Senin, 22 Juni 2020

Sinopsi Novel : Ibuk dan Keluarga Cemara 1 dan 2


Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Keluarga Cemara 2
Oleh Jesslyn 7F


Tempat Minum Plastik

Ara dan Agil sangat menginginkan sebuah tempat minum plastik. Tempat minum plastik tersebut selalu muncul di dalam mimpi Ara. Agil dan Ara pergi menemui Bang Muin yang menjual barang-barang bekas. Tempat minum bekas yang dijual Bang Muin terlihat baru dan berwarna merah muda. Bang muin menjual tempat minum itu dengan harga empat ratus ribu. Tetapi, setelah mereka melakukan berbagai cara untuk menawar, mereka mendapatkan tempat minum itu seharga tiga ratus lima puluh ribu. Keesokan harinya, Ara membawa tempat minum itu ke sekolah. Pipin merebut tempat minuman itu karena ternyata, tempat minum itu adalah tempat minum bekasnya Pipin.


Tempat Minum Plastik dari Toko
Akhirnya, ibunya Pipin, Tante Pressier, membuang tempat minum itu. Euis sangatlah marah setelah melihat apa yang terjadi kepada kedua adiknya. Ia menerobos masuk ke rumah Tante Pressier, Lalu meminta tempat minumnya balik, atau untuk menggantikan harga botol itu. Mereka berdebat-debat untuk waktu yang cukup lama. Abah mendengar cerita tempat minum plastic yang membuat Eui marah besar. Namun, Abah menegur mereka atas kelakuan mereka karena Ia tidak sopan kepada orang yang lebih tua.


Tempat Minum Heli
Abah menjanjikan mereka tempat minum baru untuk Ara dan Agil. Abah memberi mereka uang dan menyuruh Euis untuk menemani mereka keesokan harinya. Tetapi pada pagi harinya, Heli, anjing rumah mereka terlihat sakit. Ara, Agil, dan Euis pun khawatir padanya. Mereka ingin memakai uang untuk membeli tempat minum itu untuk membawa Heli ke dokter. Tetapi, karena sudah malam, tidak ada dokter yang masih tebuka. Pada pagi harinya, Heli terlihat seperti biasanya lagi. Ternyata, Heli terlihat sakit karena ia berpuasa hari sebelumnya.

Sepatu Pesta Untuk Ema
Ema merasa anak-anaknya bertingkah aneh hari ini. Ara dan Agil tidak balik-balik setelah bermain, dan Euis tidak pulang setelah pergi untuk mencari mereka. Langit mulai gerimis, dan Ema Khawatir. Ema bersama Abah pergi mencari anak-anaknya. Ternyata, anak-anak mereka sedang mencari sepatu untuk Ema pergi berpesta.

Sepatu Manis buat Euis
Euis sangat menginginkan sepatu baru. Ia menemukan sebuah took yang menjual sepasang sepatu hitam yang memiliki hak di belakang. Ia tidak mau menyusahkan Keluarganya, maka Ia berencana untuk membeli sepatu itu untuk dipakai saat Paskah. Tetapi, ketika Paskah dating, Euis terjatuh sakit. Karena sepatunya sudah sempit, ia tidak bisa menggunakannya untuk Paskah selanjutnya.

Sepatu Gagah untuk Abah
Euis, Ara, dan Agil berencana untuk makan siang bareng dengan sekeluarga. Tetapi, Abah sering pulang lebih sore. Setelah menunggu-nunggu sangat lama, mereka mulai khawatir. Akhirnya, Abah kembali dan mereka bermakan bersama. Pada malam hari, Euis mendengar percakapan Abah sengan Ema. Ternyata, Abah pulang telat karena mencari sepatu yang ia melihat tadi. Sepatu itu bukan untuk dipakai, tetapi mau dijual oleh Abah karena uang mereka sepertinya kurang.

Sebuah Kamar buat Agil
Agil terus menerus merengek karena ia menginginkan kamar sendiri. Tetapi, tidak ada tempat di rumah mereka untuk membuat sebuah kamar baru. Rumah mereka kecil, dan mereka tidak memiliki uang untuk merenovasikannya. Akhirnya, Ema yang kreatif berhasil membat sebuah “kamar” dengan selimut dan kain.

Jemputan Sekolah buat Ara
Euis mulai mengikut sebuah jemputan sekolah. Ema dan Abah khawatir dengan biayanya. Tetapi, Mang Suaeb ternyata mengantarkan Euis secara gratis. Ketika Euis membawa Ara untuk mengikuti jemputan, Mang Suaeb tidak menjemput mereka. Ternyata, Mang Suaeb hanya menjemput Euis karena anak-anak sekolah pada ikutan Euis menjalan kaki. Sekarang, murid-murid itu mengikut antar jemput Mang Suaeb, dan Mang Suaeb tidak ingin menjemput Euis lagi.

Masih Ada Pesta di Depan Toko Kue
Eni bekerja sebagai pelayan di warung tantenya. Ia tidak pernah berpesta ulang tahun. Ia ingin pergi ke toko kue bersama Euis untuk merayakan ulang tahunnua. Tetapi, toko kue itu tidak terbuka. Mereka akhirnya kembali pulang dengan sedih.

Cerita Pendeta Eka
Pendeta Eka sedang ada di gereja. Semua orang sangat menyukai pendeta Eka dan khotbah-khotbahnya. Pendeta Eka mulai menceriktakan sebuah cerita kepada anak-anak. Cerita tersebut menceritakan seorang anak bernama Marlena. Marlena sedang tergoda untuk mengambil persembaha gerejanya untuk membeli eskrim. Tetapi, ia tidak mendengarkan godaan itu, dan memberi uangnya kepada gereja. Ketika ia pulang, ternyata di rumahnya tersedia lebih banyak eskrim yang lebih lezat. Ketika Ara, Agil, dan Euis pulang, mereka melihat Abah sedang membuat Eskrim. Namun, eskrim tersebut adalah pesanan Nona Pressier.

Sepatu Kiri
Abah adalah seorang mantan presiden direktur. Keluarganya sebelumnya kaya, tetapi perusahaannya bankrut. Semua yang mereka miliki hilang begitu saja. Karena uang keluarga mereka menipis, Agil khawatir kalau rumah mereka akan dijual. Lalu, ia mencoba segala hal untuk menjadi lebih hemat.

Pada pagi hari sekali, mereka bertiga berangkat untuk menjual opak di sekolah. Mereka bertiga masihlah memikirkan keuangan keluarga mereka. Sedangkan, Pipin bercemberut karena ia tidak mau memakai kaus kaki yang sama dengan teman-temannya. Sampai ia menyuruh kedua pembantunya untuk mencari kau kaki yang berbeda.

Kae, Sahabat
Suatu hari, teman sekelas Ara, Kae, tidak masuk sekolah. Ara khawatir dan memberi Kae catatan dari sekolah. Ternyata, Kae tidak akan sekolah lagi. Ibuanya adalah seorang wanita penghibur, dan tidak laku lagi oleh karena ia sudah tua. Ara menyaksi Kae dipukuli dan dijambak oleh ibunya. Ara merasa sedih dan takut. Ia tidak bisa menerima realita kalau Kae tidak akan bersekolah lagi.

Rumah Sekolah
Euis dan Agil menduga kalau rumah mereka akan dijual. Ternyata dugaan mereka benar, Abah bertemu dengan Ceuk Salmah untuk mencari pembeli. Abah sedang mengandarai becaknya, ketika ada razia di depan. Becaknya ditahan oleh para polisi. Teman-teman Abah mengajaknya untuk memimpin sebuah demo, tetapi Abah tidak ingin, Akhirnya Abah dipanggil pengecut oleh teman-temannya.

Becak Emak I
Pada pagi hari, Euis, Agil, san Ara berangkat ke sekolah. Mereka bersiap-siap menjual opak sebelum pergi ke sekolah seperti biasanya. Setelah menjual opak, mereka segera pergi ke sekolah. Di sekolah, Euis bertemu dengan Akun. Mereka berdua berbincang sambil berjalan di sekolah.

Becak Emak II
Ibu guru mengkhawatirkan kondisi Abah. Tetapi Ara lebih mengkhawatirkan temannya, Kae yang tidak akan masuk sekolah lagi. Sedangkan, di rumah Pipin, Tante Pressier sedang pusing. Pipin menangis karena ia tidak bisa mengerjakan teka-teki di majalahnya. Akhirnya, Tante Pressier menelpon kantor redaksi dan membayarnya untuk mendapatkan jawabannya. Begitulah Tante Pressier, selalu mengandalkan kekayaannya.

Becak Emak III
Emak marah karena becaknya Abah belum dikembalikan. Padahal mereka tidak bersalah sama sekali. Emak bersedia untuk pergi ke kantor polisi. Emak akhirnya pergi ke kantor polisi dan mencari becaknya Abah. Ia mencari becaknya dibawah terik matahari. Emak mendorong becaknya dari kantor polisi ke rumahnya sendirian sambil mendorong Euis, Ara, dan Agil yang menaiki becak itu. Orang-orang di jalanan pada kagum semua. Hongkun, Ayahnya Akun berterima kasih kepada Emak karena kantor polisi telah mengembalikan semua becak-becaknya berkat Emak.

Becak Emak IV
Ketika Abah pulang, ia melihat keluarganya berkumpul bareng. Emak meminta maaf karena telah mendorong becak itu dan mempermalukan Abah. Lalu, Euis, Ara, dan Agil juga meminta maaf karena merekalah yang menaiki becak itu. Abah memastikan kepada mereka bahwa ia tidak marah, tetapi bangga. Saat itu juga, Akun dan ayahnya memberi sebuah amplop kepada mereka. Namun, Abah tidak menerimanya dan terus-terusan menolak tawaran Hongkun. Itulah karena Abah adalah seseorang yang mulia yang tidak menerima penghasilan orang lain. Sekarang, menaik becak menjadi pusat perhatian kota. Pipin tidak mau kalah, lalu memaksakan ibunya untuk menaik becak bareng.

Datang Kutu I
Euis sedang mencari kutu Agil. Agil tidak menyukainya dan mengatakan bahwa itu sakit. Lalu, Agil kabur dari Euis. Di depan, mereka bertemu dengan Bik Eha yang sedang membantu Abah. Bik Eha memberi tahu Agil bahwa ia bisa membuat obat kutu, dan mengajarkan Agil cara membuatnya. Agil lalu mencoba membuatnya, lalu sisanya ia pisahkan untuk dijual.

Datang Kutu II
Ara sangat yakin bahwa obat kutu yang mereka buat itu akan laku. Mereka pergi ke jalan besar. Keduanya membawa plastik yang terisi obat kutu yang dibuat dengan biji serikaya yang ditumbuk halus. Mereka berdua berpikiran yang sama. Bahwa mereka akan memperoleh uang dari penjualan obat kutu. Namun, di jalanan sedang ada penjarahan. Ada orang-orang yang menyerbu toko lalu mengambil barang dagangan. Sebab itulah mereka didatangi seorang petugas yang curiga. Mereka mengaku bahwa mereka tidak menjarah. Untuk meyakinkan, plastik bawaan mereka itu disobek. Isinya berantakan. Semua barang dagangan Ara dan Agil berantakan. Agil menangis, sedangkan Ara mencoba untuk menghibur adiknya.

Datang Kutu III
Dagangan mereka berantakan. Agil pun sempat memungut sedikit untuk dipakainya sendiri. Di rumah, Agil kemudian keramas. Ara masih berusaha menghibur, tetapi yang paling sedih adalah Euis. Ia merasa bersalah karena ia percaya bahwa sial ini datang karena ia sedang datang bulan. Namun, mereka lebih khawatir soal Abah yang belum pulang. Ternyata, roda becak Abah kempes. Jadi ia harus mendorongnya ke bengkel. Tetapi mereka belum tahu itu, jadi mereka khawatir. Mereka saling menjanjikan bahwa mereka tidak akan memberi tahu Abah apa yang terjadi hari itu.
Undangan Reuni I
Pada suatu hari, Emak mendapatkan sebuah undangan yang indah. Undangan itu adalah undangan reuni sekolah Emak. Anak-anak sangat semangat karena sangat ingin mengikuti reuni emak. Namun, Emak menjadi marah karena tidak ingin mengikutinya. Emak tidak ingin mengikuti reuni itu karena malu dengan keadaannya sekarang
Undangan Reuni II
Mereka semua berminta maaf kepada Emak. Anak-anak menghormati pendapat Emak dan pergi untuk menjual obat kutu. Hasil jualan yang mereka dapat akan dipakai untuk membeli sepatu untuk Emak.
Reuni Emak
Emak akhirnya memutuskan untuk ikut reuni itu demi kesenangan anak-anaknya. Ia membeli sepatu, perhiasan, dan bahkan gaun untuk reuninya. Euis merasa gelisah karena mengetahui uang untuk membeli semua barang itu berasal dari cincin pernikaham Emak dan Abah yang dijual.
Reuni Emak II
Mereka mulai perjalanan mereka ke Jakarta. Di tengah-tengah jalannya, mereka melihat seorang anak yang tertabrak oleh mobil. Abah langsung membawanya ke rumah sakit dam memberi transfusi darah kepada korban. Larena kejadian ini, mereka tidak sempat pergi ke reuni di Jakarta. Mereka akhirnya pulang dan tidak mengikuti reuni Emak. Akhirnya,

Reuni Cincin
 Bik Eha menyuruh Mang Keken meminta balik cincin pernikahan Emak dan Abah. Itu karena cincin mereka dijual melalui Mang Keken kepada pembelinya. Cincin pernikahan Emak dan Abah akhirnya dikembalikan karena kebaikan Abah.

Bunga Pengantin I
Agil sedang bermain pengantin-pengantinan bersama teman-temannya. ketika giliran Kinanti, ia memberi bunga pisang yang cantik. Namun, sang pengantin tidak menerimanya dan menyatakannya bukan sebuah bunga. Kinanti akhirnya dikeluarkan dari permainan. Agil merasa kasihan kepadanya.

