ia harus Juni agar dapat tertidur.
Lena pun berbohong bahwa kemeja tersebut adalah kemeja kampung dan pasaran. Sejak masih SD, Lena mempunyai sahabat pena, yaitu Zuraida. Ia selalu menceritakan keadaannya, salah satunya bercerai dengan Manikam akibat bosan. Akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di Bengkulu bersama Zoro dan Lena mencari pekerjaan di perusahaan jasa ekspedisi yang mengirim furnitur antar pulau. Pengalaman ini semua diceritakan kepada Zuraida. Dengan surat dari Lena, semakin hari Zuraida semakin percaya diri.
Hampir setahun Marlena hidup berdua saja dengan Zorro. Zorro bertumbuh besar dan sudah lima tahun. Suatu hari, Lena mengajak Zara ke festival. Di sana terdapat band yang memiliki vokalis - gitaris yang membuat hati Lena tak keruan. Band itu berasal dari Medan dan tiba tiba Lena memikirkan bahwa ia akan pergi ke Medan setelah melihat vokalis - gitaris dalam band tersebut.
***
Pedih hati Ukun mengetahui Mbak Yu sudah digaet orang lain. Mereka bosan terjebak dalam hal-hal itu-itu saja. Ia pun mencari Jodoh dari kolam koran tetapi perempuan yang dikenalnya lewat koran menolaknya.
***
Sementara, jangan menikah dengan Lena di Medan yaitu vokalis - gitaris band yang tampil di festival yang ia kunjungi bersama Zoro. Itu adalah pernikahan Lena yang ketiga dan Zoro menjadi anak tirinya Jon. Seiring berjalan nya waktu, Zoro memasuki kelas dua dan sangat sangat pandai dalam berpuisi. Ibu guru terkejut mendengarnya. Karena Zorro membuat puisi sangat indah tentang keluarga awan.
Sementara itu, Sabari merasa kehilangan kucing yang ia miliki. Ia pun meminta ibu guru seninya yang dulu untuk menggambar kucingnya. Setelah di sketsa, gambar itu sangat mirip dengan anaknya, Zorro. Ia sangat sangat sangat rindu dengan Zorro.
Mozaik 49 - 52
Kota yang Pandai Berpuisi, Delapan Tahun Kegilaan, Genap, Bahasa Indonesia
Semuanya tampak sempurna, sayang tak berlangsung lama. Jon tidak setia terhadap Lena. Lena segera menceraikannya. Lena dan suruh meninggalkan Jon tetapi tak tahu selanjutnya akan ke mana. Mereka terus terusan berpindah tempat dan Lena juga mengirimkan surat ke Zuraida tentang bagaimana keadaannya sekarang. Zoro tumbuh dalam perjalanan nya. Ia selalu membuat puisi demi tempat tempat yang ia pernah lewati dan tinggali. Puisi puisi itu diketahui oleh ibu guru sekolahnya. Ibu guru tersebut terkagum. Walaupun begitu, Lena dan suruh tetap harus berpindah pindah dari tempat ke tempat demi lapangan kerja. Dalam perjalanan itu, Zara dibelikan novel Inggris dan kamus untuk dipelajari. Nun jauh di Medan, Jon sangat stress ditinggalkan.
Kata orang pula, Sabari linglung. Semakin hari, Sabari makin gila dan berubah, kurus, dan gondrong. Teman temannya mengajak yang mencari perempuan lain. Ia hanya menunduk. Zuraida pun melihatnya, ia sedih melihat Sabari seperti itu. Ukuran dan tamat tahu keadaan Sabari. Mereka mendatangi Zuraida menanyai keberadaan Lena melewati surat surat yang dikirim Lena kepada Zuraida. Zuraida bingung bagaimana mereka mengetahui hal tersebut. Padahal mereka merahasiakan persuratan itu. Tamat tahu dari teman temannya. Kena Zuraida!!
Zuraida akhirnya memberitahu surat-surat Lena kepada teman teman Sabari. Kata Tamat, mereka harus mengurus dokumen-dokumen perjalannya untuk berpergian jauh. Lucunya, mereka tidak mempunyai harta berharga. Tidak usah mereka mengurus surat surat itu. Mereka saling mencela yang berakhir dengan masalah bahasa. Karena salah satu dari mereka akan menjadi juru bicara saat pergi mencari Lena. Akhirnya, mereka mencari ibu guru bahasa dulu mereka dan diberi buku KUBI. Mereka siap menempuh perjalanan ke Sumatera, tempat Lena.
Bangganya gurunya, sahabat yang mencari mantan istrinya sahabat dan anaknya sampai ke Sumatera. Teman temannya sebelum pergi, datang ke pasar mencari sabari yang sudah hancur hidupnya. Sabali terharu membayangkan sahabatnya menaiki kapal untuk menjemput Lena dan Zorro demi dia.
Mozaik 53 - 55
Kapal Ternak, Juliet-mu, Ilmu Bumi
Nasib Jon Pijareli Semakin buruk. Dari orang stress, naik jabatan ke orang depresi. Ia tidak terima tamu siapa pun dan selalu menutup pintu untuk orang lain. Sementara itu, Ukun dan Tamat sedang dalam perjalanan mencari Marlena dan Zorro.
Jon pijar Eli Jengkel sekali, ia terus mengalami hal yang ia tidak suka, yaitu diganggu orang lain. Tiba-tiba, Ukun dan Tamat menghampiri rumahnya. Karena bahasa lembut Ukun, ia menerima mereka sebagai tamu. Ukun dan Tamat mencari tahu informasi-informasi kepada Jon Pijarelli. Jon yang hidupnya stres pun berubah kembali karena mereka.
Mozaik 56
Indonesia Lonely Man
Indonesia Lonely Man
Persis Izmi diam-diam terinspirasi oleh Sabari, Jon Pijarelli pun diam-diam tergugah oleh Ukun dan Tamat. Jon mulai hidup barunya lagi, ia memainkan gitarnya kembal, Ukun dan Tamat terpana mendengar kemampuan gitarnya. Sementara itu, nun jauh di belahan dunia yang lain, terpisahkan oleh samudra, Brother Niel Wuruninga seorang nelayan Aborigin, heran melihat seekor penyu tersangkut di pukatnya dengan suatu kertas alumunium terikat di kakinya. Ternyata isi alumunium itu adalah surat yang pernah dilepas Sabari untuk mencari Lena dan Zorro. Sabari menamai dirinya sendiri, Indonesia Lonely Man.
Mozaik 57
Sahabta Pena dan Hikayat 6 Kota
Jon menceritakan kisah perpisahannya dengan Lena kepada Ukun dan tamat sambil berkaca-kaca. Tibalah waktu berangkat ke daerah lain. Jon memberi foto Lena dan Zorro agar dapat mencarinya dengan mudah. Selanjutnya, Ukun dan Tamat bertemu dengan manikam. Manikam memberi informasi dan memberi beberapa surat sahabat pena yang seharusnya ditujukan untuk Lena. Akhirnya, mereka berangkat lagi ke daerah sahabat pena lainnya. Hidup Ukun dan Tamat akan lumayan lebih mudah karena mereka temannya Jon Pijarelli, gitaris terkenal.
Mozaik 58
Stolen Generation
Patrick Mundara memberi tahu Larissa bahwa ayahnya, Niel hilang. Niel sangat terpengaruh dengan surat yang ia temukan dari penyu. Ia mengetahui ada seseorang ayah yang kehilangan anak yang sangat ia cintai. Karena dulu, Niel adalah seorang anak dari ayah yang terpisahkan dari keluarganya. Anak seperti itu disebut stolen generation. Sampai sekarang, ia tak tahu harus mencari keluarganya kemana.
Mozaik 59
Musibah
Uang semakin menipis dan habis. Perjalan Ukun dan Tamat lebih lama dibanding ekspektasinya. Sementara itu, Larissa dan Niel meluncur ke Koolpinyah, dan mencari-cari info tentang Lena dan Zorro. Tetapi, tidak ada informasi apa-apa yang terdapat. Adapun, Ukun dan Tamat akhirnya tiba di Singkep. Kampung itu sepi sekali, ternyata kesepian tersebut dikarenakan Lady diana meninggal dunia dan penduduk sekitar kampung itu bersedih.
Mozaik 60
25 KM/jam
Sabari yang sedang tengah berjalan, tiba-tiba juru antar surat memberi dia surat . Surat itu berisi bahwa sudah ditemukan Lena dan Zoro. Hari itu juga, muncullah Sabari dengan tampang yang berbeda. Ia merubah penampilannya. Ia pun mengajak Zuraida untuk bersenang-senang mengikuti lomba balap. Sayangnya sepeda motor hanya dapat menempuh 25 km per jam.
Mozaik 61-63
Api Neraka, Piala, Merdeka
Pemberitahuan surat dari Tamat membuat Sabari waras kembali. Bahkan lebih waras daripada orang lain. Dia pun balik ke rumah panggung setelah 8 tahun lebih meninggalkan rumah itu. Ia membersihkan semuanya dan Sabari begitu senang sehingga setiap hari ia bertanya pada kantor Sabandar. Ia sangat sangat tidak sabar, tetapi pegawai kantor Syahbandar memberi dukungan bahwa ia yakin, anak Sabari pasti pulang menggunakan kapal yang akan melewati dermaga tersebut.
Sabari tersenyum senyum melihat brosur perlombaan untuk hari kemerdekaan. Ia teringat akan Zorro yang selalu menginginkan piala kemenangan dari suatu lomba. Sabari berlatih untuk lomba lari 40 km dengan teman lamanya yaitu Toharun, yang sekarang menjadi atlet olahraga. Hari pun tiba, Sabari berlari, tetapi baru setengah perjalanan, ia sudah tertinggal sangat jauh. Pendukungnya, juru antar, Zuraida dan lainnya sudah tidak berharapan lagi. Akhirnya lomba selesai, sedangkan sabari masih 15 km dari garis finis. Walaupun lama sudah selesai, Sabari terus melanjuti lomba menuju garis finis dengan kakinya yang terluka-luka dan ia terus berjuang demi memenangkan piala untuk Zorro. Akhirnya, ia menyelesaikan lomba itu. Sabari masuk radio akan perjuangannya. Walaupun dia lelah dan kesakitan, ia tetap tersenyum, ia pun masih menjadi juara dan orang orang berteriak, Merdeka! Merdeka!
Mozaik 64 dan 65
Biru, Janji Lama
Toharun bangga pada Sabari sebagai pelatih nya. Lalu, tiga hari lagi anaknya, Zorro akan sampai ke dermaga. Ia tidak bisa tidur. Ia memesan piala kecil, mempersiapkan barang barang yang ia akan bawa untuk keesokannya.
Hari itu pun tiba, ia sudah berada di dermaga sejak pagi. Hari berlalu, banyak orang berkata bahwa kapal yang anaknya naiki tidak akan sampai pada hari tersebut. Ia masih menunggu. Tiba tiba terdengar kapal yang mendekat. Pintu lambung kapal terbuka, tiba tiba Amiru berteria, Aya! Aya!
Sabari mengenal pakaian kemejanya. Mereka pun bertemu dan berpelukan. Air mata anak itu dan ayahnya berlinang-linang. Sementara itu juru antar yang mengikutinya melihat mereka dan bersyukur. Seketika, langit telah berubah menjadi warna biru.
Salah satu hal pertama yang dilakukan Sabari adalah mengajak anak itu makan di restoran modern. Lena mengijinkan Amiru tinggal bersama Sabari. Sabari terharu melihat anaknya yang sudah bertumbuh besar, jago membuat puisi seperti ayahnya. Betapa bahagia ayah menemui anaknya yang sudah hilang selama 8 tahun lebih.
Mozaik 66
Sweet
Pulang dari petualangan Sumatera, Ukun dan Tamat kembali normal. Amiru semakin besar. Amiru hampir tamat SMP ketika sepucuk surat aneh datang untuk Sabari. Ternyata surat itu adalah dari Larissa yang dari Australia yang mengatakan bahwa ia sudah membantu mencari Zorro dan Lena, tetapi tidak menemukannya. Dua bulan kemudian, datanglah surat dari Indonesia untuk Larissa. Ia membaca surat itu, dan terharu karena Sabari berterima kasih kepada Larissa dan ayahnya yang telah membantu mencari anaknya dan istrinya.
Mozaik 67
Purnama Kedua Belas
Amiru tetap tinggal di Belitung sampai menamatkan SMA. Setelah itu, ia merantau ke Bogor untuk bersekolah elektronika. Sesuai rencananya, Amiru membuka kios reparasi elektronik di Pasar Belantik. Akhirnya, Larissa dan ayahnya bertemu Amiru dan Sabari di Belitung.
Setiap tahun, jika kemarau datang dan ilalang berbunga, Sabari selalu pergi ke padang yang berada di pinggir kampung. Di situ Amiru bertanya apakah ayahnya masih mencintai ibunya? Ia menjawab ia selalu mencintainya. Sering sekali Sabari tertidur dengan menggenggam pensil di tangannya.
Pada pertengahan 2013, Sabari meninggal. Amiru masih bergaul dengan mantan ayahnya dan saudara-saudaranya. Ia pun tinggal dengan mantan ayahnya, Amirza, yang masih beristri dengan Lena.
Akhirnya, Lena meninggal, namun ia menitip pesan agar kuburannya diletakkan di dekat kuburan Sabari dengan tertulis ‘purnama kedua belas‘ di bawah namanya. Amiru terhenyak, itulah panggilan ayahnya selalu jika bertemu dengan ibunya.
Kisah, percintaan Lena dan Sabari dikatakan kisah cinta paling hebat yang pernah diketahui.
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Dibaca
Oleh Kelly Marlene 8D
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Di bawah malam bulan purnama yang sangat terang, terasa keheningan yang sunyi senyap. Pria yang kesepian dan sedih tersebut melihat nasib tangan kirinya di dalam rumahnya. Kini, Sabari bukanlah pria yang ceria itu lagi setelah hilangnya sumber kebahagiaannya, Marlena. Cinta pertamanya yang telah minggat mencuri semua kebahagiaannya.
Mozaik 2
Radio
Radio tua Phillip itu diletakkan diatas lemari dan dihidupkannya Mr. Philips. Amiru lalu bergegas untuk menidurkan kedua adik perempuannya dan di balik celah papan dinding, Amiru melihat ayahnya yang sedang menikmati siaran radio. Setiap malam pun dipenuhi oleh kebahagiaan.
Mozaik 3
Pensil
Segala hal yang dialami Sabari bermula dengan hal kecil yang membekas di hatinya. Sabari yang sedang berada di kelas dua SMP merasa jijik terhadap cinta. Alkisah, Sabari yang bersahabat dengan Ukun dan Tamat telah lulus dan mereka mengambil ujian di SMA Negeri yang mereka inginkan. Waktu ujian yang diambil Sabari sudah hampir habis. Sabari yang sudah pede dengan semua jawabannya mulai berkemas dan bersiap-siap untuk pergi. Tetapi dengan mendadak, Ia pandangannya tersorot kepada seorang murid perempuan di depannya yang sedang merampas kertas ujiannya. Tanpa memberitahu, diambilnya kertas ulangan Sabari dan dengan cepat, semua jawaban dipindahkan ke kertas ujian perempuan itu. Penjaga pun sudah mulai darah tinggi. Perempuan itu membereskan barang-barangnya ke dalam tas yang penuh bunga ilalang, lalu diberikannya pensilnya kepada Sabari. Sejak saat itu, pikiran Sabari tidak terlepas dari kejadian itu.
Mozaik 4
Pingsan
Amirza sedang bereksperimen dengan radio. Walaupun seperti itu, Amiru justru senang karena ayahnya dapat melupakan kemalangannya untuk sesaat. Sebagai anak tertua, Amiru merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu ayah merawat ibunya yang sedang sakit. Amirza mengaplikasikan idenya dan ditunggunya hingga terjadi. Petir menyambar dan radio mulai mengerang, tiba-tiba keluarlah asap dari radio tersebut. Lalu pingsan.
Mozaik 5
Seorang Ayah Bernama Markoni
Semua orang yang melihat Markoni akan mengatakan kalau ia adalah seorang ayah yang keras. Sebenarnya, ia mengetahuinya tetapi tidak dapat mengubahnya. Tetapi, Markoni bukanlah orang yang selalu tegas dan keras seperti militer, melainkan bertumbuh menjadi seorang bedebah. Markoni sempat kuliah di Tasikmalaya tetapi bukannya membawa pulang ijazah, ia membawa istri. Ia pun bersusah payah berusaha untuk menghasilkan uang. Dicobanya menjadi karyawan tetapi, tidak diterima. Dan dicobanya berbagai bisnis tetapi, gagal juga. Hingga akhirnya, Markoni membuka usaha baru, sebuah percetakan batako.
Mozaik 6
Volare
Radio yang rusak itu dibawa ke kios reparasi elektronik Gaya Baru di kawasan pasar ikan. Pemilik kios itu tidak lain lagi dari Syarif Miskin. Dari Syarif Miskin, Amiru belajar lebih banyak tentang antena radio. Sebelum menjadi montir radio, Syarif Miskin telah melakukan berbagai macam pekerjaan, dari asisten operator alat berat hingga menjadi juru rias pengantin. Dari teori-teori yang Amiru ketahui, ia menjadikannya menjadi sebuah eksperimen radio kandang bebek. Dan dihidupkannya radio. Brrrrrr… nguingg….. Gagal total. Amiru duduk di kursi rotan sebelahnya putus asa. Tiba-tiba radio itu mengeluarkan suara yang indah. Amiru, Amirza, dan Ibu yang sedang sakit terpaku kepada suara yang dihasilkan radio tua itu.
Mozaik 7
Masih Berlaku
Usaha percetakan batako Markoni telah maju dengan adanya pembangunan sekolah. Pada saat itu, Markoni telah memiliki 2 anak laki-laki dan 1 perempuan. Anak laki-lakinya telah menempuh jalan yang sama sepertinya. Menjadi seorang bedebah. Dan anak perempuannya merupakan orang pendiam dan serba bisa namun, di belakang wajah manis itu, tersimpan jiwa sang pemberontak. Markoni sebagai seorang ayah ia hanya memiliki harapan agar anak bungsunya dapat berubah sehingga, diancamkannya si bungsu. Jika tidak naik SMA, anak perempuan itu akan menikah saja. Mendengar ucapan ayahnya, ia merasa takut dan hanya dapat menunggu hingga hasil pengumuman hasil ujian keluar.
Mozaik 8
Bunga Ilalang
Di sisi lain, Sabari juga sedang menunggu hasil ujian dengan gelisah. Bukan karena ingin mengetahui kalau masuk SMA atau tidak melainkan, karena perempuan misterius itu. Setelah pertemuan dengan perempuan itu, Sabari berubah. Pengumuman hasil ujian yang akhirnya keluar membawa banyak orang mengantri untuk melihat hasil mereka. Giliran perempuan itu tiba. Dicarinya nama Marlena dan ajaib. Ia lulus dengan nilai pas di rata-rata, 6,5. Dilewati Sabari oleh Marlena. Sabari menganga menatap Lena. “Siapakah anak itu? Rasanya aku kenal?” kata Marlena.
Mozaik 9
SMA
Sabari memulai masa SMAnya dengan senyuman yang lebar dan bersamaan dengan hati yang berdebar untuk Marlena. Dibuntutinya anak perempuan itu ke mana-mana. Nilai rapor Sabari memiliki kemajuan dibanding dengan sahabatnya. Dari semua mata pelajaran, Sabari paling menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Dengan bakat ayahnya yang terturunkan, Sabari menjadi murid yang berprestasi di bidang berpuisi. Bu Norma, guru Bahasa Indonesia Sabari pun bangga atas prestasinya dalam berpuisi.
Mozaik 10
Izmi
Setiap hari, siang dan malam, Ukun, Tamat, dan Toharun mengingatkan Sabari untuk melupakan Lena karena, peluang untuk mendapatinya sangatlah kecil, bahkan nol persen. Walaupun tidak didukung teman-temannya, Sabari tetap berusaha mendapati hati perempuan itu dengan meminta sahabat dekatnya Lena, Zuraida untuk memata-matainya. Jika Lena menyukai sesuatu, Sabari pasti akan melakukan hal tersebut tetapi, semakin Sabari mencari perhatian Lena, semakin Lena membencinya. Di sisi lain, terdapat seseorang yang bernama Izmi. Merasa pasrah dengan hidupnya yang kacau, ia mulai bangkit semangat lagi setelah melihat bahwa ia tidak sendirian.
Mozaik 11
Intervensi
Amiru masih bingung mengapa kandang bebek dapat menghasilkan suara radio yang lebih bagus. Dengan terpaksa, Amiru mendatangi Syarif Miskin. Jawaban yang diberikan meninggalkan Amiru bingung.
Mozaik 12
Surat
Sabari patah hati, tetapi ia tidak putus asa. Sabari dikejutkan oleh puisi yang ditulis Lena kepadanya. Kebahagiaan Sabari meluap tetapi sahabatnya, Ukun tidak mempercayainya.
Mozaik 13
Barang Antik
Amiru mengingini untuk menjadi seperti ayahnya. Amiru berusaha menyenangi hal-hal yang kecil seperti rintik-rintik hujan. Amiru bertekad untuk mempelajari segala sesuatu tentang radio dan didatanginya kios Gaya Baru Syarif Miskin untuk belajar. Hari berganti demi hari. Biaya ekonomi menjadi suatu masalah besar dengan adanya biaya sekolah dan biaya rumah sakit istrinya. Amirza berusaha sebisa mungkin untuk tidak menghutang dan dijual serta digadaikan berbagai hal. Amiru yang selalu melihat ayahnya mendengarkan radio kini hanya melihat ayahnya duduk di kursi rotan. Malam menjadi sangat senyap dan terasa pahit.
Mozaik 14
Perlambang
Surat kedua dipasang di mading dinding dengan petunjuk yang lebih jelas. Toharun tidak percaya kalau surat itu adalah surat untuk Sabari dari Marlena. Tetapi, indra keenam Sabari tetap mengatakan kalau surat itu ditujukan untuknya. Dengan tenang, ia menghampiri mading tersebut dan dilepaskannya surat itu.
Mozaik 15
Enam
Izmi melangkah maju ke depan dengan gagah dan berhadapan dengan guru matematikanya yang selama ini jengkel kepadanya. Kini, ia berhadapan dengan gurunya yang tersenyum. Izmi yang selama ini mendapatkan nilai 2 atau 3 sekarang mendapatkan nilai 6. Sebuah kebanggaan untuknya. Setelah ia pulang, ia melanjutkan melakukan tugas-tugasnya. Berkat Sabari, Izmi merasa kalau tugas yang ia lakukan selama ini sebenarnya tidak berat dan dipajangnya ulangan tersebut serta dituliskannya nama Sabari.
Mozaik 16
Merayu Awan
Ayah Sabari, Insyafi, adalah seorang guru SD di bidang studi Bahasa Indonesia. Ia menamai semua anaknya berakhiran dengan huruf i sehingga terlihat lebih sastrawi. Setiap malam, ayah Sabari menceritakan cerita kepada Sabari. Bukan karena Sabari meminta untuk diceritakan, melainkan karena ayahnya gemar untuk bercerita. Sabari dibesari dengan puisi dan hobi ayahnya terturunkan kepada Sabari. Dari semua puisi yang telah diceritakan, Sabari paling terpaku dengan puisi “merayu awan”. Setiap malam, Sabari akan meminta untuk dinyanyikan puisi tersebut. Tidak lama kemudian, Sabari sudah bisa menyanyikannya sendiri. Ayah Sabari sering sakit karena usianya yang sudah semakin tua. Dia pernah terkena stroke ringan dan setelah itu, dia memakai kursi roda. Sabari senang mengajaknya jalan-jalan mengelilingi kampung, dan ayahnya gembira, daripada sepanjang hari hanya diam di rumah. Insyafi, ayah Sabari menjadi semakin puitis. Dalam waktu sekejap, ia langsung mengetahui kalau Sabari sedang jatuh cinta.
Mozaik 17
Sayap Kecil yang Sempat Tumbuh dan Patah Lagi
Hari Senin menjadi hari yang disukai Sabari. Di bawah pohon akasia, Sabari berdiri tegak menunggu Lena. Murid masuk satu per satu. Sabari menjadi gelisah karena Lena tak kunjung datang. Hingga akhirnya lonceng masuk berbunyi. Dilihatnya Lena dari jauh dengan hati yang berdebar-debar. Tetapi jangankan dibilang Lena menyukainya, melirik saja tidak. Tetapi, semakin lama Sabari membuntuti Lena, semakin hatinya hancur karena melihat kalau Lena sudah bersama Bogel Leboi. Hati Sabari hancur. Sabari terkena demam, lalu masuk ,esoknya demam lagi hingga akhirnya, terdapat kabar kalau Sabari ingin meng-dropout-kan dirinya. Ibu Norma yang mendengar kabar itu langsung memanggil Sabari, Tamat, Ukun, Toharun, dan Bogel Leboi dan diceramahinya mereka.
Mozaik 18
Semua Kebaikan dari Saputangan
Meski sudah dinasehati panjang lebar, Sabari tetap ingin drop out. Ia tidak sanggup menahan sakit hatinya terhadap perlakuan Leboi bersama Lena. Tidak ada satu orang pun yang dapat membujuknya untuk pergi ke sekolah. Ukun, Tamat, dan Toharun juga merasa ada sesuatu yang mengganjal. Tanpa adanya Sabari, mereka tidak terasa lengkap. Ukun sangat berharap akan adanya sebuah keajaiban yang dapat membuat Sabari masuk sekolah lagi. Tidak perlu menunggu lama, terlihat sebuah surat yang terpasang di mading dinding. Sebuah surat dari Lena kepada Sabari. Keesokannya, pagi-pagi sekali, dilakukannya banyak tugas pagi itu, dari membereskan ruang olahraga hingga berlari mengelilingi lapangan.
Mozaik 19
Rahasia
Izmi mengetahui siapa yang selalu mengejek Sabari dan dia menyuruh Zuraida untuk memberitahukan kepada Sabari tetapi, tanpa diketahui Izmi, Sabari sudah mengetahui fakta itu sebelum dia mengetahui. Semua ejekan Bogel Leboi dihadapi Sabari dengan sabar dan tenang dan tidak pernah kejailan tersebut dibalas karena untuk Sabari, Bogel hanya sedang menjadi anak SMA. Izmi lalu meminta Zuraida untuk menanyakan apa cita-cita Sabari. Menjadi seorang guru, itulah cita-cita Sabari.
Dibagikan rapor kepada semua murid. Izmi yang dikatakan tidak akan naik kelas menunggu hingga semua murid pulang. Ketika tidak ada orang di sekitar Sungai Lenggang, ia akan membuka rapor tersebut dan jika nilainya melebihi tiga yang merah, akan dibuangnya ke sungai. Pelan-pelan dibukanya rapor itu dengan jantung yang berdebar. Matanya mendeteksi nilainya dengan cepat dan ia terkejut. Dia dinyatakan lulus.
Mozaik 20
Geometri
Ketika Sabari merindukan Lena, ia akan ke kelasnya setelah pulang sekolah dan akan didudukinya kursi Lena. Walaupun hanya duduk di kursinya, itu sudah cukup baginya. Sabari akan tersenyum, ketawa, berkhayal, dan melamun sendirian. Sabari sedang membenarkan tali sepatunya di bangku Lena dan ketika ia bangun, terlihat contekan di bawah meja. Sebuah contekan rumus kerucut. Sabari yang mengetahui Lena dan Bogel akan menyontek bersama iri karena mereka dapat melakukan hal romantis. Tetapi setelah dilihat-lihat, setau pengetahuan Sabari, contekan tersebut salah sehingga ia berniat untuk menggantikannya. Keesokannya, Sabari membenarkan rumus kerucut itu setelah memastikan rumusnya dengan Toharun. Ketika menjelang ulangan, Sabari tersadarkan kalau apa yang ia tambahkan di contekan Lena malah membuat rumusnya salah. Sabari ingin berlari-lari kepada Lena untuk memberitahukannya tetapi semuanya sudah terlambat. Alhasil, nilai mereka semua jelek.