Bunga Pengantin II
Ara juga mengalami hal yang mirip dengan Agil pada lomba puisinya. Aik tidak diperbolehkan pelatihnya untuk ikut penseleksian karena puisinya tidak sesuai temanya. Ara merasa bahwa itu tidak adil. Akhirnya, Ara tidak mengikuti kata-kata pelatihnya dan dikeluarkan dari seleksinya.

Bunga Pengantin III
Ara dan Aik berbincang di halaman. Ara mencoba untuk menghibur Aik dengan ajaran-ajaran dan perkataan Abah. Aik merasa kagum dengan Abah. Aik mengajak Ara bermain ke rumahnya, namun Ara ingin melihat lomba menyanyinya Euis. Akhirnya, mereka mulai berjalan ke gedung kesenian.

Bunga Pengantin IV
Gedung kesenian itu termasuk baru dan bagus untuk ukuran desa. Disitu, Euis yang sudah lama berlatih menunjukkan kemampuannya. Penampilan Euis di panggung praktis tanpa cela. Itu semua dilihat oleh Akun yang sangat kagum oleh penampilan Euis. Namun, juri-juri tidak ingin memasukkan Euis ke dalam babak final. Hal ini dikarenakan Euis lah satu-satunya peserta lomba itu yang tidak mengikuti kursus mereka. Kalau Euis masuk babak final, ia tidak akan menguntungkan mereka sama sekali. Jadi, mereka setuju untuk tidak memasukkan Euis ke dalam babak final.

Bunga Pengantin V
Ketika mendengar berita bahwa Euis tidak masuk babak final, Akun sangatlah marah. Ia pergi memprotes kepada pimpinan juri. Namun, Ia diancam untuk diam oleh karena, ayahnya seorang pengusaha yang berdagang disitu. Jika Akun melakukan sebuah keributan, mereka akan mengusir Akun bersama dengan dagangan ayahnya. Euis merasa sangat kecewa ketika mengetahui ia kalah.
Lukisan Agil I
Seperti kedua kakaknya, Agil juga mengikut sebuah lomba.tidak seperti Ara yang dikeluarkan, Agil sangatlah fokus pada lukisannya. Namun, ia melihat Pipin curang. Pipin sudah menyediakan coret-coretan seorang penari Bali. Tidak seperti Ara, Agil tidak langsung berprotes.

Lukisan Agil II
Ara dan Euis sedang di terminal bus menjual opak. Di sela-sela menjual opak, Ara selalu belajar. Mereka berdua berbincang-bincang dengan Neneh dan saling bercanda. Pembicaraan mereka masih berlanjut, sedangkan Agil sedang fokus pada lukisannya.
Lukisan Agil III
Pipin terus menerus melanjutkan kecurangannya. Agil mengabaikannya saja, tetapi Pipin berperilaku tidak sopan kepada Bik Eha. Agil menyuruhnya untuk berminta maaf kepada Bik Eha atau ia akan melaporkan kecurangan Pipin. Akhirnya, Pipin meminta maaf kepada Bik Eha.
Lukisan Agil IV
Pak Wirahad, seorang pelukis terkenal menjadi pusat perhatian di ruang penjurian. Pak Wirahad memilih Enam lukisan yang menarik perhatiannya. Namun, Pemenangnya hanya boleh tiga. Tapi, Pak Wirahad tetap ingin memberi hadiah kepada yang sisanya itu. Lukisan Agil menjadi salah satu pemenangnya. Lukisan yang menjadi pemenang ditandatangani oleh Pak Wirahad sendiri. Lalu, pelukis terkenal itu akhirnya kembali ke hotelnya untuk beristirahat. Namun, Lukisan yang ditanda tangani itu tertulis nama Lusia Larasanti, bukan Agil. Itu terjadi karena nama yang tertulis di pendaftaran itu namanya Lusia. Panitia memutuskan untuk menutupi kesalahan mereka itu, dan memberi kemenangan kepada Lusia Larasanti. Walau ia tidak mengikuti lomba itu.

Lukisan Agil V
Agil tenang-tenang saja, menunggu pengumuman pemenangnya. Baginya, mendapatkan pensil warna dan hadiah kecil dari sponsor sudahlah cukup. Ia pergi keluar dengan Arad an Euis. Lalu, ia melihat sebuah gerobak bakso dengan kelaparan. Arad an Euis membuat kesepakatan dengan tukang baksonya untuk menukar dagangan opak mereka dengan semangkuk bakso. Lalu, mereka ingin mencoba menitipkan dagangan mereka di gerobak bakso tersebut. Di gedung kesenian, karya Agil dipasang sebagai pemenang nomer satu. Namun, tak ada tulisan namanya.

Peran Keluarga I
Dimana-mana, tertempel poster tentang lomba akting. Euis sangat ingin mengikuti lomba acting. Namun, biayanya terlalu tinggi. Akun ternyata sudah mendaftarkan Euis untuknya terlebih dahulu, dan Sayo cemburu dan merasa terkalahkan oleh Akun.

Peran Keluarga II
Sesaat Abah pulang, Euis memberi tahunya tentang lomba akting. Abah mengajarnya apa arti dari monolog itu, lalu memberi tahu Euis bahwa Emak adalah ahli dalam akting. Emak dahulunya pernah bermain di dalam film. Lalu, mereka meminta Emak untuk mengajari Euis. Euis ingin membuat Emak, Abah, Agil, Ara, Akun, dan Sayo bangga.

Peran Keluarga III
Di rumah Tante Pressier, Tante Pressier juga sama dengan Emak. Ia sedang membantu anaknya, Pipin berlatih. Tante Pressier heran karena ternyata, semua pembantunya telah menghafal dialog nya. Tante Pressier memutuskan untuk membantu anaknya melalui segi lain. Ia akan mengajak para juri-juri untuk makan bareng dan memenangkan hati juri-juri.

Peran Keluarga VI
Dulunya, Tante Pressier adalah seorang bintang desanya. Walau perannya kecil, ia muncul di setiap film yang ada. Namun, itu semua menghilang ketika Pipin terlahir. Tante Pressier terus menerus bersembunyi karena kemaluannya dari melahirkan anak tanpa suami. Disitulah ia bertemu dengan Pressier, seorang peneliti dari Prancis. Mereka berkenalan, kemudian menikah. Setelah mendengarkan cerita ini, Pipin menjanjikan ibunya bahwa ia akan menang. Agar ibunya dapat Berjaya lagi.

Lomba Akting I
Saatnya sudah tiba, berbagai peserta sedang melatih dan bersiap-siap. Tante Pressier sedang merayu para juri-juri dengan mengajak mereka memakan. Sudah waktunya Ceuk Salmah naik ke panggung. Ia memperkenalkan diri dengan lucu-lucuan. Tetapi, ketika waktunya habis, Ceuk Salmah tidak bisa turun dari panggung. Kakinya ternyata keram dan ia harus digotong turun dari panggung.

Lomba Akting II
Euis, Pipin, Ceuk Salmah, dan berbagai orang lain masuk ke dalam babak final. Abah ingin menonton Euis, namun ia telat karena mengantar penumpang. Euis yang seharusnya diantarkan Abah, akhirnya berangkat bersama Ceuk Salmah.
Lomba Akting III
 Di dalam perjalanan Euis dan Ceuk Salmak ke babak final, Ceuk Salmah tiba-tiba kejang-kejang. Ceuk Salmah sudah setengah sadar ketika dibawa ke warung terdekat untuk berbaring. Walau keadaannya kritis, Ceuk Salmah tetap memaksa Euis untuk mengikuti lomba akting itu. Setelah dipaksa, Euis akhirnya pergi mengikuti lomba acting itu. Tetapi, di dalam pikirannya hanyalah tentang keadaan Ceuk Salmah. Itulah sebabnya Euis kalah. Walau begitu, keluarga Euis tetap menyayanginya.

Lomba Akting IV
Tante Pressier sangat gembira karena Pipin menjelang juara harapan tiga. Euis tampak kecewa ia kalah, tetapi, Abah dan keluarganya menghibur Euis. Dalam perjalanan pulang, mereka menjengkuk Ceuk Salmah yang masih berbaring. Ceuk Salmah ingin memastikan bahwa Euis mengikut babak final. Keesokan harinya, Aleks, teman main aktingnya Euis, berterima kasih kepada Euis. Ia menjadi juara satu dan akan disunting di Jakarta. Euis menyelamatkannya, lalu kembali menjual opak seperti biasanya, Seperti hari-hari biasa.




 Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Ibuk

Oleh: Alden 7F

Pagi di Pasar Batu, Sebuah Awal sebuah Keberanian, Mengenalmu Mecintaimu, Maukah Kau Hidup Susah Denganku, Berlabuh, Awal Pelayaran

          Suatu hari di pasar Batu, ada seorang gadis yang bernama Tinah. Ia baru saja putus sekolah di Taman Siswa Batu, air matanya menetes dan anak itu harus mengubur harapan untuk menyeesaikan sekolah. Akhirnya, Tinah tinggal di rumah sambil membantu ibunya mengurus lima adiknya. Ketika enginjak umur 16 tahun Tinah mulai membantu neneknya.
          Tinah tumbuh menjadi gadis ugu dan ia tidak banyak bergaul di pasar. Di sebelah kios neneknya yaitu Mbak Pah, ada  seorang penjual tempe bernama Cak Ali dan ia tertarik dengan Tinah, tetapi Tinah tertarik pada pria lain yang biasa disebut “Playboy Pasar” yang bernaa Sim. Pada akhirnya Tinah dan Sim menikah karena Si yelah memenangkan hati Tinah.

  


Lima, Nasi Goreng Terasi, Empat Sehat Lima Sempurna

        Waktu berjalan dan Tinah sudah menjadi seorang ibuk karena Tinah sudah mengandung anak pertamanya dengan Sim. Anak pertama ibuk bernama Isa, Isa lahir dengan bidan dan ibuk tidak pernah merasa sakit sesakit itu saat melahirkan Isa. Beberapa buan kemudian lahirah anak kedua ibuk yaitu Nani, kelahiran Nani lebih lancar daripada Isa karena ibuk sudah lebih berpengalaman. Lahirlah juga anak ketiga yang adalah pria satu-satunya yaitu Bayek.
          Ibuk lalu membesarkan tiga anaknya dengan hati yang tulus. Lahirlah lagi anak yang keepat yaitu Rini. Seentara tiga anak pertaanya sekoah, ibuk enjaga Rini. Beberapa bulan kemudian, lahir anak yang kelima dan yeang terakhir yaitu Mira.




Jelaga di langit-langit dapur, Menjaring Pagi, Obroan di Ruang Tamu, Membawa pulang Harapan

        Mereka semua pun bersekolah dan Isa sudah masuk SMP sementara adik-adiknya masih SD. Mereka selalu ramah dan baik kepada ibuk dan bapak. Saat sore hari mereka main di halaman dan matahari menyinari mereka Hari berganti hari dan setiap hari ereka tekun untuk bersekolah.
          Waktu berjalan dan tiga hari lagi ibuk harus mengambil rapot Bayek. Sayangnya ibuk belum membayar buku dan kalender tahunan jadi ibuk hanya dapat melihat Bayek di sekolah dan Bayek mendapat ranking kedua. Ibuk sedih tidak bisa mebayar rapot Bayek karena harus mmebayar kenaikan Isa ke SMP, tetapi ibuk bangga karena anaknya pintar-pintar.








Kunci di Tangan Bapak, Sedikit Tentang Aku, Atap untuk kita, Mbah Carik dan Misteri, Sepatu Jebol, Sendang Biru dan Roti Meises Coklat

          Sebulan telah lewat dan setahun lagi Nani akan masuk SMP. Stelah anak-anak ibuk pulang dari sekolah mereka membersihkan rumah dengan rajin. Ibuk cerita kepada mereka bagaimana ibuk dan bapak banting tulang bekerja agar rumah ini dibangun dan ibuk juga cerita tentang Mbah Carik dan ramalannya tentang Bayek. Bayek pun penasaran dan lagsung membujuk ibuk untuk cerita lebih lanjut.
          Sesudah ibuk bercerita, Nani meminta ibuk untuk membelikannya sepatu baru karena sepatu lama Nani sudah jebol. Ibuk lalu meminjam duit kepada Bang Udin agar bisa membelikan Nani sepsang sepatu baru karena uang ibuk sudah habis untuk membayar buku dan kalender sekolah Bayek. Lalu Bayek juga meminta kepada ibuk agar dapat membelikannya sepatu baru untuk pelajaran musik karena Bayek bilang bahwa sepatunya palin butut dab jelek. Akhirnya, ibuk dapat membelikan Bayek sepatu baru sesudah melunasi cicilan sepatu Nani.

Mencoba Berdiri Sendiri, Hidup Baruku, Di Tengah Malam, Janji Bayek

          Kesusahan hidup terus berdatangan dan ibuk juga keluarganya menghadapinya dengan kebersamaan. Suatu hari ibuk bercerita kepada anak-anaknya tentang pekerjaan bapak dulu sebagai sopir pribadi. Ibuk lalu mengantar anak-anaknya ke seolah. Sebelum masuk kelas bu Endang guru Bayek memeriksa kuku dan rambut murid-murid dan Bayek selalu lolos karena ibuk selalu menggunting kuku anak-anaknya pada hari Minggu.
          Suatu hari bapak pulang larut malam, bapak bilang bahwa angkotnya rusak dan sudah 3 hari berturut-turut angkotnya rusak. Jadi ibuk terpaksa menjual anting-anting emas anaknya kecuali kepunyaan Mira untuk membeli onderdil. Keesokan harinya, Bapak pulang cepat dan saat ditanyai Bayek, bapak tidak menjawab dan bapak juga mendiami ibuk. Akhirnya, ibuk membujuk bapak untuk menceritakan apa yang terjadi dan bapak bilang bahwa angkotnya rusak lagi, lalu bapak membanting sendal dan ibuk menenagkan  bapak.


Di Wajah Isa, Pesta pertama

        Isa pun masuk SMA sedangkan Bayek sudah SMP 1, lalu Bayek meminta ibuk membelikannya buku dan juga sepatu. Seperti biasa, ibuk bilang nanti kepada Bayek karena uang mereka sedikit dan hanya dapat untuk membeli makanan. Semakin hari rasanya semakin sulit dan bapak makin sering pulang tengah malam. Ibuk juga sangat senang anak-anaknya bisa melanjutkan SMP dan SMA tidak seperti saat ibuk kecil dulu.
          Bayek pun sudah besar dan ibuk menyuruh Bayek untuk disunat karena semua temannya sudah disunat. Lalu Bayek pun disunat dan bapak senang karena anak lelaki satu-satunya yang ia punya sudah disunat. Bapak dan ibuk pun menyelenggarakan pesta atas disunatnya Bayek di rumah kecil mereka dan banyak tamu datang dan banyak tamu yang memberi uang kepda Bayek, setelah dapat uang Bayek setoran kepada ibuk karena sudah kebiasaan dari kecil. Bebeapa bulan kemudian Bayek sudah mengalami mimpi basah dan puber sehingga ia pun sudah menjadi seorang dewasa.



Berlayar. Terus Berlayar, Doa Ibuk Mengantar Bayek ke New York

        Tahun ke tahun, Bayek dan Isa sudah lulus SMA. Sayangnya Isa tidak bisa kuliah karena uang ibuk dan bapak belum cukup tetapi ibuk bangga akan Bayek dan Isa karena bisa lulus SMA. Nani dan adik-adiknya pun menyusul dan mereka pun juga sudah SMA, Bayek masuk kuliah karena ia dapat beasiswa. Tetapii ibuk bingung karena mereka tidak mempunyai uang ongkos perjalanan untuk Bayek karena tempat kuliahnya terletak di Bogor.
          Ibuk dan bapak pun memutuskan utnuk menjual angkot bapak agar Bayek bisa pergi kuliah. Bayek dan adik-adiknya sedih karena bapak harus menjual angkot yang dulu ia bekerja keras untuk dapati. Sekarang bapak bekerja sebagai sopir truk unutk tetangganya. Beberapa tahun kemudian, Bayek pun lulus dari kuliah dan ia sudah bekerja di perkotaan dan ia tidak lupa unutk memberi sedikit uang kepada  keluarganya di kampung Batu dan ia selalu meminta dia dari ibunya saat ia kesusahaan.



Sebuah Awal Perjalanan

        Tiga tahun kemudian setelah Bayek bekerja di Jakarta, ia mendapat lamaran kerja di New York. Bayek pun kaget dan sangat senang karena kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik. Saat Bayek pikir-pikir lagi ia juga tidak mau meninggalkan keluarganya, tetapi ia mengingat perjuangan ayahnya. Beberapa hari kemudian, Bayek pergi ke New York dan ibuk mendoakannya agar selamat sampai disana.
          Bayek pun sampai dan ia bertetap di apertemen bibinya yang bernama Ati. Saat di New York Kakaknya yaitu Isa menikah dan seluruh keluarganya senang atas pernikahannya. Bayek pun sedih karena ia ridak bisa hadir di pernikahan kakaknya. Ibuk juga sedih karena satu-satunya anak lelakinya tidak ada saat sesi foto.









Dua Pilar Yang Runtuh, Menelusuri Manhattan

        Bayek pun bekerja dengan giat dan hasilnya adalah ia mendapatkan penghargaan “ Employee of the month”. Beberapa saat kemudian, satu-satunya teman yang Bayek punya yaitu Mba Ati pindah ke Australia dan Bayek harus tinggal sendiri disana. Bayek lalu mentransfer uang untuk keluarganya sehingga keluarganya dapat melunasi semua hutang. Bayek pun bekerja keras dan akhirnya ia di promosi.
          Pada suatu hari suatu kejadian buruk menimpa Bayek. Ia dirampok oleh dua perampok dan saat kembali ke apartmen Bayek menceritakan kejadian itu kepada ibuk lalu ibuk panik dan Bayek menenangkan ibuk. Beberapa hari kemudian dua pesawat menabrak gedung ‘ World Trade Center” dan saat berita itu sampai ke Indonesia, ibu langsung menelfon Bayek tetapi koneksi sinyal di New York sedang jelek dan mereka tidak dapat menelfon Bayek dan ibuk pun panik. Akhirnya, mereka dapat menelfon Abyek dan mereka pun tenang. Kantor Bayek pun pindah ke Manhattan dan Bayek pun mengeksplorasi lingkungan baru disana.


Rumah Kecil Baru, Buah Untuk Bapak dan Ibuk

        Waktu berjalan dan Bayek mulai terbiasa dengan lingkungan barunya dan di gang Buntu Nani ingin menikah. Ibuk punmeminta Bayek agar ia dapat hadir ke pesta pernikahannya Nani karena dulu ia tidak datang ke pest apernikhan Isa. Bayek pun datang dan ikut pernikahan Nani dan seminggu kemudian, Bayek kembali ke New York. Setiap ia mendapat gaji Bayek tidak lupa untuk mentransfer uang ke keluarganya dan impian Bayek terwujud yaitu ia sudah dapat membuat rumah bagi keluarganya.
          Beberapa lama kemudian, bayek stress akan pekerjaannya tetapi ia dan teman-temannya terutama Rachel bertahan bersama-sama. Pada akhirnya buah manis datang dan Rachel dipromosi. Bayek pun dapat bonus dan ia mentransfer uang lagi untuk membangun kos-kosan di tanah ksong milik bapak di Yogya. Bapak dan ibuk sangat senang aka anak lelakinya.






Wisdom, Kematian dan New York City, Vertigo

        Bayek kerja dengan sangat rajin dan ia dipromosi lagi, Bayek bercerita kepada Ravhel bahwa ia agak kesal dengan salaht satu bawahannya yang bernama Victor. Rachel lalu memberi nasihat kepada Bayek dan beberapa lama kemudian Lebaran pun tiba. Bayek ingin sekali pulang ke kampung Batu, tetapi ia tetap tegar untuk mencapai impiannya. Bayek pun bekerja keras dan hari ke hari Bayek dan Victor dan seluruh bawahannya menjadi semakin dekat dan Bayek dan Victor menjadi sahabat.
          Pada suatu hari salah satu rekan Bayek bilang bahwa disebelah kamar apartemennya ada sebuah jasad, Bayek pun merasa takut karena ia tidak mempunyai keluarga atau teman kos yang dapatmembantunya jika terjadi apa-apa. Bayek pun pindah ke New Jersey karena apartemen disana lebih murah, tetapi Bayek tidak suka dengan rekan sekamarnya. Pada suatu hari Bayek pusing sekali dan akhirnya Bayek pergi ke dokter dan ia didiagnosa bahwa ia sakit vertigo.



Kembali Ke Manhattan, Misi Terselesaikan, Menyambut Bayek Kembali, Buku Pertama

        Saat balik dari Indonesia Bayek mendapat kabar buruk dari Rachel. Rachel bilang bahwa ia akan balik lagi ke Taiwan, Bayek pun sakit hati dan sedih karena teman dekatnya akan pergi. Bayek pun merasa ingin pulang juga, tetapi ia ingat impiannya dan tetap bekerja dengan giat. Adik bungsu Nayek pun menikah dan Bayek menyempatkan diri untuk datang, sekarang, hanya Bayek yang belum mempunyai keluarga yang bahagia dan keinginan Bayek untuk pulang semakin besar.
          Akhirnya Bayek pun pulang dan keluarganya sangat senang. Ibuk pun menyuruh Bayek untuk berkeluarga dan tidak kerja terus. Bayek pun berhenti bekerja di New York dania ditawarkan untuk bekerja di Singapura. Bayek pun hidup senang di surga kecilnya di taman Batu dan ia membuat buku pertamanya tentang taman Batu.





Buku Keluarga, Perjalanan Baru, Cinta yang Kokoh, Tak Bisa Jauh: Awal September

Di gang Buntu Bayek membuat novel tentang kehidupannya sehari-hari dan beberapa lama kemudian buku Bayek pun jadi. Banyak pembaca yang terinspirasi oleh ceritanya. Saat bapak sedang jalan ia bertemu dengan sala satu pembaca buku Bayek dan pembaca tersebut mengatakan bahwa bapak sangat hebat hingga bisa menguliahkan dan membesarkan semua anak-anaknya dan bahkan sampai bisa kerja di luar negeri. Bapak sangat bangga dengan anak-anaknya terutama Bayek.
Bayek harus mengunjungi banyak tempat untuk menghadiri talkshow karena bukunya yang banyak menginspirasi orang lain. Ibuk Bayek ikut untuk pergi ke luar negeri dan beberapa bulan kemudian bapak jatuh sakit dan lemas, ibuk pun langsung balik ke rumah. Untungnya, bapak tidak terkena penyakit jantung koroner dan hanya pengapuran dan setelah beberapa minggu bapak kembali sehat karena kehadirannya ibuk. Mira mengatakan bahwa bapak sakit karena ibuk pergi karena dan saat ibuk datang, benar saja bapak langsung sehat kembali.

Menjagamu, Siapa Yang Mengantar Cucu, Pesan Terakhir

        Saat bapak mulai sehat, tiba-tiba bapak lemas dan Nani langsung membawa bapak ke rumah sakit. Setelah balik dari rumah sakit, bapak harus meminum banyak obat dan bapak sedih karena tidak bisa mengantar cucu-cucunya ke sekolah lagi. Pada suatu malam bapak meraung-raung kesakitan, ibuk bingung harus berbuat apa, lalu ibuk memijat tangan bapak dan menelpon Nani untuk datang. Saat Nani sampai, ia langsung membawa bapak ke dokter di Malang.
          Kondisi bapak naik-turun dan bapak semakin hari semakin kurus. Bayek menjenguk bapak dan sesudah menjenguk ia pergi lagi untuk mendatangi sebuah acara talkshow. Anak-anak bapak sangat khawatir karena jarang-jarangnya bapak minta dicium oleh semua keluarganya. Pada tanggal 4 Februaru 2012 pukul 2.30 pagi di rumah sakit, bapak manarik napas terakhirnya. Semua anggota keluarga bapak sangat sedih mendengar hal ini.




Mengantar Bapak Pulang, Cinta Ibuk, Aku

        Setelah mendengar apa yang terjadi Bayek segera pulang ke kampungBatu setelah ia selesai talkshow. Mira juga pulang ke rumah bapak dan sesampainya mereka disana, mereka melihat ibuk menangis dan menangis dengan sangat sedih. Mereka telah kehilangan pahlawan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil dangan susah payah. Mata mereka berkaca-kaca dan bengkak karena menangis terus.
          Di jalan ke kampung Batu, Bayek mengingat kenangan-kenangan indah bersama bapak sehingga ia tersedu-sedu. Bayek pun sempat melihat wajah bapak untuk terakhir kalinya, sayangnya Mira tidak sempat. Bayek dan menantu bapak menggali tanah untuk kuburan bapak dan saat selesai, mereka semua menaburkan bunga di atas makam bapak. Keluarga bapak sennag karena mereka sempat mencium pipi bapak sebelum bapak meninggal. Bayek menulis buku ini untuk mengingat kenangan dan agar bisa menginspirasi orang lain.




 Membuat Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Yang Dibaca

Image result for novel ibuk"
Oleh: Alden 7F
Pagi di Pasar Batu, Sebuah Awal sebuah Keberanian, Mengenalmu Mecintaimu, Maukah Kau Hidup Susah Denganku, Berlabuh, Awal Pelayaran

          Suatu hari di pasar Batu, ada seorang gadis yang bernama Tinah. Ia baru saja putus sekolah di Taman Siswa Batu, air matanya menetes dan anak itu harus mengubur harapan untuk menyeesaikan sekolah. Akhirnya, Tinah tinggal di rumah sambil membantu ibunya mengurus lima adiknya. Ketika enginjak umur 16 tahun Tinah mulai membantu neneknya.
          Tinah tumbuh menjadi gadis ugu dan ia tidak banyak bergaul di pasar. Di sebelah kios neneknya yaitu Mbak Pah, ada  seorang penjual tempe bernama Cak Ali dan ia tertarik dengan Tinah, tetapi Tinah tertarik pada pria lain yang biasa disebut “Playboy Pasar” yang bernaa Sim. Pada akhirnya Tinah dan Sim menikah karena Si yelah memenangkan hati Tinah.

  



Lima, Nasi Goreng Terasi, Empat Sehat Lima Sempurna

        Waktu berjalan dan Tinah sudah menjadi seorang ibuk karena Tinah sudah mengandung anak pertamanya dengan Sim. Anak pertama ibuk bernama Isa, Isa lahir dengan bidan dan ibuk tidak pernah merasa sakit sesakit itu saat melahirkan Isa. Beberapa buan kemudian lahirah anak kedua ibuk yaitu Nani, kelahiran Nani lebih lancar daripada Isa karena ibuk sudah lebih berpengalaman. Lahirlah juga anak ketiga yang adalah pria satu-satunya yaitu Bayek.
          Ibuk lalu membesarkan tiga anaknya dengan hati yang tulus. Lahirlah lagi anak yang keepat yaitu Rini. Seentara tiga anak pertaanya sekoah, ibuk enjaga Rini. Beberapa bulan kemudian, lahir anak yang kelima dan yeang terakhir yaitu Mira.




Jelaga di langit-langit dapur, Menjaring Pagi, Obroan di Ruang Tamu, Membawa pulang Harapan

        Mereka semua pun bersekolah dan Isa sudah masuk SMP sementara adik-adiknya masih SD. Mereka selalu ramah dan baik kepada ibuk dan bapak. Saat sore hari mereka main di halaman dan matahari menyinari mereka Hari berganti hari dan setiap hari ereka tekun untuk bersekolah.
          Waktu berjalan dan tiga hari lagi ibuk harus mengambil rapot Bayek. Sayangnya ibuk belum membayar buku dan kalender tahunan jadi ibuk hanya dapat melihat Bayek di sekolah dan Bayek mendapat ranking kedua. Ibuk sedih tidak bisa mebayar rapot Bayek karena harus mmebayar kenaikan Isa ke SMP, tetapi ibuk bangga karena anaknya pintar-pintar.