Mozaik 21
Amiru dan Sepedanya
Tanpa adanya nyanyian Mr. Phillip, malam hari menjadi sangat hening. Amiru menjadi susah tidur. Dia telah menemukan resolusi hidupnya, yaitu bekerja keras untuk mencari uang. Uang yang akan dihasilkannya itu bukan hanya digunakan untuk menebus radio ayahnya, tetapi juga untuk uang perawatan ibunya. Sepulang sekolah, Amiru langsung pergi mencari pekerjaan apapun yang ia bisa dapatkan. Dicarinya pekerjaan, tidak peduli berat atau tidak, pokoknya, ia harus mencari pekerjaan dalam 47 hari. Berbagai pekerjaan Amiru mencoba tetapi, tidak ada yang dapat menghasilkan uang sebesar satu juta enam ratus ribu dalam waktu singkat. Di ambang kekecewaan, dari kejauhan Amiru melihat sebuah poster lomba bersepeda. Pemenang akan mendapatkan lima juta rupiah. Amiru melonjat kaget. Dengan giat Amiru berlatih hingga akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Dengan semangat, Amiru datang ke lokasi lomba dan ia mengantri untuk berpartisipasi lomba. Tetapi, dia ditolak panitia untuk berpartisipasi. Dilihatnya peserta-peserta yang mulai bersepeda menuju garis finish. Amiru pulang dengan tangan hampa.
Mozaik 22
Terima Kasih
Sabari sangat menyesali perbuatannya dan dibulatkan tekadnya untuk meminta maaf kepada Lena dan Bogel, tetapi ia takut terkena semprot Lena. Sahabat Sabari memiliki ide lain, cara lain untuk meminta maaf kepada Lena dan Bogel. Sebulan penuh Sabari berlatih hingga malam minggu yang ditunggu tiba. Sabari mengantri di depan stasiun radio. Lagu pun mulai diputar dan masuklah suara nyanyian Sabari. Sedikit terlambat tetapi tidak apa-apa. Sabari pun mulai bersiap siap untuk reffrain. Kacau. Nyanyiannya yang jelek membuat semua orang terpingkal-pingkal.
Mozaik 23
Cita-Cita Izmi dan Amiru
Nilai rapor Izmi sangat membaik dengan nilai yang tertinggi yaitu biologi dengan nilai 8. Ketika ditanya apa cita-citanya, Izmi menjawab kalau ia ingin menjadi seorang dokter hewan. Di sisi lain, ibu guru bertanya kepada Amiru, apakah cita-citanya? Amiru ingin menjadi pencipta radio.
Mozaik 24
Pahlawan
Pada akhirnya, masa SMA selesai. Semua murid dipanggil satu per satu ke depan. Izmi yang dipanggil maju untuk mengambil ijazah tidak berhenti menangis. Tidak lama setelah itu, nama Sabari dipanggil. Murid-murid bertepuk tangan. Secara diam-diam, Sabari menjadi cukup populer. Sabari yang sedang di depan lalu meminta izin untuk membacakan sebuah puisi perpisahan. Semua orang bertepuk tangan dengan riuh.
Mozaik 25
Tanjong Pandang
Sabari beserta sahabatnya berpisah untuk mencari pekerjaan. Sabari dan sahabatnya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan cita-citanya, tetapi tidak ada yang berhasil. Sedangkan, Toharun tidak ada kabarnya. Sabari sebenarnya mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga toko, tetapi dia menolaknya karena dia ingin bekerja keras membanting tulang, karena ia bertekad untuk melupakan Lena. Maka mulailah Sabari bekerja sebagai kuli. Dalam pekerjaannya, Sabari tidak kenal lelah. Pulang kerja, tubuhnya terasa sangat lelah. Dilewatkannya malam sambil memegang pensil dan memandangi bunga ilalang. Sabari rindu dengan Lena. Proyek bangunan Sabari sudah selesai dan dia tidak diterima oleh mandor untuk bekerja di proyek berikutnya. Sabari berusaha mencari pekerjaan yang lebih berat lagi. Di sisi lain, Ukun memiliki cara untuk melupakan Lena, yaitu olahraga. Keesokannya, Sabari langsung berlatih untuk lomba marathon hingga akhirnya hari perlombaan tiba. Di lomba tersebut, Sabari berlari dengan sekuat tenaga dan tanpa terasa, Sabari telah mengalahkan sang pelari legendaris yaitu Dinamut. Sesuai keinginan Sabari, semua hadiah yang ia dapatkan diberikan kepada Lena. Tetapi, dengan mudahnya Lena menolaknya. Semangat Sabari tidak surut sedikit pun dan Sabari menjadi semakin terpaku kepada Lena.
Mozaik 26
Puisi
Meski mencemooh Sabari, kisah cinta Ukun dan Tamat tidaklah lebih baik dari milik Sabari. Ukun menyukai banyak perempuan, tetapi tidak ada yang ingin dengannya. Sedangkan, Tamat sedang menunggu tanda-tanda restu ayahnya kalau ia sudah diizinkan untuk berpacaran. Ukun tidak patah semangat dan terus berusaha. Sedangkan, Sabari menderita cinta sebelah mata dan mulai suka berbicara dengan sendirinya. Ukun dan Tamat berusaha untuk membantu Sabari dengan mempertemukannya dengan perempuan yang mereka kenal tetapi, dengan berbagai cara, Sabari membuat semua perempuan menolaknya. Setiap hari, Sabari menunggu-nunggu untuk surat dari Lena.
Mozaik 27
Amiru dan Kantor Gadai
Amiru semakin gelisah karena hanya tiga minggu lagi, siaran yang telah ditunggu-tunggu ayahnya akan datang. Semua pekerjaan yang ada Amiru lakukan demi ayah dan ibunya. Suatu hari, pagi-pagi sekali, Amiru pergi ke pasar dengan harapan agar dapat suatu pekerjaan. Namun, hingga siang, tidak ada satu pun orang yang meminta bantuannya. Siang itu, bus pariwisata datang dan turis-turis turun. Amiru mengikuti mereka dan disanalah ia menemukan pekerjaan. Siang itu, Amiru langsung bekerja membuat gantungan kunci. Bayarannya yang mengikuti hasil jumlah gantungan yang dibuat membuatnya makin semangat. Dalam satu jam, ia telah membuat dua puluh, sedangkan pekerja lain hanya sepuluh. Tepat. Hasil uang yang akan dihasilkan pada hari siaran akan tepat satu juta enam ratus rupiah. Pada hari siaran, dengan diam-diam Amiru mengambil kuitansi gadai dan dibawa pulang Mr. Phillip. Tepat pada pukul sembilan malam, terdengar suara langkah kaki ayah yang menuju radio dan dihidupkannya radio.
Mozaik 28
Saat Langit Menjadi Biru
Bagi orang yang mempercayainya, Bulan Februari dapat membawa keberuntungan. Konon, jika langit pantai berubah menjadi biru dan orang tersebut dapat menahan nafasnya selama enam puluh detik, maka keinginannya akan terkabul. Bulan Februari yang semakin dekat membuat Sabari yang putus asa bersemangat belajar menahan nafas untuk momen tersebut.
Mozaik 29-30-31
Pendamba Cinta, Wawancara, Kue Satu
Setiap hari pada bulan Februari itu, Sabari selalu mengunjungi pantai barat sepulang kerja. Namun tidak ada yang terjadi. Malam pertama Maret, Sabari tidak bisa tidur karena semua upaya untuk mendapatkan Lena telah gagal. Pada akhirnya, Sabari menjalankan rencana terakhirnya. Dia meminta untuk mengundurkan diri dari pabrik es dan dia akan bekerja di perusahaan percetakan batako milik Markoni, ayah Lena.
Sehari setelah mengundurkan diri, Sabari menemukan dirinya berada di kantor Markoni untuk melamar. Seperti biasa, Markoni sangatlah tegas seperti tentara dan setelah interviu selesai, ia diterima.
Setelah lulus SMA, Izmi tetap berada di Belantik dan walaupun tidak dapat menjalankan pekerjaan yang diinginkannya, ia tetap optimis.
Kini, Sabari sudah dapat tersenyum lagi karena, terkadang ia dapat melihat Lena dengan sekilas. Kemarahan Lena pun memuncak setelah dia mengetahui bahwa Sabari bekerja di pabrik ayahnya yang berada di sebelah rumahnya. Tidak lama kemudian, Sabari dapat mengetahui rutin Lena dan dapat mengetahui jika Lena mendekat hanya dengan suaranya.
Mozaik 32
Biru Karena Rindu
Sabari merasa kalau ia telah mengambil keputusan yang tepat dengan kembali ke Belantik karena ia dapat melihat ayah dan ibunya dan juga Lena. Waktu telah berlalu dengan cepat bagi Sabari. Telah satu tahun terlewat dan akan diadakan acara apresiasi karyawan terbaik. Dari semua karyawan, Sabari dinyatakan sebagai pekerja terbaik dan diraihnya sebuah medali.
Sabari berusaha agar Lena melirik kepadanya dengan menggunakan medalinya sebagai pancingan, tetapi selalu gagal. Dia membulatkan tekadnya. Ia memutuskan untuk berusaha menjadi karyawan terbaik selama tujuh tahun kedepan karena, tidak mungkin Lena tidak akan sadar, pikirnya.
Suatu hari, Markoni dibisiki oleh Buncai tentang mengapa Sabari bekerja di pabriknya dan lalu Sabari pun dipanggil. Keesokannya, Markoni langsung mengonfrontasi Sabari dan ia tertangkap basah.
Mozaik 34-35
Konfigurasi, Stadium 3
Untuk beberapa hari, Sabari dilanda oleh mimpi yang ganjil. Adapun keadaan yang biasa saja. Tetapi, kini pertempuran Lena dengan Markoni diiringi dengan suara pecahnya barang. Pertempuran itu terjadi untuk berhari-hari dan Sabari tidak dapat tidur karena memikirkan apa yang akan terjadi. Suatu hari, pada siang hari, Sabari dipanggil oleh Markoni dan Sabari ditawari untuk menikahi Lena.
Ukun dan Tamat tidak mempercayai apa yang dilihat mereka. Dikucek-kuceknya mata mereka dan memanglah sebuah kenyataan. Sabari menikahi Lena.
Mozaik 36
Juru Puisi
Seperti yang dilakukan biasanya, Sabari, Ukun, dan Tamat bertemuan di warung kopi. Ukun dan Tamat mengeluh karena hidup itu tidak adil Sabai dapat memiliki istri yang bagaikan bidadari, sedangkan Ukun dan Tamat belum mempunyai seorang pasangan. Bahkan, pacar pun belum. Dan sesuai apa yang disarankan Sabari, keesokannya ketika masih subuh, Ukun dan Tamat menenggelamkan diri ke dalam tong seperti apa yang dilakukan Sabari.
Mozaik 37
Ayah yang Bersembunyi
Pernikahan mereka sangatlah unik. Walaupun sudah menikah, mereka tetap tinggal di rumah orangtua masing-masing dan jarang bertemuan. Tetapi, Sabari sangat ingin agar mereka tinggal bersama dan memiliki anak. Sehingga, Sabari menggunakan uang yang sengaja ditabungnya untuk pembangunan rumah tersebut. Setelah beberapa bulan, rumah kecil khas Melayu kampung itu jadi. Lalu, Sabari pindah ke rumah itu dan setiap sore, dipikirkannya nama untuk anak yang akan dimilikinya.
Sedikit demi sedikit, semua yang diidamkan Sabari mulai terjadi. Lena tinggal bersamanya dan beberapa bulan lagi, akan dilahirkan seorang bayi oleh Lena. Tetapi tidak lama kemudian, Lena mulai bepergian dari rumah karena tidak bahagia. Walaupun seperti itu, Sabari tidak pernah ribut karena adanya bayi disampingnya. Sabari selalu rindu kepada Lena, tetapi Zorro, sebuah boneka, telah menggantikan Lena. Anak itu tidak pernah lepas dari boneka tersebut sehingga, anak itu dipanggil dengan nama Zorro. Tidak lama setelah itu, Sabari meminta untuk mengundurkan diri karena ingin mengurus Zorro.
Mozaik 38
Aya
Februari yang ditunggu-tunggu oleh Ukun dan Tamat tiba. Setiap sore, mereka mengunjungi pantai tetapi langit tidak berubah menjadi biru. Bukan hanya Sabari, Ukun dan Tamat juga jatuh hati kepada Zorro. Tetapi, Zorro juga membawa argumen di antara mereka. Beberapa minggu kemudian, terdengar desas-desus kalau Lena ingin bercerai dengan Sabari. Di antara desas-desus itu, Zorro telah mengucapkan kata pertamanya. Aya.
Mozaik 39
Semua Telah Membeku di Dalam Waktu
Drs. Makmur Manikam adalah pegawai pemerintah di Bengkulu. Adapun Jon Pijareli seorang musisi. Dia pemimpin band Setia Nada, satu band Top 40. Manikam adalah orang yang pendiam, tidak banyak kawan, tidak bisa dikatakan tampan, dan aman secara ekonomi. Sedangkan, Jon adalah orang yang bertolak belakang dengan Manikam. Di antara semua perbedaan itu, hanya terdapat satu hal yang sama yaitu mengalami krisis rumah tangga. Keduanya telah diceraikan oleh istri masing-masing.
Kamis, Manikam menerima surat panggilan dari pengadilan agama. Dia tak terkejut karena mengetahui cepat atau lambat, surat itu akan segera datang. Manikam membayangkan apa yang akan terjadi nanti dan sedih memikirkan tentang apa yang akan terjadi setelah itu.
Jon sedang mencoba-coba lagu barunya bersama dengan bandnya. Ketika sedang latihan, datanglah orang yang berpakaian kantoran mengirim sebuah surat. Jon ang optimis membuka surat itu dengan gembira, mengira kalau surat itu adalah undangan. Namun, sekali membukanya, senyuman Jon menghilang dengan sekejap. Dia langsung pergi.
Surat perceraian Sabari dan Lena telah sampai kepada Sabari. Sabari tidak merasa sedih, melainkan senang. Itulah pertama kali dia menerima surat. Setelah itu, dibukanya surat itu, tetapi tidak mengerti maksud surat tersebut. Dibacanya berulang kali dan masih tidak mengerti. Ukun dan Tamat pun tahu kalau Sabari tidak dapat menerima kenyataan. Oleh karena itu, dia tidak mau memahami makna surat itu.
Mozaik 40
Ruang Sidang III
Manikam menjawab ketika hakim ketua bertanya sedangkan, Jon mengucapkan menerima dengan tidak ikhlas.
Ukun dan Tamat menemani Sabari ke pengadilan itu dan kalau Marlena, dia datang bersama seorang lelaki yang tampak sangat terpelajar. Nama pasangan-pasangan disebutkan hingga akhirnya, nama Sabari dan Lena dipanggil. Sabari tenggelam dalam semua perkataan hakim ketua dan tidak tahu harus melakukan apa. Sabari tak dapat mengatakan apapun. Dia hanya berdiam hingga akhirnya dia disuruh oleh petugas untuk keluar.
Mozaik 41
Menyukai Travelling
Jon Pijareli terpukul lebih keras atas perceraian dengan istrinya dibanding Manikam. Setelah itu, Manikam menutup hatinya untuk perempuan dan hanya fokus kepada pekerjaan serta mendidik anak-anaknya. Jon juga mengalami perubahan. Setelah kejadian itu, dia menjadi pendiam, lalu pemurung. Dia mulai malas-malasan mengurus bandnya, padahal band itu sedang naik daun. Mengetahui keadaan Manikam, kawan baiknya yang bernama Zul memperkenalkan seorang perempuan Toboali. Awalnya dia hanya melirik tetapi setelah itu, dia meminta foto perempuan tersebut. Di dalam surat yang dibacakan Zul tentang perempuan itu, dituliskan kalau perempuan itu memiliki 37 syarat dan menyukai travelling. Di rumah, Manikam memperhatikan fotonya. Seminggu kemudian, Manika mulai berkirim-kirim surat dengan perempuan Toboali tersebut. Adapun Jon yang kian tenggelam dalam kesedihan.
Mozaik 42
Rabun
Sabari mengetahui kalau dia telah bercerai dengan Lena. Kesedihan dan kenyataan yang sulit diterima telah menutup mata Sabari dari kenyataan buruk yang dapat terjadi. Buncai mengabari Sabari kalau Lena sedang mendekati seorang dealer vespa. Sabari tidak peduli. Ia hanya ingin agar Zorro tetap berada bersamanya.
Setiap sore, setelah selesai menutup warungnya, Sabari membonceng Zorro dengan sepedanya. Suatu sore, hujan turun. Sabari dan Zorro berhenti bersepeda agar dapat berteduh di emper toko. Di sana, ada seekor kucing lemah yang mengeong-ngeong. Dipungut kucing itu oleh Zorro dan dibawanya pulang. Kucing itu bernama Abu Meong. Beberapa hari setelah itu, Sabari menemukan Zorro bersama kucing lagi. Zorro telah memungutnya dan oleh Sabari, kucing itu dinamakan Marleni.
Sabari merasa bersyukur karena telah dibesarkan oleh puisi. Kepada anaknya, Sabari menggunakan puisi sebagai pengantar tidurnya. Diceritakannya puisi merayu awan yang ia dulu sukai. Zorro terpana. Seperti Sabari kecil, Zorro selalu meminta ayahnya untuk menceritakan puisi tersebut terus-menerus.
Tidak tahu mengapa, tetapi Zorro menyukai nama makanan-makanan. Dengan semangat, Sabari menceritakan berbagai macam nama makanan. Ketika terdapat restoran baru yang buka, Sabari pasti mengunjunginya untuk meminta menunya.
Seperti biasa, Sabari pergi ke taman bersama Zorro. Sabari melihat balon gas dan ia bangkit dari kursi taman untuk membelikan Zorro satu balon. Tak tahu dari mana, datanglah sekelompok orang yang terdiri dari Lena, orang terpelajar yang berada di pengadilan, dan dua orang lain. Mereka telah mengelilingi Zorro. Lena langsung menggendong Zorro dan mereka bergegas pergi. Tinggallah Sabari sendirian. Hatinya pedih. Zorro sudah tidak ada lagi.
Mozaik 43
37 Syarat
Setelah berpikir-pikir, Manikam memutuskan untuk melanjutkan hubungannya ke tahap berikutnya. Manikam dan perempuan Tobali itu akan bertemu. Anak mereka masing-masing dibawa dan mereka saling memperkenalkan diri. Perempuan Tobali itu adalah Marlena bersama anaknya, Zorro.
Alkisah, beberapa bulan setelah Lena menikah dengan dealer vespa itu, dia minta untuk bercerai. Karena sikap tidak ingin pusing itu, Marlena sering menikah dan lalu bercerai setelah beberapa lama. Itu juga merupakan alasan mengapa Markoni muntab luar biasa.
Zorro yang masih kecil sudah terombang-ambing dalam berbagai kepentingan orang dewasa. Selama Zorro tinggal bersama dealer vespa, ia selalu rewel. Lena pun kesal dan akhirnya diberikannya kemeja Sabari kepada Zorro. Anak kecil itu langsung meraih kemeja itu dan setelah beberapa saat, anak itu tertidur.
Mozaik 44
Satire Akhir Tahun
Sabari tidak akan melupakan eon itu. Di mana Zorro dibawa kabur oleh Lena. Tak lama setelah kejadian itu, Sabari tertimpa oleh nasib sial. Dia kehilangan semuanya yang berharga bagi dirinya. Ayahnya, Ibunya, dan Marleni. Dia rindu kepada Zorro, Ayah, Ibu, Marlena, dan Marleni. Air mata berjatuhan di telapak tangannya. Dalam waktu singkat, hidupnya merosot.
Mozaik 45
Surat-Surat Lena
Dan akhirnya, Manikam menikah dengan Lena. Sehingga tinggallah Zorro bersama kedua kakak tirinya yang membencinya. Lena senang dan Manikam menjadi lebih tegap. Di kantor, ia tambah berprestasi dan ia segera naik pangkat.
Hari demi hari telah berlalu. Ingatan Zorro tentang kemeja itu dan siapakah yang ia panggil aya mulai memudar. Zorro berusaha untuk menanyakannya kepada ibunya tetapi, tidak dijawab.
Setelah sekian lama tidak menerima surat, Zuraida akhirnya menerima surat dari Lena. Lena masih tidak berubah. Ia masih memiliki sifat pembosan. Lena merasa bosan dan ia mengetahui cepat atau lambat, ia akan bersikap tidak adil; kepada Manikam jika hubungan terus terjalin. Manikam telah berusaha untuk membujuk Lena, tetapi Lena tidak mudah untuk dibujuk. Maka mereka berpisah tanpa ribut-ribut.
Lena memutuskan untuk hidup mandiri bersama Zorro. Lena percaya diri dan cepat belajar. Ke mana-mana ia melamar ia akan diterima asalkan ada wawancara dan ada orang yang sempat melihatnya. Lena pun menceritakan kepada Zuraida bahwa ia sering berpergian dengan Zorro. Lena tidak menyadarinya tetapi surat-surat yang dikirim oleh Lena telah menguatkan Zuraida. Sama seperti apa yang dirasakan Izmi, Zuraida menjadi semakin baik.
Mozaik 46
“Besame Mucho”
Lena kini menjadi single mother. Lena gembira karena semakin dekat dengan Zorro, yang kini berusia lima tahun. Pada Sabtu sore itu, Lena mengajak Zorro pergi ke konser. "Besame Mucho" berakhir, dan langsung dilanjutkan dengan hentakan drum yang khas, lagu “Ruby” akan dinyanyikan. Marlena mengajak Zorro menari-nari dan ketika lagu selesai, penyanyi melambaikan tangan ke Zorro dan Marlena. Bersamaan dengan selesainya lagu “Ruby”, Marlena sudah memilih tempat yang mereka akan pergi selanjutnya, Medan.
Ukun dan Tamat lelah dengan rutin mereka yang tidak pernah berubah. Mereka bosan. Pagi Minggu, Ukun dan Tamat berada di warung kopi Solider. Mereka mengisi kolom jodoh dan terdapat beberapa perempuan yang ingin bertemunya. Tetapi sekali bertemu, tidak ada yang menghubunginya lagi.
Mozaik 47
Kisah Keluarga Langit
Pertemuan Jon dengan Lena telah mengubah Jon menjadi ceria. Pernikahan Jon dengan Lena adalah pernikahan ketiga Jon. Ia sangat gembira karena memiliki anak. Di pernikahan sebelumnya, Jon tidak pernah memiliki anak. Tak terasa Zorro sudah masuk sekolah dasar. Ibu guru berkata bahwa Zorro itu spesial. Ia sangat cerdas untuk anak seusianya.
Sudah lama Lena tidak pulang ke Belitong. Ia rindu dengan Belitong, keluarganya, dan kawan-kawannya. Diambilnya selembar kertas dan sebuah pulpen. Ditulisnya sebuah surat untuk Zuraida.
Tidak ada lagi yang Lena inginkan. Semua sudah sempurna, memiliki anak yang cerdas, tampan, baik, suami yang mencintainya, dan suaminya adalah musisi berbakat. Namun, nilai rapor semester satu kelas dua Zorro menurun. Zorro telah dengan sengaja mengalah untuk Imelda, teman sekelasnya yang sangat menginginkan untuk menjadi rangking satu. Lena dan Jon membiarkan hal tersebut terjadi. Suatu hari, menjelang kenaikkan kelas, Zorro diikutkan ke dalam lomba bercerita tingkat anak-anak karena terampil dalam berbahasa.
Zorro naik ke atas panggung, meraih mik, dan mulai bercerita. Cerita yang dibawakan Zorro tidak sama seperti anak-anak lain, ia tidak bercerita tentang kancil, atau petualangan liburnya. Dengan cerita yang dibawanya, Zorro meraih juara satu. Semua orang terharu. Ketika sampai di rumah, Lena bertanya bagaimana ia dapat bercerita seperti itu. Tetapi, Zorro sendiri tidak mengetahuinya.
Mozaik 48
Sketsa
Februari menjelang. Langit tidak pernah berubah menjadi biru, tetapi Ukun dan Tamat tetap pergi ke pantai barat karena kemungkinannya untuk mendapatkan jodoh lebih besar. Pantai itu seperti pasar jodoh.
Sejak ditinggal Marleni, Abu Meong telah mengeong-ngeong terus-menerus. Katanya, Marleni telah kabur bersama kucing garong dari pasar. Maka, saban sore, Sabari membawa Abu Meong ke pasar mencari Marleni. Namun, Leni tidak juga muncul seperti Zorro. Sedangkan, nasib Abu Meong dan Sabari sama, ditinggalkan istri. Sabari memiliki ide untuk menemukan Marleni. Sabari mengunjungi Bu Woerni, guru seni budayanya yang sudah pensiun. Sabari meminta Bu Woerni untuk menggambarkan Leni. Tetapi, gambar tersebut menjadi sebuah gambar anak laki-laki tampan, Zorro.
Mozaik 49
Kota yang Pandai Berpuisi
Setelah berpisah dengan Jon, Lena dan Zorro berpindah-pindah tempat tinggal. Zorro besar di jalan. Ketika Lena sedang memiliki masalah, Zorro pasti akan berusaha untuk mengerti isi hati dan pikiran Lena. Ketika terdapat sebuah masalah, Zorro akan memeluk kemeja itu dan akan merasa tenang. Di malam hari, Sabari terbangun karena mimpi buruk. Sabari tahu kalau sesuatu yang buruk sedang menimpa Zorro.
Ditulis sebuah puisi oleh Zorro untuk mengenang kota yang telah mereka singgahi. Setelah tinggal di Indragiri Hulu, Zorro yang sudah jatuh hati pada kota itu harus pindah ke Bagansiapiapi. Zorro tak sanggup menahan air mata.
Zorro lega karena telah menyelesaikan kelas empat SD di Bagansiapiapi. Nilai rapornya baik. Baginya, itu istimewa mengingat hidupnya kacau balau. Ke mana pun ia pergi, dengan mudah Zorro menyesuaikan diri dan disukai orang. Hari-hari di Bagansiapiapi berjalan dengan menyenangkan. Namun, baru dua minggu di kelas lima, Zorro harus bersiap-siap untuk pindah lagi. Keesokannya, mereka sudah berada di Tanjung Pinang. Lena telah mendapatkan pekerjaan sebagai travel agent dan telah menerima gaji pertamanya. Lena ingin memberi Zorro sebuah hadiah karena prestasinya. Di tengah kota, dilihatnya sebuah kios penyewaan buku. Lena pun membeli sebuah buku Inggris dan kamus Inggris-Indonesia. Dibungkus dengan kertas kado, Zorro bersukacita menerimanya.
Di Medan, Jon PIjareli mengalami hal yang sama. Kata orang, JonPijareli stres.
Mozaik 50
Delapan Tahun Kegilaan
Sabari hanya dapat melamun. Kalau ada layang-layang putus di rumahnya, ia akan menulis sebuah surat di layang tersebut dan dilepaskannya dengan harapan Zorro akan menerimanya. Pernah pula Sabari menulis surat di sebuah keping aluminium dan diikatnya ke sebuah penyu.
Setelah enam tahun ditinggalkan Lena dan Zorro, Sabari berubah banyak. Sabari menjadi sangat stres, seperti orang gila. Tahun ketuju Lena dan Zorro menghilang, terdapat sebuah keributan di pasar. Banyak hewan ternak yang merusak pasar. Gembala yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu adalah Sabari bin Insyafi. Tahun kedelapan, Sabari sudah tidak dapat ditemukan di dalam rumahnya. Sabari merasa terbuang, sehingga ia tinggal bersama kucing dan anjing yang dibuang di pasar.
Mozaik 51
Genap
Tentu Ukun dan Tamat mengetahui kondisi Sabari. Mereka mencarinya tetapi dia sudah hilang. Sabari tahu kalau ia dicari temannya tetapi ia malu. Ukun dan Tamat mengadakan rapat dadakan di warung kopi Solider. Mereka ingin melakukan sesuatu spektakuler untuk Sabari. Ukun dan Tamat ingin mencari Zorro dan Lena di Sumatera dan membawa keduanya pulang ke Belitong. Masalahnya, tidak ada orang yang mengetahui keberadaan mereka. Sore itu juga, Ukun dan Tamat mengunjungi Zuraida. Zurai berusaha untuk menolak.
Mozaik 52
Bahasa Indonesia
Zurai serba salah. Dia harus memegang janjinya dengan Lena. Tetapi, jika ada orang yang ingin mencari Lena, ia setuju. Akhirnya, Zuraida menyerahkan surat-surat Lena kepada Ukun dan Tamat. Ukun dan Tamat mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan dan dibawanya bersama mereka sebuah kamus Bahasa Indonesia yang sangat tebal.