Kunci di Tangan Bapak, Sedikit Tentang Aku, Atap untuk kita, Mbah Carik dan Misteri, Sepatu Jebol, Sendang Biru dan Roti Meises Coklat

          Sebulan telah lewat dan setahun lagi Nani akan masuk SMP. Stelah anak-anak ibuk pulang dari sekolah mereka membersihkan rumah dengan rajin. Ibuk cerita kepada mereka bagaimana ibuk dan bapak banting tulang bekerja agar rumah ini dibangun dan ibuk juga cerita tentang Mbah Carik dan ramalannya tentang Bayek. Bayek pun penasaran dan lagsung membujuk ibuk untuk cerita lebih lanjut.
          Sesudah ibuk bercerita, Nani meminta ibuk untuk membelikannya sepatu baru karena sepatu lama Nani sudah jebol. Ibuk lalu meminjam duit kepada Bang Udin agar bisa membelikan Nani sepsang sepatu baru karena uang ibuk sudah habis untuk membayar buku dan kalender sekolah Bayek. Lalu Bayek juga meminta kepada ibuk agar dapat membelikannya sepatu baru untuk pelajaran musik karena Bayek bilang bahwa sepatunya palin butut dab jelek. Akhirnya, ibuk dapat membelikan Bayek sepatu baru sesudah melunasi cicilan sepatu Nani.

Mencoba Berdiri Sendiri, Hidup Baruku, Di Tengah Malam, Janji Bayek

          Kesusahan hidup terus berdatangan dan ibuk juga keluarganya menghadapinya dengan kebersamaan. Suatu hari ibuk bercerita kepada anak-anaknya tentang pekerjaan bapak dulu sebagai sopir pribadi. Ibuk lalu mengantar anak-anaknya ke seolah. Sebelum masuk kelas bu Endang guru Bayek memeriksa kuku dan rambut murid-murid dan Bayek selalu lolos karena ibuk selalu menggunting kuku anak-anaknya pada hari Minggu.
          Suatu hari bapak pulang larut malam, bapak bilang bahwa angkotnya rusak dan sudah 3 hari berturut-turut angkotnya rusak. Jadi ibuk terpaksa menjual anting-anting emas anaknya kecuali kepunyaan Mira untuk membeli onderdil. Keesokan harinya, Bapak pulang cepat dan saat ditanyai Bayek, bapak tidak menjawab dan bapak juga mendiami ibuk. Akhirnya, ibuk membujuk bapak untuk menceritakan apa yang terjadi dan bapak bilang bahwa angkotnya rusak lagi, lalu bapak membanting sendal dan ibuk menenagkan  bapak.


Di Wajah Isa, Pesta pertama

        Isa pun masuk SMA sedangkan Bayek sudah SMP 1, lalu Bayek meminta ibuk membelikannya buku dan juga sepatu. Seperti biasa, ibuk bilang nanti kepada Bayek karena uang mereka sedikit dan hanya dapat untuk membeli makanan. Semakin hari rasanya semakin sulit dan bapak makin sering pulang tengah malam. Ibuk juga sangat senang anak-anaknya bisa melanjutkan SMP dan SMA tidak seperti saat ibuk kecil dulu.
          Bayek pun sudah besar dan ibuk menyuruh Bayek untuk disunat karena semua temannya sudah disunat. Lalu Bayek pun disunat dan bapak senang karena anak lelaki satu-satunya yang ia punya sudah disunat. Bapak dan ibuk pun menyelenggarakan pesta atas disunatnya Bayek di rumah kecil mereka dan banyak tamu datang dan banyak tamu yang memberi uang kepda Bayek, setelah dapat uang Bayek setoran kepada ibuk karena sudah kebiasaan dari kecil. Bebeapa bulan kemudian Bayek sudah mengalami mimpi basah dan puber sehingga ia pun sudah menjadi seorang dewasa.



Berlayar. Terus Berlayar, Doa Ibuk Mengantar Bayek ke New York

        Tahun ke tahun, Bayek dan Isa sudah lulus SMA. Sayangnya Isa tidak bisa kuliah karena uang ibuk dan bapak belum cukup tetapi ibuk bangga akan Bayek dan Isa karena bisa lulus SMA. Nani dan adik-adiknya pun menyusul dan mereka pun juga sudah SMA, Bayek masuk kuliah karena ia dapat beasiswa. Tetapii ibuk bingung karena mereka tidak mempunyai uang ongkos perjalanan untuk Bayek karena tempat kuliahnya terletak di Bogor.
          Ibuk dan bapak pun memutuskan utnuk menjual angkot bapak agar Bayek bisa pergi kuliah. Bayek dan adik-adiknya sedih karena bapak harus menjual angkot yang dulu ia bekerja keras untuk dapati. Sekarang bapak bekerja sebagai sopir truk unutk tetangganya. Beberapa tahun kemudian, Bayek pun lulus dari kuliah dan ia sudah bekerja di perkotaan dan ia tidak lupa unutk memberi sedikit uang kepada  keluarganya di kampung Batu dan ia selalu meminta dia dari ibunya saat ia kesusahaan.



Sebuah Awal Perjalanan

        Tiga tahun kemudian setelah Bayek bekerja di Jakarta, ia mendapat lamaran kerja di New York. Bayek pun kaget dan sangat senang karena kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik. Saat Bayek pikir-pikir lagi ia juga tidak mau meninggalkan keluarganya, tetapi ia mengingat perjuangan ayahnya. Beberapa hari kemudian, Bayek pergi ke New York dan ibuk mendoakannya agar selamat sampai disana.
          Bayek pun sampai dan ia bertetap di apertemen bibinya yang bernama Ati. Saat di New York Kakaknya yaitu Isa menikah dan seluruh keluarganya senang atas pernikahannya. Bayek pun sedih karena ia ridak bisa hadir di pernikahan kakaknya. Ibuk juga sedih karena satu-satunya anak lelakinya tidak ada saat sesi foto.









Dua Pilar Yang Runtuh, Menelusuri Manhattan

        Bayek pun bekerja dengan giat dan hasilnya adalah ia mendapatkan penghargaan “ Employee of the month”. Beberapa saat kemudian, satu-satunya teman yang Bayek punya yaitu Mba Ati pindah ke Australia dan Bayek harus tinggal sendiri disana. Bayek lalu mentransfer uang untuk keluarganya sehingga keluarganya dapat melunasi semua hutang. Bayek pun bekerja keras dan akhirnya ia di promosi.
          Pada suatu hari suatu kejadian buruk menimpa Bayek. Ia dirampok oleh dua perampok dan saat kembali ke apartmen Bayek menceritakan kejadian itu kepada ibuk lalu ibuk panik dan Bayek menenangkan ibuk. Beberapa hari kemudian dua pesawat menabrak gedung ‘ World Trade Center” dan saat berita itu sampai ke Indonesia, ibu langsung menelfon Bayek tetapi koneksi sinyal di New York sedang jelek dan mereka tidak dapat menelfon Bayek dan ibuk pun panik. Akhirnya, mereka dapat menelfon Abyek dan mereka pun tenang. Kantor Bayek pun pindah ke Manhattan dan Bayek pun mengeksplorasi lingkungan baru disana.


Rumah Kecil Baru, Buah Untuk Bapak dan Ibuk

        Waktu berjalan dan Bayek mulai terbiasa dengan lingkungan barunya dan di gang Buntu Nani ingin menikah. Ibuk punmeminta Bayek agar ia dapat hadir ke pesta pernikahannya Nani karena dulu ia tidak datang ke pest apernikhan Isa. Bayek pun datang dan ikut pernikahan Nani dan seminggu kemudian, Bayek kembali ke New York. Setiap ia mendapat gaji Bayek tidak lupa untuk mentransfer uang ke keluarganya dan impian Bayek terwujud yaitu ia sudah dapat membuat rumah bagi keluarganya.
          Beberapa lama kemudian, bayek stress akan pekerjaannya tetapi ia dan teman-temannya terutama Rachel bertahan bersama-sama. Pada akhirnya buah manis datang dan Rachel dipromosi. Bayek pun dapat bonus dan ia mentransfer uang lagi untuk membangun kos-kosan di tanah ksong milik bapak di Yogya. Bapak dan ibuk sangat senang aka anak lelakinya.






Wisdom, Kematian dan New York City, Vertigo

        Bayek kerja dengan sangat rajin dan ia dipromosi lagi, Bayek bercerita kepada Ravhel bahwa ia agak kesal dengan salaht satu bawahannya yang bernama Victor. Rachel lalu memberi nasihat kepada Bayek dan beberapa lama kemudian Lebaran pun tiba. Bayek ingin sekali pulang ke kampung Batu, tetapi ia tetap tegar untuk mencapai impiannya. Bayek pun bekerja keras dan hari ke hari Bayek dan Victor dan seluruh bawahannya menjadi semakin dekat dan Bayek dan Victor menjadi sahabat.
          Pada suatu hari salah satu rekan Bayek bilang bahwa disebelah kamar apartemennya ada sebuah jasad, Bayek pun merasa takut karena ia tidak mempunyai keluarga atau teman kos yang dapatmembantunya jika terjadi apa-apa. Bayek pun pindah ke New Jersey karena apartemen disana lebih murah, tetapi Bayek tidak suka dengan rekan sekamarnya. Pada suatu hari Bayek pusing sekali dan akhirnya Bayek pergi ke dokter dan ia didiagnosa bahwa ia sakit vertigo.



Kembali Ke Manhattan, Misi Terselesaikan, Menyambut Bayek Kembali, Buku Pertama

        Saat balik dari Indonesia Bayek mendapat kabar buruk dari Rachel. Rachel bilang bahwa ia akan balik lagi ke Taiwan, Bayek pun sakit hati dan sedih karena teman dekatnya akan pergi. Bayek pun merasa ingin pulang juga, tetapi ia ingat impiannya dan tetap bekerja dengan giat. Adik bungsu Nayek pun menikah dan Bayek menyempatkan diri untuk datang, sekarang, hanya Bayek yang belum mempunyai keluarga yang bahagia dan keinginan Bayek untuk pulang semakin besar.
          Akhirnya Bayek pun pulang dan keluarganya sangat senang. Ibuk pun menyuruh Bayek untuk berkeluarga dan tidak kerja terus. Bayek pun berhenti bekerja di New York dania ditawarkan untuk bekerja di Singapura. Bayek pun hidup senang di surga kecilnya di taman Batu dan ia membuat buku pertamanya tentang taman Batu.





Buku Keluarga, Perjalanan Baru, Cinta yang Kokoh, Tak Bisa Jauh: Awal September

Di gang Buntu Bayek membuat novel tentang kehidupannya sehari-hari dan beberapa lama kemudian buku Bayek pun jadi. Banyak pembaca yang terinspirasi oleh ceritanya. Saat bapak sedang jalan ia bertemu dengan sala satu pembaca buku Bayek dan pembaca tersebut mengatakan bahwa bapak sangat hebat hingga bisa menguliahkan dan membesarkan semua anak-anaknya dan bahkan sampai bisa kerja di luar negeri. Bapak sangat bangga dengan anak-anaknya terutama Bayek.
Bayek harus mengunjungi banyak tempat untuk menghadiri talkshow karena bukunya yang banyak menginspirasi orang lain. Ibuk Bayek ikut untuk pergi ke luar negeri dan beberapa bulan kemudian bapak jatuh sakit dan lemas, ibuk pun langsung balik ke rumah. Untungnya, bapak tidak terkena penyakit jantung koroner dan hanya pengapuran dan setelah beberapa minggu bapak kembali sehat karena kehadirannya ibuk. Mira mengatakan bahwa bapak sakit karena ibuk pergi karena dan saat ibuk datang, benar saja bapak langsung sehat kembali.

Menjagamu, Siapa Yang Mengantar Cucu, Pesan Terakhir

        Saat bapak mulai sehat, tiba-tiba bapak lemas dan Nani langsung membawa bapak ke rumah sakit. Setelah balik dari rumah sakit, bapak harus meminum banyak obat dan bapak sedih karena tidak bisa mengantar cucu-cucunya ke sekolah lagi. Pada suatu malam bapak meraung-raung kesakitan, ibuk bingung harus berbuat apa, lalu ibuk memijat tangan bapak dan menelpon Nani untuk datang. Saat Nani sampai, ia langsung membawa bapak ke dokter di Malang.
          Kondisi bapak naik-turun dan bapak semakin hari semakin kurus. Bayek menjenguk bapak dan sesudah menjenguk ia pergi lagi untuk mendatangi sebuah acara talkshow. Anak-anak bapak sangat khawatir karena jarang-jarangnya bapak minta dicium oleh semua keluarganya. Pada tanggal 4 Februaru 2012 pukul 2.30 pagi di rumah sakit, bapak manarik napas terakhirnya. Semua anggota keluarga bapak sangat sedih mendengar hal ini.




Mengantar Bapak Pulang, Cinta Ibuk, Aku

        Setelah mendengar apa yang terjadi Bayek segera pulang ke kampungBatu setelah ia selesai talkshow. Mira juga pulang ke rumah bapak dan sesampainya mereka disana, mereka melihat ibuk menangis dan menangis dengan sangat sedih. Mereka telah kehilangan pahlawan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil dangan susah payah. Mata mereka berkaca-kaca dan bengkak karena menangis terus.
          Di jalan ke kampung Batu, Bayek mengingat kenangan-kenangan indah bersama bapak sehingga ia tersedu-sedu. Bayek pun sempat melihat wajah bapak untuk terakhir kalinya, sayangnya Mira tidak sempat. Bayek dan menantu bapak menggali tanah untuk kuburan bapak dan saat selesai, mereka semua menaburkan bunga di atas makam bapak. Keluarga bapak sennag karena mereka sempat mencium pipi bapak sebelum bapak meninggal. Bayek menulis buku ini untuk mengingat kenangan dan agar bisa menginspirasi orang lain.






 Membuat Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Yang Dibaca
Image result for novel ibuk"
Oleh: Alden 7F
Pagi di Pasar Batu, Sebuah Awal sebuah Keberanian, Mengenalmu Mecintaimu, Maukah Kau Hidup Susah Denganku, Berlabuh, Awal Pelayaran

          Suatu hari di pasar Batu, ada seorang gadis yang bernama Tinah. Ia baru saja putus sekolah di Taman Siswa Batu, air matanya menetes dan anak itu harus mengubur harapan untuk menyeesaikan sekolah. Akhirnya, Tinah tinggal di rumah sambil membantu ibunya mengurus lima adiknya. Ketika enginjak umur 16 tahun Tinah mulai membantu neneknya.
          Tinah tumbuh menjadi gadis ugu dan ia tidak banyak bergaul di pasar. Di sebelah kios neneknya yaitu Mbak Pah, ada  seorang penjual tempe bernama Cak Ali dan ia tertarik dengan Tinah, tetapi Tinah tertarik pada pria lain yang biasa disebut “Playboy Pasar” yang bernaa Sim. Pada akhirnya Tinah dan Sim menikah karena Si yelah memenangkan hati Tinah.

  


Lima, Nasi Goreng Terasi, Empat Sehat Lima Sempurna

        Waktu berjalan dan Tinah sudah menjadi seorang ibuk karena Tinah sudah mengandung anak pertamanya dengan Sim. Anak pertama ibuk bernama Isa, Isa lahir dengan bidan dan ibuk tidak pernah merasa sakit sesakit itu saat melahirkan Isa. Beberapa buan kemudian lahirah anak kedua ibuk yaitu Nani, kelahiran Nani lebih lancar daripada Isa karena ibuk sudah lebih berpengalaman. Lahirlah juga anak ketiga yang adalah pria satu-satunya yaitu Bayek.
          Ibuk lalu membesarkan tiga anaknya dengan hati yang tulus. Lahirlah lagi anak yang keepat yaitu Rini. Seentara tiga anak pertaanya sekoah, ibuk enjaga Rini. Beberapa bulan kemudian, lahir anak yang kelima dan yeang terakhir yaitu Mira.




Jelaga di langit-langit dapur, Menjaring Pagi, Obroan di Ruang Tamu, Membawa pulang Harapan

        Mereka semua pun bersekolah dan Isa sudah masuk SMP sementara adik-adiknya masih SD. Mereka selalu ramah dan baik kepada ibuk dan bapak. Saat sore hari mereka main di halaman dan matahari menyinari mereka Hari berganti hari dan setiap hari ereka tekun untuk bersekolah.
          Waktu berjalan dan tiga hari lagi ibuk harus mengambil rapot Bayek. Sayangnya ibuk belum membayar buku dan kalender tahunan jadi ibuk hanya dapat melihat Bayek di sekolah dan Bayek mendapat ranking kedua. Ibuk sedih tidak bisa mebayar rapot Bayek karena harus mmebayar kenaikan Isa ke SMP, tetapi ibuk bangga karena anaknya pintar-pintar.








Kunci di Tangan Bapak, Sedikit Tentang Aku, Atap untuk kita, Mbah Carik dan Misteri, Sepatu Jebol, Sendang Biru dan Roti Meises Coklat

          Sebulan telah lewat dan setahun lagi Nani akan masuk SMP. Stelah anak-anak ibuk pulang dari sekolah mereka membersihkan rumah dengan rajin. Ibuk cerita kepada mereka bagaimana ibuk dan bapak banting tulang bekerja agar rumah ini dibangun dan ibuk juga cerita tentang Mbah Carik dan ramalannya tentang Bayek. Bayek pun penasaran dan lagsung membujuk ibuk untuk cerita lebih lanjut.
          Sesudah ibuk bercerita, Nani meminta ibuk untuk membelikannya sepatu baru karena sepatu lama Nani sudah jebol. Ibuk lalu meminjam duit kepada Bang Udin agar bisa membelikan Nani sepsang sepatu baru karena uang ibuk sudah habis untuk membayar buku dan kalender sekolah Bayek. Lalu Bayek juga meminta kepada ibuk agar dapat membelikannya sepatu baru untuk pelajaran musik karena Bayek bilang bahwa sepatunya palin butut dab jelek. Akhirnya, ibuk dapat membelikan Bayek sepatu baru sesudah melunasi cicilan sepatu Nani.

Mencoba Berdiri Sendiri, Hidup Baruku, Di Tengah Malam, Janji Bayek

          Kesusahan hidup terus berdatangan dan ibuk juga keluarganya menghadapinya dengan kebersamaan. Suatu hari ibuk bercerita kepada anak-anaknya tentang pekerjaan bapak dulu sebagai sopir pribadi. Ibuk lalu mengantar anak-anaknya ke seolah. Sebelum masuk kelas bu Endang guru Bayek memeriksa kuku dan rambut murid-murid dan Bayek selalu lolos karena ibuk selalu menggunting kuku anak-anaknya pada hari Minggu.
          Suatu hari bapak pulang larut malam, bapak bilang bahwa angkotnya rusak dan sudah 3 hari berturut-turut angkotnya rusak. Jadi ibuk terpaksa menjual anting-anting emas anaknya kecuali kepunyaan Mira untuk membeli onderdil. Keesokan harinya, Bapak pulang cepat dan saat ditanyai Bayek, bapak tidak menjawab dan bapak juga mendiami ibuk. Akhirnya, ibuk membujuk bapak untuk menceritakan apa yang terjadi dan bapak bilang bahwa angkotnya rusak lagi, lalu bapak membanting sendal dan ibuk menenagkan  bapak.


Di Wajah Isa, Pesta pertama

        Isa pun masuk SMA sedangkan Bayek sudah SMP 1, lalu Bayek meminta ibuk membelikannya buku dan juga sepatu. Seperti biasa, ibuk bilang nanti kepada Bayek karena uang mereka sedikit dan hanya dapat untuk membeli makanan. Semakin hari rasanya semakin sulit dan bapak makin sering pulang tengah malam. Ibuk juga sangat senang anak-anaknya bisa melanjutkan SMP dan SMA tidak seperti saat ibuk kecil dulu.
          Bayek pun sudah besar dan ibuk menyuruh Bayek untuk disunat karena semua temannya sudah disunat. Lalu Bayek pun disunat dan bapak senang karena anak lelaki satu-satunya yang ia punya sudah disunat. Bapak dan ibuk pun menyelenggarakan pesta atas disunatnya Bayek di rumah kecil mereka dan banyak tamu datang dan banyak tamu yang memberi uang kepda Bayek, setelah dapat uang Bayek setoran kepada ibuk karena sudah kebiasaan dari kecil. Bebeapa bulan kemudian Bayek sudah mengalami mimpi basah dan puber sehingga ia pun sudah menjadi seorang dewasa.



Berlayar. Terus Berlayar, Doa Ibuk Mengantar Bayek ke New York

        Tahun ke tahun, Bayek dan Isa sudah lulus SMA. Sayangnya Isa tidak bisa kuliah karena uang ibuk dan bapak belum cukup tetapi ibuk bangga akan Bayek dan Isa karena bisa lulus SMA. Nani dan adik-adiknya pun menyusul dan mereka pun juga sudah SMA, Bayek masuk kuliah karena ia dapat beasiswa. Tetapii ibuk bingung karena mereka tidak mempunyai uang ongkos perjalanan untuk Bayek karena tempat kuliahnya terletak di Bogor.
          Ibuk dan bapak pun memutuskan utnuk menjual angkot bapak agar Bayek bisa pergi kuliah. Bayek dan adik-adiknya sedih karena bapak harus menjual angkot yang dulu ia bekerja keras untuk dapati. Sekarang bapak bekerja sebagai sopir truk unutk tetangganya. Beberapa tahun kemudian, Bayek pun lulus dari kuliah dan ia sudah bekerja di perkotaan dan ia tidak lupa unutk memberi sedikit uang kepada  keluarganya di kampung Batu dan ia selalu meminta dia dari ibunya saat ia kesusahaan.



Sebuah Awal Perjalanan

        Tiga tahun kemudian setelah Bayek bekerja di Jakarta, ia mendapat lamaran kerja di New York. Bayek pun kaget dan sangat senang karena kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik. Saat Bayek pikir-pikir lagi ia juga tidak mau meninggalkan keluarganya, tetapi ia mengingat perjuangan ayahnya. Beberapa hari kemudian, Bayek pergi ke New York dan ibuk mendoakannya agar selamat sampai disana.
          Bayek pun sampai dan ia bertetap di apertemen bibinya yang bernama Ati. Saat di New York Kakaknya yaitu Isa menikah dan seluruh keluarganya senang atas pernikahannya. Bayek pun sedih karena ia ridak bisa hadir di pernikahan kakaknya. Ibuk juga sedih karena satu-satunya anak lelakinya tidak ada saat sesi foto.









Dua Pilar Yang Runtuh, Menelusuri Manhattan

        Bayek pun bekerja dengan giat dan hasilnya adalah ia mendapatkan penghargaan “ Employee of the month”. Beberapa saat kemudian, satu-satunya teman yang Bayek punya yaitu Mba Ati pindah ke Australia dan Bayek harus tinggal sendiri disana. Bayek lalu mentransfer uang untuk keluarganya sehingga keluarganya dapat melunasi semua hutang. Bayek pun bekerja keras dan akhirnya ia di promosi.
          Pada suatu hari suatu kejadian buruk menimpa Bayek. Ia dirampok oleh dua perampok dan saat kembali ke apartmen Bayek menceritakan kejadian itu kepada ibuk lalu ibuk panik dan Bayek menenangkan ibuk. Beberapa hari kemudian dua pesawat menabrak gedung ‘ World Trade Center” dan saat berita itu sampai ke Indonesia, ibu langsung menelfon Bayek tetapi koneksi sinyal di New York sedang jelek dan mereka tidak dapat menelfon Bayek dan ibuk pun panik. Akhirnya, mereka dapat menelfon Abyek dan mereka pun tenang. Kantor Bayek pun pindah ke Manhattan dan Bayek pun mengeksplorasi lingkungan baru disana.


Rumah Kecil Baru, Buah Untuk Bapak dan Ibuk

        Waktu berjalan dan Bayek mulai terbiasa dengan lingkungan barunya dan di gang Buntu Nani ingin menikah. Ibuk punmeminta Bayek agar ia dapat hadir ke pesta pernikahannya Nani karena dulu ia tidak datang ke pest apernikhan Isa. Bayek pun datang dan ikut pernikahan Nani dan seminggu kemudian, Bayek kembali ke New York. Setiap ia mendapat gaji Bayek tidak lupa untuk mentransfer uang ke keluarganya dan impian Bayek terwujud yaitu ia sudah dapat membuat rumah bagi keluarganya.
          Beberapa lama kemudian, bayek stress akan pekerjaannya tetapi ia dan teman-temannya terutama Rachel bertahan bersama-sama. Pada akhirnya buah manis datang dan Rachel dipromosi. Bayek pun dapat bonus dan ia mentransfer uang lagi untuk membangun kos-kosan di tanah ksong milik bapak di Yogya. Bapak dan ibuk sangat senang aka anak lelakinya.






Wisdom, Kematian dan New York City, Vertigo

        Bayek kerja dengan sangat rajin dan ia dipromosi lagi, Bayek bercerita kepada Ravhel bahwa ia agak kesal dengan salaht satu bawahannya yang bernama Victor. Rachel lalu memberi nasihat kepada Bayek dan beberapa lama kemudian Lebaran pun tiba. Bayek ingin sekali pulang ke kampung Batu, tetapi ia tetap tegar untuk mencapai impiannya. Bayek pun bekerja keras dan hari ke hari Bayek dan Victor dan seluruh bawahannya menjadi semakin dekat dan Bayek dan Victor menjadi sahabat.
          Pada suatu hari salah satu rekan Bayek bilang bahwa disebelah kamar apartemennya ada sebuah jasad, Bayek pun merasa takut karena ia tidak mempunyai keluarga atau teman kos yang dapatmembantunya jika terjadi apa-apa. Bayek pun pindah ke New Jersey karena apartemen disana lebih murah, tetapi Bayek tidak suka dengan rekan sekamarnya. Pada suatu hari Bayek pusing sekali dan akhirnya Bayek pergi ke dokter dan ia didiagnosa bahwa ia sakit vertigo.



Kembali Ke Manhattan, Misi Terselesaikan, Menyambut Bayek Kembali, Buku Pertama

        Saat balik dari Indonesia Bayek mendapat kabar buruk dari Rachel. Rachel bilang bahwa ia akan balik lagi ke Taiwan, Bayek pun sakit hati dan sedih karena teman dekatnya akan pergi. Bayek pun merasa ingin pulang juga, tetapi ia ingat impiannya dan tetap bekerja dengan giat. Adik bungsu Nayek pun menikah dan Bayek menyempatkan diri untuk datang, sekarang, hanya Bayek yang belum mempunyai keluarga yang bahagia dan keinginan Bayek untuk pulang semakin besar.
          Akhirnya Bayek pun pulang dan keluarganya sangat senang. Ibuk pun menyuruh Bayek untuk berkeluarga dan tidak kerja terus. Bayek pun berhenti bekerja di New York dania ditawarkan untuk bekerja di Singapura. Bayek pun hidup senang di surga kecilnya di taman Batu dan ia membuat buku pertamanya tentang taman Batu.