Mozaik 53
Kapal Ternak
Sore itu, sebelum berangkat, Ukun, Tamat, dan bersama dengan Zuraida mencari-cari Sabari untuk berpamitan. Sabari yang mendengar kalau Lena dan Zorro akan dibawa pulang kehabisan kata-kata.
Keesokannya, Jumat sore, berbondong-bondong orang pergi ke dermaga untuk mengantar Ukun dan Tamat. Orang-orang terharu melihat mereka yang pergi jauh untuk mempertemukan seorang ayah dengan anaknya. Tak lama kemudian, sirene kapal berkumandang.
Mozaik 54
Juliet-mu
Jon macam orang depresi. Bahkan, ia sudah malas untuk bertemu dengan manusia.
Ukun dan Tamat mengambil langkah pertamanya di Aceh. Betapa megahnya Aceh. Mereka menulis sebuah surat kepada Zuraida. Di surat tersebut, tertulislah pengakuan kalau surat Juliet-mu yang dipasang di mading sekolah bukanlah tulisan Lena. Tetapi merupakan tulisan mereka. Dan lagu Truly bukanlah lagu kesayangan Lena, semuanya rekayasa Ukun dan Tamat.
Mozaik 55
Ilmu Bumi
Jon Pijareli jengkel sekali karena ada yang mengetuk pintu rumahnya. Hingga diambilnya senapan angin dan diisinya peluru karena bagaimanapun, mereka tidak akan pergi. Terdengar bisikan antara dua orang. Jon semakin kesal dan akhirnya orang itu menjawab dengan bahasa yang lembut. Jon takjub atas peristiwa ganjil itu dan tanpa menyadarinya, Jon telah membuka pintu untuk seorang tamu. Peristiwa tersebut adalah sebuah tindakan ajaib setelah ia ditinggalkan oleh Lena dan Zorro. Jon menatap Ukun dan Tamat dari kaki sampai kepala. Penampilan mereka seperti biduan orkes. Ukun dan Tamat diajak masuk dan mereka berbincang tentang mengapa mereka bisa berada di sana.
Mozaik 56
Indonesia Lonely Man
Persis seperti Izmi yang terinspirasi dengan Sabari, Jon juga mengalami hal yang sama karena Ukun dan Tamat. Jon merasa terlahir kembali. Semua sifat buruknya telah hilang.
Sementara itu, jauh dari Belitong, tepatnya di Darwin, Australia Utara, Brother Niel Wuruninga, seorang nelayan Aborigin, telah menemukan surat Sabari yang tersangkut di sebuah penyu.
Mozaik 57
Sahabat Pena dan Hikayat 6 Kota
Meski sedih, Jon harus berpisah dengan Ukun dan Tamat. Kemudian, mereka pergi untuk bertemu dengan Manikam. Manikam bilang kalau surat dari sahabat pena Lena masih terkirim ke rumahnya dan berasal dari enam kota yang berjauhan. Manikam menyarankan mereka untuk pulang saja karena sulit sekali untuk mencari seseorang dari surat sahabat pena. Tetapi, Ukun dan Tamat tetap bersemangat mencari Lena dan Zorro. Ukun dan Tamat mengunjungi Tanjung Karang, Metro, Tulang Bawang, dan juga Palembang. Perjalanan yang jauh membuat persediaan uang mereka menipis. Mereka bisa dibilang miskin. Sahabat pena terakhir yang mereka kunjungi berada di Jambi. Ia adalah pemilik toko percetakan kecil. Untuk mengenang perkenalan yang singkat dan manis, orang itu mencetakkan Ukun dan Tamat sebuah kartu nama.. Dalam perjalanannya menuju Padang, Ukun dan Tamat terpesona melihat kartu nama mereka.
Mozaik 58
Stolen Generation
Niel berusaha mencari Lena dan Zorro di Australia tetapi, mereka tidak ada di sana. Niel pun pulang ke rumah karena tidak menemukan mereka. Malam itu, Larissa terjebak dalam kesenyapan karena pertengkaran orangtuanya karena ayahnya kabur untuk mencari Lena dan Zorro. Larissa melihat foto keluarga ayahnya sebelum mereka semua terpisahkan. Hingga saat ini, ayahnya tidak mengetahui keberadaan keluarganya dan ia tidak tahu harus pergi ke mana untuk mencarinya. Momen itu adalah sebuah tragedi kemanusiaan. Di mana anak Aborigin dipisahkan dengan orangtuanya secara paksa. Anak-anak itu kemudian disebut stolen generation.
Mozaik 59
Musibah
Uang sudah hampir habis. Ukun dan Tamat berusaha mengumpulkan rupiah demi rupiah hingga akhirnya, uang yang mereka miliki dapat membiayai mereka ke Singkep dan lalu pulang ke Belitong.
Niel telah berusaha sebisa mungkin untuk mencari mereka tetapi, tidak dapat menemukannya. Niel pun meminta bantuan Larissa untuk menuliskan sebuah surat permintaan maaf kepada Sabari karena telah gagal.
Adapun Ukun dan Tamat yang telah menempuh perjalanan yang jauh dan akhirnya tiba di Singkep. Di kampung yang sepi itu, terlihat sebuah perempuan yang menangis. Ia menangis karena Lady Diana telah meninggal.
Mozaik 60
25Km/Jam
Sabari yang sedang berjalan tiba-tiba menerima sebuah surat yang membuatnya kembali menjadi bahagia. Lena dan Zorro telah ditemukan. Sabari langsung berlari melewati Zurai. Zurai berusaha untuk mengejar Sabari. Tak tahu apa yang merasukinya, juru antar surat terpancing untuk mengejar mereka. Diputarnya gas hingga kecepatan maksimal, 25km/jam. Zuraida akhirnya mengaku kalah dan dilihatnya Sabari yang masih berlari seperti kijang. Tak lama kemudian, Sabari mendengar bunyi motor terbatuk-batuk. Di belakang, dilihatnya pengendara motor bebek tua yang sedang meminggirkan motor mogoknya.
Mozaik 61
Api Neraka
Dengan sekejap, Sabari langsung waras lagi. Ia merapikan dirinya dan membenarkan rumahnya. Dibelikannya dan disusunnya semua barang yang Zorro dulu menyukai. Sabari tidak sadar kalau Zorro telah bertambah besar. Tetapi, Sabari takut kalau kapal yang membawa Zorro tidak akan sampai ke Belitong. Sehingga, dua hari sekali, Sabari akan pergi ke kantor syahbandar untuk menanyakan “apakah perahu tersebut akan datang?”
Mozaik 62
Piala
Sabari tersenyum-senyum melihat ada lomba marathon untuk perayaan hari kemerdekaan. Sabari banting tulang karena ingin memenangkan lomba itu untuk anaknya, Zorro. Ia banting tulang dan pada malam hari, Sabari akan membuat puisi untuk Zorro. Orang-orang mulai membicarakan tentang comebacknya. Setelah kian lama tidak ikut lomba marathon, akhirnya ia berpartisipasi lagi.
Seperti biasa, Sabari sedang duduk di bawah pohon kersen. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh kawan lamanya. Setelah bertahun-tahun tidak ada kabar, akhirnya Sabari bertemu dengan Toharun, sahabat SMAnya. Ternyata, Toharun tidak dapat menjadi seorang atlet tetapi, ia tetap senang karena dapat mengajar olah raga. Toharun yang mengetahui kalau Sabari akan mengikuti marathon pun dengan senang hati melatihnya.
Dada Sabari sesak memikirkan Zorro. Sabari takut kalau ia tidak akan bertemu dengan Zorro karena kapal tidak dapat berlayar karena angin kencang musim selatan. Dalam kesenyapan yang pedih, Sabari mendengar sebuah kucing yang mengeong. Setelah delapan tahun menghilang, Marleni pulang.
Mozaik 63
Merdeka
Akhirnya, hari perlombaan tiba. Hari itu adalah hari yang meriah. Lomba pun mulai. Semakin lama berjalannya lomba, semakin banyak orang yang berguguran, bahkan Dinamut menyerah. Nafas Sabari semakin lelah. Ia sudah tidak sanggup. Toharun menyuruh sabari untuk menyeraah saja tetapi, Sabari tetap menolak. Penonton sudah pulang semua. Sabari masih tidak ingin untuk menyerah. Berjam-jam Sabari berlari dengan kondisi yang mengkhawatirkan. Ia pun masuk ke dalam breaking news karena perjuangannya. Di taman balai kota, orang-orang berkumpul untuk menyambut Sabari. Suasananya tidak kalah meriah dari saat menunggu juara saat tadi sore. Menjelang garis finish, Sabari berlari semakin cepat. Orang-orang menyambut Sabari. Merdeka! Merdeka!
Mozaik 64
Biru
Sabari tidak menjadi juara, tetapi lebih terkenal daripada sang juara. Selama beberapa hari, Sabari susah tidur karena memikirkan Zorro. Sabtu yang telah ditunggu-tunggu Sabari seumur hidupnya tiba. Pagi-pagi sekali, juru antar mengantarkan Sabari sebuah hadiah istimewa, sebuah piala kecil.
Kapal itu akan merapat nanti sore, tetapi Sabari sudah bersiap-siap sejak pagi. Sabari pergi ke pelabuhan bersama dengan Abu Meong dan penghargaan-penghargaannya. Sabari mengucap seribu doa, dia sangat ingin berjumpa dengan anaknya. Tetapi, awan di barat semakin gelap dan semakin rendah. Sabari ingat dengan puisi merayu awan dan dinyanyikannya puisi itu pelan-pelan. Ajaib, awan-awan tersebut pergi ke selatan dengan perlahan. Ia tunggu untuk kapal tersebut berjam-jam dan akhirnya kapal tersebut terlihat. Tubuh Sabari bergemetar. Diperhatikannya semua orang. Dari kejauhan, Sabari melihat seseorang yang mengenakan sebuah kemeja yang ia mengenali. Anak itu adalah Zorro. Amiru memeluk ayahnya erat-erat. Akhirnya, ia mengetahui bau yang selama ini menjadi sebuah misteri. Bau itu adalah bau ayahnya, Sabari. Orang-orang menunjuk ke atas. Semua takjub melihat seluruh langit telah berubah menjadi biru.
Mozaik 65
Janji Lama
Hal pertama yang dilakukan Sabari adalah mengajak Zorro ke Restoran Modern. Kini, janji lamanya kepada Zorro telah tunai.
Lena mengizinkan Zorro tinggal bersama ayahnya. Ayah dan anak itu tidak dapat terpisahkan seperti dulu. Mereka pun kembali ke kebiasaan lamanya. Sabari sering bercerita untuk Zorro. Tetapi, kini, Zorro sudah dapat bercerita balik kepada ayahnya. Dibawanya Sabari ke berbagai tempat dengan puisi-puisinya.
Mozaik 66
Sweet
Pulang dari petualangan epik ke Sumatera, Ukun dan Tamat kembali mengerjakan pekerjaannya. Akhirnya, mereka menemukan jodoh setelah berkenalan di pantai barat di bulan Februari. Mereka sering menghabiskan waktu di warung kopi Solider dan diceritakan pengalaman mereka di Sumatera. Amiru pun menjadi cucu kesayangan Markoni dan istrinya. Amiru sudah hampir tamat SMP dan sepucuk surat diantarkan ke Sabari. Diberikannya surat itu kepada Amiru untuk diartikan. Surat tersebut adalah surat dari Larissa. Sabari pun menjelaskan tentang apa yang dulu terjadi dan mereka memutuskan untuk membalas surat tersebut bersama foto mereka berdua.
Dua bulan kemudian, Larissa terkejut karena melihat sebuah surat dan Indonesia. Larissa langsung mengundang semua saudaranya untuk makan malam. Selesai acara tersebut, Larissa membacakan sebuah surat di hadapan mereka semua. Dear Larissa Sweet Wuruninga. Surat itu adalah surat dari Zorro dan Sabari. Semua orang terkejut melihat kalau Zorro dan Sabari memanglah orang yang nyata.
Mozaik 67
Purnama Kedua Belas
Amiru tetap tinggal bersama ayahnya hingga tamat SMA. Setelah itu, dia merantau ke Bogor untuk mengikuti kursus elektronika. Dia menjadi lulusan terbaik dari kursus itu. Sesuai dengan rencananya, Amiru membuka kios reparasi elektronik di Pasar Belantik. Nama kiosnya pun sama dengan kios Syarif Miskin, Gaya Baru. Setelah lama berkirim surat, Larissa dan ayahnya mengunjungi Bali dan bertemu dengan Zorro dan Sabari.
Berpuluhan tahun telah berlalu, kerinduan kepada Lena masih terdapat di dalam Sabari. Selama April, Sabari duduk di bangku dan dilihatnya telapak tangan kiri. Sinar purnama kedua belas menerangi tangannya dan di tangan kanannya, ia menggenggam pensil pemberian Lena. Sabari hanya pernah menikah dengan lena. Di pertengahan tahun 2013, Sabari meninggal dunia. Di makam Sabari tertulislah sebuah puisi. Lena pernah sempat kembali ke Belitong, tetapi setelah itu, Markoni meninggal dunia. Lena pun masih berumah tangga dengan Amirza hingga tutup usia akhir 2014. Sebelum ia meninggal, Lena meminta untuk dimakamkan sebelah Sabari dan dituliskan Purnama Kedua Belas di makamnya.
Ketika ditanyakan tentang kisah Purnama Kedua Belas, Amiru tidak dapat menjawab karena cinta kasih Sabari dan Lena adalah kisah cinta terhebat yang ia ketahui.
Menceritakan kembali isi novel yang dibaca
Oleh : Jenifer Gabriela / 8D
Mozaik 1
( Purnama ke dua belas )
Di sebuah pulau bernama Belitong hiduplah seorang laki-laki. Dan disana sedang terjadi musim hujan. Setelah hujan itu pun terjadi “blue moment” dimana keluarlah sinar biru. “Blue moment” itu pun membuat banyak hal menjadi biru. Para seniman tak lama langsung melukis peristiwa itu. Laki-laki ini juga sekarang harus merantau ke Jakarta.
Laki-laki ini pergi ke Jakarta karena cintanya. Ia menyukai seorang perempuan Tiongkok bernama A Ling. Ia juga bekerja di toko kopi pamannya bernama “Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi.” Disana ada pamannya yang selalu marah-marah, tetapi ia hanya bisa menanggapi saja. Jika ia melawan makan pamannya akan tambah marah. Tetapi jika ia sedang kesal dengan pamannya yang selalu marah ia akan membayangkan wajah A Ling. A Ling adalah perempuan yang sangat cantik maka jika is membayangi A Ling maka akan merasa lebih tenang. Tetapi ia selalu ragu apakah seorang yang sangat cantik mau menikahi dia yang berasal dari keluarga Islam.
Mozaik 2
( Pelangkah )
Adik Enong, Ania dibelikan baju baru oleh Enong. Ania sangat senang dan terharu. Enong belum menikah, tetapi Ania ingin menikah. Ania merasa sangat tidak enak melangkahi kakaknya tetapi tak ada cara lain. Enong berkata bahwa itu tidak apa karena sudah melangkahi nya pada saat pernikahan Ania. Dan itu membuat Ania sedikit lebih lega.
Mozaik 3
( Sang Penguasa Pasar )
Suatu saat di kampungnya juga ada penguasa pasar yang sangat galak dan penuh dendam. Tidak ada yang mau mendekatinya. Suatu saat ibu Enong jatuh sakit dan maka dari itu Enong ingin sekali menikah sebelum ibu nya meninggal. Ibunya juga sangat ingin melihat Enong menikah sebelum ibunya meninggal dunia.
Mozaik 4
( Rezim Matarom )
Enong akhirnya pun menikahi seorang lelaki bernama Matarom, hanya untuk membahagiakan ibunya saja, tetapi sayangnya Enong mendapat nasib buruk. Enong terus bertahan agar ibunya tidak kecewa atau sedih. Tetapi pernikahannya harus berakhir disini karena melihat Matarom berselingkuh dengan perempuan lain yang ternyata sudah hamil. Akhirnya Enong dan Matarom bercerai.
Matarom mempunyai papan catur yang terbuat dari perak dan diyakini banyak orang bahwa jika Matarom memakai papan catur itu semua yang dilawan nya akan kalah. Kata banyak orang papan catur perak tersebut memiliki ilmu hitam. Matarom membawa papan catur tersebut ke warung kopi paman. Bukan untuk dimainkan melainkan untuk di bersihkan. Matarom duduk dan membersihkan buah-buah catur perak tersebut. Papan catur perak itu juga menandakan kehebatan Matarom dalam bermain catur.
Mozaik 5
( Giok Nio )
Di bagian dunia yang lain, pecatur-pecatur perempuan yang terbaik di dunia duduk bersama-sama untuk bertanding catur. Mereka adalah Bellinda Hess-Hay, Nikky Wohmann, Frederika Vilsmaier, Nazwa Kahail, dan Ninochka Stronovsky. Mereka adalah pecatur perempuan terbaik di muka bumi ini dan mereka merupakan pada grand master.
Syahruddin pernah bercita-cita menjadi pilot, tetapi ia tak pernah meraihnya. Itu sangat susah diraih karena ia buta huruf. Ia sudah berkali-kali mencoba tes uji masuk tetapi selalu gagal dan akhirnya memiliki obsesi dengan sepeda sehingga ia mengganti namanya menjadi Chip. Karena sudah pasrah dengan cita-cita pilot nya akhirnya ia sekarang diangkat tukang jagal ayam sekaligus manajer bagi sebuah wajan raksasa yang berisi air mendidih tempat ayam-ayam yang bernasib buruk itu dicelupkan agar gampang dicabuti bulunya
Mozaik 6
( Lelaki Melayu, Kopi, dan Catur )
Para suami di desa itu sangat suka ke warung kopi karena kata mereka rasa kopi di warung kopi tersebut berbeda dengan biasanya. Mereka biasanya menunggu hingga malam sampai saat istri dan anak-anaknya sudah tidur makan mereka akan pergi ke warung kopi paman. Adapun satu orang yang dulunya mempunyai jabatan tinggi tetapi sekarang sudah tidak dan ia juga sering pergi ke warung kopi paman untuk meminum kopi.
Kata suami-suami yang sering ke warung kopi paman adalah bahwa mereka sering ke warung kopi paman karena rasa kopi itu berbeda sesuai tempat mereka meminumnya. Makanya mereka suka ke warung karena mereka bilang bahwa kopi di rumah tidak enak seperti di warung kopi paman.
Mozaik 7
( Wisuda )
Pada suatu saat, Enong memberiku sebuah surat dan berkata kepadaku untuk membukanya saat ia sudah pergi. Setelah ia pergi aku membacanya, ternyata itu adalah undangan wisuda kursus bahasa Inggris. Pada sabtu pagi, aku dan Detektif M Nur berpakaian baju bagus dan pergi ke wisuda tersebut. Gedung itu sangat-sangat penuh. Lalu tak lama Bu Indri naik ke atas podium dan berbicara. Ia lalu mengumumkan 5 lulusan terbaik. Yang pertama adalah seorang wanita Tionghua, kedua adalah anak muda Melayu kelas dua SMA, ketiga dan keempat adalah anak-anak kelas tiga SMA. Dan yang kelima adalah Maryamah binti Zamzami. Maryamah naik ke atas podium untuk mengambil penghargaan dan awalnya malu untuk berpidato tetapi lalu ia berbicara “Sacrifice, honesty, freedom” lalu turun.
Mozaik 8
( Kopi Sebuah Kisah di Dalam Gelas )
Ada 3 karyawan paman yang bekerja di warung kopi sudah lama. Karyawan paman itu antara lain Midah, Hasanah, dan Rustam. Hasanah masih sangat muda, ia berumur 27 tahun dan sudah menikah 4 kali dan seluruh suaminya minggat. Lalu ada Midah, ia mempunyai pipi yang tembam dan ia sering tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila. Midah juga sangat dihormati karena ia paling lama bekerja di warung kopi paman dan berumur 38 tahun. Yang terakhir ada Rustam, ia merupakan bujang lapuk dan sering disuruh-suruh. Rustam berumur 42 tahun dan menjadi ketua dewan penasihat. Ketiga dari mereka sudah bekerja di warung kopi paman. Mereka sudah membuat ratusan gelas kopi dengan takaran yang sama.
Mozaik 9
( Presiden )
Banyak pemain catur yang biasanya berada di warung kopi paman dan salah satunya adalah Matarom. Matarom merupakan salah satu pemain catur yang sangat brilian dan cerdik. Ia juga merupakan mantan suami Maryamah. Maryamah dulunya adalah seorang penimbah timah. Ia merupakan seorang yang bekerja sangat keras. Dan sekarang Maryamah sangat ingin melawan Matarom dalam catur karena dendamnya kepada Matarom.
Mozaik 10
( Setuju )
Mereka merencanakan untuk memulai mencari diagram catur. Mereka berpura-pura tidak saling kenal dan mengamati orang yang menjadi sasaran mereka sendiri yang sedang bermain catur. Karyawan sekaligus tim catur Maryamah memberi tahu kepada ibunya bahwa Maryamah akan ikut pertandingan catur 17 Agustus. Maryamah akan melawan Matarom karena hatinya kesal. Ia sebenarnya ragu apakah akan dibolehkan oleh pemain-pemain catur lainnya. Tetapi ia yakin bahwa Maryamah akan menang pertandingan catur tersebut.
Mozaik 11
( Cengklong )
Maryamah belum bisa bermain catur sama sekali, sedangkan Matarom sudah sangat pandai dan ahli bermain catur. Maryamah sangat ingin belajar bermain catur agar dapat melawan Matarom pada saat pertandingan catur 17 Agustus. Maryamah sangat kesal pada Matarom maka dari itu ia ingin melawan Matarom dan mengalahkannya di pertandingan catur tersebut. Maryamah sebenarnya adalah orang yang cukup pintar, tetapi saat ia diajarkan catur ia tiba-tiba menangis dan merasa takut. Ia menangis mungkin karena saat diajarkan catur ia mengingat kembali masa lalunya dengan Matarom.
Mozaik 12
( Tulah )
Orang-orang melayu merupakan orang yang malas bekerja atau kaum pemalas. Mereka sangat malas kalau mereka bekerja. Petani bekerja keras menanam bibit tanaman mereka. Pedagang lebih sibuk lagi karena harus berkelahi dengan pembeli karena harus menjual cepat. Penambang harus menggali apa yang ditanam atau lebih tepatnya di sembunyikan Tuhan. Mereka harus mencari dengan menggali dan itu bukan merupakan proses yang cepat. Dan mereka juga harus mencari dimana aliran timah itu. Jika ditemukan mereka ( para penambang ) harus bekerja 5 kali lipat dan pedagang harus bekerja 7 kali lipat. Para penambang harus masuk ke dalam air setinggi dada untuk mencari timah tersebut dengan risiko akan ditelan oleh buaya. Jika mereka beruntung maka akan mendapat timah tetapi jika tidak maka mereka akan pergi ke warung kopi dan merenungkan.
Mozaik 13
( Langkah Pertama )
Maryamah sekarang sudah dapat bermain catur. Ia duduk di depan papan catur dan berusaha untuk memberanikan diri. Ia menggenggam beberapa prajurit dan pion. Untuk pertama kalinya Maryamah bisa bermain catur dengan benar. Tetapi Maryamah selalu kalah, ia selalu menaruh pion-pionnya sesukanya. Ia memainkan catur sesukanya tanpa ada strategi apa-apa. Ia tidak memperdulikan rajanya yang dikepung atau akan dimakan oleh tim musuh. Ia melepaskan pion-pionnya seperti melepas anak ayam. Akhirnya setelah 3 menit raja Maryamah pun terbunuh.
Mozaik 14
( Kopi Berdasarkan Cara Memegang Gelas )
Sudah terjadi banyak perampokan sepeda di desa. Setidaknya ada 3-4 buah sepeda yang sudah hilang. Sersan Kepala sangat pusing. Sebenarnya Sersan Kepala sudah ingin pensiun. Tetapi ia mau meninggalkan kantor dengan hormat dan dengan reputasi yang baik. Tetapi karena perampokan sepeda ini ia menjadi lebih pusing dan pening kepalanya. Ia adalah sersan yang jujur yang juga disukai oleh warga-warga desa disana. Cara orang memegang kopi juga banyak artinya. Seperti yang memegang gelas kopi dengan ujung jempol dan ujung jari tengah saja berarti mereka menderita karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Lalu jika mereka menjepit gelas kopi dengan jari telunjuk dan jari tengah, kedua jari itu sejajar, lalu pada sisi gelas sebaliknya, dengan jari manis dan kelingking, mereka ingin aspirasinya didengar dan kemampuannya diakui. Yang terakhir jika semakin ke bagian atas gelas, pegangan semacam itu merefleksikan gengsi dan mengandung makna politis.
Mozaik 15
( Alvin and the Chipmunks )
Maryamah sudah bertanding dengan ku sebanyak 658 pertandingan. Dan Maryamah pun kalah dalam semua pertandingan tersebut. Berati Maryamah sudah kalah 658 kali dan aku sudah menang 658 kali. Aku pun mulai santai karena tahu bahwa aku akan menang lagi. Tetapi entah kenapa tiba-tiba Maryamah berteriak “skak mat boi” aku pun kaget dan akhirnya Maryamah menang. Dan setelah itu aku tidak pernah menang lagi karena jika sekali Maryamah sudah tau cara bertahan ia akan menang terus-menerus seperti kata grand master. Lalu aku memanggil saudara ku yang bernama Alvin dan biasanya ia suka disamakan dengan Alvin and the Chipmunks. Katanya ia sangat sering menang dalam bermain catur dan akhirnya ia bermain catur melawan Maryamah. Lalu tiba-tiba Maryamah berkata “skak mat” dan Alvin dan aku pun sangat kaget. Alvin menangis karena kalah tetapi ku beri nasihat karena kalah di dalam pertandingan merupakan hal yang biasa. Lalu ia berhenti menangis dan aku tanyakan apakah mau bertanding lagi tetapi Alvin and the Chipmunks mau pulang.
Mozaik 16
( Cape diem )
Setelah grand master melihat Maryamah ia berkata dua kata : punya harapan. Lalu grand master mulai mengajarkan Maryamah hal-hal dasar. Lalu Alvin and the chipmunks adalah partner bermain Maryamah. Para lelaki yang mendengar Maryamah akan bertanding di pertandingan catur 17 Agustus sangat kaget. Maryamah sangat ingin ikut pertandingan catur itu. Lelaki banyak yang menentang itu, katanya catur hanya untuk para lelaki dan bukan untuk perempuan.
Mozaik 17
( Skandal )
Saat mendengar soal Maryamah mau ikut paman langsung marah-marah. Ia juga memiliki peran penting dalam pertandingan ini. Warung kopi nya menjadi tuan rumah dari pertandingan catur ini. Tak disangka ternyata rahasia Maryamah sudah terbongkar dan orang-orang sudah banyak yang tahu. Ternyata Alvin lah yang membocorkan rahasia Maryamah. Alvin disogok 10 tangkai permen lolipop untuk bermain catur bersama Maryamah. Lalu ia juga disogok permen telur cecak untuk memberitahu rahasia catur Maryamah. Keesokan harinya, berita Maryamah ingin ikut bertanding catur 17 Agustus sudah tersebar kemana-mana seperti sampar ayam. Banyak lelaki pun yang menentang perbuatan Maryamah itu.
Mozaik 18
( Syaliah )
Maryamah merupakan seorang pekerja yang keras. Jika ia mempunyai masalah ia pasti dapat menyelesaikannya. Ia selalu memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Tetapi cinta adalah sesuatu yang dia tak pernah menangkan. Saat Matarom melamar Maryamah, keluarga mereka mengira bahwa Matarom akan sebaik Zamzami, tetapi dugaannya salah.
Lalu tiba-tiba Maryamah bertemu dengan guru bahasa Inggrisnya dulu yang mengajarinya dan mereka akhirnya berbincang-bincang. Ibu Maryamah jatuh sakit dan tak lama kemudian ibunya Maryamah meninggal dunia. Maryamah sangat sedih karena ibunya merupakan ibu yang paling ia sayang. Ia terus menangis karena ibunya sudah tiada. Ia menganggap bahwa ibunya adalah ibu terbaik.