Buku Keluarga, Perjalanan Baru, Cinta yang Kokoh, Tak Bisa Jauh: Awal September

Di gang Buntu Bayek membuat novel tentang kehidupannya sehari-hari dan beberapa lama kemudian buku Bayek pun jadi. Banyak pembaca yang terinspirasi oleh ceritanya. Saat bapak sedang jalan ia bertemu dengan sala satu pembaca buku Bayek dan pembaca tersebut mengatakan bahwa bapak sangat hebat hingga bisa menguliahkan dan membesarkan semua anak-anaknya dan bahkan sampai bisa kerja di luar negeri. Bapak sangat bangga dengan anak-anaknya terutama Bayek.
Bayek harus mengunjungi banyak tempat untuk menghadiri talkshow karena bukunya yang banyak menginspirasi orang lain. Ibuk Bayek ikut untuk pergi ke luar negeri dan beberapa bulan kemudian bapak jatuh sakit dan lemas, ibuk pun langsung balik ke rumah. Untungnya, bapak tidak terkena penyakit jantung koroner dan hanya pengapuran dan setelah beberapa minggu bapak kembali sehat karena kehadirannya ibuk. Mira mengatakan bahwa bapak sakit karena ibuk pergi karena dan saat ibuk datang, benar saja bapak langsung sehat kembali.

Menjagamu, Siapa Yang Mengantar Cucu, Pesan Terakhir

        Saat bapak mulai sehat, tiba-tiba bapak lemas dan Nani langsung membawa bapak ke rumah sakit. Setelah balik dari rumah sakit, bapak harus meminum banyak obat dan bapak sedih karena tidak bisa mengantar cucu-cucunya ke sekolah lagi. Pada suatu malam bapak meraung-raung kesakitan, ibuk bingung harus berbuat apa, lalu ibuk memijat tangan bapak dan menelpon Nani untuk datang. Saat Nani sampai, ia langsung membawa bapak ke dokter di Malang.
          Kondisi bapak naik-turun dan bapak semakin hari semakin kurus. Bayek menjenguk bapak dan sesudah menjenguk ia pergi lagi untuk mendatangi sebuah acara talkshow. Anak-anak bapak sangat khawatir karena jarang-jarangnya bapak minta dicium oleh semua keluarganya. Pada tanggal 4 Februaru 2012 pukul 2.30 pagi di rumah sakit, bapak manarik napas terakhirnya. Semua anggota keluarga bapak sangat sedih mendengar hal ini.




Mengantar Bapak Pulang, Cinta Ibuk, Aku

        Setelah mendengar apa yang terjadi Bayek segera pulang ke kampungBatu setelah ia selesai talkshow. Mira juga pulang ke rumah bapak dan sesampainya mereka disana, mereka melihat ibuk menangis dan menangis dengan sangat sedih. Mereka telah kehilangan pahlawan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil dangan susah payah. Mata mereka berkaca-kaca dan bengkak karena menangis terus.
          Di jalan ke kampung Batu, Bayek mengingat kenangan-kenangan indah bersama bapak sehingga ia tersedu-sedu. Bayek pun sempat melihat wajah bapak untuk terakhir kalinya, sayangnya Mira tidak sempat. Bayek dan menantu bapak menggali tanah untuk kuburan bapak dan saat selesai, mereka semua menaburkan bunga di atas makam bapak. Keluarga bapak sennag karena mereka sempat mencium pipi bapak sebelum bapak meninggal. Bayek menulis buku ini untuk mengingat kenangan dan agar bisa menginspirasi orang lain.





 Membuat Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Yang Dibaca
Image result for novel ibuk"
Oleh: Alden 7F
Pagi di Pasar Batu, Sebuah Awal sebuah Keberanian, Mengenalmu Mecintaimu, Maukah Kau Hidup Susah Denganku, Berlabuh, Awal Pelayaran

          Suatu hari di pasar Batu, ada seorang gadis yang bernama Tinah. Ia baru saja putus sekolah di Taman Siswa Batu, air matanya menetes dan anak itu harus mengubur harapan untuk menyeesaikan sekolah. Akhirnya, Tinah tinggal di rumah sambil membantu ibunya mengurus lima adiknya. Ketika enginjak umur 16 tahun Tinah mulai membantu neneknya.
          Tinah tumbuh menjadi gadis ugu dan ia tidak banyak bergaul di pasar. Di sebelah kios neneknya yaitu Mbak Pah, ada  seorang penjual tempe bernama Cak Ali dan ia tertarik dengan Tinah, tetapi Tinah tertarik pada pria lain yang biasa disebut “Playboy Pasar” yang bernaa Sim. Pada akhirnya Tinah dan Sim menikah karena Si yelah memenangkan hati Tinah.

  


Lima, Nasi Goreng Terasi, Empat Sehat Lima Sempurna

        Waktu berjalan dan Tinah sudah menjadi seorang ibuk karena Tinah sudah mengandung anak pertamanya dengan Sim. Anak pertama ibuk bernama Isa, Isa lahir dengan bidan dan ibuk tidak pernah merasa sakit sesakit itu saat melahirkan Isa. Beberapa buan kemudian lahirah anak kedua ibuk yaitu Nani, kelahiran Nani lebih lancar daripada Isa karena ibuk sudah lebih berpengalaman. Lahirlah juga anak ketiga yang adalah pria satu-satunya yaitu Bayek.
          Ibuk lalu membesarkan tiga anaknya dengan hati yang tulus. Lahirlah lagi anak yang keepat yaitu Rini. Seentara tiga anak pertaanya sekoah, ibuk enjaga Rini. Beberapa bulan kemudian, lahir anak yang kelima dan yeang terakhir yaitu Mira.




Jelaga di langit-langit dapur, Menjaring Pagi, Obroan di Ruang Tamu, Membawa pulang Harapan

        Mereka semua pun bersekolah dan Isa sudah masuk SMP sementara adik-adiknya masih SD. Mereka selalu ramah dan baik kepada ibuk dan bapak. Saat sore hari mereka main di halaman dan matahari menyinari mereka Hari berganti hari dan setiap hari ereka tekun untuk bersekolah.
          Waktu berjalan dan tiga hari lagi ibuk harus mengambil rapot Bayek. Sayangnya ibuk belum membayar buku dan kalender tahunan jadi ibuk hanya dapat melihat Bayek di sekolah dan Bayek mendapat ranking kedua. Ibuk sedih tidak bisa mebayar rapot Bayek karena harus mmebayar kenaikan Isa ke SMP, tetapi ibuk bangga karena anaknya pintar-pintar.








Kunci di Tangan Bapak, Sedikit Tentang Aku, Atap untuk kita, Mbah Carik dan Misteri, Sepatu Jebol, Sendang Biru dan Roti Meises Coklat

          Sebulan telah lewat dan setahun lagi Nani akan masuk SMP. Stelah anak-anak ibuk pulang dari sekolah mereka membersihkan rumah dengan rajin. Ibuk cerita kepada mereka bagaimana ibuk dan bapak banting tulang bekerja agar rumah ini dibangun dan ibuk juga cerita tentang Mbah Carik dan ramalannya tentang Bayek. Bayek pun penasaran dan lagsung membujuk ibuk untuk cerita lebih lanjut.
          Sesudah ibuk bercerita, Nani meminta ibuk untuk membelikannya sepatu baru karena sepatu lama Nani sudah jebol. Ibuk lalu meminjam duit kepada Bang Udin agar bisa membelikan Nani sepsang sepatu baru karena uang ibuk sudah habis untuk membayar buku dan kalender sekolah Bayek. Lalu Bayek juga meminta kepada ibuk agar dapat membelikannya sepatu baru untuk pelajaran musik karena Bayek bilang bahwa sepatunya palin butut dab jelek. Akhirnya, ibuk dapat membelikan Bayek sepatu baru sesudah melunasi cicilan sepatu Nani.

Mencoba Berdiri Sendiri, Hidup Baruku, Di Tengah Malam, Janji Bayek

          Kesusahan hidup terus berdatangan dan ibuk juga keluarganya menghadapinya dengan kebersamaan. Suatu hari ibuk bercerita kepada anak-anaknya tentang pekerjaan bapak dulu sebagai sopir pribadi. Ibuk lalu mengantar anak-anaknya ke seolah. Sebelum masuk kelas bu Endang guru Bayek memeriksa kuku dan rambut murid-murid dan Bayek selalu lolos karena ibuk selalu menggunting kuku anak-anaknya pada hari Minggu.
          Suatu hari bapak pulang larut malam, bapak bilang bahwa angkotnya rusak dan sudah 3 hari berturut-turut angkotnya rusak. Jadi ibuk terpaksa menjual anting-anting emas anaknya kecuali kepunyaan Mira untuk membeli onderdil. Keesokan harinya, Bapak pulang cepat dan saat ditanyai Bayek, bapak tidak menjawab dan bapak juga mendiami ibuk. Akhirnya, ibuk membujuk bapak untuk menceritakan apa yang terjadi dan bapak bilang bahwa angkotnya rusak lagi, lalu bapak membanting sendal dan ibuk menenagkan  bapak.


Di Wajah Isa, Pesta pertama

        Isa pun masuk SMA sedangkan Bayek sudah SMP 1, lalu Bayek meminta ibuk membelikannya buku dan juga sepatu. Seperti biasa, ibuk bilang nanti kepada Bayek karena uang mereka sedikit dan hanya dapat untuk membeli makanan. Semakin hari rasanya semakin sulit dan bapak makin sering pulang tengah malam. Ibuk juga sangat senang anak-anaknya bisa melanjutkan SMP dan SMA tidak seperti saat ibuk kecil dulu.
          Bayek pun sudah besar dan ibuk menyuruh Bayek untuk disunat karena semua temannya sudah disunat. Lalu Bayek pun disunat dan bapak senang karena anak lelaki satu-satunya yang ia punya sudah disunat. Bapak dan ibuk pun menyelenggarakan pesta atas disunatnya Bayek di rumah kecil mereka dan banyak tamu datang dan banyak tamu yang memberi uang kepda Bayek, setelah dapat uang Bayek setoran kepada ibuk karena sudah kebiasaan dari kecil. Bebeapa bulan kemudian Bayek sudah mengalami mimpi basah dan puber sehingga ia pun sudah menjadi seorang dewasa.



Berlayar. Terus Berlayar, Doa Ibuk Mengantar Bayek ke New York

        Tahun ke tahun, Bayek dan Isa sudah lulus SMA. Sayangnya Isa tidak bisa kuliah karena uang ibuk dan bapak belum cukup tetapi ibuk bangga akan Bayek dan Isa karena bisa lulus SMA. Nani dan adik-adiknya pun menyusul dan mereka pun juga sudah SMA, Bayek masuk kuliah karena ia dapat beasiswa. Tetapii ibuk bingung karena mereka tidak mempunyai uang ongkos perjalanan untuk Bayek karena tempat kuliahnya terletak di Bogor.
          Ibuk dan bapak pun memutuskan utnuk menjual angkot bapak agar Bayek bisa pergi kuliah. Bayek dan adik-adiknya sedih karena bapak harus menjual angkot yang dulu ia bekerja keras untuk dapati. Sekarang bapak bekerja sebagai sopir truk unutk tetangganya. Beberapa tahun kemudian, Bayek pun lulus dari kuliah dan ia sudah bekerja di perkotaan dan ia tidak lupa unutk memberi sedikit uang kepada  keluarganya di kampung Batu dan ia selalu meminta dia dari ibunya saat ia kesusahaan.



Sebuah Awal Perjalanan

        Tiga tahun kemudian setelah Bayek bekerja di Jakarta, ia mendapat lamaran kerja di New York. Bayek pun kaget dan sangat senang karena kerja kerasnya membuahkan hasil yang baik. Saat Bayek pikir-pikir lagi ia juga tidak mau meninggalkan keluarganya, tetapi ia mengingat perjuangan ayahnya. Beberapa hari kemudian, Bayek pergi ke New York dan ibuk mendoakannya agar selamat sampai disana.
          Bayek pun sampai dan ia bertetap di apertemen bibinya yang bernama Ati. Saat di New York Kakaknya yaitu Isa menikah dan seluruh keluarganya senang atas pernikahannya. Bayek pun sedih karena ia ridak bisa hadir di pernikahan kakaknya. Ibuk juga sedih karena satu-satunya anak lelakinya tidak ada saat sesi foto.









Dua Pilar Yang Runtuh, Menelusuri Manhattan

        Bayek pun bekerja dengan giat dan hasilnya adalah ia mendapatkan penghargaan “ Employee of the month”. Beberapa saat kemudian, satu-satunya teman yang Bayek punya yaitu Mba Ati pindah ke Australia dan Bayek harus tinggal sendiri disana. Bayek lalu mentransfer uang untuk keluarganya sehingga keluarganya dapat melunasi semua hutang. Bayek pun bekerja keras dan akhirnya ia di promosi.
          Pada suatu hari suatu kejadian buruk menimpa Bayek. Ia dirampok oleh dua perampok dan saat kembali ke apartmen Bayek menceritakan kejadian itu kepada ibuk lalu ibuk panik dan Bayek menenangkan ibuk. Beberapa hari kemudian dua pesawat menabrak gedung ‘ World Trade Center” dan saat berita itu sampai ke Indonesia, ibu langsung menelfon Bayek tetapi koneksi sinyal di New York sedang jelek dan mereka tidak dapat menelfon Bayek dan ibuk pun panik. Akhirnya, mereka dapat menelfon Abyek dan mereka pun tenang. Kantor Bayek pun pindah ke Manhattan dan Bayek pun mengeksplorasi lingkungan baru disana.


Rumah Kecil Baru, Buah Untuk Bapak dan Ibuk

        Waktu berjalan dan Bayek mulai terbiasa dengan lingkungan barunya dan di gang Buntu Nani ingin menikah. Ibuk punmeminta Bayek agar ia dapat hadir ke pesta pernikahannya Nani karena dulu ia tidak datang ke pest apernikhan Isa. Bayek pun datang dan ikut pernikahan Nani dan seminggu kemudian, Bayek kembali ke New York. Setiap ia mendapat gaji Bayek tidak lupa untuk mentransfer uang ke keluarganya dan impian Bayek terwujud yaitu ia sudah dapat membuat rumah bagi keluarganya.
          Beberapa lama kemudian, bayek stress akan pekerjaannya tetapi ia dan teman-temannya terutama Rachel bertahan bersama-sama. Pada akhirnya buah manis datang dan Rachel dipromosi. Bayek pun dapat bonus dan ia mentransfer uang lagi untuk membangun kos-kosan di tanah ksong milik bapak di Yogya. Bapak dan ibuk sangat senang aka anak lelakinya.






Wisdom, Kematian dan New York City, Vertigo

        Bayek kerja dengan sangat rajin dan ia dipromosi lagi, Bayek bercerita kepada Ravhel bahwa ia agak kesal dengan salaht satu bawahannya yang bernama Victor. Rachel lalu memberi nasihat kepada Bayek dan beberapa lama kemudian Lebaran pun tiba. Bayek ingin sekali pulang ke kampung Batu, tetapi ia tetap tegar untuk mencapai impiannya. Bayek pun bekerja keras dan hari ke hari Bayek dan Victor dan seluruh bawahannya menjadi semakin dekat dan Bayek dan Victor menjadi sahabat.
          Pada suatu hari salah satu rekan Bayek bilang bahwa disebelah kamar apartemennya ada sebuah jasad, Bayek pun merasa takut karena ia tidak mempunyai keluarga atau teman kos yang dapatmembantunya jika terjadi apa-apa. Bayek pun pindah ke New Jersey karena apartemen disana lebih murah, tetapi Bayek tidak suka dengan rekan sekamarnya. Pada suatu hari Bayek pusing sekali dan akhirnya Bayek pergi ke dokter dan ia didiagnosa bahwa ia sakit vertigo.



Kembali Ke Manhattan, Misi Terselesaikan, Menyambut Bayek Kembali, Buku Pertama

        Saat balik dari Indonesia Bayek mendapat kabar buruk dari Rachel. Rachel bilang bahwa ia akan balik lagi ke Taiwan, Bayek pun sakit hati dan sedih karena teman dekatnya akan pergi. Bayek pun merasa ingin pulang juga, tetapi ia ingat impiannya dan tetap bekerja dengan giat. Adik bungsu Nayek pun menikah dan Bayek menyempatkan diri untuk datang, sekarang, hanya Bayek yang belum mempunyai keluarga yang bahagia dan keinginan Bayek untuk pulang semakin besar.
          Akhirnya Bayek pun pulang dan keluarganya sangat senang. Ibuk pun menyuruh Bayek untuk berkeluarga dan tidak kerja terus. Bayek pun berhenti bekerja di New York dania ditawarkan untuk bekerja di Singapura. Bayek pun hidup senang di surga kecilnya di taman Batu dan ia membuat buku pertamanya tentang taman Batu.





Buku Keluarga, Perjalanan Baru, Cinta yang Kokoh, Tak Bisa Jauh: Awal September

Di gang Buntu Bayek membuat novel tentang kehidupannya sehari-hari dan beberapa lama kemudian buku Bayek pun jadi. Banyak pembaca yang terinspirasi oleh ceritanya. Saat bapak sedang jalan ia bertemu dengan sala satu pembaca buku Bayek dan pembaca tersebut mengatakan bahwa bapak sangat hebat hingga bisa menguliahkan dan membesarkan semua anak-anaknya dan bahkan sampai bisa kerja di luar negeri. Bapak sangat bangga dengan anak-anaknya terutama Bayek.
Bayek harus mengunjungi banyak tempat untuk menghadiri talkshow karena bukunya yang banyak menginspirasi orang lain. Ibuk Bayek ikut untuk pergi ke luar negeri dan beberapa bulan kemudian bapak jatuh sakit dan lemas, ibuk pun langsung balik ke rumah. Untungnya, bapak tidak terkena penyakit jantung koroner dan hanya pengapuran dan setelah beberapa minggu bapak kembali sehat karena kehadirannya ibuk. Mira mengatakan bahwa bapak sakit karena ibuk pergi karena dan saat ibuk datang, benar saja bapak langsung sehat kembali.

Menjagamu, Siapa Yang Mengantar Cucu, Pesan Terakhir

        Saat bapak mulai sehat, tiba-tiba bapak lemas dan Nani langsung membawa bapak ke rumah sakit. Setelah balik dari rumah sakit, bapak harus meminum banyak obat dan bapak sedih karena tidak bisa mengantar cucu-cucunya ke sekolah lagi. Pada suatu malam bapak meraung-raung kesakitan, ibuk bingung harus berbuat apa, lalu ibuk memijat tangan bapak dan menelpon Nani untuk datang. Saat Nani sampai, ia langsung membawa bapak ke dokter di Malang.
          Kondisi bapak naik-turun dan bapak semakin hari semakin kurus. Bayek menjenguk bapak dan sesudah menjenguk ia pergi lagi untuk mendatangi sebuah acara talkshow. Anak-anak bapak sangat khawatir karena jarang-jarangnya bapak minta dicium oleh semua keluarganya. Pada tanggal 4 Februaru 2012 pukul 2.30 pagi di rumah sakit, bapak manarik napas terakhirnya. Semua anggota keluarga bapak sangat sedih mendengar hal ini.




Mengantar Bapak Pulang, Cinta Ibuk, Aku

        Setelah mendengar apa yang terjadi Bayek segera pulang ke kampungBatu setelah ia selesai talkshow. Mira juga pulang ke rumah bapak dan sesampainya mereka disana, mereka melihat ibuk menangis dan menangis dengan sangat sedih. Mereka telah kehilangan pahlawan yang sudah membesarkan mereka sejak kecil dangan susah payah. Mata mereka berkaca-kaca dan bengkak karena menangis terus.
          Di jalan ke kampung Batu, Bayek mengingat kenangan-kenangan indah bersama bapak sehingga ia tersedu-sedu. Bayek pun sempat melihat wajah bapak untuk terakhir kalinya, sayangnya Mira tidak sempat. Bayek dan menantu bapak menggali tanah untuk kuburan bapak dan saat selesai, mereka semua menaburkan bunga di atas makam bapak. Keluarga bapak sennag karena mereka sempat mencium pipi bapak sebelum bapak meninggal. Bayek menulis buku ini untuk mengingat kenangan dan agar bisa menginspirasi orang lain.


  Sinopsis Buku Fiksi (Novel) Keluarga Cemara 1
oleh Nikita 7G
Image result for novel keluarga cemara"
Oleh Nikita 7G


Hari Pertama 
Pagi-pagi Abah (Ayah) dan Ema (Ibu) sudah bersiap-siap untuk bekerja. Abah akan berangkat ke sawah dan Ema mempersiapkan dagangannya yaitu opak. Hari ini adalah hari sekolahnya Euis, Cemara yaitu adik kecilnya Euis. Ema menitipkan dagangannya yaitu opak kepada Euis, anak yang paling besar dari tiga bersaudara (Euis, Cemara, Agil). Setelah ema menitipkan dagangannya kepada Euis, merek segera berangkat ke sekolah. Dan tak lama kemudian, sampailah mereka di sekolah dan lanjut melakukan aktifitas sekolah.
Komedi Putar
Akhirnya sekolah selesai. Di lapangan sebelah pasar ada komedi putar. Komedi ini terlihat sangat menarik. Euis ingin mencoba permainan tersebut yang ada di komedi putar. Tetapi uangnya tidak cukup untuk bermain di komedi putar. Datanlah Aceuk yang baik. Dia membayar Euis agar dia dapat bermain di komedi putar. Setelah beberapa saat komidi putar berakhir. Euis tahu bahwa Agil ingin sekali bermain. Tetapi uang yang di kantung Euis jatuh dan hilang sehingga Agil tak bisa main komedi putar tersebut. 

Uang Sawer
Keesokan harinya, saat Euis lagi berjalan dengan adiknya, Ara, pulang sekolah di terminal bis bertemulah dengan seorang kakek tua yang dikelilingi oleh banyak orang. Euis bingung mengapa kakek tersebut dikelilingi oleh banyak orang sampai seorang nenek berkata bahwa kakek tersebut menghilangkan dompetnya. Euis merasa kasihan maka dia dan Ara pergi mencari uang dan dompetnya. 

Tante Iyos
Keesokan harinya, Tante Iyos ingin dating. Tante Iyos adalah gadis yang berasal dari Jakarta. Dia pergi ke rumah Abah dan Ema. Euis dan Cemara belum pulang dari sekolahnya. Sampai beberapa saat, Euis dan adiknya pulang dari sekolah melihat Tante Iyos. Ara sangat senang melihat Tante iyos yang sangat baik sehinga dia pergi ke taman belakang rumah untuk berdoa agar Tante Iyos bisa membelikan sepatu yang baru.



Jiwa Berharga
Keesokan harinya, saat Euis sedang berjalan mendagang ada duit yang jatuh di jalanan. Euis cepat-cepat memasukkan duit itu ke tempat yang aman agar tidak dicuri oleh orang lain. Setelah beberapa lama Euis berdagang opak, dia akhirnya pulang. Dia menceritakan bahwa ada uang di jalan dan ia mengambil uang tersebut. Abah menyuruh Euis untuk pergi ke kantor polisi melaporkan uang tersebut.

Tak Ada Bunga
Ibu Maria, yaitu adalah seorang guru disekolahnya Ara, mengundang semua anak ke pesta ulang tahunnya di rumahnya. Ibu Maria memberi pesan kepada anak-anak untuk tidak membawa hadiah apa-apa. Karena tidak membawa kado, Ara membuat puisi yang sangat bagus untuk Ibu Maria dan membacakan puisi tersebut saat ulang tahunya Ibu Maria.





Obat Ompol
Hampir setiap hari Ara mengompol. Euis sangat kesal kalau Ara mengompol. Euis berencana kalau setiap kali Ara mengompol, dia harus meminum air pisnya sendiri. Suatu hari Ara mengompol. Euis meyodorkan air pisnya ke Ara agar dia bisa meminumnya yang sebenarnya air pis tersebut adalah teh. Ara meminum “air pisnya” dan tak lama kemudia dia merasa sakit. Abah mengetahui tentang ini dia memanggil Euis dan menyuruhnya untuk meminum air pisnya yang sebenarnya the juga. Euis muntah, Abah menasehati Euis jika ingin manasehati jangan ditakut-takutin.


Ayam Dan Gigi
Sudah beberapa hari gigi Ara sakit sekali. Abah mengetahui tentang ini maka ia ingin membawa Ara ke poliklinik untuk mencabut giginya. Ara tak mau iginya dicabut karena rasa sakit yang akan dirasakannya. Saat sampai di poliklinik, Dokter ingin menyuntik gusi Ara agar saat dicabut tak sakit. Ara menangis dan menjerit saat disuntik. Akhirnya, gigi Ara dicabut dan dia hanya merasakan sedikit sakit dan tidak menangis lagi.

Dua Kebaikan
  Abah, Ara, dan Agil sedang berjalan-jalan tanpa mengetahu mau kemana. Sampai suatu saat Agil merasa capai dan ia ingin pulang. Saat berjalan pulang, mereka membicarakan betapa baik Tante Iyos dan Ceuk Salmah.




Agil Bisa Menyanyi
Keesokan harinya, ada kompetisi menyanyi. Ara pun dipilih oleh Bu Maria untuk bernyanyi. Dengar itu, Agil pun juga ingin bernyanyi besama Ara. Setelah beberapa hari lewat, hari kompetisi telah tiba. Ara menyanyikan satu lagu yang tidak dia latih. Semua jadi hancur dan Euis menjadi malu dan menarik adiknya. Setelah semuanya selesai, tempat kompetisi sudah kosong. Agil naik ke panggung dan menyanyi bergaya seperti dia sedang latihan. Abah berkata bahwa agil bisa menyanyi.


Dua Kucing Kecil
Saat berjalan pulang, Ara menemui satu kucing yang lagi hamil. Dia tidak tega meninggalkan kucing itu sendiri. Ara membawa pulang kucing tersebutpulang sampai akhirnya kucing itu melahirkan 2 anak kucing. Euis tak senang melihat anak-anak kucing tersebut karena buat Euis mereka hanyalah beban. Maka dari itu Euis akhirnya memutuskan untuk membuang anak kucing itu kepada orang pasar. 


Euis Mengambek
Beberapa hari Euis tak mau makan ataupun pergi menjual opak. Ema bertanya kepada Euis apa yang terjadi tetapi dia tak mau menjawab.euis pun tak mau pergi kesekolah. Sampai satu saat Abah masuk kedalam ruangan Euis dan bertanya apa yang terjadi. Ternyata Euis menjawab bahwa ada seseorang yang berkata bahwa opak adalah makanan untuk kuda. Abah menghibur Euis.




Agil juga ingin
Saat malam hari, Ara sedang dikeloni Ema karena dia ingin tidur karena besok sekolah. Melihat itu, Agil ingin juga dikeloni Ema walaupun dia tak mau tidur. Ara menjadi kesal dan dia tak mau tidur jika Ema tidak mengeloni dia. Ara dan Agil mulai bertengkar dan mulai Agil mulai menangis. Euis dan Ema menjadi sangat marah. Keesokan harinya, Abah memanggil Ara dan Agil dan menasehati mereka untuk tidak bertengkar lagi.

Lomba Kecantikan
Seminggu lagi lomba menyanyi final akan diadakan. dan yang masuk ke dalam loma final tersebut hanyalah dua orang yaitu Ara dan Lukas. Ara iajak abah untuk berlatih menyanyi buat nanti final. Setelah Ara selesai menyanyi, Abah mengetahui bahwa Ara tak akan menang. Tetapi penampilan Ara dipanggung sangat menarik sehingga para kapsalon ingin menjadikan Ara sebagai Ratu Kecantikan Cilik. Tetapi sayangnya Abah tidak memperbolehkan itu.