Mozaik 19
( Bantinku tertekan )
Aku dipanggil oleh sersan kepala di pasar. Aku diantar naik motor BP (bantuan polisi). Motor itu sudah busuk suara nya sudah tak karuan lagi. Batinku tertekan naik motor itu. Ternyata di pasar sedang terjadi perdebatan hal Maryamah. Para pemain catur menentang Maryamah. Tetapi banyak juga yang mendukung Maryamah. Dan sekarang desa kita dibagi menjadi dua bagian yang orang yang mendukung Maryamah dan yang tidak mendukung Maryamah. Setelah perdebatan yang sangat panjang akhirnya ada yang berbicara dan membuat semua orang tercengang karena perkataan orang tersebut.
Mozaik 20
( Bitun )
Di Bitun semua warga sangat ramah dan mereka tidak terlalu pusing. Jika mereka bosan dengan bahan makanan mereka, mereka akan menggantinya dengan tetangga. Disana juga tak ada kisah cinta yang tak biasa. Lalu Selamot bertemu dengan seorang lelaki yang berlayar ke Bitun. Laki-laki itu adalah seorang pelaut dan Selamot pun jatuh cinta kepadanya. Tetapi laki-laki itu pergi tetapi setelah beberapa bulan menunggu akhirnya laki-laki itu kembali untuk melamar Selamot. Selamot menerima lamaran itu dengan sangat bahagia.
Seminggu setelah mereka menikah, laki-laki itu pergi berlaut dan tidak pernah kembali. Lalu ada seorang pelaut lain yang memberitahu Selamot bahwa ia pernah melihat orang yang sangat mirip dengan suami Selamot. Kata pelaut itu juga ia melihat bahwa orang tadi itu sedang sibuk dengan istrinya dan anak-anaknya. Kalau tidak salah hitung anaknya ada 5. Selamot pun sedih dan pergi meninggalkan desa itu. Selamot pergi naik sepeda dan tak lama ban sepeda Selamot kempes dan ia berteduh dibawah atap kios Giok Nio karena pada saat itu juga sedang hujan deras. Lalu Giok Nio mengajaknya masuk dan itulah pertemuan Selamot dengan Giok Nio.
Mozaik 21
( Guru Kesedihan )
Ibu Maryamah baru saja meninggal. Maryamah tentunya sangat sedih, tetapi Maryamah pun menyudahi kesedihan itu. Ia tak mau bersedih terlalu lama katanya. Ia datang ke kantor Detektif M Nur untuk belajar catur lagi. Ia belajar catur dengan orang yang sudah pandai. Ia juga belajar bahasa Inggris. Kelompok catur Maryamah sangat kaget karena Maryamah sudah datang dan juga sudah tidak sedih lalu atas kematian ibunya. Dan sikap Maryamah itu dijadikan contoh dan semangat untuk temannya yang lain.
Mozaik 22
( Telah banyak mendengar lagu Barat )
Maryamah diterima untuk bermain catur di 17 Agustus. Selamot dan Detektif M Nur datang ke warung kopi untuk mendaftarkan Maryamah. Mitoha malah menjelekan Maryamah akan kalah dengan hanya 10 langkah. Mitoha dan Selamot berdebat sedikit di warung kopi tersebut. Mitoha berkata bahwa mungkin karena Maryamah terlalu sering mendengar lagu barat makanya mau ikut pertandingan catur 17 Agustus. Detektif M Nur menulis nama Maryamah di papan yang ada di warung kopi paman. Manager Maryamah adalah Selamot dan nama klub catur mereka ( Maryamah ) adalah Kemenangan Rakyat adalah Kebahagiaan Kita Semua.
Mozaik 23
( Buku besar peminum kopi )
Banyak juga teori-teori meminum kopi. Teori itu dibuat oleh berbagai peminum kopi. Teori meminum kopi sangatlah banyak. Banyak orang melayu juga yang meminum kopi. Mereka biasanya juga menyeduh kopi dengan air yang mendidih. Sampai-sampai ada kejadian atau kasus yang sangat mengejutkan sekaligus sedikit bodoh. Ada seseorang yang meminum kopi dengan air mendidih. Artinya kopi itu sangat-sangat panas dan membuat lidah orang itu melepuh. Sampai ia dibawa ke rumah sakit karena panasnya kopi yang diminum olehnya.
Mozaik 24
( Godaan )
Besok adalah hari yang orang-orang tunggu. Pertandingan catur besok Maryamah akan melawan Aziz. Detektif M Nur sudah menyusun rencana. Preman cebol diutus oleh Detektif M Nur untuk pergi ke warung kopi yang besok akan dipakai pertandingan. Dan disana ada Aziz dan preman cebol pun mengamati strategi Aziz. Semua langkah-langkah Aziz dicatat di diagan catur. Setelah selesai preman cebol membawa diagram catur Aziz agar diamati dan Maryamah bisa mendapat strategi serangan maupun pertahanan untuk besok.
Mozaik 25
( Pertarungan pertama )
Hari pertandingan pun tiba. Orang banyak yang datang ke warung kopi paman untuk menonton. Banyak papan catur juga yang sudah digelar di warung kopi. Wanita yang tadinya tidak pernah menonton akhirnya menonton pertandingan catur untuk mendukung Maryamah. Pada papan pertama Aziz menang dan menganggap bahwa Maryamah akan gampang dikalahkan. Tetapi pada papan kedua Maryamah menang dan juga papan ketiga. Aziz malu karena dikalahkan oleh seorang wanita.
Mozaik 26
( Blender 1 )
Paman sedang duduk di warung kopinya. Lalu ia melihat warung kopi di kota. Ia marah karena warung kopi di kota sangat ramai. Ternyata warung kopi di kota sangat modern karena sekarang zaman sudah berganti. Ia pun tak mau kalah dengan zaman. Ia membeli blender untuk menggiling kopi. Paman juga menyuruh karyawan untuk mencari binatang musang untuk membuat kopi seperti di kota. Agar warung kopinya laku dan tidak tertinggal zaman.
Mozaik 27
( Karma Sang Juru Taksir )
Maryamah belum selesai pertandingan catur. Ia lalu bertanding dengan Mas Mugi Kempot. Tetapi sayangnya Mas Mugi Kempot kalah melawan Maryamah. Suporter Maryamah pun senang karena Maryamah menang lagi. Selanjutnya Maryamah bertanding dengan Syamsuri Abidin. Syamsuri merupakan orang yang sangat teliti. Syamsuri sangat teliti karena pekerjaannya membutuhkan ketelitian. Dengan pertandingan yang sangat sengit. Semua penonton sangat tegang, Maryamah berusaha dengan sangat keras dan Syamsuri berpikir dengan teliti. Tetapi sayangnya Maryamah kalah dan Syamsuri menang. Semua suporter memberi respek pada Maryamah.
Mozaik 28
( Dilarang mengeluarkan anggota badan )
Setelah kekalahan Maryamah kemarin, Maryamah memang awalnya sedih tetapi tak lama. Selanjutnya Maryamah akan melawan Muntaha, Detektif M Nur pun langsung menyelidiki permainanya. Tetapi ternyata Mutaha tak bisa bertanding dan digantikan oleh Maulidi. Karena panic Chip langsung terburu-buru pergi ke Nochka untuk meminta agar memahami diagram catur Mutaha dan memberi cara serang. Tak disangka Chip balik ke pertandingan sangat cepat untuk membantu Maryamah dan akhirnya Maryamah pun menang.
Mozaik 29
( Blender 2 )
Seperti pesan paman, blender itu harus dirawat dengan sedemikian rupa agar tidak rusak. Dan inilah yang dilakukan oleh karyawan disana. Mereka memakai blender dengan baik. Blender ini susah dicari di desa dan mahal makanya harus dirawat. Blender itupun hanya digunakan pada saat terdesak saja. Blender juga sangat membantu untuk menghaluskan kopi / biji kopi yang belum halus.
Blender itu sangat dirawat oleh karyawan yang bekerja di kopi paman. Ia sangat sayang dengan blender itu. Sampai dinamakan oleh seorang karyawan tadi itu yaitu Yamuna. Tetapi paman malah yang memakainya tidak benar. Yamuna sudah ingin rusak tetapi paman malah sengaja memakai Yamuna sampai rusak lalu paman malah menyalahkan karyawannya. Padahal jelas karyawannya merawat dengan baik, dan paman yang salah.
Mozaik 30
( Kopi berdasarkan teori konspirasi )
Orang Melayu percaya bahwa hanya orang yang ikut berkonspirasi adalah orang yang beruntung. Makanya orang minum kopi juga ikut berkonspirasi. Dan ada konspirasi tentang Jumandi. Katanya orang yang minum lebih dari 4 gelas berarti haus. Jumandi adalah orang yang suka minum kopi di warung paman. Jumandi juga orang yang meminum lebih dari 4 gelas dan katanya adalah “kopi politik”, karena ia suka menjelek-jelekan politik. Kopi pertama, menjelekan presiden. Kopi kedua menjelekan menteri-menteri. Kopi terakhir, ia mulai berbisik-bisik.
Mozaik 31
( Penyergapan )
Ada rancangan film yang dibuat. Imajinasi nya tersebut sudah menggambarkan film tersebut dengan sangat baik. Beralih dari film itu, mari kita ke peristiwa minggu lalu. Maryamah harusnya bertanding dengan Mutaha, tetapi karena Mutaha harus pergi ke Pangkal Pinang, maka digantikan dengan Maulidi. Dan ternyata Mutaha tidak diterima di Pangkal Pinang dan semuanya jadi sia-sia. Ada juga Saparuddin yang karena sepedanya kempes dan jalan ditutup, ia jadi terlambat datang ke lomba catur dan langsung dianggap kalah.
Mozaik 32
( Janji yang lama )
Grand Master Nocha sudah mengatakan bahwa Maryamah sudah mengatakan bahwa Maryamah adalah pecatur yang baik dan juga sebenarnya jago dan pandai bermain catur. Dan Maryamah punya pertahan yang kuat. Akhirnya ia bertarung lagi dan lawannya Go Kim Pho. Ia bermain dengan pelan dan memberi kesempatan untuk Go Kim Pho mengeluarkan semua tak tiknya tetapi Go Kim Pho pun tetap saja kalah. Lalu Maryamah mengejarnya lalu menyerahkan uang untuk Go Kim Pho dan berkata “Dulu aku pernah berjanji untuk menggantinya. Terima kasih Ba.”
Mozaik 33
( Demi Yamuna )
Bulan Ramadhan telah tiba. Kampung melaksanakan tarawih. Jika dengan ustad muda tarawihnya hanya 11 rakaat. Jika dengan ustad tua akan menjadi 21 rakaat . Setelah kejadian rusaknya Yamuna, karyawannya (yang menamakan blender tersebut ) sangat kesal dan menjadi dendam kepada paman. Ia merencanakan pembalasan nya terhadap rusaknya Yamuna. Di masjid dibuatnya mik rusak dan ustad tidak hadir, maka paman harus menggantikan dan harus teriak. Jika paman teriak, selangkangannya sakit sekali. Dan rencana itu pun berhasil. Paman sangat menderita kesakitan dan sekarang semua sudah adil.
Mozaik 34
( Paling tidak aku melihatnya )
Saat ini Maryamah akan melawan Tarub di warung kopi paman. Dan tentunya itu adalah pertandingan catur. Selamot adalah manager Maryamah. Saat ia melihat Tarub sedihlah hatinya dan menangis. Ternyata itu adalah mantan suaminya. Tarub kalah saat bertanding dengan Maryamah. Selamot senang karena dapat melihat Tarub sekali lagi sebelum ia meninggal. Dan itu adalah impiannya untuk melihat Tarub dan sudah terpenuhi dan ia sangat senang walaupun sudah disakiti.
Mozaik 35
( Probabilitas )
Pertandingan menjadi aneh, pemain yang kuat kalah secara mudah. Aku pun menemui teman sekolahku dulu, Lintang. Lintang sangat pintar, makanya “team” Maryamah datang ke Lintang. Lintang memprediksi Maryamah akan melawan Patriot Trikora. Semua kaget terheran karena prediksinya. Patriot merupakan pemain yang ganas. Lintang juga memprediksi jika Maryamah melawan Patriot, Patriot mempunyai kemungkinan menang 25% lebih besar dari Maryamah. Semuanya mengucap terima kasih padanya Lintang.
Mozaik 36
( Supergroove )
Prediksi Lintang benar ! Maryamah melawan Patriot seperti kata Lintang. Patriot sangat temperamen, jika kalah ia bisa melempar papan catur keluar jendela. Awalnya pertandingan memperlihatkan bahwa Maryamah akan kalah. Tetapi Patriot yang kalah. Pendukung Maryamah senang dan Patriot marah. Ia hampir melempar papan catur tetapi untungnya dicegah.
Mozaik 37
( Ex-Player )
Paman sangat sensitif jika soal marah. Ia dapat marah karena segala hal sangat gampang. Pada suatu pagi, ia tiba-tiba marah karena semua harga di pasar naik dan menjadi tambah mahal. Tetapi jika di depan ponakan nya yang sedang menginap, ia malah berlaku baik. Ia malah memuji-muji pemerintah. Tetapi setelah keponakan nya pergi ia kembali memarahi pemerintah. Paman sangat suka menjelek-jelekan pemerintah.
Mozaik 38
( Pembunuh darah dingin )
Hari ini Matarom melawan catur dengan Firman. Matarom membawa papan caturnya yang terbuat dari perak itu. Katanya Matarom tak akan bisa dikalahkan jika memakai papan catur yang terbuat dari perak itu. Firman tidak takut dan pertandingan pun dimulai. Dan sesuai dengan dugaan penonton bahwa Matarom akan menang. Bahkan Matarom membunuh raja Firman dengan sebuah pion. Permainan itu tidak dilanjutkan lagi karena rajanya dibunuh oleh sebuah pion. Maryamah pun hari itu melawan seorang guru biologi dan menang dengan skor 2-0. Ia pun akan melawan pecatur yang disegani semua orang untuk bertanding dengan nya karena ia sangat pandai bermain catur. Ia adalah Overste Djelmalam.
Mozaik 39
( Tak terucapkan )
Paman harus pergi ke kondangan hari ini. Ia pergi ke kondangan di pulau Sekunyit. Pekerja di warung kopi senang karena paman pergi selama 3 hari. Mereka merasa damai tak ada yang memarahi mereka selama 3 hari. Selama 2 hari mereka hidup tenang karena tidak ada yang memarahi mereka. Tetapi saat hari ketiga mereka mulai bosan karena suasana sangat sepi. Dan akhirnya ada yang berkata “Aku Rindu Paman.”
Mozaik 40
( Orang Melayu tulen )
Setelah 3 hari paman akhirnya pulang kembali ke warung kopinya. Pekerja disana senang walau berusaha menutupi rasa senangnya. Paman kembali dan mulai memarahi mereka lagi. Walau terlihat biasa saja tetapi sebenarnya mereka senang Paman kembali. Ada yang memarahi lagi dan warung kopi sudah kembali seperti normal lagi dan sudah tak sepi lagi. Dan itulah alasan mengapa mereka betah bekerja di warung kopi Paman.
Mozaik 41
( Pertarungan kesumat )
Inilah hari dimana Maryamah melawan Overste. Detektif M Nur sibuk mencatat permainan Overste di diagram catur. Lalu diagram nya pun diberikan ke Grand Master untuk diamati. Tibalah hari pertandingan. Overste adalah pemain yang kuat. Awalnya Maryamah sangat terancam pada papan pertama tetapi di akhir papan pertama terjadi hal yang sangat mengejutkan. Maryamah tak menyerah dan mengalahkan Overste pada papan kedua Overste hilang harapan dan Maryamah mengalahkan Overste dengan mudah. Pendukung Overste terkejut, juga pendukung Maryamah. Overste pun pulang dengan malu dan Maryamah pulang dengan senang dan bahagia.
Mozaik 42
( Ia lebih pintar dari Presiden )
Pada sangat paman masih muda dan belum menikah, ia sering bermain dengan keponakannya. Ia sering membaca buku Inggris di depan keponakannya. Keponakan Paman sangat suka jika paman membaca dengan bahasa Inggris. Keponakan paman berpikir bahwa paman adalah orang yang paling pintar. Bahkan mereka berpikir paman lebih pintar dari presiden. Tetapi setelah salah satu keponakannya membaca hal yang dia bisa ucapkan dan sebenarnya tidak mengerti artinya. Paman hanya mengarang cerita. Tetapi keponakannya tetapi menyayangi Paman.
Mozaik 43
( Mimpi Ninochka Stronovsky )
Aku sudah mempunyai diagram-diagram catur permainan musuh Maryamah. Diagram tersebut mau dibawa ke grand master untuk diamati. Tetapi saat sedang di perjalanan, ada yang membuntutiku. Pada saat ia sampai di pasar, ada yang mengepungku lalu merebut tas yang berisi diagram catur. Ternyata itu adalah penghianat Maryamah. Karena pada saat ia sedang menarik diagram nya tersebut tanda ‘Z’ di tangannya bekas kemarin. Zaitun membuat penampilan kemarin dan beberapa orang mendapat tanda Z tersebut. Dan orang itu adalah Aziz yang menghianati klub catur Maryamah. Tetapi untungnya diagram tersebut masih selamat.
Mozaik 44
( Maryamah tak suka kejutan )
Diagram pun berhasil dikirim pada grand master untuk diamati. Setelah diamati oleh grand master berpendapat bahwa Matarom mempunyai strategi yang sangat bagus. Pertahan dan penyerangan sama bagusnya. Grand master memberi beberapa strategi untuk Maryamah. Tetapi ada satu strategi yang sangat sulit dikuasai yaitu Guioco Piano. Dan hari pertandingan pun tiba. Matarom lagi-lagi menggunakan papan peraknya lagi. Ia memakainya karena ia tak pernah dikalahkan jika memakai papan itu. Dan Maryamah diberitahu bahwa akan ada kejutan untuk Maryamah bahwa akan ada temannya yang akan menonton pertandingan finalnya yaitu melawan Matarom.
Matarom 45
( Indonesia Raya )
Tibalah saatnya pertandingan final catur. Kontestannya adalah Matarom melawan Maryamah. Grand master Ninochka Stronovsky hadir di pertandingan itu, semua penonton kaget dan langsung berdiri untuk menghormati kehadiran grand master. Sebelum pertandingan final para hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama. Pertandingan pun dimulai. Maryamah akhirnya sampai pada tujuannya dalam pertandingan catur ini. Tujuan Maryamah selama ini adalah untuk mengalahkan mantan suaminya itu. Pertandingan itu dimulai dengan papan perak Matarom. Pertandingan mulai dengan baik, lalu saat pertengahan pertandingan, Maryamah mulai panik karena mulai terperangkap jebakan Matarom. Tetapi tak disangka Maryamah menggunakan strategi Giuoco Piano. Grand master tersenyum bangga karena itu adalah strategi yang sangat sulit dikuasai oleh siapa pun. Matarom tampak bingung karena strategi tersebut. Banyak butir-butir catur dimana-mana dan ternyata itu adalah strategi Giuoco Piano. Dan tak disangka Maryamah menang melawan mantan suaminya dan impiannya pun terpenuh. Karena Maryamah, perempuan-perempuan mulai mengikuti pertandingan catur. Dan selama 3 tahun berturut-turut, Maryamah memenangkan final dan setelah itu ia sudah tidak bertanding lagi. Dan itulah akhir dari buku ini.
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Dibaca
Oleh Jacqueline Daniella//8B
Mozaik 1-3
Purnama Kedua Belas; Pelangkah; Sang Penguasa Pasar
Ada seorang laki-laki Melayu bernama Ikal atau biasa dipanggil Boi. Ikal jatuh cinta kepada seorang wanita Tionghua bernama A Ling, hal ini menyebabkan Ikal tidak jadi berangkat ke Jakarta untuk merantau. Lalu, ia bekerja di Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi milik pamannya.
Jika ada orang yang paling disayangi oleh Ania, Lana, dan Ulma di dunia ini, mereka adalah Syalimah dan Maryamah. Syalimah dan Maryamah adalah ibu dan kakak sulung mereka yang paling berjasa bagi ketiga anak itu. Maryamah atau yang biasanya dipanggil dengan nama Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya baru 14 tahun. Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah.Waktu terus berjalan, Ania beranjak dewasa dan sudah saatnya ia menikah.
Preman pasar cebol itu ternyata tidak sejahat yang dilihat orang-orang. Ia ramah. Dia yang kejam adalah hasil perbuatan pamannya yang kejam. Sekarang Ikal mengerti, dibalik matanya yang seram ada rahasia yang terpendam.
Moziak 4-8
Rezim Matarom; Giok Nio; Lelaki Melayu, Kopi dan Catur; Wisuda; Kopi Sebuah Kisah di dalam Gelas
Waktu pun berlalu dengan begitu cepat, namun Enong tak menunjukkan tanda-tanda akan menikah. Adiknya Lana dan Ulma juga dengan terpaksa mendahuluinya. Beberapa waktu kemudian, Syalimah jatuh sakit. Enong hanya ingin melapangkan hati Ibunya sementara masih ada waktu, sehingga harus menerima pinangan seorang laki-laki bernama Matarom. Tetapi, Enong tidak diperlakukan baik oleh Matarom sehingga Enong harus mengakhiri perkawinannya. Matarom dikenal sebagai Rezim Matarom karena teknik serangan catur ciptaannya yang kejam tiada ampun.
Di pasar ikan, Selamot atau biasa dipanggil Chip sibuk mencabuti bulu ayam. Giok Nio, juragan ayam di los pasar ikan, mengangkat Chip sebagai jagal ayam sekaligus manager karena ia bekerja lebih rajin dari orang waras yang ada di pasar ikan. Sejak pagi ia berceloteh tentang desas desus yang ia dengar dari Satam, bahwa di Jakarta ada perempuan yang berani mencalonkan diri menjadi presiden. Itulah situasi di pasar ikan setiap pagi.
Kopi adalah minuman ajaib, setidaknya bagi lidah orang Melayu. Anehnya, pada malam hari, para lelaki Melayu rela meninggalkan istri dan anak-anaknya yang sedang tidur hanya untuk segelas kopi dan bermain catur sampai pagi hari.
Belum terang tanah, Enong sudah berdiri agak gemulai di pekarangan, ia menghadiri acara wisudanya. Enong sangat terkejut saat ia mendengar namanya disebut sebagai salah satu lulusan terbaik. Semua orang terkejut, semua orang bersuka cita. Ikal dan Detektif M. Nur senang saat nama Maryamah binti Zamzami dipanggil oleh Bu Indri. Maryamah tidak bisa berkata-kata, ia tidak menyangka, jika ia adalah salah satu lulusan terbaik.
Semakin dalam berkubang di dalam warung kopi, semakin ajaib temuan-temuannya. Ada orang yang disebut player. Ada yang disebut safety player, semi player dan ex-player. Adapun mereka yang sama sekali tidak minum kopi adalah penyia-nyia hidup ini.
Mozaik 9-14
Presiden; Setuju; Cangklong; Tulah; Langkah Pertama; Kopi Berdasarkan Cara Memegang Gelas
Kopi pahit para player ditolak 36 putaran, merek Kera Siluman begitulah kopi Selamot. Sore itu, Maryamah mau belajar bermain catur dengan tekad ingin mengalahkan Matarom. Ia ingin membalaskan perbuatan yang sudah Matarom lakukan kepadanya. Sungguh, Maryamah adalah gadis yang kuat dan berpendirian teguh.
Orang yang pertama, Ikal dan Selamot temui, setelah pembicaraan dengan Maryamah adalah Detektif M. Nur. Mereka menyampaikan rencana Maryamah kepada Detektif. Hal ini sangat penting, ini menyangkut martabat Maryamah di depan Matarom. Usai menemui Detektif, Ikal berbicara dengan Ibunya tentang rencananya ke Jakarta harus diundur lagi karena ia ingin membantu Maryamah agar bisa bertanding catur pada 17 Agustus waktu itu. Baru kali ini, Ibunya setuju dan mendukung Maryamah.
Maryamah duduk dengan kaku. Buah catur disisinya. Tak sedikit pun ia berani menyetuhnya. Catur pastilah rerepresentasi Matarom dan seluruh kejadian mengiriskan yang telah menimpanya bagi Maryamah. Tak lama kemudian, air matanya berjatuhan. Perempuan malang itu telah memanggul beban yang tak terbayangkan beratnya. Pelajatan catur pertama itu berakhir dengan sangat menyedihkan.
Sore itu, Ikal memberi tahu Pamannya bahwa sejak menjelek-jelekkan presiden, kesehatannya memburuk dan semakin buruk sejak ia mulai mengata-ngatai menteri pendidikan. Sudah berulang kali Paman sudah diingatkan, namun ia tidak sama sekali bertobat. Beberapa hari kemudian Paman terkena penyakit kandung kemih yang aneh. Dari situasi ini, moral yang didapat adalah tulah akan ada jika kita sering berbicara hal-hal yang buruk.
Maryamah duduk di depan papan catur dan tampak berusaha memberanikan diri. Ikal kewalahan saat ditanya berbagai pertanyaan olehnya. Malam keempat, untuk pertama kalinya Maryamah binti Zamzami bisa bermain catur. Sikap Maryamah saat bermain catur sangat misterius. Barangkali, sejak catur ditemukan orang berabad-abad lampau, baru kali ini ada pecatur macam dia.
Cara memegang gelas kopi tak sesederhana tampaknya, tetapi sesungguhnya mengandung makna filosofi yang dalam. Mungkin, dari meneliti cara memegang gelas kopi saja, seseorang yang menekunkan dirinya di bidang ilmu jiwa dapat membuat sebuah skripsi. Warung kopi adalah laboratorium perilaku, dan kopi bakensiklopedia yang tebal tentang watak orang bagi Ikal.
Mozaik 15-19
Alvin and the Chipmunks; Carpe Diem; Skandal; Syalimah; Batinku Tertekan
Sebulan berlalu sejak pertama kali Maryamah bisa menggerakkan buah catur. Maryamah mencoba, gagal dan mencoba lagi. Kian hari, ia kian kuat. Ia sangat susah dikalahkan. Ikal lalu mengajak keponakannya, Alvin, yang sangat mahir bermain catur, tetapi Alvin dikalahkan oleh Maryamah. Alivin tidak terima kemudian ia meminta pulang.
Pagi itu, kata-kata sampah berhamburan dari mulut Paman. Midah, Hasanah, dan Rustam terkena omelan Paman, hanya Ikal yang selamat dari omelan Paman.
Ternyata Alvin biang keroknya! Dia memberi tahu semua rencana Ikal dan Maryamah ke Modin. Semua itu sampai ke telinga Modin. Demikianlah anatomi bocornya rahasia yang sudah ditutup rapat-rapat oleh mereka. Skandal pun meletus seketika. Berita soal Maryamah menyebar cepat seperti sampar ayam, berita itu kian ramai menjelang siang. Semua orang membicarakan Maryamah dimana-mana. Paman juga sangat marah terhadap hal ini.
Maryamah menangis tersedu-sedu disamping jasad ibunya, ibu yang ia sayangi karena seribu alesan. Syalimah adalah seorang ibu yang telah berjuang sepanjang hidupnya. Sampai ajal menjemput, Syalimah hanya memberikan cintanya untuk seorang lelaki saja. Cinta yang dibawanya sampai mati. Syalimah lalu dimakamkan disamping pusara Zamzami.
Para perempuan pedagang di pasar mogok berjualan karena menuntut agar Maryamah tidak dihalangi bertanding catur pada peringatan hari kemerdekaan. Keadaan jadi makin kacau sebab pedagang lain mengancam ikut mogok. Sersan Kepala tak bisa berbuat apa-apa melihat pemogokan itu. Selamot dan Mitoha kembali bertengkar. Giok Nio protes kepada Ketua Karmun. Susana semakin menjadi gaduh.
Mozaik 20-24
Bitun; Guru Kesedihan; Terlalu Banyak Mendengar Lagu Barat; Buku Besar Peminum Kopi; Godaan
Semua serba sederhana di Bitun. Bahkan cinta juga sederhana. Ada satu nelayan nan gagah menaruh hati pada Selamot. Betapa Selamot kasmaran. Selang beberapa bulan kemudian, mereka menikah. Seminggu berikutnya, lelaki bersarung itu melaut dan tak pernah kembali lagi. Seorang nelayan Bitun mengatakan bahwa ia melihat suami Selamot sibuk dengan istri dan anak-anaknya. Selamot tidak sanggup menanggung malu dan patah hati. Hujan lebat waktu itu, Giok Nio dan Selamot pertama kalinya bertemu, lalu Selamot menceritakan semuanya kepada Giok Nio.
Maryamah dengan tegar dating ke Detektif M. Nur. Bagi Ikal, Maryamah adalah guru kesedihan. Lalu, ia mengatakan bahwa ia siap menerima pelajaran catur dari Grand Master Ninochka Stronovsky. Ada satu hal penting yang harus dipelajari dari “guru kesedihan” itu bahwa jika tidak bersedih atas sebuah kehilangan menimbulkan perasaan bersalah, hal itu merupakan kesalahan baru, sebab kesedihan harusnya menjadi bagian dari kebenaran.
Di terimanya Maryamah untuk bertanding membuat kampong menjadi lebih gembira. Keceriaan tampak pada wajah setiap perempuan, tak terkatakan, sulit dijelaskan. Tetapi, saat mendaftarkan Maryamah, Selamot dan Mitoha beradu mulut. Dengan bangga, Selamot memberi tahu Mitoha bahawa klub caturnya adalah ‘Kemenangan Rakyat adalah Kebahagiaan Kita Semua’ dan Selamot akan menjadi manajer Maryamah.
Menurut Doktor Hofstede, watak orang Melayu udik dapat dilihat dari cara memesan kopi, dan lain-lain. Mereka yang memesan kopi tetapi takut-takut untuk menyentuhnya berarti uang disakunya tinggal seribu lima ratus perak. Mereka yang memesan kopi dan teh sekaligus adalah mereka yang baru gajian. Mereka yang minum kopi sebelum main ping-pong berarti mereka sedang kembung. Mereka yang mandi pagi tidak pakai sabun adalah mereka yang tidak hafal Pancasila. Masih banyak filosofi-filosofi yang ditemukan menurut Buku Besar Peminum Kopi.
Detektif M. Nur menyuruh preman cebol untuk mencatat kode catur Azis, lawan Maryamah nanti. Azis adalah pria yang tak tahan godaan, jadi ini adalah kesempatan yang bagus bagi Maryamah.
Akhirnya, hari pertandingan pun tiba. Malamnya, tak sepicing pun Ikal bisa tidur. Sangat berbeda dengan Maryamah. Tampak jelas ia tak yakin apakah akan menang atau kalah, namun dia sangat gembira. Mungkin karena dia telah mendapatkan medan peperangannya.
Mozaik 25-30
Pertarungan Pertama; Blender 1; Karma Sang Juru Taksir; Dilarang mengeluarkan Anggauta Badam; Blender 2; Kopi, berdasarkan teori konspirasi
Pertandingan masih dua jam lagi, namun penonton telah berbondong-bondong ke warung kopi paman. Penonton menjadi banyak karena ada penonton perempuan yang ingin menjadi suporter Maryamah. Pada papan pertama, Raja Maryamah almahrum pada langkah ke-20. Pada papan kedua, Maryamah melakukan kesalahan yang sama seperti pada papan pertama. Tetapi, Maryamah bisa melawan Azis dengan formasi pembelaan Petrof, dan akhirnya Raja Azis menghembuskan napas terakhirnya.
Paman memberikan tugas yang paling besar kepada Ikal. Ikal ditugaskan untuk memakai ‘blender’ dalam keadaan darurat untuk menggiling kopi. “Kopi zaman modern, taka da yang beres! Semuanya trobel,” kata Paman.
Lawan Maryamah berikutnya adalah Maksum, juru taksir timah yang sering mencurangi Maryamah waktu ia berumur 14 tahun dan baru mulai mendulang timah dulu. Sejak awal pertandingan, Maryamah langsung menyerbu. Maksum kesulitan untuk bernapas. Meskipun telah menang tiga kali, Maryamah belum mendapat cukup respek di antara pecatur pria. Alasannya adalah Maryamah kebetulan mendapat lawan-lawan yang lemah.
Selanjutnya, Maryamah akan melawan Syamsuri Abidin. Syamsuri Abidin menyerbu dengan kekuatan penuh. Jumlah pasukan Maryamah sangat kecil. Alhasil, Raja Maryamah mati. Syamsuri memang telah mengalahkan Maryamah, namun wajah setiap orang menyiratkan kesan bahwa dia tak sedikit pun mampu menaklukkan perempuan itu.
Kekalahan Maryamah membuat stuasi kubu orang-orang penggemarnya menjadi kritis sebab pecatur yang kalah dua kali akan gugur. Maka, ia tidak boleh kalah lagi. Lawan selanjutnya adalah Muntaha. Detektif M. Nur dan Preman Cebol menyelidiki Muntaha dengan saksama. Kemanapun Muntaha pergi, mereka buntuti. Namun, nasib sial rupanya masih merundung mereka. Saat hari pertandingan, Muntaha mendadak tak bisa bertanding karena ia harus berangkat ke Pangkal Pinang untuk alasan dinas. Celaka! Muntaha akan digantikan oleh Maulidi Djelimat. Maulidi jauh lebih hebat ketimbang Muntaha maupun Syamsuri Abidin. Tetapi, akhirnya Maryamah berhasil mengalahkan Maulidi pada papan ketiga. Dengan cepat Maryamah bisa mengadaptasi tekniknya sesuai perintah Grand Master.
Sesuai dengan amanah yang telah dilembankan Paman ke atas pundak Ikal, serta titahnya yang sangat keras agar ia mengoperasikan dan merawat blender itu dengan sopan, Ikal benar-benar cermat dengan alat itu. Tetapi, suatu pagi, Paman menggunakan alat itu dengan keras sehingga blender tidak berdesing lembut seperti biasanya. Namun, Paman malah menyalahkan Ikal. Sungguh menyedihkan.
Menurut Buku Besar Peminum Kopi, kopi dapat berdasarkan teori konspirasi, seperti sasaran Jumandi.
Mozaik 31-35
Penyergapan; Janji yang Lama; Demi Yamuna; Paling tidak Aku telah melihatnya; Probabilitas
Semula mereka dan Muntaha tak sadar bahwa sebuah persekongkolan besar dengan tujuan menjegal Maryamah tengah berlangsung. Namun, semuanya menjadi kentara setelah kejadian yang dialami Safaruddin. Sejak itu, mata mereka menjadi terbuka bahwa kejuaraan catur peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus penuh intrik, bahkan judi telah terlibat.
Lawan Maryamah berikutnya adalah Go Kim Pho, seorang lelaki tua Hokian. Papan pertama dan kedua dimenangkan Maryamah setelah Go Kim Pho mengerahkan kemampuan dan Maryamah memberinya peluang untuk menerapkan semua strategi yang ia miliki. Maryamah bermain secara rendah hati sekaligus cerdas. Maryamah mengejar Go Kim Pho untuk memberikan sejumlah uang yang dijanjikan Maryamah.
Salah satu kesulitan menjadi orang Islam, maksudnya, menjadi orang Islam dengan kadar iman yang tak dapat disebut membanggakan seperti Ikal dan Detektif M. Nur adalah ketika tarawih. Usai tarawih pada bulan Ramadhan itu, pada kesempatan pertama esoknya, Ikal menemui Yamuna dan dia mengisahkan kejadian di masjid semalam. Yamuna terharu karena merasa telah mendapat keadilan. Mereka kembali berbahagia.
Partai demi partai berlangsung. Para pecatur bergelimpangan. Lawan keenam Maryamah adalah seorang lelaki dari suku orang bersarung yang bernama Tarub. Mereka tidak mendapatkan diagram permainan Tarub. Tapi, mereka tidak cemas karena orang bersarung tak suka catur dan taka da pintar main catur. Seperti biasa, Selamot mendampingi Maryamah menuju arena. Tiba-tiba di tengah wawancara, Selamot bergegas meninggalkan warung sambil berpesan kepada Ikal. Ternyata, Tarub adalah suami yang meninggalkannya di Bitun bertahun-tahun yang silam. Terlihat jelas bahwa ia masih sangat menyayangi Tarub meski telah diperlakukan buruk oleh lelaki itu.
Tiba-tiba pertandingan menjadi aneh. Beberapa pecatur yang kuat, kalah secara mudah. Lintang, sahabat SD Ikal, membantu mereka dengan menghitung kemungkinan kalah dan menangnya Maryamah. Ia menghitung bahwa Maryamah akan melawan Patriot Trikora dan kemungkinan Patriot menang adalah 25% lebih besar. Kekalahan Maryamah atas Syamsuri Abidin akan meruntuhkan teori konspirasi itu sendiri.
Mozaik 36-41
Supergroove; Ex-Player; Pembunuh berdarah dingin; Tak Terucapkan; Orang Melayu Tulen; Pertarungan Kesumat
Patriot Trikora dikenal sangat temperamental. Jika kalah, sering ia marah-marah bahkan melemparkan papan catur keluar jendela. Wataknya itu tercermin pada permainan caturnya yang cepat, tegas dan ganas. Kedua pecatur saling berhadapan, tak sabar ingin saling menerkam. Hasilnya, Patriot kalah dan Maryamah yang mengalahkannya.
Paman juga terkenal sayang pada terkenal, selain terkenal sangat galak. Ia adalah paradox yang membingungkan, sekaligus memesona. Ia tiba-tiba memuji pemerintah didepan keluarganya, saat ia bertanya kepada Ikal, sampai mana ia berbicara tentang pemerintah, ia murka karena Ikal mengatakan yang sejumlahnya.
Ditangan master nasional, Matarom memang makin hebat. Ia merajalela pada setiap pertandingan. Strategi Rezim Matarom-nya semakin kejam, maka congkaknya makin bengkak. Matarom, yang dongkol melihat kemajuan Maryamah sekaligus terpancing emosi melihat pembantaian yang dilakukan Firman itu, meminta izin pada panitia untuk memakai papan catur peraknya ketika menghadapi Firman. Kemenangan atas Firman Mutardo melejitkannya ke final dan bertenggerlah dia disana.
Sementara itu, tak seorang pun pernah menduga Maryamah dapat melaju sejauh ini. Pertandingan berikutnya, Maryamah menghadapi seorang guru biologi senior yang telah bermain catur sejak ilmu itu masih bernama ilmu hayat. Namun, celaka. Maryamah akan berhadapan langsung dengan Overste Djemalam, yang disegani pecatur manapun.
Paman dan Bibi pergi berlibur, sementara Midah, Hasanah, Rustam dan Ikal ditinggalkan di warung kopi. Mereka akan naik perahu ke Pulau Sekunyit, mengunjungi perhelatan pernikahan anak dari salah satu seorang sahabat Bibi. Paman dan Bibi akan menginap selama 3 hari di pulau itu. “Ah, indahnya tanpa Paman,” pikir mereka, “kami bekerja seharian dengan tenang dan senang.” Pagi itu pun berlalu dengan tentram. Tetapi, mereka saling menatap dan mengucapkan satu hal yang sama, tapi tak mampu terucapkan. Mereka terlalu gengsi untuk mengakuinya dan akhirnya Midun tak tahan dan berkata “aku rindu pada Paman.”
Esoknya, mereka malas bekerja karena Paman masih belum kembali. Mereka rindu akan omelan pagi Paman yang meledak-ledak soal kebersihan, dll. Menjelang malam, mereka merindukan macam-macam cerita Paman tentang hikayat Nabi Muhammad. Paman adalah orang Melayu lama jenis asli. Ia prototype orang Melayu tulen. Paman adalah sebuah kemurnian. Hari ketiga itu berlalu dengan hampa, dan akhirnya Paman kembali. Tiba-tiba mereka merasa sangat bergairah.
Overste Djemalam adalah mantan pejabat tinggi maskapai timah bagian ukur yang pernah menyuruh pemburu-pembru memburu Maryamah saat ia masih kecil. Overste senang. Dari lawan-lawan yang ia hadapi, Maryamah adalah yang paling lemah. Persiapan melawan Overste menjadi amat emosional bagi Maryamah karena persoalan pribadi terlibat didalamnya. Singkat cerita, pada papan kedua, tak berlangsung lama, Overste langsung berada di bawah angina. Sekon dan Maryamah bersorak girang. Lunas sudah kesumat itu.
Mozaik 42-45
Ia lebih pintar dari Presiden; Mimpi Ninochka Stronovsky; Maryamah Tak Suka Kejutan; Indonesia Raya
Saat itu Ikal masih berumur 4 tahun, ia dan adiknya mendengarkan cerita Paman yang berbahasa Inggris. Ikal dan adiknya tidak mengerti apa yang Paman ceritakan tetapi mereka tetap mengaggumi Paman. Saat Ikal SMP, ia bertanya kepada Ibunya tentang cerita Paman itu, Ibu mengatakan bahwa sebenarnya Paman tidak mengerti Bahasa Inggris. Waktu itu ia hanya mengucapkan apa yang terbaca olehnya. Namun, apa pun yang telah terjadi, tak berkurang rasa saying dan kagum Ikal pada Paman.
Grand Master Ninochka Stronovsky berhasil menggulung Grand Master Nikky Wohmann. Maka mimpi gadis Georgia itu untuk masuk ke kelompok elite 20 pecatur perempuan terbaik dunia telah tergapai. Maryamah tekun mempersiapkan laga pamungkas yang telah lama ia impi-impikan untuk mengalahkan mantan suaminya, Matarom. Ia telah mengalahkan banyak pecatur, namun sejak awal Mataromlah sesungguhnya yang ia sasar. Subuh-subuh, Ikal naik bus ke Tanjong Pandan untuk membicarakan diagram Matarom dengan Nochka. Tetapi ada yang tidak beres, ada orang-orang jahat yang mengikutinya. Untung saja, Preman Cebol menolongnya dari orang-orang itu.
Ternyata orang-orang itu adalah suruhan Mitoha. Sungguh permainan kelas atas yang licik. Singkat cerita, Ikal pergi ke rumah Maryamah untuk memberi tahu sebuah kejutan Maryamah senang, namun ia mendesak Ikal untuk membocorkan kejutannya. Ia tidak suka kejutan karena ayahnya memberikan kejutan kepada ibunya pada hari ayahnya meninggal.
Saat yang paling ditunggu-tunggu oleh semua masyarakat pun tiba. Pertarungan dahsyat dimulai. Formasi Maryamah tetap bertahan walaupun Matarom meledakkan serangan peluru yang begitu berbahaya. Pada papan pertama, Matarom menawarkan remis, lalu Maryamah menerima. Papan kedua berlangsung mirip papan pertama. Maryamah memakai pertahanan kombinasi benteng dan blok raja. Serangan Matarom tak berarti. Dua papan berlalu, skor masih seri. Akhirnya, dengan formasi Guico Piano Maryamah, ia dapat menyekakmat Matarom. Meledaklah sorakan pendukung pecatur perempuan yang gagah berani itu. Itulah akhir dari kisah Maryamah. Berkat orang-orang yang mendukung dan membimbingnya, Maryamah dapat menang melawan Matarom dan pecatur-pecatur lainnya. Dendam sudah terlunasi, kini Maryamah harus melanjutkan hidupnya. Namun perjuangan hidupnya tidak berhenti sampai disitu saja.
Menceritakan Kembali Isi Novel yang Dibaca
Oleh Francisca Angelia / 8B
MOZAIK 1-3
(Purnama Kedua Belas, Radio, Pensil)
Sabari menggemgam pensil yang diberikan kepadanya oleh Marlena. Ia sedang jatuh cinta kepada Marlena.
Ada seorang ayah bernama Amirza yang senang sekali bereksperimen dengan radio. Ia memiliki tiga anak bernama Amirza, Amirna, dan Amiru.
Pada hari terakhir ujian Bahasa Indonesia, Sabari sedang membereskan tasnya saat tiba-tiba seorang anak perempuan mengambil kertasnya dan menyontek. Usai menyalin semua jawaban, anak perempuan itu memberikan sebuah pensil, sebagai macam hadiah untuk kebaikannya Sabari. Sepanjang sore, malam dan bahkan keesokan harinya, Sabari tak pernah melepaskan pensil itu dari genggamannya.
MOZAIK 4-6
(Pingsan, Seorang Ayah Bernama Markoni, Volare)
Amirza pernah, karena ingin mendengar siaran langsung pertandingan bulu tangkis, ia memakai sebuah kuali dan diulurnya seutas kawat yang panjang dari antena radio. Tetapi eksperimen itu pun gagal. Tak kenal menyerah, ia memanjat pohon di samping rumah lalu mengikat besi di puncaknya. Tetapi saat hujan, petir menghantam besi itu dan radionya pingsan.
Markoni dulunya anak yang sangat nakal. Sejak ayahnya meninggal, ia tinggal dengan istri dan anaknya. Ia mencari kerja tetapi selalu ditolak. Ia membuka usaha, selalu gagal.
Sambaran petir membuat radio Amirza rusak. Karena tidak ingin ketinggalan siaran, ia pergi ke kios reparasi elektronik yang dimiliki oleh Syarif Miskin. Sampai di rumah, ia mulai bereksperimen. Anaknya, Amiru menyaksikannya dan kebingungan.
MOZAIK 7-8
(Masih Berlaku, Bunga Ilalang)
Markoni mempunyai anak bungsu yang nakal. Susah disuruh belajar, kalau dimarahi selalu dilawan. Akhirnya Markoni terpaksa harus mengancamnya, jika anak bungsu tidak lulus, maka akan dikawinkan dengan teman ayahnya sendiri. Terpaksa anak bungsu harus belajar.
Sabari sedang gelisah dengan nilainya, ia takut tidak naik SMA. Namun cintanya untuk Marlena selalu memotivasikan dia. Teman-temannya sendiri suka menertawakan Sabari. Saat hari nilai sudah dibagikan, Sabari menunggu kedatangan Marlena. Marlena takut gagal karena ia sudah diancam ayahnya. Ia tidak mau menikah. Saat dilihat di papan, ternyata Marlena lulus. Ia pun sangat bahagia.
MOZAIK 9-11
(SMA, Izmi, Intervensi)
Sabari senang sekali memasuki SMA karena banyak hal yang baru dan terutama karena Marlena. Tetapi kebalikannya, Marlena benci. Pelajaran kesayangan Sabari adalah Bahasa Indonesia. Ia hebat sekali menulis puisi.
Izmi menganggap dirinya sebagai anak malang. Tetapi saat temannya menceritakan tentang Sabari dan perempuan yang disukainya, Izmi sadar bahwa bukan ia saja yang merupakan anak malang di dunia ini. Belakangan ini, Izmi sering mendapatkan nilai jelek.
Amiru bingung sekali. Ia penasaran bagaimana kandang bebek bisa menyebabkan penangkapan siaran radio menjadi lebih baik. Ia bertanya di dalam pelajaran IPA tetapi jawabannya tidak memuaskan. Jadi ia bersepeda jauh-jauh untuk berjumpa dengan Syarif Miskin. Amiru ke kios elektronik.
MOZAIK 12-14
(Surat, Barang Antik, Perlambang)
Di majalah dinding ada tertulis puisi. Sabari mengira surat puisi itu ditulis untuk dia oleh Marlena. Ia memberitahu Ukun, temannya tetapi ia tidak percaya dan mereka pun bertengkar
Amirza kesulitan mengatasi biaya sekolah dan biaya rumah sakit istrinya. Besar sekali biayanya, jauh dari kemampuan Amirza. Dia pun menjual semua yang bisa dijual karena panic. Ia habis akal namun teringat Syarif Miskin mengatakan bahwa radionya tergolong barang antic dan harganya mahal sekali. Dengan berat hati, ia menjual radionya.
Sabari menyesal telah mendebat dengan Ukun soal surat itu. Sebagai permintaan maaf, ia mentraktirkan Ukun, Tamat, dan Toharun minum kopi di warung. Temannya menasihatinya dan Sabari memutuskan untuk bersikap rasional tentang Marlena. Tetapi surat puisi itu terus datang di majalah dinding.
MOZAIK 15-16
(Enam, Merayu Awan)
Saat ulangan, nilai Izmi selalu buruk sehingga ia pernah disemprot ibu guru habis-habisan di depan kelas. Kini ibu guru menyesal akan perbuatannya kepada Izmi. Kali ini nilai Izmi bagus, ia mendapatkan enam. Tidak terlalu buruk menurutnya. Kertas ulangan matematika itu ditempel di dinding kamar Izmi, dekat kaca.
Insyafi adalah pensiunan guru Bahasa Indonesia. Bidang itu dipilih karena ia gemar puisi. Ia mempunyai anak yaitu Berkahi, Pasrahi, dan Sabari. Ingin sekali Sabari pandai menulis puisi seperti ayahnya. Insyafi sering sekali sakit, penyebabnya antara lain usia tua. Setelah itu ia memakai kursi roda. Sabari senang mendorong kursi roda ayahnya dan mengajaknya jalan-jalan.
MOZAIK 17-18
(Sayap Kecil yang Sempat Tumbuh dan Patah Lagi, Semua Kebaikan dari Saputangan,
Sabari menyukai Senin karena ia bisa melihat surat dari Marlena di majalah dinding. Sabari menunggu Lena di dekat gerbang sekolah sejak masih gelap. Sabari melihat Bogel Leboi mencium-cium saputangan Marlena. Ia menjadi sangat sedih sehingga demam dan ingin keluar sekolah. Ibu Norma mendengar kabar ini dan langsung marah.
Meski sudah dinasihati Bu Norma, Sabari tetap bolos. Ia sakit hati karena perlakuan Bogel Leboi dan Lena. Ukun, Tamat, dan Toharun ikut bersedih karena tidak ada Sabari. Suatu hari, Ukun naik sepeda ke rumah Sabari dan mengajaknya sekolah. Ternyata ada surat dari Lena dan Sabari semangat untuk sekolah lagi.
MOZAIK 19-20
(Rahasia, Geometri)
Izmi berbisik sebuah rahasia kepada Zuraida untuk disampaikan kepada Sabari. Ia tahu siapa yang sering mengejek Sabari, yaitu Bogel Leboi. Tetapi Zuraida tidak kaget karena ia sudah tahu. Izmi kagum kepada Sabari karena ia tidak pernah membalas Bogel.
Sabari sedang duduk di bangku kosong di kelasnya Marlena saat ia melihat bahwa di laci mejanya terdapat rumus matematika. Ternyata Marlena dan Bogel akan menyontek pada ujian. Tetapi Sabari melihat rumusnya dan ternyata salah. Ia mencoba untuk memperbaikinya dengan pertolongan Toharun. Saat menulis rumus di kertas jawabannya sendiri, Sabari panik karena ternyata rumus contekan Marlena sesungguhnya sudah benar.
MOZAIK 21-22
(Amiru dan Sepedanya, Terima Kasih)
Amiru ingin mencari kerja untuk mendapatkan uang sebagai biaya radio dan menyembuhkan ibunya yang sakit. Dimana-mana ia ditolak karena masih kecil. Ia melihat bahwa ada lomba sepeda dan hadiahnya lima juta. Amiru berlatih naik sepeda. Saat harinya lomba, ia ingin mendaftar tetapi ditolak.
Sabari menyesal karena ia salah memberikan contekan kepada Marlena dan Bogel sehingga mereka mendapatkan nilai dua. Ukun menyarankan agar Sabari minta maaf kepada Lena dan Bogel Secara terbuka dan sekaligus menyanyikan sebuah lagu melalui acara di radio. Akhirnya Sabari menyanyikan lagu favorit Marlena. Walaupun nadanya tinggi sekali, ia berlatih selama dua bulan.
MOZAIK 23-25
(Cita-Cita Izmi dan Amiru, Pahlawan, Tanjong Pandang)
Izmi gembira, Amiru sedih. Guru-guru juga gembira melihat nilai rapor Izmi yang bagus. Terutama nilai Biologi karena itu berkaitan dengan cita-citanya yaitu dokter hewan. Sedangkan cita-cita Amiru adalah menjadi pencipta radio.
Akhirnya, tamatlah SMA. Nama siswa dipanggil satu per satu untuk menerima ijazahnya di atas panggung. Izmi menangis tanpa alasan. Tetapi sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa Sabari adalah pahlawannya. Sabari ingin menyampaikan puisi perpisahan. Hadirin berdiri dan bertepuk tangan untuk Sabari.
Sabari dan teman-temannya mulai mencari kerja. Sabari diterima di beberapa tempat tetapi ia memilih pekerjaan yang paling melelahkan supaya ia bisa melupakan Marlena. Sabari ikut maraton dan menang. Diberilah semua hadiah yang didapatkannya kepada Marlena. Hanya saja, Marlena menolaknya.
MOZAIK 26-28
(Puisi, Amiru dan Kantor Gadai, Saat Langit Menjadi Biru)
Sabari mencoba untuk bertemu dengan wanita lain dengan pertolongan temannya. Tetapi tidak ada yang berhasil. Sabari rindu dengan Marlena sehingga ia menulis puisi sampai berlembar-lembar
Amiru telah menghabiskan waktu untuk berlatih dan sayangnya mendaftar saja tidak boleh. Ia melihat banyak turis berdatangan dan itu memberi dia ide. Jika ia membuat tiga ratus gantungan kunci sehari, maka uangnya akan cukup untuk memperbaiki radio. Akhirnya didapatkannya satu juta enam ratus rupiah dan radionya dikembalikkan.
Ada kepercayaan, jika langit menjadi biru, dan barangsiapa dapat menahan nafas paling tidak enam puluh detik, akan mudah dapat jodoh. Sabari ingin mencoba, ia berlatih sampai dapat menahan nafas selama seratus lima puluh detik. Ia berharap jodoh yang khusus, yaitu Marlena.
MOZAIK 29-31
(Pendamba Cinta, Wawancara, Kue Satu, Biru Karena Rindu)
Pulang kerja, Sabari bersepeda ke pantai barat. Ternyata ramai sekali disana. Sayang, langit tidak menjadi biru. Akhirnya Sabari memutuskan untuk pulang ke Belantik dan bekerja untuk Markoni, ayah Marlena. Ia senang pulang karena ia bisa melihat Marlena dan bertemu dengan orang tuanya.
Hanya sehari setelah mengundurkan diri dari pabrik es di Tanjong Pandan, Sabari telah berada di Kelumbi, tepatnya di kantor Markoni untuk melamar kerja. Ia di wawancarai dan akhirnya dia diterima walaupun sebenarnya Markoni tidak mau. Sejak hari itu, Sabari bekerja di pabrik Markoni.
Setelah tamat SMA, Izmi tak pernah meninggalkan Belantik. Cita-citanya untuk menjadi dokter hewan masih ada. Tetapi untuk saat ini, ia bekerja sebagai tukang jahit. Sabari tetaplah inspirasinya walaupun mereka tidak pernah berbicara.
MOZAIK 32-33
(Biru Karena Rindu, Medali Keemasan)
Sabari bersyukur atas keputusannya untuk pulang kembali ke Belantik. Setiap pulang kerja dari pabrik Markoni, ia dapat mendorong kursi roda ayahnya keliling kampung. Adapun Markoni merasa beruntung telah menerima Sabari yang ternyata sangat rajin dan berdisiplin. Sabari pun diberinya sebuah medali.
Sabari ingin Marlena tahu bahwa ia mendapatkan medali. Jika Marlena lewat, ia akan memakai medalinya. Ia juga meminta Zuraida untuk memberitahu Marlena tentang medalinya. Tetapi Marlena tidak peduli. Suatu hari Sabari tertangkap basah oleh Markoni bahwa ia suka kepada Marlena. Markoni pun menjadi sangat marah.
MOZAIK 34-36
(Konfigurasi, Stadium 3, Juru Puisi)
Sabari sedang bermimpi-mimpi yang aneh tentang kambing yang bisa berbicara kepadanya. Markoni dan Marlena sering sekali bertengkar bahkan sampai terdengar suara-suara barang pecah. Suatu hari Markoni memanggil Sabari dan menawarinya untuk menikahi Marlena. Markoni meninggalkan Sabari dan Marlena sendirian dan Sabari gemetar.
Sabari akan menikah dengan Marlena, sesuai keputusan Markoni. Ukun dan Tamat duduk bersanding di bawah hiasan daun kelapa. Mereka bingung dan tidak yakin bahwa lelaki di depan mereka adalah Sabari dan perempuannya adalah Marlena.
Setiap jam empat sore di warung kopi, Sabari akan berpuisi untuk menghibur temannya. Orang-orang kecil lain juga akan ikut bergabung. Tetapi Ukun dan Tamat sedang bertingkah laku aneh. Sebabnya adalah mereka cemburu dengan Sabari yang sudah menikah.
MOZAIK 37-38
(Ayah yang Bersembunyi, Aya)
Sabari dan Marlena tinggal di rumah orang tuanya masing-masing. Sabari ingin Marlena tinggal dengannya, jadi ia membangun rumah sendiri. Sudah lama ia membangun rumah dengan tangannya sendiri. Ia memiliki banyak ide untuk nama anaknya. Akhirnya, Marlena melahirkan seorang bayi yang diberi nama Zorro. Mereka tinggal di rumah baru itu. Hanya saja, Marlena sering kabur dan Sabari saja yang mengurus Zorro karena ia sayang sekali dengannya.
Ukun dan Tamat pergi ke pantai barat. Mereka sudah berlatih menahan nafas, tetapi langit tak menjadi biru. Sabari mengundurkan diri dari pabrik Markoni dan membuka warung sembako di rumahnya supaya ia lebih dekat dengan Zorro. Ukun dan Tamat sering ke Belantik karena mereka sangat menyukai Zorro. Namun banyak rumor bahwa Marlena bersama lelaki lain. Saat Zorro ingin tidur, ia mengucapkan “Aya”. Sabari tertegun karena itulah kata pertama yang diucapkannya
MOZAIK 39-41
(Semua Telah Membeku di dalam Waktu, Ruang Sidang III, Menyukai Travelling)
Suatu hari, Juru antar datang kepada Sabari dengan sebuah surat. Sabari senang mendapatkan surat dan ternyata surat ini dikirim oleh pemerintah. Ternyata suratnya menyatakan bahwa Sabari akan dibawa ke sidang karena Marlena ingin cerai. Sabari tidak ingin percaya, tetapi itulah kenyataannya.
Ukun dan Tamat menemani Sabari ke sidang. Terlihat Marlena datang dengan seorang lelaki. Ukun dan Tamat coba menolong Sabari, tetapi mereka tidak diperbolehkan untuk bicara. Akhirnya Sabari dan Marlena cerai, tetapi Sabari masih mempunyai anaknya Zorro.
Manikam sudah tidak ingin perempuan. Setelah pengalaman dengan istrinya yang sudah membuat dia kapok dan ingin focus pada pekerjaannya. Zul, kawan Manikam menyarankan ia kawin lagi demi anaknya, tetapi ia masih trauma. Adapun JonPijareli tenggelam dalam kesedihan, bahkan sampai mengundurkan diri dari band-nya.
MOZAIK 42-43
(Rabun, 37 Syarat)
Setiap sore, Sabari mengajak Zorro ke taman balai kota. Lalu, ia pergi untuk membeli balon gas. Saat berbalik dilihatnya beberapa orang telah mengelilingi Zorro. Orang-orang itu adalah Marlena dan beberapa lelaki lain. Mereka mengambil Zorro dan bergegas pergi. Tahu-tahu, Marlena dan Zorro masuk ke mobil dan hilang. Sabari pulang menuntun sepedanya sambil menangis.
Manikam dan seorang perempuan terus saling menulis surat sampai akhirnya mereka akan bertemu. Ia dan kedua anaknya menunggu di terminal bus. Akhirnya keluarlah perempuan itu yang sebenarnya adalah Marlena. Bersamanya adalah Zorro. Markoni menjadi pusing karena Marlena sudah menyia-nyiakan Sabari. Zorro sangat menjengkelkan bagi Marlena. Lalu diberi kepadanya kemeja Sabari yang ada di dalam tas. Tak lama kemudian, Zorro tertidur.
MOZAIK 44-46
(Satire Akhir Tahun, Surat-Surat Lena, “Besame Mucho”)
Dua minggu setelah Zorro diambil darinya, ibu Sabari meninggal. Tiga minggu setelah itu, ayahnya meninggal. Lalu kucingnya, Marleni hilang. Sabari merasa sangat kesepian. Ia rindu kepada Zorro, Marlena, ayahnya, ibunya, dan Marleni. Hidup Sabari sudah menjadi sangat kacau.
Manikam dan Marlena hidup berbahagia. Setiap malam, Zorro tidur dengan kemeja Sabari. Namun ia tidak tahu siapakah pemilik kemeja itu. Sejak SD, Marlena mempunyai hobi menulis surat-surat kepada sahabat penanya. Setiap bulan, ia pergi ke ke kantor pos untuk mengirim surat.
Marlena dan Zorro pergi ke sebuah festival musik. Muncullah band dari Medan yang menyanyikan lagu “Besame Mucho”. Mulanya Marlena merasa biasa saja, tetapi lama-lama ia menjadi terkesan. Di lagu selanjutnya, ia menari bersama Zorro dan memutuskan bahwa mereka akan pergi ke Medan. Ukun bersurat dengan seorang wanita. Berkali-kali wanita itu mengajak ia pergi tetapi ia selalu menghindar.
MOZAIK 47-49
(Kisah Keluarga Langit, Sketsa, Kota yang Pandai Berpuisi)
Marlena kawin untuk ketiga kalinya bersama Jon. Zorro adalah anak pertamanya Jon karena ia belum mempunyai anak sebelum itu. Jon berkata betapa bersyukurnya ia telah bertemu dengan Marlena. Kata guru-guru, Zorro adalah anak yang istimewa. Suatu hari, Zorro diikutkan lomba bercerita tingkat anak-anak dan ia pun menang.
Kucingnya Sabari, Marleni telah menghilang. Sabari mencarinya dimana-mana tetapi tidak ketemu. Ia mendapatkan ide untuk menempelkan foto kucing di tiang-tiang listrik dan tempat-tempat umum. Lalu ia hubungi guru seni rupa SMA-nya dulu, Bu Woeri, untuk mensketsa gambar kucing untuknya. Ibu mulai menggambar sambil bertanya bagaimana bentuk fisik sang kucing Marleni.
Marlena sekarang mengetahui bahwa suaminya, Jon tidak setia. Jadi ia cerai dan kabur bersama Zorro. Marlena bekerja di manapun ia berada dan Zorro bersekolah dengan pintar. Ternyata Zorro pandai sekali berpuisi sama seperti Sabari.
MOZAIK 50-51
(Delapan Tahun Kegilaan, Genap)
Kata orang-orang, Sabari sudah menjadi gila sejak Marlena dan Zorro meninggalkannya. Tahun pertama dan kedua, ia masih tinggal di rumah. Tahun ketiga, jika orang tertawa, ia menangis dan sebaliknya. Tahun keempat, Sabari tidak bisa tidur karena memikirkan bagaimana orang bisa berada di dalam televisi. Tahun kelima, Sabari melihat bagian belakang televisi dan berpikir ada pemain kecil-kecil disitu. Tahun keenam, Sabari tidak lagi menonton televisi karena takut dengan orang-orang kecil di dalamnya. Tahun ketujuh, Sabari berurusan dengan polisi. Tahun kedelapan, tidak ada lagi yang melihat Sabari di rumahnya.
Ukun dan Tamat khawatir dengan keadaan Sabari sekarang ini. Sabari sendiri tahu ia dicari kawan-kawannya. Jadi Ukun dan Tamat memutuskan untuk mencari Marlena dan Zorro ke Sumatra dan membawa mereka pulang ke Belitong.
MOZAIK 52-53
(Bahasa Indonesia, Kapal Ternak)
Zuraida menyerahkan surat-surat Marlena kepada Ukun dan Tamat. Dari surat-surat itu, mereka akan mencari Marlena. Lalu, mereka mengurus dokumen-dokumen perjalanan untuk bepergian jauh. Karena mereka akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah, mereka harus meningkatkan kemampuan Bahasa Indonesia mereka. Jadi mereka menghadapi Bu Norma, guru Bahasa Indonesia.
Ukun dan Tamat kasihan melihat Sabari yang sudah gila. Mereka berencana untuk mengelilingi Sumatra untuk mencari Zorro dan Marlena. Setiap malam, Sabari tidur di platform pasar ikan. Badannya kurus karena kurang makan. Rambutnya panjang dan jenggotnya panjang berantakan. Sabari terharu membayangkan Ukun dan Tamat naik ke kapal untuk menjemput Marlena dan Zorro
MOZAIK 54-56
(Juliet-mu, Ilmu Bumi, Indonesia Lonely Man)
JonPijareli yang dari orang stress menjadi orang depresi. Ia tidak cocok dengan siapa-siapa, gampang emosi. Ia rindu sekali dengan anak tirinya yaitu Zorro. Ukun dan Tamat berkunjung ke Aceh dan mengirim surat kepada Zuraida dan Sabari.
JonPijareli sangat membenci saat mendengar orang mengetuk pintu. Suatu hari, Ukun dan Tamat datang mengunjungi rumahnya untuk bertanya tentang Marlena dan Zoro. Jon terpana akan cara mereka memperkenalkan dirinya. Pada akhirnya, Jon membuka pintu untuk menerima mereka. Mereka mengobrol dan akhirnya menjadi teman dan Jon menyanyikan lagu.
Sama seperti Izmi yang terinspirasi oleh Sabari, JonPijareli tergugah oleh Ukun dan Tamat. Ia kagum akan ketulusan mereka. Mereka segera menjadi sahabat baik. Sementara itu di Australia, seorang nelayan aborigin melihat ada sepotong aluminium yang terikat di kaki seekor penyu. Pada lempeng itu adalah sebuah surat yang ditulis oleh Sabari dalam Bahasa Inggris tak keruan.
MOZAIK 57-59
(Sahabat Pena dan Hikayat 6 Kota, Stolen Generation, Musibah)
Ukun dan Tamat berjumpa dengan Manikam. Dia juga ingin tahu dimanakah Marlena dan Zorro dan membantu sedapat-dapatnya. Sisir Ukun dan Tamat telah rontok dan saputangan sudah kotor. Sehari hanya makan sekali di warung nasi termurah.
Ayah Larissa menghilang ke rumah bibinya di Alice Spring. Katanya dia mau mencari orang Indonesia. Ternyata ia menemukan sebuah pesan dari seekor penyu. Ada seseorang yang sedang mencari anak dan istrinya, Marlena dan Zorro di Indonesia. Penyu itu telah berkelana hamper tujuh tahun.
Perjalanan semakin berat bagi Ukun dan Tamat. Namun karena mereka berteman dengan JonPijareli, mereka sedikit terbantu. Sahabat-sahabat pena Marlena tidak tahu dimana keberadaan Marlena. Larissa dan ayahnya akan mencari informasi tentang Marlena dan Zorro. Ukun dan Tamat pergi ke Singkep. Anehnya, kampung itu sangat sepi. Ada perempuan yang sedang menangis, ternyata Lady Diana telah meninggal.
MOZAIK 60-61
(25 Km/Jam, Api Neraka)
Pak pos menghampiri Sabari dan memberikannya sebuah surat. Surat itu dari Ukun dan Tamat. Ditulis bahwa mereka telah menemukan Marlena dan Zorro. Hari itu juga, Sabari bersepeda ke pasar, tiba-tiba ia bertemu dengan Zuraida. Sabari senyum lebar dan berlari menujunya. Larinya semakin kencang sehingga melewati Zuraida. Maka tampaklah perlombaan orang berlari melawan orang yang bersepeda.
Surat dari Tamat membuat Sabari senang sekali. Ia menjadi melakukan banyak hal yang ia tidak biasa lakukan. Ia meminta sebuah menu dari restoran karena Zorro senang mendengarkan cerita tentang makanan. Orang-orang pada heran tetapi itu memang permintaan seorang ayah demi anaknya.
MOZAIK 62-63
(Piala, Merdeka)
Ada pengumuman tertempel di warung kopi bahwa aka nada lomba maraton dalam rangka perayaan kemerdekaan. Di warung kopi, Sabari bertemu dengan sahabatnya yang sudah lama tidak saling bertemu yaitu Toharun. Sabari jadi latihan untuk marathon bersama Toharun
Sabari mengikuti lomba maraton. Susah payah ia berlatih dengan Toharun sebagai pelatihnya. Pertama-tama, ia berada di depan. Penggemar Sabari bersorak-bersorak untuknya. Tetapi lama-kelamaan, ia memperlambat dan kalah. Namun, ia tetap berlari sampai selesai walaupun yang lain telah pulang. Motivasinya adalah Zorro, anaknya. Ia selesai sampai garis akhir, kakinya sakit dan berdarah. Banyak orang memanggil Sabari sang juara sejati.
MOZAIK 64-65
(Biru, Janji Lama)
Juru antar datang ke rumah Sabari dan memberikan sebuah hadiah, yaitu piala kecil yang dibelinya di pasar. Tengah hari, Sabari berangkat ke dermaga dengan tas plastik berisi piala dan berkalung dua medali yang akan ia persembahkan untuk Zorro saat ia datang nanti. Sabari menunggu sampai malam dan datanglah Zorro di kapal. Mereka berpelukan dan menangis karena lama sekali tidak berjumpa.
Marlena mengizinkan Zorro atau juga dipanggil Amiru untuk tinggal dengan Sabari. Mereka kembali ke kebiasaan lama mereka dulu. Sabari terkejut melihat Amiru pandai sekali menulis puisi. Mereka saling bercerita dan berpuisi. Sabari terharu melihat anaknya yang sudah besar.
MOZAIK 66-67
(Sweet, Purnama Kedua Belas)
Setelah pulang dari petualangan mereka, Tamat kembali menjadi tukang kipas, Ukun kembali menjadi tukang gulung dinamo dan Sabari kembali menjadi kuli serabutan. Suatu hari, datanglah sebuah surat dari Australia. Amiru memutuskan untuk membalas surat itu. Dua bulan kemudian, Larissa yang berada di Australia terkejut menerima surat dari Indonesia. Saat makan malam, semuanya yang hadir terkejut melihat surat itu karena mereka tidak percaya bahwa Sabari, Marlena, dan Zorro benar-benar ada.
Setelah lama saling berkirim surat, Larissa dan ayahnya mengunjungi Sabari. Itulah pertama kali ada orang asing yang mengunjungi kampung Belantik dan sambutannya sangat luar biasa. Pertengahan 2013, Sabari meninggal dunia. Di makam Sabari ada tertulis puisi “Biarkan aku mati dalam keharuman cintamu”. Marlena sempat pulang ke Belitong dan berjumpa dengan ayah, ibu, dan saudaranya. Sebelum meninggal, Marlena berpesan untuk dimakamkan di Belantik dekat makam Sabari. Di bawah namanya ada tertulis “Purnama Kedua Belas”.
Menceritakan Kembali Isi Novel Yang Telah Dibaca
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Hidup seorang laki-laki bernama Sabari yang sedang berada di malam yang senyap dan bulan purnama di langit yang bersinar sangat terang. Pada tangan kanannya, ia memegang pensil, pensil yang berharga untuknya. Disampingnya, ada kucing yang tinggal bersama Sabari bernama Abu di rumah yang terlihat sangat kesepian. Sabari sedang berpikir tentang Marlena, cinta pertama Sabari dan waktu-waktu yang ia menghabiskan dengan Lena dengan hati yang patah, dan diri yang kesepian. Sabari tidak bisa melepaskannya, seolah-olah Lena adalah perempuan satu-satunya di dunia ini. Bahkan sahabat Sabari, yaitu Ukun dan Tamat mengatakan bahwa Sabari bisa saja berakhir di Panti Rehabilitasi Gangguan Jiwa Amanah jika ia tetap seperti ini.
Mozaik 2
Radio
Hidup seorang ayah yang mempunyai tiga anak, Amiru, Amirta dan Amirna, bernama Amirza. Amirza berkerja sebagai buruh pabrik sendal jepit dan pada malam hari, kesukaan dia adalah untuk mendengar radio, satu-satunya hiburan bagi Amirza. Hal ini diketahui Amiru, biasanya setelah Amiru selesai bercerita untuk adik-adiknya, ia mengintip ayahnya yang senang mendengar lagu-lagu yang di mainkan di radionya. Selain itu, ayahnya juga gemar mendengarkan berita tentang Lady Diana, penduduk kampung Nira.
Mozaik 3
Pensil
Sejak kecil, Sabari tidak suka dengan yang namanya cinta, ia bahkan tidak pernah suka seorang perempuan dalam hidupnya. Sahabatnya, Ukun dan Tamatpun memberi beberapa pilihan perempuan yang Sabari dapat menyukai tetapi ia tolak. Tetapi, pada suatu hari, ketika sedang ulangan Bahasa Indonesia, ada perempuan bernama Marlena yang meminta jawaban dari Sabari dan sebagai imbalan, Lena memberi pensil pada Sabari. Sejak hari tersebut, Sabari tidak bisa melepaskan pensil tersebut dan tidak dapat melupakan Lena.
Mozaik 4
Pingsan
Amiru senang sekali melihat ayahnya, Amirza bereksperimen dengan radionya. Bagi Amiru, melihat ayahnya seperti itu dapat mengalihkan pikirannya dari kesedihan. Kesedihan bahwa ibunya sedang sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Setiap kali Amirza bereksperimen, Amiru selalu mendukungnya walaupun gagal. Amirzapun tak pernah menyerah untuk mendapatkan siaran radio yang lebih jelas. Tetapi pada suatu malam hujan, antena disambar petir dan radio itu pun pingsan
Mozaik 5
Seorang Ayah Bernama Markoni
Ada seorang ayah yang keras bernama Markoni, Markoni pun mengetahui akan hal ini tetapi tidak ingin merubahnya. Ketika ia kecil, ayahnya ingin Markoni mengikuti jejaknya. Walau Markoni anak yang cerdas, ia juga sangat nakal, ia bahkan merokok dan sering bolos sekolah. Markoni sempat ke Tasikmalaya dan pulang membawa seorang istri. Ketika ayah Markoni meninggal, Ia merasakan kesusahannya dalam menjaga anak. Markoni pun juga ditolak dalam semua pekerjaan, dan hal itu membuat ia sedih melihat teman-temannya yang sudah sukses. Tetapi, suatu hari ada ide yang muncul di kepala Markoni untuk membuka usaha percetakan batako.
Mozaik 6, 7, 8
Volare, Masih Berlaku, Bunga Ilalang
Samberan petir merusak radio kesayangan Amirza, tetapi ia tidak mau tertinggal dengan sandiwara radio jadi, ia mencoba berbagai cara untuk membetulkannya. Amiru melihat ayahnya bereksperimen dan ia pun sudah tahu eksperimennya akan gagal karena caranya salah. Tetapi suatu ketika ayahnya sedang bereksperimen, muncul lagu yang indah bernama Volare.
Anak-anak Markoni tumbuh sama seperti dirinya, keras dan tidak benar. Walau Markoni sudah memarahi dan menasihati mereka, mereka tidak mau dengar.
Hasil ujian dan pengumuman kelulusan akan diumumkan. Sabari sudah menanti-nantikan hari ini dan untungnya, Sabari lulus, Lena juga.
Mozaik 9, 10, 11
SMA, Izmi, Intervensi
Sudah masuk SMA, Sabari pun masih tidak bisa lepas dari Lena. Saking ia menyukai Lena, apapun yang Lena suka, Sabari juga suka.
Teman-teman Sabari yaitu Ukun dan Tamat, selalu mengatakan kepada Sabari bahwa ia tidak akan pernah bersama dengan Lena. Walau teman-temannya berkata seperti itu, Sabari tidak pernah kecil hati. Tetapi, semakin banyak prestasi yang Sabari raih untuk Lena, semakin brutal Lena menolak Sabari.
Amiru bertanya-tanya tentang radio dan masalah-masalah radio kepada Pak Cik tetapi ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Mozaik 12
Surat
Suatu hari, Sabari sangat terkejut karena ia melihat ada puisi yang Lena sepertinya menulis untuk Sabari. Ia masih belum pasti bahwa itu Lena, tetapi isi puisi tersebut sangat akurat dengan keadaan mereka pada saat ini. Ukun dan Tamat terus memberi berbagai macam alas an mengapa Lena belum pasti “S” yang ada di surat tersebut dan “L” berati Sabari dan Lena. Sabari pun debat dengan teman-temannya karena ia sangat pasti bahwa yang menulis surat itu adalah Lena dan surat tersebut untuk Sabari.
Mozaik 13, 14
Barang Antik, Perlambang
Pada waktu hujan turun, Amiru merasa senang, memejamkan matanya sambal mendengar sebuah irama. Ia ingin seperti ayahnya, orang yang dapat senang karena hal-hal yang kecil. Lalu Amiru balik ke Pak Cik dan mengatakan bahwa ia ingin belajar ilmu radio. Di rumah, Amiru senang menemani ayahnya yang sedang mendengar radio sambal memberitahunya tentang pelajaran yang ia dapat dari Pak Cik. Amirza sekarang juga kesulitan membayar biaya sekolah anak-anaknya.
Di papan sekolah, muncul lagi surat yang lebih spesifik dengan nama Lena tertulis di surat tersebut. Ukun dan Tamat mencoba menyebut beberapa nama tetapi keliatannya tidak mungkin.
Mozaik 15, 16, 17
Enam, Merayu Awan, Sayap Kecil Yang Sempat Tumbuh Lalu Patah Lagi
Izmi adalah seorang murid yang selalu membuat guru di sekolah kesal dengannya karena nilainya yang tidak terlalu baik. Tapi, lama-kelamaan ia membaik.
Dari kecil, Sabari sudah diajarkan untuk menghargai puisi. Pada masa-masa sekarang, Insyafi, ayah Sabari sering sakit dan Sabari biasanya bantu mendorong kursi rodanya. Lama kemudian, Insyafi menyadari bahwa Sabari sedang jatuh cinta.
Sabari mengatakan bahwa ia akan drop-out karena ia sakit hati dan ia sering bolos. Tetapi, Bu Norma, guru Bahasa Indonesia yang sangat menyukai Sabari memberi banyak alasan untuk tidak drop-out dengan membandingkan prestasinya dengan kekurangan teman-temannya.
Mozaik 18, 19, 20
Semua Kebaikan Dari Saputangan, Rahasia, Geometri
Sabari menemukan surat yang ia piker diberi dari Lena. Tetapi Sabari tidak percaya karena Lena tidak pernah sekalipun meliriknya. Tetapi, karena hal tersebut, Sabari makin semangat untuk belajar di sekolah.
Izmi berbicara beberapa hal tentang Sabari kepada Zuraida.
Ketika ulangan sedang mendatang, Sabari menemukan rumus di meja Lena dan Bogel Leboi. Sabari berpikir rumus itu salah dan membenarkannya. Tetapi, kemudian ia sadar bahwa rumus yang di tulis Lena sudah benar tetapi ia menggantikan rumusnya menjadi rumus yang salah. Karena hal tersebut, Lena dan Bogel Leboi pun tidak lulus.
Mozaik 21
Amiru dan Sepedanya
Amiru ingin berkerja supaya ia dapat membantu ayahnya dalam membiayai perawatan ibunya. Ia pun mulai berkerja tetapi ia tahu bahwa itu mustahil untuk mendapat jumlah uang yang ia butuhkan jadi ia mulai datang kesana dan kesini untuk menawarkan diri tapi pintu tertutup untuknya. Lalu suatu hari ia melihat lomba balap sepeda yang memiliki hadiah sebesar Rp. 500.000 untuk tingkay remaja. Melihat hal tersebut, Amiru berkerja keras dengan latihan tetapi pada hari lomba tersebut, panitia lomba tidak membolehkan Amiru mengikuti lomba tersebut.
Mozaik 22, 23
Terimakasih, Cita-cita Izmi dan Amiru
Karena kesalahan Sabari, ia ingin minta maaf kepada Lena dan Bogel Leboi karena ia sudah merubah rumusnya. Sebagai tanda minta maaf, Sabari menyanyi lagu “Truly” untuk mereka dan orang sekitar pun yang melihat terbahak-bahak.
Ketika Izmi mendapat rapornya, ia menyadar bahwa tidak ada angka merah dirapornya dan nilai tertinggi yang ia dapat adalah 8, pada pelajaran Biologi karena ia ingin menjadi dokter hewan. Amiru mempunyai cita-cita menjadi pencipta radio.
Mozaik 24, 25
Pahlawan, Tanjong Pandan
Pada hari kelulusan, Izmi tidak bisa berhenti tersenyum tetapi nangis juga. Ia selalu mengagumi Sabari dan menjadikannya sebagai pahlawan Izmi. Pada saat Sabari naik ke panggung, sebagai kata-kata terakhir, ia membacakan puisi perpisahan.
Ketika mereka semua sudah menjadi siswa SMA, mereka mulai mencari pekerjaan. Tetapi kebanyakan pekerjaan murid-murid tersebut tidak cocok dengan cita-citanya. Sabari sempat mengikuti lomba marathon dan ia memenangkan hadiah. Ia memberi hadiah tersebut kepada Lena tetapi Lena menolaknya dan marah kepada Sabari. Ukun dan Tamat pun mengatakan bahwa Sabari harus melupakan Lena.
Mozaik 26, 27
Puisi, Amiru dan Kantor Gadai
Ukun mencoba mencari jodoh buat Sabari, dan salah satunya adalah Mbak Yu. Walau Sabari bersama dengan Mbak Yu, ia masih tidak bisa berhenti berbicara tentang Lena, bahkan ke Mbak Yu sendiri, ia menceritkan berbagai hal tentang Lena.
Amiru sekarang rela berkerja dimanapun asal ia mendapat uang untuk membeli radio untuk ayahnya. Kemudian, ia mendapat pekerjaan membuat gantungan kunci. Ia membuat gantungan kunci yang bagus sampai tangannya terbalut plester. Amiru pun berhasil mengumpulkan uang dan akhirnya membeli radio untuk ayahnya.
Mozaik 28, 29, 30
Saat Langit Menjadi Biru, Pendamba Cinta, Wawancara
Sabari ingin pergi ke pantai ketika langit sedang biru karena dongengnya yang menceritakan jodoh ditemukan di pantai tersebut ketika langit sedang biru.
Sabari pun pergi ke pantai tersebut tetapi tidak ada apapun yang terjadi. Ketika dia sedang di pantai tersebut, ia tidak bisa berhenti memikirkan tentang Lena, ia berharap Lena bisa menjadi jodohnya.
Sabari sedang mencari pekerjaan dan ia ketemu satu pekerjaan. Ia lalu diinterogasi oleh Markoni, ayah dari Lena, dan ditanya-tanya beberapa hal. Pada akhirnya, ia mendapat pekerjaan tersebut.
Mozaik 31, 32
Kue Satu, Biru Karena Rindu
Sampai sekarang, Sabari masih saying Lena. Ia selalu menghafal hal-hal atau rutinitas yang Lena lakukan setiap hari. Sambil kerja pun ia masih melihat-lihat Lena.
Sabari pindah balik ke Belantik dan ia senang karena bisa bertemu dengan keluarganya dan bisa melihat Lena. Markoni juga senang karena ia mempunyai karyawan seperti Sabari yang tekun dan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.
Mozaik 33, 34
Medali Keemasan, Konfigurasi
Buncai mengatakan hal-hal yang baik tentang Sabari dan seberapa baiknya ia bekerja kepada Markoni supaya Sabari bisa mendapatkan Lena. Tetapi Markoni pun bertanya-tanya beberapa hal tentang Lena kepada Sabari, dan Sabari menjawab dengan jujur dan ketika Markoni mengetahui tentang semua itu, ia marah.
Sabari mendekati seseorang bernama Tabrani. Ia lalu meminta bantuan banyak orang untuk menyampaikan kepada Markoni bahwa Sabari akan siap menyumbang kambing untuk Markoni jika ia ingin menikah lagi. Karena hal tersebut, Markoni akhirnya menawarkan Sabari untuk menikahi Lena.
Mozaik 35, 36
Stadium 3, Juru Puisi
Sabari dan Lena akhirnya menikah dengan cara yang sederhana. Banyak sekali orang yang pikir pernikahan tersebut hanya sekedar lelucon karena masa lalunya, maka tidak banyak orang yang datang. Akan tetapi, sahabat Sabari, Ukun dan Tamat, datang walau mereka susah untuk percaya.
Belakangan ini, Ukun dan Tamat sulit fokus dalam pekerjaannya. Mereka iri dengan Sabari, mereka ingin mempunyai istri seperti Sabari.
Mozaik 37, 38
Ayah Yang Bersembunyi, Aya
Sabari dan Lena tidak tinggal bersama. Bahkan Sabari membuat rumah untuk Sabari dan Lena tinggal karena Sabari berharap Lena dapat tinggal bersamanya ketika mempunyai anak suatu hari nanti. Akhirnya, Sabari dan Lena mempunyai anak yang dinamai Zorro, dan Lena pun sudah tinggal di rumah yang dibuat Sabari. Tetapi sayangnya, Lena selalu pergi dari rumah karena dia memang tidak saying Sabari.
Sabari mengundurkan diri dari pekerjaan Markoni lalu membuka warung sembako. Sabari, Ukun dan Tamat berdebat tentang berbagai hal tentang Zorro. Ada yang mengatakan Zorro akan tumbuh menjadi seperti Sabari, ada yang mengatakan sebaliknya. Lama-kelamaan, ada gossip yang menyebar tentang Lena ingin bercerai dengan Sabari.
Mozaik 39, 40
Semua Telah Membeku Dalam Waktu, Ruang Sidang III
Suatu hari Sabari menerima surat dari pengadilan. Isi surat tersebut merupakan Lena menyeret Sabari ke pengadilan karena ia ingin bercerai. Sabari tidak dapat percaya akan hal tersebut.
Sabari lalu pergi ke pengadilan dan ia melihat disana ada Lena bersama dengan laki-laki yang terpelajar. Tidak lama kemudian, semuanya sudah selesai, Sabari dan Lena sudah cerai dan Lena pergi bersama laki-laki tepelajar itu.
Mozaik 41, 42
Menyukai Travelling, Rabun
Seorang laki-laki bernama Manikam menutup hatinya ketika bercerai dengan istrinya. Jon Pijarelli pun menjadi pendiam dan sekarang murung. Sejak Manikam bercerai, ia diberi beberapa pilihan perempuan tetapi tidak ada satupun yang memenuhi syarat-syaratnya. Sampai ada satu foto seorang gadis yang membuat Manikam tertarik.
Sabari sudah cerai dengan Lena, meskipun seperti itu, Sabari tidak ingin Lena menggambil Zorro darinya. Sabari mengajar Zorro beberapa puisi yang diajar ayahnya, seperti ayahnya. Tetapi suatu hari, Lena memutuskan ia akan menggambil Zorro dan memebesarkannya dengan laki-laki terpelajar dan 2 laki-laki lainnya. Sabari sangat amat sedih karena Zorro adalah satu-satunya hal yang membuat ia senang pada saat itu.
Mozaik 43, 44
37 Syarat, Satire Akhir Tahun
Manikam akhirnya bertemu dengan perempuan yang ditunjukan temannya kepadanya, dan perempuan itu adalah Lena. Mereka pun menikah karena Lena memenuhi 37 syarat Manikam, dan Lena sudah bercerai dengan dealer motor vespa. Zorro diambil Lena dan ternyata Zorro kangen Sabari, bahkan ia memeluk kemeja Sabari ketika ia tidur.
Sabari sedang mengalami masa-masa yang kurang baik. Sabari sudah cerai, Zorro diambil, Marleni, kucingnya, menghilang, pada suatu hari ia tertusuk paku yang berkarat dan ayah dan ibunya telah meninggal dunia. Sabari lalu sadar bahwa semua semangatnya sebenarnya untuk Zorro dan sejak ia diambil, Sabari sudah patah semangat.
Mozaik 45, 46
Surat-Surat Lena, Besame Mucho
Pada akhirnya, Lena dan Manikam bercerai karena Lena merasa bosan lagi. Manikam sedih dan mencoba untuk membujuk Lena tetapi Lena keras kepala dan masih berkata tidak. Di cerita ini, kita mengetahui bahwa Lena suka menulis surat dan Zorro pun menurunkan sifat tersebut. Lena juga beberapa kali menulis surat kepada Zuraida dan surat itu memengaruhinya.
Lena sudah tinggal bersama Zorro sebagai seorang janda untuk bertahun-tahun. Karena penasaran, Zorro bertanya kepada Lena siapakah pemilik kemeja yang ia miliki tetapi Lena tidak berani menjawab.
Mozaik 47, 48
Kisah Keluarga Langit, Sketsa
Lalu, Lena menikah dengan Jon. Zorro tumbuh menjadi laki-laki yang cerdas dan ia disukai banyak orang. Pada suatu hari, Lena kangen dengan Belitong. Sambil mendengar Jon bermain gitar, ia menulis beberapa surat untuk Zuraida. Zorro sudah sekolah dan ketika hari kenaikan kelas, ia mengikuti lomba bercerita, Lena menangis karena bangga dan yang lain bertepuk tangan.
Sejak Marleni menghilang, Abu Meong selalu mengeong. Sabari pun kasihan melihatnya. Karena hal tersebut, Sabari ke pasar untuk mencari Marleni. Di pasar, Bu Woeri bertanya apakah Zorro anak Sabari dan Bu Woeri memuji lalu mengatakan beberapa hal tentang Zorro.
Mozaik 49
Kota Yang Pandai Berpuisi
Lena tahu bahwa Jon tidak setia dan ia tidak suka orang yang tidak suka, maka ia bercerai dengan Jon. Pada awalnya, Lena berpikir bahwa perceraian ini adalah putusan yang terbaik tetapi ternyata inilah putusan terburuk. Lena dan Zorro sekali-kali tinggal di panti asuhan dan Lena bekerja menjadi apapun yang ia mampu. Tiap kali Zorro berpindah, ia selalu membuat puisi kecil. Zorro adalah anak yang cerdas, bahkan nilai Bahasa Indonesianya hampir 10. Suatu hari, guru seninya meminta Zorro bernyanyi tetapi Zorro ingin mengganti menyanyi dengan membaca puisi. Lena juga berkali-kali menulis puisi dan Zorro pun membaanya.
Mozaik 50, 51, 52
Delapan Tahun Kegilaan, Genap, Bahasa Indonesia
Untuk banyak sekali tahun, Sabari benar-benar sudah tidak semangat. Ia sudah patah semangat sepenuhnya.
Bukan hanya patah semangat, sekarang Sabari sudah benar-benar hilang, seakan-akan ia sudah dihapus dari dunia ini. Bahkan Ukun dan Tamat tidak tahu bagaimana keadaan Sabari.
Zuraida harus memegang janjinya dengan Lena. Dengan surat-surat yang ditulis Lena, Ukun dan Tamat dapat menyelusuri jejak Lena. Bu Norma pun ingin mencari Lena dan Zorro supaya Sabari tidak menggila. Bu Norma lalu memberi Ukun dan Tamat buku yang kemungkinan dapat membantu mereka.
Mozaik 53, 54, 55
Kapal Ternak, Julietmu, Ilmu Bumi
Akhirnya Ukun dan Tamat menemukan Sabari. Tetapi ketika mereka ketemu Sabari, ia sudah kurus, rambutnya panjang dan terlihat sangat menyedihkan.
Jon lama-lama jatuh dalam depresi. Ia selalu berpikir, apa yang akan terjadi jika ia tidak bertemu dengan Lena, perempuan yang bercerai dengannya.
Sejak bercerai dengan Lena, Jon menjadi jengkel dan dingin. Ia bahkan tidak mau mendengar dan menjawab ketukan pintu. Ukun dan Tamat lalu mengunjungi Jon, berharap mereka dapat menemui Lena dan Zorro.
Mozaik 56, 57
Indonesia Lonely Man, Sahabat Pena dan Hikayat 6 Kota
Walau Jon sebenarnya sudah depresi dan dingin, ketika Ukun dan Tamat mengunjunginya, Jon merasa terlahir kembali. Dengan semangat, ia mencoba mengumpulkan kembali band-nya.
Jon masih sedih, walau tidak separah dulu. Ia meminta kepada Ukun dan Tamat untuk memberitahukan Jon jika mereka ketemu Lena. Ukun dan Tamat lalu bertemu beberapa sahabat pena Lena di Metro dan Tulang Bawang dan mereka memberi informasi tentang keberadaan Lena. Ukun dan Tamat pun lanjut mencari Lena karena mereka tidak bisa berhenti sebelum ia menemui Lena.
Mozaik 58, 59, 60
Stolen Generation, Musibah, 25km/jam
Patrick memberi tahu Larissa bahwa ayahnya Larissa hilang. Patrick tidak tahu mau mulai mencari nya dari mana.
Walau 3 sahabat pena Lena dapat memberi beberapa informasi tentang Lena, ia tidak bisa memberi tahu keberadaannya. Lalu, Larissa, membuat janji dengan Ukun dan Tamat untuk membantu mencari informasi tentang Lena dan Zorro.
Sabari mendapat surat dari Ukun dan Tamat bahwa mereka telah menemukan Lena dan Zorro dan mereka akan membawa pulang Zorro untuk Sabari.
Mozaik 61, 62
Api Neraka, Piala
Karena surat yang ditulis Ukun dan Tamat, Sabari seakan-akan waras kembali. Sabari sudah benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Zorro. Sambil menunggu, ia mulai mengingat masa-masanya dengan Zorro dan semua memori yang mereka membuat bersama.
Suatu hari ada lomba marathon dan Sabari ingin mengikut lomba tersebut untuk Zorro. Sebelum lomba tersebut, ia bertemu dengan teman lamanya yaitu Toharun dan Toharun membantu Sabari berlatih karena ia ingin mendapatkan piala untuk Zorro.
Mozaik 63
Merdeka
Hari lomba pun tiba. Sebelum lomba mulai, Toharun memberi Sabari beberapa arahan supaya ia dapat menang. Sabari pun sangat bersemangat. Ketika lomba akan dimulai, Toharun berada di sisi Sabari, membantunya dan memberinya arahan. Ketika lomba mulai, banyak orang melewati Sabari. Toharun berteriak-teriak dan Sabari mencoba untuk mempercepat larinya tetapi gagal. Lomba pun sudah selesai dan panitia sudah pulang tetapi Sabari tidak ingin menyerah dan masih tetap berlari. Banyak orang mendengar akan hal itu dan mereka menunggu di garis finish dan mereka mengibarkan bendera dan berteriak “Merdeka!”
Mozaik 64, 65
Biru, Janji Lama
Walau Sabari tidak juara dalam lomba maraton tersebut, ia dikenal banyak orang dan banyak orang juga menyalaminya. Inilah hari Zorro pulang dan bertemu Sabari. Sabari pun mengunggu kapal unutuk Zorro sekitar jam 5 sore. Sabari sudah menunggu tetapi kapal tersebut tidak muncul. Tetapi, akhirnya kapal itu datang dan Zorro/Amiru segera mendatangi ayahnya dan memeluknya.
Lena sudah mengizinkan Amiru/Zorro untuk bersama Sabari. Sabari pun mengajak Amiru makan, dan melakukan beberapa hal. Satu hal yang Sabari sangat bangga akan Amiru adalah puisi-puisinya.
Mozaik 66, 67
Sweet, Purnama Kedua Belas
Akhirnya, Ukun dan Tamat mendapat jodoh, hal yang mereka inginkan ketika Sabari menikah. Larissa juga melihat foto Zorro dan Sabari berpelukan dan ia senang.
Amiru tetap tinggal bersama Sabari sampai SMA dan ia bertumbuh menjadi sangat dekat dengan Sabari. Walau dalam pernikahan Sabari dengan Lena, ia jarang sekali menemuinya, Sabari akan selalu menyayangi Lena. Pada tahun 2013, Sabari meninggal. Amiru dan kedua adik tirinya masih tetap mengunjungi ketiga ayahnya. Lena balik ke Belitong untuk bertemu dengan keluarganya. Sebelum Lena meninggal, ia berpesan untuk dimakamkan di Belantik dekat makam Sabari. Pada akhir-akhir hidup Lena, ia menyuruh Amiru menulis surat dengan dibawahnya tertulis “Purnama Kedua Belas”.
TAMAT.
Menceritakan Kembali Isi
Novel Yang Dibaca
Oleh Angelica Lovelin Harnoko 8C
Mozaik 1
Purnama Kedua Belas
Boi, di dalam cerita ini merasa sudah dua musim telah lewat sejak ia membatalkan diri untuk merantau ke Jakarta karena rasa cinta, pada seorang perempuan Tionghoa bernama A Ling. Sering ia melamun, bagaimana ia seorang anak Melayu udik dari keluarga Islam puritan, bisa jatuh cinta pada perempuan Tionghoa dari keluarga Konghucu sejati itu. Dalam itu, ia masih duduk di sini sebagai pelayan Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi, yang tak lain punya pamannya sendiri. Ia selalu disongsong oleh omelan paman yang sangat tidak suka pada pemerintah, yang menganggap masyarakat semakin amoral, dan yang karena suatu penyakit kandung kemih yang aneh membuatnya tak bisa menampilkan suatu performa pada tingkat paling minimal sekalipun. Boilah yang kemudian menjadi tempatnya menumpahkan semua kegagalan politikal, sosial, dan personalnya itu.
Namun, semua penderitaan itu terbayarkan jika ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa semua kesusahan jiwa dan raga itu, dari pagi sampai petang itu, adalah demi ketentraman hati ibunya dan lebih indah lagi, demi masa depannya dengan A Ling. Saban sore, Boi melihat A Ling berdiri di samping sepedanya, di depan warungnya, menunggunya pulang kerja. A Ling sendiri bekerja di toko Zinar. Mereka sepakat menabung sedikit demi sedikit untuk mempersiapkan keberangkatan kami ke Jakarta.
Mozaik 2 & 3
Pelangkah & Sang Penguasa Pasar
Jika ada orang yang paling disayangi oleh Ania, Lana, dan Ulma di dunia ini, mereka adalah ibu mereka Syalimah dan kakak sulung mereka Enong. Sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak-beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya baru 14 tahun. Setelah tamat SMA, Ania berkenalan dengan seorang guru. Kian hari, hubungan itu kian dekat. Ania tak mau mengenalkan pemuda itu pada ibu dan kakaknya, terutama karena ingin menjaga perasaan kakaknya. Tahu-tahu guru SD itu menerima surat keputusan penempatan di pulau terkecil. Ia ingin menikahi Ania. Ania menolak. Ia tak mau melangkai Enong. Ia berbicara dengan orang tua guru itu. Pada malam pernikahan Ania, Boi terpana melihat ketulusan yang ditunjukkan seorang kakak. Namun, ketiga anaknya tahu bahwa senyum itu adalah ucapan saling berterima kasih antara ayah dan ibu mereka untuk kasih sayang yang balas-membalas, dan kopi itu adalah cinta di dalam gelas.
Hari ini Boi bertemu dengan seseorang berambut gondrong, tebal digulung angin laut beraroma garam, yang tak dapat lagi disisir karena telah kaku. Badannya yang besar dan tegap seakan menguasai seluruh warung. Penampilannya semakin ganjil karena bahunya timpang. Konon karena ketika kecil ia membanting tulang seperti budak belian di bawah perintah pamannya yang kejam. Setiap orang yang masuk ke warung kopi dan berpapasan dengannya, menjauh. Yang tak sempat menjauh, menunduk hormat. Yang melihatnya dari jauh berbalik badan. Yang jauh darinya, tak tahu-menahu apa yang terjadi di warung kopi, karena mereka jauh. Dari semua orang yang datang ke warung hanya Benu yang ia kenal. Mantan kuli pelabuhan yang menjadi petinju kelas bantam. Tetapi karena kepalanya terlalu sering kena tumbuk, Benu menjadi tuli, gagap, dan sedikit gila.
Mozaik 4 & 5
Rezim Matarom & Giok Nio
Waktu sudah berlalu, Enong tidak menunjukkan tanda-tanda akan menikah. Akhirnya, adiknya Lana dan si bungsu Ulma juga dengan terpaksa mendahuluinya. Ketiga adik Enong meninggalkan rumah, mengikuti suami masing-masing. Hanya tinggal Syalimah dan Enong, serta rumah mereka yang sepi. Enong tetap bekerja sebagai pendulang timah. Beberapa waktu kemudian, Syalimah jatuh sakit. Dokter berkata, ia sakit karena lanjut usia. Tabib berkata, ia sakit karena sudah tua. Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya memandangnya dengan sedih. Enong tahu apa yang ingin dikatakan ibunya, namun tak sanggup terkatakan. Karena itu, ia bersama dengan seorang lelaki bernama Matarom. Suatu keputusan yang kemudian akan disesalinya. Matarom adalah seorang pecatur yang tangguh dan hal-hal yang berhubungan dengan perempuan. Ia juga suka berkunjung ke warung kopi milik pamannya Boi.
Di pusat Kota Helsinki, ibu kota Finlandia, sebuah hall yang megah telah dipadati pengunjung, penggemar, dan wartawan. Semua mata, berpuluh mikrofon, lampu, dan kamera dari kantor-kantor berita internasional tersorot ke wajah perempuan yang duduk berjejer: Bellinda Hess-Hay, Nikky Wohmann, Frederika Vilsmaier, Nazwa Kahail, dan Ninochka Stronovsky. Mereka adalah pecatur perempuan terbaik di muka bumi ini, para grand master. Mereka semua sedang ditanya-jawab oleh para wartawan. Giok Nio, managernya mengangkat Chip sebagai tukang jagal ayam sekaligus bagi sebuah wajan raksasa yang berisi air mendidih tempat ayam-ayam yang bernasib buruk itu dicelupkan agar gampang dicabuti bulunya. Wajan itu di-tanggar di atas tungku yang berkobar- kobar.
Mozaik 6 & 7
Lelaki Melayu, Kopi, dan Catur & Wisuda
Setiap temannya Boi berkunjung ke kampungnya, bertandang dengan perahu atau datang dengan bus, datang sebagai turis, pengelana, pendakwah, atau utusan pemerintah untuk satu tugas nan mulia, atau juga bisa ke pasar. Ada banyak warung kopi yang ditemui di sana. Di warung-warung kopi itu pria-pria Melayu mengisahkan nasibnya, membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum maskapai timah gulung tikar, dan mempertaruhkan martabatnya di atas papan catur. Lelaki Melayu dengan kopi, sisa kebanggaan, dan catur, seperti lelaki Melayu dengan pantunnya, seperti lelaki suku bersarung dengan sarungnya, seperti lelaki Khek dengan sempoanya. Kalau ada kriteria semacam densitas warung kopi, yakni jumlah warung kopi dalam ukuran wilayah tertentu, kupastikan kampung kami masuk buku rekor dunia. Kopi adalah minuman yang ajaib, khususnya bagi lidah orang Melayu, karena rasanya dapat berubah berdasarkan tempat.
Matahari belum muncul, Enong sudah berdiri agak gemulai di pekarangan. Senyumnya lebar, selebar dimungkinkan mulut. Boi hampiri perempuan yang humoris dan selalu optimis itu. Enong menyerahkan sepucuk surat padanya, dan ia tak boleh membacanya sebelum Enong pergi. Ia mengayuh sepeda reyotnya dan Boi baca surat itu. Ia pun tersenyum lebar, ternyata undangan untuk menghadiri wisuda kursus bahasa Inggris. Enong menoleh dan melambai-lambai pada Boi. Pada suatu Sabtu pagi yang menyenangkan, dengan pakaian terbaik, aku dan Detektif M. Nur duduk di aula sebuah gedung di ibu kota kabupaten untuk melihat wisuda Enong. Ibu Indri, direktur kursus, naik podium dan berpidato. Ibu Indri menyebutkan lulusan terbaik mulai dari kesatu, kedua dan seterusnya. Mengejutkan bahwa nama Enong dipanggil “ Maryamah binti Zazami pada lulusan terbaik kelima! “. Enong menutup mulutnya. Matanya terbelalak. Ia sangat terkejut mendengar namanya disebut Bu Indri. Ia menangis karena bahagianya ia mendapatkan penghargaan itu.
Mozaik 8 & 9
Kopi Sebuah Kisah di Dalam Gelas & Presiden
Selain Boi, ada tiga pelayan lain di warung kopi Paman. Mereka adalah Midah, Hasanah, dan Rustam. Hasanah masih sangat mudah, baru 27 tahun. Maksudnya, masih sangat muda diukur dari jumlah kawinnya yang telah 4 kali dan seluruh suaminya minggat. Midah adalah perempuan yang telah diperlakukan dengan tidak adil oleh hukum fisika. Daya tarik bumi telah menyebabkan pipinya yang tembam jatuh sehingga bibir atasnya membentuk garis yang cembung, dan juga bermuka judes. Rustam, dari tampangnya memang tampak seakan dilahirkan ke dunia ini untuk disuruh-suruh namun, umurnya sudah 43 tahun. Ketiga orang itu sudah belasan tahun bekerja di warung kopi Paman dan sungguh misteri yang besar bagiku mengapa mereka betah. Paman sangat cerewet dan temperamental. Upah, sama saja dengan bekerja di warung kopi lain. Bahkan dengan pengalaman panjang itu, mereka bisa merundingkan upah yang lebih tinggi dengan juragan lain. Misteri ini ingin ku bongkar pelan- pelan selama bekerja di warung kopi ini.
Sore itu aku berjumpa dengan Maryamah dan Selamot di kios Giok Nio. Miris kami mendengar Maryamah berkisah tentang nasibnya. Benar pendapat orang-orang tua Melayu, bahwa di dunia ini tak ada masalah sepelik soal rumah tangga. Kasihan dia, sungguh berat cobaan hidupnya. Nada bicaranya jelas mengesankan bahwa Matarom dan catur telah menjadi biang keladi kesusahannya. Namun, ia memang perempuan yang istimewa. Maryamah dan Selamot tiba-tiba tanya pada Boi kalau ia bermain catur atau tidak. Pertanyaan itu membuatnya teringat sahabatknya Grand Master Ninochka Stronovsky yang dulu mengajarinya main catur untuk melawan Zinar, dan ia kalah secara tragis. Lalu Maryamah menunjuk para ahli catur disana dan bilang bahwa ia ingin mengalahkan mereka semua di tujuh belasan Agustus nanti. Boi dan Selamot tidak percaya apa yang dikatakannya barusan, mana ada perempuan di kampung ini ahli dalam catur? Tapi karena itu emang keinginannya, mereka hanya mendukungnya saja.
Mozaik 10 & 11
Setuju & Cangklong
Orang pertama yang Boi dan Selamot temui setelah pembicaraan dengan Maryamah itu di kios ayam Giok Nio itu adalah Detektif M. Nur. Ketika kami tiba di kantornya, ia sedang melamun sambil memandangi Jose Rizal. Matanya lebih besar dari biasanya. Kemudian, dengan tangkas Boi alihkan pembicaraan pada hal lain. Ia bertanya pada Detektif mengapa tadi ia melamun waktu kami tiba. Wajahnya berubah menjadi senang. Katanya, telah berhari-hari ia memikirkan sebuah pelajaran yang cukup ambisius untuk Jose Rizal. Ia juga bermaksud melatih Jose Rizal agar dapat mengenali lalu melakukan tindakan jika penerima surat pindah alamat, sedang bepergian, telah meninggal, atau karena alasan tertentu, menolak menerima surat. Kami sampaikan pada Detektif soal rencana Maryamah. Tentu saja, jika menyangkut sesuatu yang berbau rencana atau rahasia.
Malam esoknya dalam perjalanan ke rumah Maryamah, Boi tertarik melihat orang berkumpul di warung kopi. Ternyata Matarom lagi membuat semacam ekshibisi. Ia melawan lima pecatur sekaligus tanpa menggunakan menterinya. Bio saksikan semuanya dengan lutut lemas karena teringat pada Maryamah. Bagaimana ia akan menghadapi para pecatur lelaki yang berpengalaman pada kejuaraan nantinya? Maryamah bahkan belum kenal dengan catur. Seratus meter menjelang pekarangan rumah Maryamah, waktu Boi tiba Maryamah sedang menunggu kehadirannya. Boi menjelaskannya nama setiap buah catur dan dimana kedudukan awal mereka. Gadis itu menyimak dengan tegang. Dahinya berkeringat. Boi mikir bahwa ia tak nangkap sama sekali apa yang dijelaskannya tadi. Kemudian, ia lihat matanya berkaca-kaca. Ia menunduk, air matanya berjatuhan, terisak-isak. Boi berhenti bicara. Ia kemaskan papan catur dan pamit pulang. Pelajaran catur pertama itu berakhir dengan sangat menyedihkan.
Mozaik 12 & 13
Tulah & Langkah Pertama
Suatu sore, Paman tiba-tiba memberitahu tentang hasil dari pendidikan. Setelah ia sudah selesai berbicara, Paman mendelik ke arah Boi. Ia tanya padanya kalau Boi dari tadi mendengarkannya atau tidak. Boi menjawab bahwa ia mempunyai firasat buruk. Paman tampak bingung dan dan Boi jawab itu rahasia. Karena sejak Paman sering menjelek-jelekkan presiden, kesehatannya memburuk, dan semakin buruk sejak ia mulai mengata-ngatai menteri pendidikan. Paman tampak semakin bingung dan Boi akhirnya ingin membisik Paman untuk mengatakan rahasia itu, ia bisik kualat! Paman tetap saja menuduh menteri pendidikan.
Maryamah duduk di depan papan catur dan rampak berusaha memberanikan diri. Dengan ragu ia menjulurkan tangannya dan meraih beberapa butir pion. Pada malam keempat, ia tersenyum berseri-seri dan menjentikkan sebiji pion. Malam itu, untuk pertama kalinya, Maryamah binti Zamzami bisa bermain catur. Ia membiarkan saja rajanya terkepung dan tak mengindahkan moralitas menang. Ia amat berhati-hati jika menggerakkan benteng. Sikap Maryamah sangat misterius. Baru kali ini ada pecatur macam dia. Boi pun takjub pada kemajuannya.
Mozaik 14 & 15
Kopi Berdasarkan Cara Memegang Gelas & Alvin and the Chipmunks
Sersan Kepala sering minta saran padaku untuk nama warung kopinya. Setiap Boi sampaikan usulnya, matanya takjub. Dari sekian banyak nama, dia suka dua yaitu Warung Kopi Tiga Tuntutan Rakyat atau Warung Kopi Sayangku Manisku. Kedua nama itu sangat merakyat, mengandung misteri, dan romantis, katanya. Sersan Kepala masuk ke warung kopi. Seperti biasa, ia didampingi oleh anak buahnya. ajudan itu membawa bantal khusus yang bolong di tengahnya sehingga jika Sersan Kepala duduk, satu lokasi yang agung di bagian bawah tubuhnya, tidak menyentuh bangku. Sersan kepala sebenarnya telah mengawasi tiga maling paling pokok di kampung kami: Mursyiddin, Maskur, dan Muhlasin. Waktu Sersan Kepala dan ajudan masuk ke warung kopi tadi, ketiga bramacorah itu sudah ada di dalam. Mursyiddin dan Maskur gelisah. Muhlasin tenang saja, buat apa gelisah, kalau tidak berbuat.
Maryamah tetap sibuk belajar catur, sedangkan Boi masih saja menjaga Warung Kopi. Maryamah sudah melawan satu orang, dan ia menang. Lalu Boi carikan orang yang cukup mahir dalam catur, Alvin atau bisa disebut juga Alvin and the Chipmunks. Dari awal ia sudah mengejek Maryamah kalau ia tidak mungkin menang dalam lomba ini. Sampai lombanya sudah dimulai pun Alvin masih saja menyombong-menyombongkan betapa hebatnya dia jauh lebaih baik daripadanya. Tapi Maryamah tetap sabar dalam bermainnya, dan akhirnya Maryamah menang. Alvin sampai terkejut dan juga heran karena wanita ini bisa mengalahkannya.
Mozaik 16 & 17
Cape Diem & Skandal
Grand Master mulai mengajari Maryamah teknik-teknik sederhana yang disebut sebagai dasar pertahanan, serangan, pembelaan, dan pembebasan. Diagram-diagram darinya dilatihkan oleh Maryamah dan sparing partner-nya, Alvin and the Chipmunks. Karena semakin menegang kan lomba ini berlanjut, Boi sedikit cemas terhadap Maryamah. Sebab kampung ini adalah kampung lelaki di mana tradisinya amat patriarkat. Belum pernah sebelumnya ada perempuan main catur, apalagi bertanding melawan lelaki. Perempuan, dalam kaitannya dengan catur, hanya menghidangkan kopi saat suami main catur bersama kawan-kawannya. Paman lagi-lagi memarahi Midah, Hasanah, Rustam. Rustam sebenarnya tidak terlibat, ia hanya ingin membela kedua wanita itu. Tetapi itu hanya bikin Paman semakin gusar mendengar perkataannya. Lebih baik diam saja.
Aku mendengar gerutu Paman, karena ia akan menolak pendaftaran Maryamah pada pertandingan catur 17 Agustus. Namun celakanya, posisi Paman sangat penting. Selain warung kopinya akan menjadi tuan rumah pertandingan, dialah pelopor turnamen catur kampung itu. Sikap Paman terlihat akan sikap masyarakat kami umumnya. Boi frustasi, tapi tak ada kata mundur. Maryamah telah begitu bersemangat. Ia tak ingin melukai hatinya. Boi inginnya perlahan-lahan aku akan membujuk Modin. Namun, rencana merayu Modin itu belum apa-apa telah gagal berantakan. Selamot menyampaikan padaku bahwa di pasar sudah santer kabar Maryamah mau ikut pertandingan catur 17 Agustus dan Modin marah-marah. Bagaimana Modin bisa tahu? Ternyata yang membocorkan ini semua ialah si Alvin and the Chipmunks itu! Esoknya, berita soal Maryamah menyebar cepat seperti sampar ayam. Menjelang siang, berita itu menjadi ramai. Di mana-mana orang membicarakannya. Mitoha, ketua klub catur Di Timoer Matahari itu, marah-marah dan beraninya menentang Maryamah. Paman juga ikutan menjelek-jelekan Maryamah, itulah yang membuat Boi tambah frustasi.
Mozaik 18 & 19
Syalimah & Batinku Tertekan
Syalimah hanya pernah dekat dengan seorang lelaki, jatuh cinta untuk pertama kali, dan menikah dengannya, lalu terpisah karena ditinggal mati. Maryamah pun tak mengenal banyak cinta. Waktu Matarom datang pada ibunya untuk melamar. Syalimah dan Maryamah adalah perempuan-perempuan lugu, dengan cinta yang juga lugu. Mereka tak tahu bahwa cinta dewasa ini tak seperti dulu lagi. Cinta dewasa ini dapat menjadi kejam. Mereka tidak tahu, lelaki penyayang seperti Zamzami sudah susah dicari. Minggu lalu ketika Maryamah sedang berbelanja di pasar, ia terkejut mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh. Seorang pria tergopoh-gopoh mengejarnya sambil menggandeng anak-anaknya yang tak bisa diam dan bertanya padanya bahwa ia masih mengingatnya atau tidak. Ternyata dia Ilham. Maryamah memandangi Ilham sampai jauh. Lalu ia menangis, karena ia baru ingat mengapa dulu ia begitu dekatnya dengan Ilham. .Esoknya, masih pagi, Maryamah membantu ibunya seperti biasa. Lalu ia kembali ke tempat tidur. Siang itu ketika Maryamah membangunkan ibunya untuk disuapi makan, Syalimah tak bergerak. Perempuan yang setia itu telah meninggal dunia. Maryamah menangis tersedu-sedan di karena ia sayangi karena seribu alasan.
Esokan harinya, Mitoha tetap menentang Maryamah karena tidak pernah ada perempuan melawan lelaki sebelumnya, jika iya bisa-bisa rontok wibawa pertandingan catur 17 Agustus nanti. Mitoha tetap lanjut menentangnya, sampai semua orang yang disitu merasa tersinggung. Tetapi pihak yang berada bersama Mitoha setuju dengannya terkecuali Boi dan Selamot.
Mozaik 20 & 21
Bitun & Guru Kesedihan
Selamot berkasmaran. Saban hari hatinya mantul-mantul. Sejak itu, tak ada yang lebih dinantikannya selain menunggu orang. Sang pria pujaan datang seminggu sekali dan melewatkan waktu tak lebih dari setengah hari. Selamot merindu. Selang beberapa bulan kemudian, di bawa terang bulan sabit, lelaki bersarung itu ingin menikahinya. Selamot menjawab dengan menangis bahagia. Mereka menikah. Seminggu berikutnya, lelaki bersarung itu melaut dan tak kembali, tak pernah kembali lagi. Seorang nelayan Bitun mengatakan bahwa ia melihat lelaki serupa suami Selamot di pasar dermaga Bagan Siapi-api, sibuk dengan istri dan anak-anaknya. Selamot tak sanggup menanggung malu dan patah hati. Dengan hati remuk redam, ia pergi meninggalkan kampungnya. Semenjak itu Giok Nio mengajak perempuan kecil itu masuk, memberinya handuk, dan menyeduhkannya the. Begitulah perkenalan Giok Nio dengan Selamot.
Boi terpesona dengan cara Maryamah menyikapi nasibnya. Padahal dia telah ditimpa kesusahan sejak kecil. Bagi Boi, ia adalah guru kesedihan. Lalu, ia beri tahu bahwa ia siap menerima pelajaran catur dari Grand Master Ninochka Stronovsky. Boi terharu sekaligus malu. Maryamah adalah pribadi istimewa yang tak punya tabiat mengasihani diri. Ia tak pernah mengiba-iba. Boi lihat guru kesedihan itu. Pertemuan dengan Maryamah hari ini meletupkan semangatku. Sekarang, ia siap menguasai catur, dengan tekad mengalahkan seorang kampiun seperti Matarom.
Mozaik 22 & 23
Telah Mendengar Banyak Lagu Barat & Buku Besar Peminum Kopi
Maryamah untuk bertanding membuat kampung menjadi lebih gembira. Keceriaan tampak pada wajah setiap perempuan. Namun, itu membuat Boi tambah cemas yang baru, apakah Maryamah mampu bertanding melawan para pecatur lelaki yang berpengalaman? Maryamah binti Zamzami, perempuan pertama yang bertanding melawan lelaki dalam pertandingan catur peringatan hari kemerdekaan di kampung kami. Mitoha tetap saja mengejeknya. Selamot pun berdiri dan bilang bahwa ia akan menjadi managernya dan ia namakan klub caturnya Kemenangan Rakyat adalah Kebahagiaan Kita Semua!
Orang Melayu, meskipun tidak modern, paham benar kopi sebagai social drink. Kopi mengatasi rasa haus dalam bentuk yang lain. Haus ingin bicara, haus ingin mendengar, dan ingin didengar. Karena itu, orang Melayu menyeduh kopi selalu dengan air mendidih. Tujuannya agar obrolan menjadi lama. Lantaran diperlukan waktu yang tak sebentar sampai kopi itu mencapai tingkat hangat yang wajar untuk diminum. Saat menunggu untuk minum kopi, secara teknis hal itu dapat dikatakan dengan cara seperti, saat kopi yang mendidih tadi perlahan-lahan menjadi hangat, adalah saat kesusahan yang mendidih dibagi di antara mereka. Di warung kopi kesusahan tadi dibagi pada orang yang lebih banyak sehingga makin terasa ringan.
Mozaik 24 & 25
Godaan & Pertarungan Pertama
Lawan pertama Maryamah adalah seorang lelaki bernama Aziz. Detektif swasta M. Nur mengundang Boi ke kantornya. Di atas meja kulihat map pink yang bertuliskan Maryamah vs Matarom yang sekarang di dalam kotak dokumen dalam proses. Tiba-tiba berbisik ke Boi bahwa ia pernah mengintip Matarom pacaran sama biduanita organ tunggal di belakang dermaga Olivir. Boi sudah tau Matarom adalah tipikal lelaki playboy. Selanjutnya Preman Cebol gentayangan di warung-warung kopi. Ia berpura-pura minum kopi dan mengisi teka-teki silang di dekat Aziz ketika orang itu sedang main catur, padahal diam-diam dicatatnya permainan Aziz di lembar diagram yang diselipkannya di antara lembar buku teka-teki silang itu. Sesekali Matarom dan Mitoha hadir di warung kopi untuk melakukan ekshibisi, catur simultan atau membunuh cepat dengan batas tempo tertentu. Jika Matarom datang, pegawai negeri pulang cepat. Tak peduli sanksi tata tertib. Toko- toko tutup. Namun, Boi tetap saja gugup sebab lawan yang bisa dikalahkan Maryamah barulahnya dan Alvin and the Chipmunks. Akhirnya, hari pertandingan tiba. Malamnya, ia tak bisa tidur. Esok sore semuanya akan ditentukan. Sangat berbeda dengan Maryamah. Boi berjumpa dengannya pagi hari sebelum pertandingan itu. Tampak jelas ia tak yakin apakah akan menang atau kalah, namun dia gembira.
Pertandingan masih dua jam lagi, namun penonton telah berbondong- bondong ke warung kopi Paman. Penonton menjadi banyak karena ada penonton perempuan yang ingin menjadi suporter Maryamah. Boi merinding melihat puluhan papan catur telah digelar. Pertama kali terjadi dalam sejarah kejuaraan catur hari kemerdekaan, perempuan ikut bertanding dan akan melawan laki-laki. Ternyata Maryamah juaranya. Penonton bertepuk tangan gegap gempita dan berusaha mendekati Maryamah untuk menyalaminya, namun pecatur pendatang baru itu dilindungi manajernya: Selamot.
Mozaik 26 & 27
Blender 1 & Karma Sang Tujur Taksir
Paman lagi-lagi membuatku tercengang. Paman adalah seorang yang tak pernah sungkan mengungkapkan perasaannya. Tapi di depan istri dan anak- anaknya, ia sangat lembut. Jangankan membentak, jika bicara dengan mereka, ia selalu mengatur nada suaranya agar tidak tinggi. Sore itu Paman datang sambil menjunjung sebuah kotak. Dikumpulkannya kami, dibukanya kotak itu, isinya sebuah blender, dan berpidatolah dia. Boi dan ketiga kawannya sudah bosan dengan perkataannya Paman. Hampir setiap hari Paman selalu begitu, selalu merasa benar dan suka mengeluh tentang hal-hal kementrian. Tapi seperti biasa, mereka hanya menyimak Paman dan menjawabnya terus untuk menunjukan bahwa dirinya itu terlalu banyak bicara tentang semuanya.
Pertandingan digelar lagi. Lawan Maryamah berikutnya adalah Maksum. Selamot dan Maryamah kenal baik dengan Maksum yang pernah kaya mendadak, kemudian miskin secara mendadak. Sebelum pertandingan dimulai, Selamot mendekati Maryamah dan memberitahu untuk mengalahkan lelaki itu. Maryamah berlomba sampai lawan keempat. Hari pertandingan tiba. Juri meletakkan papan nama pecatur di atas meja tanding dan Boi langsung terbelalak. Di papan tertulis Syamsuri Abidin vs Maryamah. Namun sayangnya, Syamsuri Abidin mengeksekusi raja Maryamah tanpa belas kasihan.Para pendukung terdiam. Matarom mengembuskan asap cangklongnya dan Mitoha hanya menohok sambil terkekeh-kekeh. Syamsuri Abidin memang telah unggul atas Maryamah, namun wajah setiap orang menyiratkan kesan bahwa dia tak sedikit pun mampu menaklukkan perempuan itu.
Mozaik 28 & 29
Dilarang Mengeluarkan Anggauta Badan & Blender 2
Maryamah berikutnya adalah Muntaha. Grand Master memberi petuahnya, dan yakin Maryamah bisa mengatasi Muntaha. Pertandingan akan berlangsung pukul 4 sore, pada pukul 11 siang, panitia mengabarkan bahwa Muntaha tak bisa
bertanding. Ia secara mendadak harus berangkat ke Pangkal Pinang. Karena itu, Muntaha akan digantikan oleh Maulidi Djelimat. Celakanya Maulidi jauh lebih hebat dari Muntaha. Boi dan Detektif M. Nur mulai panik. Maryamah pun sudah tampil meyakinkan akan gugur begitu saja. Sungguh tidak adil. Padahal, Detektif M. Nur dan Preman Cebol telah bersusah
payah mendapatkan diagram Muntaha. Walaupun begitu, Boi kagum karena dengan cepat Maryamah bisa mengadaptasi tekniknya sesuai petuah Grand Master.
Paman mendengkur di kursi malas. Boi dan ketiga kawannya tetap kerja di Warung Kopi itu seperti biasa. Paman pernah bilang bahwa dulu hanya ada satu-dua warung kopi. Itu pun bukan khusus warung kopi, melainkan warung makan yang menjual kopi. Lelaki Melayu memang peminum kopi sejak masa nenek moyang, tapi mereka minum kopi buatan istri di rumah. Warung kopi kemudian berkembang. Lama-lama, hubungan emosional antara Boi dan blender itu semakin membaik. Ketika ia pencet tombol on, ia hidup. Hanya A Ling dan alat itu yang dapat memahaminya. Boi memberi blender itu sebuah nama, Yamuna. Paman terus menekan biji-biji kopi yang kasar. Bubuk kopi yang penuh diputar oleh baling-baling blender yang kencang mulai berhamburan. Esoknya, ketika Boi nyalakan, blender itu tak berdesing lembut seperti biasanya, tapi terbatuk-batuk. Kelakuan Paman kemarin membuat benda itu berada di
ambang kerusakan. Mendengar suara gemeretak, Paman menghambur ke dapur. Ia bertanya pada Boi mengapa ia merusak blendernya. Padahal Paman sendiri yang merusaknya.
Mozaik 30 & 31
Kopi, Berdasarkan Teori Konspirasi & Penyergapan
Boi tambah bergairah karena menemukan hipotesis baru dan unik dari hubungan antara jumlah gelas kopi dan teori konspirasi. Semuanya bermula dari pengamatannya pada kelakuan dua makhluk yang tersohor reputasi percolongannya di kampungnya, Mursyiddin dan Maskur. Kedua orang itu tampak santai saja, namun pada pesanan kopi keempat, mereka mulai merapat dan berbisik-bisik. Mungkin itu hanya berlaku bagi orang Melayu. Sebab, jika orang Tionghoa minum lebih dari tiga gelas, atau bisa saja sampai ingin membuka warung kopi. Jika Jumadi datang ke warung kopi, mereka yang menggemari politik langsung merubungnya. Ia terkengkeng-kengkeng, berkoar-koar sambil menghirup kopi dan mengembuskan asap rokok. Mitoha, yang juga telah memasuki tahap gelas keempat, merapatkan diri pada Jumadi.
Semula mereka dan Muntaha tak sadar bahwa sebuah persekongkolan besar dengan tujuan menjegal Maryamah tengah berlangsung. Namun semuanya menjadi kentara setelah kejadian yang dialami Safaruddin. Sore itu usai bekerja, Safaruddin melihat ban sepedanya kempes, padahal ia harus segera berangkat karena mau bertanding melawan Aziz. Ia mengendarai sepedanya ke bengkel tambal ban terdekat. Anehnya bengkel itu tutup. Biasanya bengkel itu tidak tutup. Safaruddin panik. Agar cepat, ia menuntun sepedanya melewati jalan setapak. Akhirnya, ia tiba di warung kopi dengan keringat bercucuran dan ia dinyatakan kalah karena terlambat. Ternyata pelaku judi catur itu: Suhaimi, A Kong, dan Munawir.
Mozaik 32 & 33
Janji yang Lama & Demi Yamuna
Boi mulai memikirkan cara membalas kelakuan Paman pada Yamuna. Ia sudah memikir berbagai cara untuk sabotase mereka, tapi itu semua terlalu bahaya. Pembalasan itu harus sistematis, penuh rencana yang menggetarkan, intelek, melibatkan orang-orang yang memang sering jengkel dengan Paman, yaitu Midah, Hasanah, dan Rustam. Boi mulai berpikir, barangkali penderitaan dan tanggung jawab besar yang merundung Maryamah sejak kecil, serta sebuah perkawinan yang menyiksa, telah membentuk dirinya menjadi seorang survivor yang tangguh dan defender yang natural. Lawan Maryamah berikutnya adalah seorang lelaki tua Hokian bernama Go Kim Pho. Dia datang di warung kopi bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya. Para pengamat catur berdecak kagum menyaksikan kemampuan Maryamah menampilkan permainan yang sangat elegan dan memberi Go Kim Pho sebuah kekalahan yang agung. Bapak tua itu bangkit, tersenyum, dan mengucapkan terimakasih.
Satu kesulitan menjadi orang Islam dengan kadar imam adalah, setelah berbuka puasa harus repot bertanya sana sini. Jika imamnya ulama muda, selalu hanya 11 rakaat., itulah bukti, betapa Allah Maha Pemurah. Setelah tarawih, dengan sentosa masih sempat melewatkan malam berkeliling-keliling kampung, Itulah bukti, betapa Allah penuh pengertian. Paman juga adalah seorang badal yang amat dihormati di Masjid Al-Hikmah, masjid terbesar di kampung. Boi ingin ciptakan situasi agar Paman berteriak sekeras dan selama mungkin sehingga selangkangnya mau meletus. Aku minta bantuan Midah, Hasanah, Rustam, juga Detektif M. Nur semuanya gembira. Berhasil mereka melakukannya.
Mozaik 34 & 35
Paling Tidak Aku Telah Melihatnya & Probalitas
Sejak Maksum digulung oleh Maryamah dalam
pertandingan itu, Mustahaq Davison selalu merasa kopinya pahit. Meski tak sedikit pun Boi kurangi gula dari takaran biasa untuknya. Dua sendok teh. Waktu ia bertanding dan menang lagi, mulutnya berkicau bahwa rasanya pas. Padahal, takaran gulanya tetap dua sendok teh. Sore itu Selamot memutuskan pulang ke Bitun yang telah berpuluh tahun ia tinggalkan. Ia sering mengatakan bahwa ia selalu berdoa agar dapat melihat
suaminya, meski hanya sekali, sebelum ia mati. Doanya terkabul dan ia berdamai dengan masa lalu. Ia berjanji akan kembali untuk menyaksikan pertandingan Maryamah berikutnya. Perasaan sedih melihat perempuan lugu setengah mengendarai sepedanya, untuk pulang ke kampungnya. Giok Nio berulang kali mengusap air matanya.
Pertandingan menjadi aneh. Beberapa pecatur yang kuat, kalah dengan mudah. Aziz Tarmizi sang pembuat tahu misalnya, dikalahkan secara mudah. Ini pasti akibat gelas keempat Jumadi dan Mitoha tempo hari. Seorang yang cerdas diperlukan untuk mengurai soal ini, dan Boi tahu siapa orang itu. Ia bertemu dengannya di dermaga, namanya Lintang. Boi jelaskan situasi yang kami hadapi. Kecerdasannya Lintang tergambar di dalam soal matanya. Ia berkata bahwa Mitoha sedang menggiring Maryamah menuju Patriot Trikora. Lintang melakukan sebuah hitungan yang panjang dan runyam. Di ujung hitungan itu tampaklah Maryamah vs Patriot Trikora adalah 25%. Jika Patriot melawan Maryamah, kemungkinan Patriot menang adalah 25% lebih besar. Ternyata, Mitoha memilih Patriot karena pola permainannya agresif. Mereka semua biarkan saja konspirasi ini berlangsung.
Mozaik 36 & 37
Supergroove & Ex-Player
Perhitungan si pintar Lintang tak mengecewakan. Satu rombongan besar sekondan klub Di Timoer Matahari datang ke warung kopi seperti gerombolan mafia. Jumadi dan Mitoha tampak bahagia karena konspirasi mereka sukses. Patriot Trikora dikenal sangat temperamental. Jika kalah, sering ia marah-marah bahkan melemparkan papan catur keluar jendela. Watak dari seorang pemain catur adalah cepat, tegas, dan ganas. Ia duduk dengan sikap menantang. Mereka semua sangat cemas, terkecuali Paman yang sedang tersenyum karena senang. Maryamah dan Patriot Trikora berhadap-hadapan, tak sabar ingin saling menerkam.
Perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus, perahu-perahu nelayan di dermaga berwarna-warni karena di dipancang tiang kecil dan di tiang itu berkibar bendera merah putih, yang juga kecil, dari kertas kajang. Warung kopi baru saja buka. Paman duduk di kursi malasnya sambil membaca buku Neraka Jahanam. Jika Paman membaca buku itu, satu firasat selalu menusukku, ia pasti akan marah. Jika Paman marah, kami otomatis harus menghentikan apa pun yang sedang kami kerjakan, untuk menyimaknya, dan jangan coba-coba tidak mempedulikannya. Paman menceritakan bahwa ia bertemu seorang lelaki muda memanggil Paman. Lelaki itu berdiri di belakang Paman bersama istrinya dan seorang anak perempuan kecil yang mungkin berumur tiga tahun. Mereka ternyata adalah keluarga adik ipar Paman yang melewatkan libur dengan menginap di rumah Paman. Mereka mau pamit untuk pulang ke kampungnya. Paman mendesak mereka agar memperpanjang waktu menginap. Selain sangat galak, Paman juga terkenal sangat sayang pada keluarga.
Mozaik 38 & 39
Pembunuh Berdarah Dingin & Tak Terlupakan
Matarom semakin beringas saja, terutama sejak kehadiran Master Nasional Abu Syafaat. Master itu tak lain kerabat Mitoha dan pernah menjadi pelatih catur provinsi. Mitoha mendatangkannya demi tujuannya menjadikan Matarom juara tiga kali berturut-turut, sehingga menjadi juara sejati. Master nasional akan melatih Matarom secara khusus. Matarom memang makin hebat. Ia merajalela pada setiap pertandingan. Firman Murtado, yang merupakan sekondan Patriot Trikora, membalaskan sakit hati kongsinya itu atas konspirasi. Matarom, merasa emosi melihat kemajuan Maryamah karena pembantaian yang dilakukan Firman itu, minta izin pada panitia untuk memakai. Kemenangan Matarom atas Firman Murtado melejitkannya ke final. Biarlah Matarom menggila, kami tak peduli karena kami sedang gembira sebab Selamot datang lagi. Pertandingan berikutnya, Maryamah menghadapi seorang guru biologi senior yang telah main catur sejak ilmu itu masih bernama ilmu hayat. Para penonton tak dapat melihat ekspresi Maryamah atas kemenangan itu karena wajahnya tertutup burkak. Tapi Boi tahu ia tersenyum. Ia memang terang-terang menantang.
Boi lihat ternyata pamannya adalah lelaki yang tampan. Ia mirip aktor kawakan Alfred Molina, paling tidak 20 atau 25 tahun yang lalu. Wajah Paman selalu tampak seperti orang ingin membaca deklamasi. Namun, yang mentransformasikan Paman itu bibinya. Mereka berdua menginap selama 3 hari di sebuah pulau untuk ke pernikahan anak dari sahabatnya Bibi. Esoknya kami kembali bekerja dengan tenang dan senang. Pagi itu pun berlalu dengan tenteram. Siangnya usai salat zuhur, masa-masa sepi warung kopi. Boi dan ketiga kawannya rindu pada Paman.
Mozaik 40 & 41
Orang Melayu Tulen & Pertarungan Kesumat
Esoknya waktu mau berangkat kerja, aku malas sekali karena Boi tahu Paman masih belum akan kembali. Sampai di warung, Midah, Hasanah, Rustam tampak seperti orang kurang darah. Mereka semua mengharapkan Paman cepat pulang. Rindu pada omelannya tiap pagi yang meledak-ledak soal kebersihan, cara kami berpakaian, dan harga-harga yang melambung tinggi. Terbongkarlah misteri yang telah lama kucari kuncinya, tentang mengapa Midah, Hasanah, dan Rustam betah bekerja dengan Paman. Hari ketiga itu berlalu dengan hampa. Mereka bekerja malas-malasan. Suasana tenteram dan damai ini sungguh tak menyenangkan. Setelah 3 hari itu berlalu, akhirnya Paman pulang kembali ke Warung Kopinya. Mereka semua berusaha menaruh muka datar, tapi di dalam mereka merasa senang sekali.
Punggung Boi ditepuk oleh Mitoha. Ia bertanyan mengapa Overste Djemalam pada Boi. Lalu Boi jelaskan mengapa, ia ingin menggunakan cara yang praktis. Overste sangat kuat dan karena itu Maryamah pasti kalah.Tapi sebenarnya masalahnya bukan itu. Menantang Matarom memang tujuan Maryamah sejak awal. Mereka pun sempat heran melihat kelakuan Maryamah. Maryamah mengatakan, sejak itu ia ketakutan setiap kali mendengar salak anjing. Persiapan melawan Overste menjadi sangat emosional bagi Maryamah karena persoalan pribadi terlibat di dalamnya. Penonton yang tidak mengetahui hikayat kedua pecatur dan bagaimana nasib mereka. Maryamah sama sekali tak terpengaruh apa-apa. Overste mulai melakukan kecurangan, karena itu sayangnya poinnya jadi berkurang. Akhirnya raja Overste berdiri sendiri, karena malu karena dikalahkan oleh perempuan itu.
Mozaik 42 & 43
Ia lebih Pintar dari Presiden & Mimpi Ninochka Stronovsky
Ada satu cabang ilmu, yang dapat menjelaskan sampai batas usia berapa kita dapat mengingat sesuatu. Ketika kita masih kecil, kita tak ingat apa yang telah terjadi. Kecuali kejadian itu sangat luar biasa, sehingga kita ingat terus. Sampai mati takkan lupa. Boi ingat apa yang telah terjadi ketika ia masih berumur empat tahun, sampai sekarang pun ia masih bisa menggambarkan dengan terang warna baju dan celana orang itu, bentuk sisiran rambutnya, bau badannya, dan minyak rambutnya. Ialah Paman, pemilik warung kopi tempat yang ia bekerja sekarang, dan kejadian luar biasa yang ia lakukan adalah bercerita pada Boi dan adiknya, dalam bahasa Inggris. Boi masih ingat apa yg Pamannya lakukan untuknya waktu dirinya masih kecil. Walaupun sekarang Pamannya suka mengoceh banyak hal, tetaplah ia menjadi Pamannya Boi.
Maryamah sudah mempersiapkan dirinya yang telah lama ia impi-impikan untuk menghadapi mantan suaminya. Ia sudah mengalahkan banyak. Mereka yang selama ini meremehkan Maryamah, bahkan dulu menolaknya ikut bertanding. Matarom semakin getol memamerkan kemampuannya di warung-warung kopi dengan tujuan menekan mental Maryamah. Tiga hari sebelum laga final, panitia kehabisan tiket yang harganya hanya lima ratus perak. Subuh-subuh esoknya Boi naik bus ke Tanjong Pandan untuk membicarakan diagram Matarom dengan Nochka. Sepanjang perjalanan is merasa diawasi oleh tiga orang. Boi pun turun dan berlari menjauhi bus. Ketiga lelaki itu berloncatan dari dalam bus. Ia menyeberangi jalan, mereka menyusulnya. Ia semakin takut. Tiba-tiba dua orang yang berlari memutar tadi muncul dan langsung menghadangnya. Ia terjebak. Mereka berusaha merampas tasnya. Ia rengkuh tasnya kuat-kuat. Lelaki yang lain mendorongnya. Tindakan itu membuat tali tas terlepas dari tarikan kawannya, lengan jaketnya tersingkap.
Mozaik 44 & 45
Maryamah Tak Suka Kejutan & Indonesia Raya
Boi tidak memberi tahu siapa pun soal kejadian di Pasar Pagi. Dalam perjalanan pulang dari Tanjong Pandan, di dalam bus yang sepi aku melamun. Ia menengok ke belakang dan teringat akan perjalananku dulu, ketika pertama kali menghubungi Nochka untuk menanyakan apakah ia bersedia mengajari Maryamah main catur. Aneh sekali semuanya telah berlangsung. Beberapa bulan yang lalu, Maryamah masih tak tahu apa-apa, sekarang bakatnya diakui oleh seorang grand master. Maryamah senang, namun ia mendesak Boi untuk memberi tahu siapa orang itu. Katanya, ia tak suka kejutan. Ia mendadak diam dan memandangi sebuah sepeda yang tersandar di sudut ruang tengah rumah. Lalu ia berkisah pada Boi tentang hadiah kejutan ayahnya untuk ibunya dulu, pada hari ayahnya meninggal. Ia menatapnya dan beri tahu bahwa ia harus menang. Boi pulang dari rumah Maryamah dengan lamunan yang makin panjang. Ia lalui hari demi hari sampai hari perta
Arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus benar-benar terasa. Maryamah duduk. Kemudian terdengar tepuk tangan. Mengejutkan, Ninochka Stronovsky datang untuk melihatnya. Ia duduk disebelah Boi untuk menyaksikannya. Maryamah dan Matarom berhadap-hadapan. Maryamah terperosok ke dalam perangkap. Papan kedua berlangsung mirip papan pertama. Serangan Matarom tak berarti, dan tak ada pilihan lain kecuali remis lagi. Dua papan berlalu, skor masih seri. Pertandingan papan ketiga yang menentukan dimulai. Maryamah maupun Matarom seperti tak sabar ingin segera bunuh-bunuhan. Akhirnya Maryamah yang menjadi juara. Ia tak hanya sampai situ saja, tapi ia terus kan bakal caturnya.
Langganan:
Postingan (Atom)