Bukan Hadiah Abah
Natal telah datang. Natal adalah hari ulang tahunnya Ara. Maka dari itu dia dinamakan Cemara dipanggil dengan Ara. Saat masuk ke sekolah, mereka merayakan Natal dengan membuka kado dari orang tua mereka. Ara membuka kadonya dan melihat isinya hanyalah dua buku dan pensil warna. Ara melihat kado teman-temannya dan merasa iri karena kado mereka jauh lebih bagus daripada kadonya. Ibu Maria menasihati Ara untuk bersyukur.

Peci Buat Abah
Tak lama kemudian, ulang tahun Abah akan segera datang. Euis, Ema, agil, dan Ara ingin membelikan sebuah hadiah yang special untuk Abah. Euis ingat bahwa Abah suka sekali dengan peci. Untuk Abah, peci adalah tanda kebanggan Abah. Akhirnya mereka memebelikan Abah peci. Dan pada hari ulang tahunnya, Abah membuka kado tersebt dan melihat peci itu. Abah merasa sangat senang dan terharu.





Keriting Kenangan
Beberapa hari kemudian, saat Euis sedang berjalan dia melihat ada pencobaan di salon tentang adanya rambut dikeriting. Dia ingin sekali mencobanya agar bisa terrlihat seperti teman-temannya. Euis mencoba rambut dikeriting tersebut dan pulang dengan bahagia. Saat sampai dirumah, Ema melihat rambut Euis yang sudah dikeriting. Ema tahu bahwa Abah tak akan suka dengan rambutnya dikeriting. Abah pulang dan melihat Euis dia segera marah dan Euis menangis.
Abah Juga Sopir
Saat Abah dan Euis berada di satu bus, bus tersebut ingin berbelok tetapi tak bisa. Bus tersebut menabrak kiri dan kanan. Akhirnya Abah memberi bantuan kepada sang sopir hang bernama Fajar. Abah memberi tahu bagaimana untuk berbelok. Akhirnya Farlan (Ayah Fajar) meminta Abah untuk menjadi sopir mereka dan mengatakan terima kasih telah membantunya.






Label Nama
Euis ingin sekali mempunyai label nama. Abah memperboleh Euis membeli label nama tetapi sayangnya uang tidak ada untuk keperluan yang seperti itu. Euis ingin menabung untuk membeli label nama.sampai akhirnya setelah Euis menabung uangnya cukup untuk membeli label nama. Dengan senang hati Euis membeli label nama tersebut.

Kiriman Tante Iyos
Suatu hari, didepan pintu rumah Euis, datanglah seorang pengirim paket. Euis membaca paket tersebut untuk Abah dari Tante Iyos. Anak-anak sudah merasa bahagia dan ingin membukanya tetapi Ema berkata jangan dibuka sampai Abah pulang. Setelah Abah pulang, anak-anak membuka paket tersebut yang berisi dengan barang-barang bagus. Di paket tersebut ada sebuah surat yang berkata bahwa paket tersebut untuk para korban di Gunung Galunggung.







Abah Bisa Salah
Ara selalu membanggakan Abah  karena Ara berpikir bahwa Abah selalu benar. Suatu hari Abah pulang dari kerjanya dan melihat Ara masih terbangun walaupun besok adalah hari sekolahnya. Ara memperlihatkan ulat yang ada di ranting pohon jeruk yang dia ambil. Abah menyuruhnya untuk membuang ulat tersebut. Tetapi Ara tak mau dan akhirnya berkata kepada abah bahwa ulat tersebut adalah ulat-ulatan yang Euis buat. Ara bertanya mengapa Abah bisa salah, Abah memberitahu bahwa semua orang bisa salah kecuali Tuhan.


Mobil Abah Tiga Buah
Abah menceritakan bahwa dulu dia mempunyai tiga mobil, dua televisi, dua perusahaan dengan tiga puluh enam karyawan, rumah besar, satu lemari es, radio, tiga anjing, dan kolam ikan. Ara dan Agil sangat senang mendengarkan cerita Abah yang dulunya sangat kaya. Abah pun sering sekali pergi ke Singapura hamper dua kali sebulan, Amerika, dan Eropa.




Agil Naik Kereta Gantung
Agil ingin sekali menaiki kereta gantung. Dia meminta Abah dan Ema untuk bermain  kereta gantung di Taman Mini. Ema tidak memperbolehkan Agil naik kereta gantung dulu karena uangnya tidak cukup. Abah harus mencari uang terlebih dahulu untuk bisa naik kereta gantung. Agil menangis sampai akhirnya Ara mengambil kain Ema dan mengikatnya ke tiang dan kursi. Agil naik kedalam kereta gantung bikinan Arad an memainkannya dengan bahagia dan Agil tidak menangis lagi.


1000 Batang Rokok buat Abah
Euis melihat Neneh saat berjalan di pasar. Euis duduk disebelah Neneh dan Neneh meminta Euis untuk datang dengannya. Neneh membawa Euis ke tempat pabrik rokok dimana Neneh bekerja. Euis segera bekerja untuk mendapatkan uang dan bisa memberikan Abah rokok. Euis bekerja sampai bolos sekolah, hal ini terjadi beberapa kali sampai akhirnya Abah mengetahuinya dan saat Euis pulang, dia melihat Abah. Dan Abah mulai menasehati Euis untuk tidak lagi bekerja.


Piala Heli
Suatu hari akan diadakan karnaval yang sangat seru. Ara ingin menjadi Putri Aceh dan Agil ingin menjadi Putri Solo. Abah tidak menyetujuinya karena harga menyewa kostum sangat mahal. Sampai suatu ketika, Dapatla Ide dimana mereka lansung membuat helikopter dan Arad an agil akan menjadi pilotnya. Sampailah hari karnaval tersebut dan mereka memainkan karnaval itu dan pulang membawa piala karena mereka menang.



Tangan Abah Tangan Gagah
Abah menceritakan bahwa ada tetangga varu kepada anak-anak. Ara tahu bahwa tetangganya adalah Pipin. Pipin adalah teman sekolah Ara yang katanya jahat. Pipin selalu mengejek Ara. Ara menangis dan tidak mau pergi ke sekolah. Pipin berkata kepada semua teman-temannya bahwa Abah dipanggil untuk membersihkan toilet mereka dan tangannya dilumuri oleh kotoran. Pipin mengejek ara dengan panggilan “Anak tukang tai” Ara menjadi sedih tetapi dia tetap pergi masuk ke sekolah.


Musik Musim Hujan
Pipin ingin mengadakan ulang tahunnya dirumahnya sendiri. Ara mendengar bahwa Pipin akan mengundang semua orang. Hari pertama Ara mengunggu Pipin untuk dia mengasih kartu undngannya tetapi tidak. Padahal Ara sudah sangat bergembira karena Pipin adalah orang yang kaya dan pesta tersebut akan menjadi pesta yang sangat istimewa karena nanti ada banyak makanan enak. Sayangnya Ara tidak diundang. Ara merasa sedih.




Kupon Kemenangan buat Euis
Euis mendapatkan satu kupondanmemasukkan kupon tersebut kedalam kotak kupon. Setelah beberapa hari menunggu, Ara merasa bahwa mereka akan menang. Hari pengumuman telah datang dan Euis, Abah, Ara, ema, dan agil segera datang ke took tersebut dan melihat pemenangya. Ternyata yang menng adalah Euis. Euis segera ingi mengambil hadiahnya tetapi penjual tersebut berkata bahwa nomor kupon tersebut tidak cocok dengan nomor yang ada di papan. Hanya kebetulan mempunyai  nama yang sama. Euis menjadi sedih.

Abah Juga Sekolah
Besok adalah hari dimana Ara dan Euis mengambi rapot dengan Abah. Keesokan harinya, Abah, Agil, Ara, dan Euis mengambil rapot dengan beca. Tak lama kemudian ada tiga orang yang berkulit sangat terang dan rambut pirang. Mereka terlihat tidak senang maka dari itu Abah mendekati mereka dan mulai berbicara dengan mereka. Ternyata ada susatu yang salah dengan mobil mereka. abah segera mengutak-ngutik mobil mereka dan mesin mobilnya mulai menyala lagi dan dapat digunakan lagi. Ara menanyakan mengapa Abah bisa menjadi sangat pintar dan Abah menjawab bahwa Abah dulu sekolah sama dengan Ara sekarang.
Piano Pressier
Abah selalu bekerja di rumahnya Tante Pressier setiap hari dari pagi hingga sore. Ema menjadi cemburu karena Tante Pressier mempunyai semuanya. Sedangkan Ema tidak, dia hanya bisa membuat opak.pada malam hari, Abah dan Ema bertengkar sampai akhirnya Ema masuk kedalam kamar dan menangis. Pada pagi hari, Ema membangunkan Euis dan menyuruh Euis membangunkan Abah. Ternyata saat dibangunin, Abah berkata bahwa Tante Pressier memecat dia karena suara piano Tante Pressier tidak sama dengan tetangganya punya padahal tetangganya punya yang salah tetapi Abah sudah keburu dipecat.

Euis Sudah Dewasa
Agil dan Ara kira kalau Kakanya Euis seang hamil. Mereka berbicara dengan Abah. Abah mengetuk pintu ruangan Euis. Dan tak lama kemudian Ema membuka pintu rumahnya dan Abah melihat Ema. Abah menanya Ema jika Euis hamil atau tidak. Ternyata Euis mulai mens dan Abah tertawa. Euis merasa sangat malu. Abah mendekati Euis, Euis menangis. Dia malu terhadap Abah. Euis takut kalau Abah akan merasa jijik kepadanya.



Dugaan Ceuk Salmah
Euis sedang berjalan saat ada satu motor yang mengebut membawa ayam-ayam. Karena sopir tersebut mengebut, beberapa ayam terjatuh didepan hadapan Euis. Euis mengambil ayam itu dan segera mau mengembalikannya kepada sopir tadi. Ceuk Salmah sudah bilang ambil saja ayam-ayam tersebut. Tetap Euis ingin mengembalikannya, saat dia berjalan melihat sopir itu, dia segera  marah-marah karena dia ditegur oleh polisi dan menyuruhnya untuk ambil ayam tersebut. Euis pulang kerumah dengan sedih dan menyesal karena dia ingin mengembalikan ayamnya.

Agil Ingin Nakal
Pagi hari Agil bangun. Dia tiba-tiba marah-marah dan melempar-lempar bantal. Euis menanya apa yang terjadi? Tetapi Agil hanya mau bersikap nakal. Euis bingung dengan sikapnya Agil. Ema datang ke dalam kamar Agil melompat dari ranjangnya. Dia segera pergi ke dalam ruangan Ema. Agil mengambil bedak Ema dan rok Ema yang kegedean dan memakainya. Ara mengira adiknya kerasukan setan.




Selamat datang, Pak Pendeta
Di sekolah Ara, datanglah Pendeta Eka. Pipin mewakili anak-anak dalam memberi salam kepada Pak Eka. Setelah semuanya berkenalan dengan Pendeta Eka, waktunya memberi pengumuman siapa yang Pipin. Ara adalah juara dua di lomba deklamasi. Saat selesai pengumuman, waktunya anak-anak dipotret. Pipin dipotret dengan banyak orang tetapi saat Ara maju, tidak ada yang memotret. Euis menjadi sedih karena kemenangan Ara tidak yang mengabadikan. 



Kakek Acang, Yang Baik, Telah Pergi
Kakek Acang sudah sangat tua. Dia sudah 90 tahun lebih. Dia sering mentraktir makanan dengan orang yang dia kenal. Kakek Acang suka sekali membantu orang lain. Sayangnya dia jatuh sakit dan meninggal dunia. Walaupun Kakek Acang telang meninggal dunia dia tetapi membuat Ara senyum karena kebaikannya.
Doa Pipin
Pak Eka datang lagi ke sekolah Ara. Kali ini Pak Eka mendongeng. Pipin sudah tau jalan ceritanya Pak Eka maka dari itu dia sering sekali memotong-motong setiap kali Pendeta Eka berbicara. Sampai akhirnya Ibu Maria menegur Pipin untuk tidak memotong saat Pak Eka berbicara karena takut menggangu. Setelah Pendeta Eka selesai mendongeng, waktunya anak-anak untuk berdoa. Sampai akhirnya giliran Pipin berdoa. Dia merasa gembira karena ayahnya sudah sampai di Perancis dan juga oleh-oleh, dia tak mau punya adik dan dia ingin udara sini bisa dingin seperti di Perancis.






Mereka Bahagia
Pipin menceritakan Ara tentang jalan-jalannya ke Jakarta. Pipin dan teman-temannya, Paulus, Maya, dan Rika, jalan-jalan ke Taman Mini tanpa Ara. Pipin berkata bahwa mereka bermain, menonton Keong Mas, makan-makan bersama dan lain-lain. Ara langsung merasa kagum. Ara ingin mengajak keluarganya bermain ke Jakarta.

Abah Melihat Cecak
Pada pagi hari, Arad an Agil sudah bertengkar. Ema sangat kesal. Ara mengejek Agil sapai Agil menangis. Akhirnya Abah terbangun dan melihat mereka bertengkar. Sedangkan Euis dikamarnya sakit, ternyata Euis hari ini berkemah bersama karena Euis tak bisa ikut maka dia berpura-pura sakit. Euis ternyata takut karena Ema tidak mempunyai duit dan Abah juga. Setelah berbicara Abah menengok ke atas dan alihat cecak Abah langsung pusing.







Akuarium Air Laut
Semua anak-anak sedang membicarakan hiasan di rumah Pipin yang sangat besar yaitu Akuarium. Air yang ada di akuariumnya adalah asli air dari laut. Semua anak-anak boleh melihatnya termasuk Ara tetapi Ara tidak boleh membawa Agil. Akhirnya Abah akan mengambil jentik-jentik untuk memberi ikannya makan. Euis membantu mencari Jentik-jentik. Akhirnya saat Ara dirumah Pipin ingin memberi ikan-ikan itu makanan jentik-jentik, Pipin tidak memperbolehkan ikannya memakan jentik-jentik karena takut ikannya sakit dan Ikan-ikannya hanya makan makanan khusus dibeli dari kota.









       


          






       


          





       


          








       


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar