Senin, 22 Juni 2020

Kumpulan Teks Ulasan : Film Letters To God

Letters To God 
oleh Jacqueline 8B

Film “Letters To God” adalah film bergenre drama keluarga rohani yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh Possibility Pictures.  Film ini disutradarai oleh David Nixon dan Patrick Doughtie. Naskah dari film ini ditulis oleh Patrick Doughtie sebagai penulis naskah utama dan juga asisten sutradara. Naskah film “Letter To God” ini juga ditulis oleh Art D’Alessandro, Sandra Thrift dan Cullen Douglas. Film yang berdurasi 1 jam 50 menit ini juga diproduseri oleh David Nixon dengan Kim Dawson. 
“Letters To God” bercerita tentang seorang anak laki-laki, berusia delapan tahun yang bernama Tyler Doherty (Tanner Maguire). Tyler berbeda dari anak-anak pada seusianya, ia terkena penyakit yang mematikan yaitu kanker otak. Ia harus melewati banyak kemoterapi, MRI, dan juga operasi bedah otak, sehingga ia tidak bisa pergi ke sekolah selama 2 bulan. Namun, Tyler tidak menghadapi penyakit ini sendirian, ibunya, Madeline Doherty (Robyn Lively), kakaknya, Benjamin Doherty (Michael Christopher Bolten), neneknya (Maree Cheatham), teman-temannya, Samantha Perryfield (Bailee Madison) dan Alex (C.J. Amari), dan juga Brady Mcdaniels (Jeffrey Johnson) selalu mendukung Tyler dalam proses penyembuhannya. Keluarga Doherty baru saja kehilangan, ayah Tyler dipanggil Tuhan, kini ibunya harus menjadi tulang punggung keluarga dan harus membiayai pengobatan anaknya sendirian. 
Tyler Doherty adalah anak yang memiliki spiritualitas yang sangat luar biasa. Dalam kondisinya yang sedang sakit, ia selalu menulis surat kepada Tuhan tentang apa yang dia alami dan dia rasakan. Meskipun Tyler mengidap penyakit yang sangat mematikan, dia tidak pernah menyerah melawan penyakitnya itu, karena dia percaya bahwa Tuhan membaca semua surat yang dia tulis dan Tuhan selalu bersamanya setiap waktu. Bagi Tyler, Tuhan adalah teman, guru, dan juga sahabat penanya. Setelah ia menulis suratnya itu, ia memasukkan suratnya di kotak pos. Tyler belajar banyak hal dari Yesus, salah satunya adalah memaafkan. Sikap dan surat-suratnya sangat menginspirasi banyak orang di sekelilingnya, salah satunya Brady Mcdaniels, tukang pos yang baru, yang sering mabuk. Pada akhirnya, Tyler pun meninggalkan keluarga dan teman-temannya dengan pengharapan dan iman bahwa Tuhan selalu menjaga mereka yang ditinggalkan. 
Tyler adalah anak yang selalu memiliki pikiran yang positif. Dia dapat memberikan energi positif itu ke orang-orang di sekelilingnya. Walaupun dia hanyalah seorang anak berusia delapan tahun, ia tidak pernah menyalahkan Tuhan tentang apa yang dia alami. Dia selalu bersyukur tentang apapun yang Tuhan berikan kepadanya. Keadaan ini membuat banyak sekali orang terinspirasi dengan apa yang dia lakukan. Salah satu contohnya adalah pengalaman hidup Brady Mcdaniels. Dulunya, Brady tidak memiliki pengharapan dalam Tuhan. Dia sering minum alkohol, lalu mengemudi saat ia mabuk, dan sempat masuk ke dalam penjara karena itu. Dia juga memiliki pergumulan dalam mendapatkan hak asuh anaknya, sehingga ia terus minum alkohol untuk mengatasinya. Tetapi, setelah ia menjadi tukang pos sementara menggantikan Walter Finley dan ia bertemu dengan Tyler saat ia mengambil surat Tyler dari kotak pos, ia mengalami perubahan yang luar biasa. Ia sempat kembali ke sikapnya yang dulu, tetapi ia dapat tersadar kembali saat ia membaca surat dari Tyler yang belum ia buka. Ia mulai percaya kembali kepada-Nya dan akhirnya ia bisa memenangkan persoalannya dan mendapatkan hak asuh anaknya kembali. 
Hari pertama Tyler di sekolah setelah ia melewati proses operasi bedah otaknya adalah hari yang menyenangkan baginya. Meskipun hari itu Tyler diejek oleh Alex, teman sekelasnya, tetapi ia masih tetap menjadi anak yang ceria. Hal ini dikarenakan Tyler tidak pernah memendam dendamnya terhadap orang yang menyakitinya, ia selalu memaafkan orang tersebut. Alex menjadi anak yang baik dan mengubah sikapnya saat ia menerima surat dari Tyler untuknya, dan untuk menebus kesalahannya ia bersahabat dan menemani Tyler sampai Tyler dipanggil Tuhan. Tyler juga melakukan hal yang sama, saat kakaknya merasa iri dengannya karena dia mendapatkan banyak sekali perhatian dari keluarganya. Akan tetapi, Tyler tetap memaafkan kakaknya dan tetap menyayanginya. 
Film “Letters To God” berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan. Tyler masih berusia delapan tahun dan mengidap penyakit yang tidak umum pada anak-anak seusianya, tetapi ia mempunyai hubungan yang luar biasa dekat dengan Tuhan. Ia mencurahkan keluh kesahnya, apa yang dia alami, dan apa yang dia rasakan dalam suratnya untuk Tuhan. Ia mencurahkan doanya dalam surat. Baginya, menulis surat kepada Tuhan dapat memberikan dia kekuatan untuk hidup dan melawan penyakitnya. Sepanjang hidupnya, ia benar-benar mengandalkan Tuhan. Terkadang, manusia mempunyai sikap dari Maddie dalam film ini. Tidak percaya, hilang dari hadapan Tuhan, dan berputus asa. Akan tetapi, film ini membuat kita untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan seperti apa yang dilakukan Tyler. 
Surat-surat dari Tyler untuk Tuhan adalah hal yang paling menarik dari film ini. Surat-surat ini benar-benar dipakai oleh Tuhan untuk menyadarkan orang-orang-Nya yang terhilang. Surat ini dengan ajaib menyentuh banyak sekali orang di film “Letters To God”, tetapi dengan ajaib juga surat itu dapat menyentuh banyak orang yang menonton film ini, terutama orang-orang yang terkena kanker di dunia ini. Tyler memiliki hubungan yang sangat intim dengan Tuhan yang dapat merubah pandangan ibunya, Maddie. Awalnya, ibunya tidak memperhatikan permintaan kakaknya, Ben untuk mendapatkan surat izin mengemudinya. Akan tetapi, setelah Maddie membaca surat Ben untuk Tuhan yang dianjurkan Tyler kepadanya, Maddie tersentuh dan menemani Ben untuk mendapatkan SIMnya. Dari kejadian itu, Maddie mulai percaya tentang kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya. Surat ini juga menyadarkan Brady yang kehilangan pengharapan dalam Tuhan setelah ia kehilangan hak asuh anaknya. Akan tetapi, setelah ia bertemu dan membaca surat Tyler, ia menjadi percaya dan memiliki pengharapan dalam Tuhan. Surat-surat yang ditulis Tyler ini seakan-akan hidup, ajaib dan menginspirasi banyak orang yang hampir kehilangan harapan dalam Tuhan. 
Setiap film pasti mempunyai sebuah kelebihan dan juga kekurangan. Film “Letters To God” ini terbukti dapat menginspirasi banyak orang di dunia ini. Film ini mempunyai pesan yang sangat luar biasa menguatkan dan memberikan pengharapan bagi orang-orang Kristen dan non-Kristen, bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, apapun keadaan kita dalam susah dan senang kita. Film ini juga mengajarkan kita untuk menjadi berkat selama kita masih diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa. Sayangnya, ada beberapa akting dari tokoh-tokoh di film ini kurang mengangkat keadaan dan situasi yang terjadi di scene tersebut. Beberapa scene akting di film ini kurang menunjukkan keadaan dan kurang menjiwai dengan scene yang terjadi. 
Film “Letters To God” memiliki alur yang cukup jelas dan scene yang ada di film ini dapat menceritakan cerita dari film ini dengan baik. Film ini dibuka dengan cukup baik dan jelas, serta dapat mengenalkan tokoh-tokoh yang ada di film ini dengan baik. Latar tempat yang digunakkan di film ini cukup mewakilki keadaan pada tahun 90-an, seperti keadaan di sekitar rumah Tyler, gereja yang memiliki struktur bangunan pada tahun 90-an, dan juga tempat yang dipilih sebagai bar di film ini. Properti-properti yang dipakai juga sangat mendukung latar tempat yang dipilih. Hal ini bisa dilihat dari pakaian yang dipakai, alat-alat pendukung yang dipakai seperti sepeda dan TV, dan masih banyak lagi. Sayangnya, beberapa musik yang dimainkan tidak tepat pada scene yang ditunjukkan. 
“Letters To God” adalah salah satu film yang sangat menginspirasi semua orang di dunia terutama orang-orang yang kehilangan pengharapan dan kepercayaan dalam Tuhan. Film ini juga bisa memberikan semangat kepada orang-orang yang terkena penyakit bahwa mereka bisa menjadi berkat bagi orang lain disaat mereka tidak sehat. Penonton dapat meneladani banyak sekali pelajaran hidup dan rohani dalam film ini. Pelajaran-pelajaran tersebut benar-benar berguna untuk kehidupan kita di masa-masa sulit seperti sekarang. 
Film “Letters To God” adalah salah satu film rohani yang layak untuk ditonton untuk semua kalangan usia. Film ini bersifat universal dan dapat dinikmati oleh semua orang. Walaupun ada beberapa kekurangan dari film ini, tetapi tetap tidak mengurangi pesan yang ada dibalik film “Letters To God” ini. Film ini benar-benar direkomendasikan khususnya untuk para remaja berusia 12-17 tahun karena masa-masa remaja itu mereka akan banyak mengalami kegelisahan. Di masa-masa ini, mereka cenderung untuk pergi menjauh dari Tuhan, banyak yang mengikuti pergaulan buruk, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, film ini dipercaya dapat mengembalikkan mereka ke jalan yang benar dan dapat membuat mereka tersadar akan betapa berkuasanya Tuhan di dalam kehidupan para remaja, orang tua, dan juga anak-anak. 

Letters to God
oleh Nixie 8B

Judul : Letters to God
Sutradara : David Nixon 
Produser : David Nixon, Kim Dawson
Produksi Pemain : Tanner Maguire sebagai Tyler Doherty, Robyn Lively sebagai Maddy Doherty, Jeffrey Johnson sebagai Brady McDaniels, Bailee Madison sebagai Samantha. 
Durasi : 1 jam 54 menit

Film “Letters to God” merupakan kisah seorang anak laki-laki penderita kanker bernama Tyler Doherty. Setiap hari, Tyler menulis surat kepada Tuhan yang berisi cerita-cerita hidupnya. Surat-surat yang ditulisnya dikirim kepada Tuhan melewati kantor pos. Seorang pengantar pos bernama Brady McDaniels menjadi orang yang bertanggung jawab atas surat-surat Tyler kepada Tuhan setelah pengantar pos Finley cuti. 
Walau Tyler dapat bersekolah, ia belum benar-benar sembuh dari penyakitnya. Tyler tetap harus dirawat dengan penuh perhatian. Pada akhir cerita ini, Tyler tiba-tiba mengalami situasi yang sangat darurat setelah bermain bola dalam sebuah pertandingan. Ibunya sadar bahwa Tyler tidak mempunyai banyak waktu yang tersisa. Tyler pun meninggal karena penyakit kankernya, tetapi peristiwa ini justru membuka hati orang-orang di sekitarnya yang belum percaya menjadi percaya kepada Tuhan. Bahkan, teman Tyler, Sam membuat sebuah kotak surat bernama ”Tyler’s Mailbox” yang didedikasi untuk Tyler karena Tyler sudah membantunya dan sekitarnya untuk percaya. 
Tyler adalah sosok anak yang memiliki iman yang besar terhadap Tuhan. Tyler selalu menulis surat kepada Tuhan. Mulai dari curhatan seperti apa yang terjadi pada hari itu, atau pertanyaan-pertanyaan Tyler tentang hidup kepada Tuhan sampai doa-doa dan harapannya. Tyler selalu percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa Ia mendengarkan surat-surat yang Tyler buat walau terkadang situasi yang dialami Tyler tidak selalu mendukung. Hal tersebut menunjukan bahwa iman Tyler  tidak tergoyah walaupun ia mengalami kanker otak dan menjadi beban yang sangat berat. Tyler juga selalu berpegang kepada Firman-Nya, seperti ketika teman sekelasnya, Alex mengejeknya karena mengalami kanker, tetapi Tyler tetap berbuat baik kepadanya, bahkan menulis surat untuk Alex.Sungguh sebuah sikap seorang anak remaja yang luar biasa. 
Surat-surat yang ditulis Tyler pertama diterima oleh seseorang pengantar pos bernama Finley, dan karena dia tidak tahu harus mengantar surat-surat tersebut kepada siapa, ia memberikannya kepada bosnya. Tidak lama kemudian, Finley cuti dan ia diganti dengan Brady McDaniels. Sang bos memberi Brady surat-surat Tyler, tetapi ia juga tidak tahu harus mengantarkannya kemana. Jadi, ia coba datang ke sebuah gereja dan memberi surat-surat tersebut kepada gereja tetapi seorang pendeta bernama Andy mengatakan bahwa lebih baik Brady yang menyimpan surat-surat tersebut karena Tuhan sepertinya menempatkan surat-surat tersebut di tangan Brady untuk rencana-Nya. 
Tyler mempunyai saudara laki-laki bernama Ben. Karena Tyler menderita kanker, semua perhatian selalu tertuju kepada Tyler dan seakan-akan Ben tidak dianggap oleh keluarganya. Ben sudah berkali-kali meminta mamanya untuk menemaninya membuat SIM tetapi hal tersebut selalu ditunda oleh ibunya. Ben bahkan tidak sengaja keceplosan bahwa ia benci Tyler karena semua perhatiannya selalu kepada Tyler dan Ben selalu diabaikan. Tyler pun mendengar perkataan kakaknya dan lari ke atap rumahnya. Dari situ, Ibu Ben, Maddy, belajar bahwa kedua anaknya membutuhkan perhatian yang sama, lalu Maddy akhirnya menemani Ben untuk membuat SIMnya. (melalui surat yang ditemukan di kamar Ben)
Ketika Tyler harus di rawat dirumah sakit lagi karena ia didorong bermain sepak bola oleh Brady, Maddy menjadi sangat kesal dengan Brady. Brady pun juga menjadi stres dan kesal dengan dirinya sendiri. Dengan kesedihannya, Brady membaca surat-surat Tyler untuk Tuhan dan ia terkejut dengan betapa kuatnya iman Tyler. Di dalam surat-surat tersebut, Tyler mendoakan orang-orang di sekitarnya  supaya mendapatkan yang terbaik dalam hidup mereka walaupun Tyler sendiri mengalami penderitaan yang berat. Contohnya, surat dimana Tyler mendoakan Brady : “Sebelum aku mati, bisakah Kau membantu temanku Mr Brady? Dia sangat keren, dan dia memiliki anak laki-laki, tapi aku tidak yakin mereka saling bertemu. Bisakah Kau memberitahu hati Mr Brady, itu akan baik-baik saja?”. Tyler juga mendoakan lebih banyak orang seperti Ben karena Tyler tidak sengaja memutuskan senar gitar Ben dan tidak berani memberitahunya.  Setelah membaca surat-surat tersebut, Brady memutuskan bahwa ia akan memberi surat-surat tersebut kepada orang-orang yang tertulis dan didoakan  dalam surat-surat tersebut. Film ini membawa banyak pesan yang membuat film ini sangat bagus untuk ditonton. Selain Tyler, tokoh Samantha juga mengajarkan kita untuk menjadi sahabat yang baik dan setia seperti ketika Tyler diejek oleh teman sekelasnya, Alex. Samantha tidak takut untuk membela Tyler lalu ia mendorong muka Alex ke dalam makanannya. Walaupun hal tersebut tidak pantas untuk ditiru, itu menunjukan bahwa Alex adalah teman yang baik. 
Film ini merupakan film yang sangat baik dalam segi nilai cerita dan amanat.  Dari film ini, kita mendapatkan bahwa dalam situasi apapun, baik itu membahagiakan atau menyedihkan, berdoa kepada Tuhan merupakan pilihan yang sangat tepat. Kita juga dapat melihat bahwa jika kita berpegang teguh dalam situasi sesusah apapun, kita dapat membantu sesama kita, seperti Tyler yang membantu membuka hati teman-temannya dan orang sekitarnya untuk percaya kepada Tuhan Yesus. 
Film ini merupakan film yang kualitasnya cukup tinggi dengan alat-alat peraga yang membuat film ini kesannya lebih realistis dan menjadi gampang dimengerti. Hal ini dapat dilihat dengan berbagai alat peraga di berbagai latar seperti ranjang pasien dan alat-alat untuk merawat Tyler di rumah sakit atau sekolahnya yang benar-benar terlihat seperti sekolah. Juga, musik yang digunakan untuk beberapa adegan cocok dengan apa yang sedang ditampilkan sehingga suasananya dapat dirasakan dengan baik. 
Dibalik kelebihannya, film ini memiliki kekurangan dari segi akting para pemain film. Untuk para dewasa yang berperan dalam film ini, akting mereka sudah baik dengan perasaan dan emosi yang mereka bawa ke dalam film ini. Tetapi, untuk para anak-anak yang berperan dalam film ini, akting mereka masih kurang realistis. Seperti ketika Sam mendorong muka Alex ke dalam makanan Alex atau juga percakapan Sam dan Tyler yang terlihat tidak natural. 
Film ini mengajarkan kita untuk selalu berpegang teguh kepada Tuhan dalam situasi apapun, bahkan situasi yang sangat susah. Karena, Tuhan selalu punya rencana untuk kita, baik itu untuk menjadi berkat untuk orang lain, seperti Tyler, atau yang lain.  Selain itu, kita juga harus berbuat baik kepada semua orang, seperti Tyler yang tidak membenci Alex meskipun dia telah membullynya, bahkan mendoakannya.
Film “Letters to God” ini sangat layak ditonton karena nilai ceritanya yang sangat baik. Walau dalam segi kualitas filmnya sendiri, belum terlalu baik, nilai ceritanya dan amanatnya sangat baik dan layak dicontoh. Film ini layak ditonton oleh semua orang, mulai dari anak kecil sampai orang tua pun dapat menonton film ini karena semua orang layak untuk berubah dan mengikut dalam jalan Tuhan Yesus.

Letters to God
oleh Patricia 8A

Judul Film : Letters to God
Sutradara : David Nixon
Produser : Cameron Kim Dawson, David Nixon
Pemain : Robyn Lively, Jeffery S.S Johnson, Maree Cheatham, Tanner Maguire, Micheal Christopher Bolten, Bailee Madison, Ralph Waite
Penulis Naskah : Patrick Doughtie
Produksi : Possibility Pictures
Durasi Film : 1 jam 53 menit

Tyler adalah anak kecil yang memiliki penyakit medulloblastoma atau kanker otak. Ia masih berumur 8 tahun, tetapi sudah harus menjalani operasi otak dan perawatan kemoterapi untuk mengobati kanker yang dideritanya. Tyler selalu berpikir positif walaupun ia memiliki penyakit kanker. Tyler dan temannya, Sam, sangat dekat dan mereka suka bermain bersama. Setiap hari, Tyler menulis sebuah surat kepada Tuhan yang berisi ucapan syukur dan isi hati Tyler.
Brady adalah tukang pos yang bertugas di perumahan Tyler. Setiap hari, Tyler memberikan suratnya kepada Brady. Brady memiliki masalah keluarga dan tidak percaya kepada Tuhan. Namun semenjak ia bertemu Tyler dan melihat bagaimana ia selalu ceria dan senang meskipun ia memiliki kanker, Brady mulai percaya kepada Tuhan. Kondisi Tyler memburuk karena ulah Brady. Brady mengumpulkan banyak surat dari teman-temannya yang ditulis untuk Tuhan untuk mengenang Tyler karena pada akhir cerita,  Tyler dipanggil ke rumah Bapa. 

Tyler adalah anak yang ceria meskipun memiliki penyakit kanker. Dengan pemikirannya yang positif dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya, ia bisa menjalani kehidupan yang bahagia dan ceria. Tyler dapat menjadi berkat bagi teman-teman dan keluarganya walaupun ia sakit. Tyler bisa membuat teman-temannya tertawa. Ia bisa menginspirasi teman-temannya untuk percaya bahwa Tuhan selalu mendengarkan doa mereka. Tyler juga sangat perhatian terhadap temannya. 
Sam adalah sahabat setia Tyler. Sam dikenal sebagai perempuan yang kasar di sekolahnya. Namun, Sam sangat baik dan berani untuk membela Tyler dari ejekan Alex meskipun dengan cara yang salah. Berkat Tyler juga, Sam mulai percaya dengan keberadaan Tuhan. Setiap hari setelah pulang sekolah, Sam ke rumah Tyler untuk menemaninya dan menceritakan harinya di sekolah. Sam memprioritaskan Tyler daripada dirinya sendiri di saat Tyler harus istirahat di rumah karena sakitnya. 
Keluarga Tyler sangat mendukung Tyler dalam menghadapi sakitnya. Meskipun ayah Tyler sudah tidak ada, ibunya Tyler, Maddy, berusaha untuk membiayai kehidupan Tyler dan kakaknya, Ben. Maddy  berusaha untuk membuat kedua anaknya bahagia walaupun kondisi keluarga mereka tidak menguntungkan. Maddy berusaha untuk terlihat kuat di depan keluarganya dan berusaha untuk membuat anak-anaknya bahagia. 
Kakak Tyler, Ben, sangat menyayangi adiknya dan sangat perhatian terhadapnya. Ben merindukan masa-masanya dengan Tyler sebelum ia didiagnosis kanker. Ben pandai dalam bidang musik sehingga Ben membuat lagu tentang Tyler untuk mengenang kepergian adiknya. Ben membuat sebuah lagu tentang Tyler dimana Tyler selalu memberikan yang terbaik dalam segala situasi dan bagaimana Tyler menginspirasinya untuk hidup seperti ia diberikan kesempatan yang kedua.
Brady adalah tukang pos yang bertugas di perumahan Tyler. Sebelum ia bertemu dengan Tyler, Brady minum setiap kali ia memiliki masalah. Tetapi setelah ia bertemu Tyler, dimana Tyler selalu menulis surat kepada Tuhan, ia mulai percaya bahwa Tuhan itu ada. Brady memiliki masalah keluarga dimana ia berpisah dengan putra dan istrinya. Brady sangat mencintai putranya tetapi istrinya menang hak asuh anaknya sehingga ia kehilangan putra satu-satunya. Namun ia tidak minum setelah itu, tetapi Brady pergi ke gereja untuk mencari Tuhan. Tuhan memiliki banyak cara untuk membantu mereka yang memerlukan bantuan seperti Brady. Jika Brady tidak bekerja sebagai tukang pos, Brady tidak akan mengenal Tuhan.
Alex adalah teman sekelas Tyler. Saat Tyler pulang dari rumah sakit dan kembali ke sekolah, Alex mengejek Tyler karena rambut Tyler rontok. Sam membela Tyler dari ejekan Alex. Namun, saat Tyler kembali ke rumah sakit untuk berobat, Alex menjenguk Tyler bersama Sam untuk meminta maaf ke Tyler. Alex menulis surat untuk Tuhan karena ia menyesal untuk mengejek Tyler. Berkat Tyler, Alex dapat menyesal atas dosanya dan bertobat.

Secara keseluruhan film ini sangat bagus. Alurnya detail dan berurutan. Awalnya dimulai dari perkenalan tokoh-tokohnya sampai Tyler dipanggil Bapa. Dari film ini, kita bisa mendapatkan banyak nilai hidup. Kita bisa mengambil kelakuan berpikir positif Tyler karena tidak semua orang dapat berpikir positif dalam semua situasi tetapi Tyler selalu mengambil sisi terang semua masalahnya. Film ini dapat memberi suasana yang lucu, hangat maupun sedih untuk penontonnya. Penonton dapat merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh. Seperti pada bagian dimana teman-teman Tyler mengelilingi tempat tidurnya dan Maddy mengatakan tidak apa-apa jika Tyler pergi yang memberikan suasana yang sedih. 
Namun,  pada adegan terakhir saat Tyler meninggal tidak terlalu jelas. Pada adegan itu diperlihatkan teman-teman dekat Tyler berdiri di samping tempat tidur Tyler dan Maddy yang mengatakan bahwa jika Tyler pergi tidak masalah dan tiba-tiba masuk adegan di rumah sakit. Itu
Setiap tokoh dalam film Letters to God memberikan pelajaran hidup bagi kita yang menonton film ini. Yang pertama, tokoh Tyler mengajarkan kita harus selalu melihat sisi positif semua masalah yang kita hadapi dan tetap ingat untuk percaya terhadap rencana Tuhan. Yang kedua, menjadi teman yang setia dan berani untuk membela kebenaran seperti Sam. Yang Ketiga, kita tidak boleh menyerah seperti Maddy karena saat suaminya meninggal, Maddy bisa saja menyerah dalam membesarkan kedua anaknya, tetapi ia memilih untuk tidak menyerah dan terus berusaha. Yang terakhir, film ini juga mengungkapkan bagaimana menguatkan orang lain, menunjukan kepedulian, menghibur dan mengapresiasi sesama lewat ucapan atau kata-kata, seperti teman-teman Tyler.
Film ini layak untuk ditonton oleh semua umur. Film ini dapat menguatkan para penontonya. Selain menguatkan, film ini juga dapat menghibur melalui adegan-adegan yang lucu. Film ini adalah film rohani dan film yang dapat menguatkan penonton yang sedang dalam masa-masa sulit.

Letters to God
oleh Kevin Nicholas Nathanael 8C

Judul Film : Letters to God
Tahun : 2010
Sutradara : David Nixon, Patrick Doughtie
Produser : David Nixon, Kim Dawson, Tom Swanson, Art D’Alessandro
Produksi : Possibility Pictures)
Penulis : Patrick Doughtie, Art D’Alessandro, Sandra Thrift, Cullen Douglas
Pemeran : Robyn Lively, Jeffrey Johnson, Tanner Maguire, Bailee Madison, Michael  Bolten
Editor : Patrick Tyler
Distributor : Vivendi Entertainment
Durasi film : 110 menit

Film “Letters to God” ini menceritakan kisah tentang seorang bocah yang berjuang melawan kanker otak yang secara kebetulan mengubah hidup seorang pengantar pos di daerahnya. Bocah itu, Tyler, adalah anak yang memiliki iman yang kuat dan dia berbicara dengan Tuhan melalui surat-surat yang ditulis kepada-Nya setiap hari. Dia hidup di sebuah keluarga Kristen bersama ibu, kakak, dan neneknya. Ayahnya, dalam kata-kata Tyler, sudah naik ke sorga. 
Brady, pengantar pos sementara yang ditugaskan di jalur perumahan Tyler, bertemu dengan Tyler saat mengambil surat-surat di rumahnya. Brady adalah seorang alkoholik dan pernah dipenjara. Dia bermasalah. Pada saat itu, dia tidak mempunyai iman terhadap Tuhan.

Di film ini, Tyler adalah seorang anak yang berusia 8 tahun dan walaupun sedang susah payah menghadapi kanker, ia adalah anak yang seru, gemar bermain sepakbola, dan selalu berusaha memberikan kesenangan serta menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya.
Setelah Tyler keluar dari rumah sakit, hidup Tyler tidak hanya diisi dengan hal-hal yang menyenangkan, tetapi juga penuh perjuangan. Air pun ada pasang surutnya. Ada adegan ketika kakaknya, Ben, sangat khawatir atas Tyler dan Tyler mendengarkan sehingga hatinya sakit. Ben bilang bahwa dia membenci Tyler karena semua waktu dan semua uang keluarga telah dipakai untuk Tyler. Nantinya, Ben menemani Tyler dalam kesedihannya dan meminta maaf. Ben adalah sosok kakak yang peduli terhadap adik dan selalu menemaninya setiap kali ada masalah. Sebagai obat sakit hati, Tyler menulis surat kepada Tuhan.
Surat-surat inilah yang nantinya ditemukan oleh Brady. Brady adalah pengantar pos yang menggantikan pengantar pos lama, Mr. Finley. Brady seperti yang kita tahu adalah seorang yang bermasalah. Setelah bekerja, dia selalu menghabiskan malamnya di sebuah bar, minum minuman keras hingga mabuk. Pada suatu hari, surat yang ditulis oleh Tyler, dia baca dan itu membantunya melawan kecanduannya serta menjadikannya orang yang percaya Tuhan. Ada salah satu surat yang Tyler tulis khusus untuk Brady. Tulisnya, “Sebelum aku mati, bisakah Kau tolong temanku Brady? Bisakah Kau beritahu hati Brady bahwa itu akan baik-baik saja?”
Film Letters to God juga memperkenalkan Samantha sebagai teman baiknya Tyler. Mereka selalu bermain dan bersenang-senang bersama. Dialah yang awalnya mengajak Tyler kembali ke sekolah setelah keluar dari rumah sakit. Setelah disetujui oleh ibunya, Tyler ikut bersekolah dengan Samantha. Akibat dari kanker otaknya, Tyler tidak mempunyai rambut dan alis. Perbedaan inilah yang digunakan oleh seorang Alex Turner untuk mengejek Tyler. Sam yang terlalu protektif terhadap Tyler, melawan Alex, lalu ketiganya dipanggil kepala sekolah. Sungguh pertemanan yang erat.
Suatu hari, Tyler mendapat panggilan dari pelatih tim sepakbolanya. Tyler diajak untuk bermain sepakbola. Setelah membujuk ibunya, ibunya memperbolehkannya ikut bermain. Pertandingan dimulai, lalu di penghujung pertandingan Tyler ditempatkan sebagai kiper. Pertandingannya telah ia menangkan! Namun, dia jatuh pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Akhirnya, Tyler meninggal secara damai di tengah keluarga dan teman-temannya karena kankernya.


Di kredit akhir, cerita ini diadaptasi dari sebuah kisah nyata Tyler Doughtie, tetapi ada beberapa aspek cerita yang diubah. Cerita ini ditambahkan beberapa tokoh dan bagian, sehingga dapat disebut karya fiksi. Para penulis film sudah membuat cerita yang menginspirasi, lengkap, dan menyentuh banyak sisi permasalahan hidup. Banyak nilai hidup yang dapat kita ambil. Kisah film ini dikemas dalam film religius. Film ini lebih bermanfaat jika ditayangkan ke gereja daripada masyarakat mainstream.
Para aktor dalam film ini sudah berhasil memainkan perannya dengan sangat baik, contohnya saat adegan lucu dimana pemeran Brady dikejar oleh anjing milik keluarga Tyler. Film ini akan lebih sempurna, bila menghadirkan sedikit sentuhan musik agar bisa membangunkan rasa dalam hati. 

Nilai dari film ini bagus dan layak kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. “Letters to God” mengajak kita untuk selalu menemani seseorang dalam kondisi yang menyakitkan sebab orang itu dapat diambil oleh Tuhan kapan saja. Kita juga diingatkan untuk memakai waktu yang diberikan oleh Tuhan untuk berbuat baik karena pasti ada orang yang dapat merasakan kebaikan itu sehingga kebaikan itu bisa menjadi saluran berkat, seperti yang dilakukan Tyler.
Film ini layak ditonton oleh semua kalangan, tetapi sepertinya lebih bermanfaat apabila ditonton oleh orang Kristen karena mengajarkan banyak moral yang dituliskan dalam Alkitab.

Letters To God
oleh Audric Martin 8C

Film Letters to God disutradarai oleh David Nixon dengan produser David Nixon, Kim Dawson, Tom Swanson, dan Art D'Alessandro, serta penulis naskah Patrick Doughtie dan penulis skenario Patrick Doughtie Art D'Alessandro, Sandra Thrift, dan Cullen Douglas. Film ini diproduksi oleh perusahaan Possibility Pictures dan didistribusikan oleh Vivendi Entertainment. Letters to God berdurasi 110 menit dan berdasarkan kisah nyata dengan beberapa tambahan pada ceritanya. Film ini dibintangi Robyn Lively, Jeffrey Johnson, Tanner Maguire, Bailee Madison, dan Michael Bolten.
Letters to God mengisahkan tentang Tyler Doherty (Tanner Maguire) seorang anak berusia 8 tahun yang menderita kanker. Dia menulis surat-surat kepada Tuhan yang kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang lain. Surat-suratnya mendorong orang lain untuk menulis surat kepada Tuhan juga dan memperbaiki cara hidup mereka yang lama. Beberapa contohnya adalah Ben, kakaknya Tyler, Alex, teman sekelas Tyler, Sam, sahabat Tyler, dan Brady, seorang tukang pos. Pada akhirnya, Tyler meninggal, tetapi hidupnya dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Tyler adalah fokus utama pada cerita ini. Dia tidak sedih dan bersungut-sungut kepada Tuhan karena penyakitnya, tetapi dia tetap senang menjalani hidupnya dan percaya kepada Tuhan. Sangat terlihat bahwa dia mempunyai sifat Yesus, seperti sabar dan mengampuni. Tyler adalah inspirasi bukan hanya orang di hidupnya, tetapi juga untuk kita. Dengan menonton film ini, kita bisa melihat bagaimana menghidupi hidup rohani yang baik.
Brady adalah tukang pos baru di lingkungannya Tyler. Dia adalah seorang pemabuk yang hidupnya berantakan. Bahkan, dia dulunya pernah dipenjara. Awalnya, dia pikir bahwa surat-surat Tyler kepada Tuhan adalah hal yang konyol. Tetapi, dia lama-lama mendekat dengan Tyler dan pergi ke gereja. Akhirnya, dia dapat memperbaiki hidupnya. Brady adalah contoh bagaimana Tuhan dapat membantu kita membalikkan hidup yang berantakan menjadi hidup yang beriman dan tidak pernah terlambat untuk memulihkannya.
Sam adalah sahabat baik Tyler. Mereka senang bermain bersama. Dia tidak senang saat Tyler diejek karena penyakitnya. Sam adalah teman yang setia dan protektif, yang dapat terlihat ketika dia marah kepada Alex karena mengejek Tyler. Walaupun kita tidak boleh marah dan terlalu agresif seperti Alex, dia tetap dapat menjadi contoh pertemanan yang sejati.
Ben adalah kakaknya Tyler. Dia stres karena kondisi keluarganya dan penyakit Tyler. Ben kesal karena kondisi keluarganya berantakan karena telah kehilangan ayahnya dan penyakitnya Tyler. Tetapi, dia tetap sayang kepada adiknya dan merasa bersalah saat dia marah sampai mengeluh tentang Tyler, berkata bahwa dia membencinya, sehingga minta maaf. Ben dapat menjadi contoh hubungan kakak-adik yang baik.
Alex adalah seorang anak di kelasnya Tyler. Pada awalnya, dia mengejek Tyler karena penyakitnya. Tetapi, pada akhirnya dia berteman dengan Tyler saat melihat suratnya Tyler kepadanya, yang berkata bahwa dia tidak marah kepadanya. Alex kemudian menulis surat kepada Tuhan dan ingin belajar bagaimana untuk mendapat pengampunan dari Tuhan. Alex dapat menjadi contoh bagaimana kita dapat menjadikan orang yang awalnya tidak menyukai kita sebagai teman, yaitu dengan pengampunan dan kasih.
Letters to God mempunyai kualitas video dan audio yang bagus. Akting dari tokoh film ini sangat baik, mereka seolah-olah orang nyata yang benar-benar melewati kejadian yang terjadi di dalam film ini. Sudut kamera pada film ini bagus. Penulisan pada film ini sangat baik, dan ini dibantu oleh musik dari film ini, yang sangat bagus dan dapat menguatkan emosi dari suatu adegan. Aku dapat merasa terharu pada beberapa adegan.
Cerita pada Letters to God adalah cerita realistis dan dapat dipercayai. Alur ceritanya baik dan teratur. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Properti dan latar pada film ini sangat baik juga. Nilai hidup dan amanat yang dapat diambil dari film ini sangat baik dan dapat dicontohi pada hidup kita sendiri.
Aku tidak mempunyai banyak keluhan, hanya ada beberapa yang tidak terlalu besar. Pertama, ada beberapa adegan yang terasa aneh dan janggal. Selain itu, adegan dimana ada efek fade out ke hitam dan fade in membuat alur film seperti terhenti. Tetapi, itu mungkin adalah hasil dari potongan film yang diambil dari situs bajakan.
Letters to God adalah film yang sangat bagus. Karakter yang di dalam film ini semua terasa realistis dan mempunyai masalah yang nyata. Selain itu, kita dapat belajar dari setiap karakter dan dari bagaimana mereka dapat mengatasi pergumulan dalam hidup mereka. Penulisan, musik, dan kualitas film ini adalah beberapa hal yang paling bagus dari film ini, tetapi semua aspek lain dari film ini juga bagus. Kualitas dari film ini sedikit lebih baik dari film Kristen lain yang pernah aku menonton.
Letters to God adalah film yang sangat layak untuk ditonton. Berbagai pesan dalam film ini dapat membantu kita untuk menjalani hidup beriman yang baik dan benar. Selain itu, film ini sangat baik dalam menyampaikan emosi dalam berbagai adegan. Aku merekomendasikan film ini bukan hanya kepada orang percaya, tetapi orang yang belum percaya, agar mereka dapat melihat bagaimana Tuhan dapat memberi kita kekuatan untuk melewati berbagai pergumulan dalam hidup kita.

Letters To God
Hillary Gwen 8D
Judul : Letters to God (2010)
Penulis naskah : Patrick Doughtie, Art D’Alessandro
Sutradara : David Nixon, Patrick Doughtie
Produser : Kim Dawson, David Nixon, Tom Swanson
Produksi : Vivendi Entertainment dan Possibility Picture
Pemain Utama : Tanner Maguire (Tyler), Robyn Lively (Maddy), Jeffrey Johnson (Brady)
Ralph White (Mr. Perryfield), Michael Bolten (Ben), Bailee Madison 
(Samantha)
Durasi film : 110 min
Tyler adalah seorang anak penderita kanker yang tidak bisa disembuhkan, tetapi ia merupakan anak yang mempunyai iman yang sangat kuat, bahkan ia adalah seorang anak yang mempedulikan orang di sekitarnya untuk mempercayai Tuhan dalam kondisi kesehatatannya. Setiap hari, ia mengirim surat kepada Tuhan dan berisi apa yang ia ingin katakan pada Tuhan. Hal yang ia lakukan berpengaruh kepada pengantar surat yang pada akhirnya ia percaya kepada Tuhan. Tidak hanya pengantar surat, Tyler juga mempengaruhi teman-temannya di sekolah agar mereka percaya kepada Tuhan.

Awalnya, si pengantar surat, Brady Mcdaniels, bingung kemana ia harus mengantar surat Tyler karena dialamatkan kepada Tuhan. Ia memutuskan untuk pergi ke gereja dan memberikan surat itu, tetapi seorang pendeta di gereja itu mengatakan bahwa surat tersebut ditujukan untuk Brady dan Brady telah dipilih Tuhan. Ia pun pulang merefleksikan diri dengan apa yang telah ia perbuat pada masa lalu. Ia mencoba untuk berubah untuk menjadi orang lebih baik dibanding masa lalunya.
Keluarga Tyler harus kehilangan kepala keluarga, yaitu ayah Ben dan Tyler. Hal itu membuat Ben marah kepada Tuhan karena telah mengambil ayahnya dan harus melihat kondisi adiknya yang sedang sekarat. Ibunya, Maddy Doherty merasa sangat kesepian dan tidak pernah tertawa. Ibunya bahkan mengalami stres dikarenakan kondisi kesehatan anaknya yang kelak atau suatu saat akan pergi meninggalkan dunia dan pergi ke rumah Bapa. Maddy selalu merawat Tyler hingga tidak mempunyai waktu untuk Ben. Ibunya bahkan tidak bisa menemani Ben pergi mengambil SIM. Ben pun kesal, seolah-olah segalanya yang diperhatikan ibunya hanyalah adiknya. Akan tetapi, Tyler tetap mengasihi Ben dan mengajak Ben untuk menulis surat ataupun berdoa kepada Tuhan. 
Tyler harus kembali berobat ke rumah sakit. Sebelumnya, ia memberi surat kepada orang yang suka mengolok-ngoloknya, Alex. Surat itu berisi teguran kepada Alex dan  pertanyaan kemana Tyler akan pergi jika ia meninggal. Alex pun berpikir “Bagaimana jika aku mati? Akankah ku pergi ke surga?”. Saat Alex dan teman baik Tyler, Sam, mengunjungi Tyler di rumah sakit, mereka berdoa untuk Alex agar mengikuti Yesus dan membuka hatinya agar Tuhan masuk ke dalam hatinya dan bekerja di dalam dirinya. 
Saat Tyler pulang kembali ke rumahnya, ia disambut oleh banyak orang. Pesta penyambutan untuk Tyler direncanakan oleh Sam dan kakeknya. Pada akhir acara itu, seorang tetangga Tyler yang bernama Mrs. Baker tiba-tiba akan melahirkan seorang bayi. Pada malamnya, Tyler menanyakan sesuatu yang tak terduga kepada ibunya, “Apakah kau merasa bayi Mrs. Baker lahir untuk menggantikanku?”. Ibunya menjawab “Tidak ada yang bisa menggantikanmu”, dilanjutkan dengan perkataan Tyler “Kau tahu Tuhan sudah memilihmu sebagai ibuku”, dengar itu, tersentuhlah hati Maddy.
Saat Tyler dan Ben melakukan pentas di Pentas Bakat pada malam hari, Ben menyanyikan sebuah lagu untuk adiknya. Lagu tersebut berisi tentang betapa hebat dan kuat adiknya melawan kondisi kankernya. Tidak hanya itu, Ben menyanyikan tentang pengaruh-pengaruh adiknya terhadap dirinya, salah satunya yaitu memberi pengharapan untuk Ben. Setelah Ben menyelesaikan nyanyiannya tentang Tyler, Brady Mcdaniels muncul di hadapan para penonton, Tyler serta Ben. Ia membawa beberapa karung yang berisi surat-surat untuk Tuhan yang dikirim melalui kantor pos. Salah satu karung tersebut berisi surat-surat yang berasal dari teman-teman sekolah Tyler. Hal tersebut membuktikan bahwa Tyler sudah berhasil mengajak orang-orang untuk percaya kepada Tuhan termasuk teman-teman di sekolahnya.

Film ini sangat memotivasi dan mengajak para penonton karena kisah ini mengharukan dan bermakna ketika ditonton. Film ini sekaligus bercerita mengenai kasih, pengampunan, pemberitaan Injil yang menyadarkan kita bahwa Tuhan berada di sisi kita di manapun, kapanpun dan Ia tidak pernah meninggalkan setiap manusia. Banyak kejadian dan perkataan-perkataan yang sangat bermakna untuk para penonton yang terdapat di film ini.  
Film ini menarik dengan pengiringan lagu dan musik yang cocok dengan keadaan di setiap adegan. Musik yang bersemangat serta dimainkan dengan gitar elektrik yang biasanya dimainkan untuk lagu rock dan intonasi yang seru disesuaikan dengan adegan yang menyenangkan. Sebaliknya, jika adegan tersebut sedih, maka musik yang dimainkan merupakan musik yang pelan, diiringi gitar akustik yang secara perlahan dipetik. Kita juga dikenalkan bahwa setiap orang memiliki sifat-sifat dan karakteristik yang berbeda, latar belakang merekapun berbeda, namun dari film tersebut kita juga ditunjukkan bagaimana cara mengubah mereka dengan cara yang berbeda-beda juga. 
Alur yang dimiliki film ini cukup baik, dapat dimengerti dan dipahami dengan baik dan lancar. Kita juga dapat mengambil pesan moral dari film tersebut dengan mudah.

Pelajaran yang kita bisa ambil dari film ini yaitu sifat saling mengasihi dan mengetahui Tuhan selalu berada di sisi kita di manapun dan kapanpun. Jika kita ingin menjadi orang yang baru ataupun di ubah Tuhan, kita harus percaya kepada-Nya agar kita dapat menerima anugerahnya, sekaligus kita diajarkan untuk menyebarkan kebaikan dan kasih, serta tidak mengeluh dengan keadaan kita. Sekaligus, film ini juga mengajarkan kita untuk mengetahui keadaan sekitar, tidak hanya fokus pada seseorang melainkan juga memperhatikan orang lain yang ada di lingkungan itu.  
Film ini sangat layak ditonton oleh semua kalangan. Tidak hanya untuk remaja, tetapi dewasa maupun orang tua juga bisa menontonnya karena melalui film ini, kita diingatkan bahwa Tuhan adalah sandaran untuk berbagi segala pergumulan dalam hidup kita.


Letters to God
oleh Kelly Marlene 8D

Film berjudul Letters to God ditulis oleh Patrick Doughtie, Art D’Alessandro, Sandra Thrift, dan Cullen Douglas dan diproduksi oleh  “Cameron” Kim Dawson dan David Nixon dengan sutradara David Nixon bersama dengan Patrick Doughtie yang bekerja sebagai co-Director. Film yang dirilis pada 9 April 2010 ini menceritakan sebuah kisah nyata seputar kehidupan seorang anak laki-laki berumur delapan tahun yang bernama Tyler beserta keluarganya dan seorang tukang pos, yang diperankan oleh Tanner Maguire sebagai Tyler Doherty, Maree Cheatham sebagai Olivia (nenek), Robyn Lively sebagai Maddy Doherty (ibu), Michael Bolten sebagai Ben Doherty (kakak laki-laki), Christopher Schmidt sebagai Walter Finley (tukang pos), dan Jeffrey Johnson sebagai Brady McDaniels (tukang pos).

Film ini diawali dengan Walter Finley yang bekerja sebagai tukang pos berhenti bekerja secara terpaksa dan meninggalkan surat-surat kepada Tuhan yang diterima kepada bosnya. Pada saat itulah Brady McDaniels, seorang pemabuk yang memiliki masalah keluarga, mulai bekerja sebagai pengganti Walter. Hari pertama Brady bekerja sebagai tukang pos justru menjadi hari yang sangat buruk. Hari itu berakhir dengan buruk dan membawa Brady berada di ujung kesabarannya karena Tyler. Film ini diikuti dengan kisah persahabatan Tyler serta tersentuhnya hati banyak orang. Setelah banyak mengonsumsi obat-obatan, kesehatan Tyler mulai membaik. Namun, cerita ini justru diakhiri dengan kenyataan yang cukup menyedihkan, yaitu meninggalnya sang tokoh utama, Tyler.

Tyler Doherty adalah seorang anak laki-laki berumur delapan tahun yang menderita kanker. Meskipun begitu, ia tidak pernah marah kepada Tuhan, justru dia memiliki iman yang kuat kepada Tuhan. Dalam kehidupan sehari-harinya, Tyler senang berbicara dengan Tuhan lewat surat-surat yang dikirimnya lewat tukang pos. Sebagai seorang tukang pos, Walter berkonflik dengan surat tersebut sehingga ia memutuskan untuk menyimpan surat tersebut. Namun setelah beberapa waktu, Walter terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang pos sehingga surat Tyler kepada Tuhan pun menemukan jalannya, yaitu  Brady McDaniels. Melalui surat-surat Tyler tersebut, kehidupan Brady pun berubah perlahan menuju arah yang lebih baik.

Ketika pertama kali Brady menerima surat Tyler, ia menyimpan surat-surat tersebut di sakunya karena tidak mungkin untuk mengirimnya kepada Tuhan. Setelah mempertimbangkannya, Brady memutuskan untuk meninggalkan surat-surat Tyler di sebuah gereja karena merasa kalau gerejalah tempat Tuhan berada. Namun, seorang pendeta di gereja tersebut menolaknya karena merasa bahwa ada rencana Tuhan di belakang adanya surat Tyler di tangannya. Brady yang belum percaya kepada Tuhan pun didoakan oleh sang pendeta, lalu pulang dan menyimpan semua surat Tyler. Hari demi hari berlalu dan hubungannya dengan Tyler pun berkembang menjadi teman baik.

Sahabat Tyler, Sam, sangat mengerti kondisi Tyler dan mendukungnya untuk pergi bersekolah lagi. Dengan kondisi kesehatan yang membaik, Tyler diizinkan ibunya untuk pergi ke sekolah, tetapi, kedatangan Tyler tidak disambut dengan hangat oleh salah satu murid di kelas yang bernama Alex. Sikap Alex terlihat seperti mengejek. Sebagai sahabat Tyler, Sam berdiri untuk melindungi Tyler, lalu membalas ejekan Alex. Karena perilaku mereka yang buruk, ketiga-tiganya dipanggil ke kantor kepala sekolah untuk diberi teguran. Tidak seperti anak-anak pada umumnya, Tyler tidak merasa dendam kepada Alex, justru ia ingin berteman dengan Alex. Dengan perlahan, Alex menjadi sahabat Tyler dan menjadi percaya Tuhan melalui surat yang ditulis Tyler untuknya.

Setelah melaksanakan kemoterapi beberapa kali, akhirnya Tyler dinyatakan telah sembuh dari kanker dan tidak perlu melakukan kemoterapi lagi walau belum seratus persen benar sembuh. Semua orang yang mendengar kabar itu pun gembira dan mengadakan sebuah pesta untuk merayakan kesembuhan Tyler dan ia  pun kembali aktif di kegiatan olahraga soccer, bahkan mengikuti pertandingan. Namun di tengah pertandingan, Tyler tiba-tiba jatuh tergeletak di tanah sehingga mengejutkan semua orang. Ternyata, kesehatan Tyler belum membaik. Sejak hari itu, kesehatan anak laki-laki itu semakin memburuk, tetapi ia tetap memasang wajah ceria dan tetap bersyukur. Akibatnya, Brady pun merasa kesal atas dukungannya kepada Tyler untuk mengikuti pertandingan soccer, lalu ia memutuskan untuk membaca surat-surat Tyler kepada Tuhan. Brady akhirnya menyadari kalau hidupnya salah dan ia ingin berubah. “...Sebelum aku mati, bisakah Kau menolong temanku Mr. Brady?....Bisakah Kau memberitahu hati Mr. Brady kalau itu akan baik-baik saja?” tulis surat Tyler. 

Dalam hidupnya, Tyler telah menggerakan hati banyak orang untuk menjadi percaya kepada Tuhan melalui menulis surat kepada Tuhan. “Kau membantu semua orang ini menemukan kebenaran” kata Brady pada akhir acara. Meskipun orang-orang terdekat Tyler sedih karena peninggalannya, Tyler telah mengubah hidup banyak orang menjadi semakin baik. Untuk mengenang Tyler, Sam membuat sebuah kotak surat bagi anak-anak lainnya yang seperti Tyler supaya surat mereka kepada Tuhan dapat dikirim. Tyler telah menggunakan hidupnya sebagai saluran berkat kepada orang sekitarnya dan melaluinya orang-orang telah percaya.

Meski tidak berakhir dengan semua orang menjadi bahagia, justru hal tersebutlah yang membuat film ini patut ditonton. Film ini memberikan kita pandangan tentang kehidupan keluarga sang penderita kanker dan bagaimana orang yang disebut “lemah” di antara kita dapat dipakai Tuhan untuk membawa keselamatan bagi orang-orang di sekitarnya. Film Letters to God ini mengajarkan kita kalau Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan selalu ada rencana di balik hidup kita semua. Kita pun juga tidak boleh pasrah dan berhenti berusaha karena pengalaman yang tidak dikenang. Film ini memberikan kita sebuah dorongan untuk memiliki nilai hidup yang baik.

Sebagai seorang penonton, film ini dapat dikatakan cukup baik dari berbagai segi seperti properti dan musik. Sebagai contohnya, surat-surat Tyler memang terlihat seperti tulisan anak delapan tahun yang ditulis oleh satu orang pastinya dan musik yang dimainkan cocok dengan kondisi ceritanya. Film ini telah menyampaikan amanat yang ingin disampaikan dengan baik dan mudah ditangkap. Alur cerita film ini juga mudah diikuti karena menggunakan alur maju. Namun, sebagus-bagusnya film ini, masih terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki seperti pada akting, alur cerita, dan naskah. Alur cerita film Letters to God dapat ditebak dengan mudah dan semuanya terjadi terlalu langsung. Sebagai contoh, ketika Alex diberikan surat oleh Tyler, mereka langsung menjadi sahabat dan percaya kepada Tuhan. Naskah di film ini juga terkadang sedikit kaku.

Secara singkat, film ini adalah kisah tentang perjalanan iman seorang anak laki-laki yang melintasi jalan bersama dengan seorang pria yang sedang melakukan pencarian akan makna hidup. Film ini menceritakan perjalanan transformasi yang dihasilkan oleh Tyler Doherty yang menyentuh kehidupan semua orang di sekitar mereka. Tyler Doherty adalah anak laki-laki delapan tahun yang luar biasa. Dikelilingi oleh keluarga dan komunitas yang penuh kasih, dan dipersenjatai dengan keberanian imannya, ia menghadapi pertempuran hariannya melawan kanker dengan keberanian dan keanggunan. Bagi Tyler, Tuhan adalah teman, guru, dan sahabat pena. Doa Tyler berbentuk surat yang ia buat dan kirimkan setiap hari. Surat-surat tersebut menemukan jalan mereka ke tangan Brady McDaniels, seorang tukang pos terkepung berdiri di persimpangan jalan dalam hidupnya. Pada awalnya, dia berkonflik tentang apa yang harus dilakukan dengan surat-surat itu. Akan tetapi, keputusan yang akhirnya dia buat menjadi bukti kekuatan dari kehidupan seorang anak laki-laki yang memiliki iman yang tak tergoyahkan.

Film Letters to God patut ditonton jika kalian gemar menyaksikan film mengenai perubahan hidup seseorang atau film kristen. Film ini juga cocok bagi semua umur serta sebagai hiburan keluarga karena tidak ada adegan kekerasan ataupun adegan yang tidak pantas untuk ditonton anak-anak. Dengan penilaian yang cukup tinggi, yaitu kurang lebih tujuh dari sepuluh, banyak orang yang mengaku kalau film ini telah menyentuh hati mereka. Kita pun diajarkan kalau segala hal yang terjadi memiliki sebuah makna dibaliknya dan Tuhan tidak akan meninggalkan kita dalam waktu yang susah. Di akhir cerita, film ini mengisahkan beberapa penderita kanker yang selamat setelah secara konsisten memperkuat persahabatannya dengan Tuhan untuk menunjukkan kalau Tuhan mampu melakukan apapun, bahkan yang mustahil sekalipun.

Letters To God
oleh Filbert 8D
Judul Film : Letters to God
Penulis Naskah : Patrick Doughtie, Seni D'Alessandro, Sandra Thrift, Cullen Douglas
Sutradara : David Nixon, Patrick Doughtie (co-director)
Produser : David Nixon, Kim Dawson, Tom Swanson, Art D'Alessandro
Pemain : Robyn Lively, Jeffrey Johnson, Tanner Maguire, Bailee Madison, Michael Bolten,Ralph Waite, Christopher Schmidt, Dennis Neal, Tom Nowicki, L. Derek Leonidoff
Editor : Patrick Tyler
Produksi : Possibility Pictures
Tanggal Rilis : 9 April 2010
Durasi : 110 menit
Film yang berjudul “Letters to God” menceritakan seorang anak yang bernama Tyler Doherty (Tanner Maguire) yang merupakan pasien kanker otak berusia 8 tahun. Tyler Doherty memiliki iman yang kuat kepada Tuhan Yesus dan memiliki kegemaran untuk menulis. Ia menulis surat setiap hari dan mengirimkan suratnya kepada Tuhan Yesus yang diberi tujuan ke kota. Tyler tinggal bersama dengan ibunya yang bernama Maddy Doherty (Robyn Lively) dan neneknya yang bernama Olivia (Maree Cheatham) serta kakaknya yang bernama Ben Doherty (Michael Bolten). Tyler sangat beruntung karena memiliki lingkungan yang sangat baik dan mendukungnya dalam penyakit yang dialaminya, karena selain keluarga ia memiliki teman yang bernama Samantha Perryfield ( Bailee Madison). Tyler memiliki hobi  menjadi pemain bola walaupun ia tidak diperbolehkan untuk bermain karena penyakit kanker yang dialaminya. 

Petugas pos setempat, Walter Finley (Christopher Schmidt), mengambil surat pertama Tyler kepada Tuhan Yesus. Awalnya, ia tidak yakin apa yang harus dilakukan dengan surat tersebut, sehingga Finley meletakkannya di sebuah kotak di kantor pos  bersama dengan surat-surat Tyler yang lain. Setelah beberapa lama, posisi  Walter Finley sebagai petugas pos  digantikan oleh Brady McDaniels yang merupakan veteran asal Irak (Jeffrey Johnson) untuk sementara karena bosnya menyuruh Finley untuk mengambil cuti panjang. Saat Brady menjadi petugas pos yang mengirimkan surat, ia memiliki masa-masa sulit ketika mendatangi rumah Tyler, seperti dikejar anjing dan terkena muntahan Tyler Film ini sisanya menjelaskan tentang kehidupan Tyler yang berjuang untuk sembuh walaupun pada akhirnya berpulang ke rumah Bapa di Surga dengan tenang. Kisah hidup Tyler sangat menginspirasi banyak orang dan memotivasi orang untuk selalu mengandalkan Tuhan.

Film ini merupakan salah satu film yang menarik karena memiliki arti yang dalam mengenai kehidupan di dalam Kristus. Beberapa bagian yang menarik dalam film ini di antaranya adalah sifat-sifat Tyler yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Pada saat keadaan Tyler sudah membaik dan diperbolehkan sekolah, Ia diejek oleh temannya yang bernama Alex, tetapi ia tidak membalas perbuatan tersebut dengan kejahatan. Ia juga sangat setia kepada Tuhan dan terus berbicara kepada Tuhan melalui surat yang ditulis di atap rumahnya dan diberi tujuan ke kota. Selain itu ia juga sangat menyayangi ibunya dan tidak ingin ibunya bersedih karena penyakit yang dialami Tyler. Menurut saya sifat-sifat Tyler harus dicontoh karena terkadang kita sering membalas kejahatan dengan kejahatan.

Beberapa hal menarik lainnya adalah kehadiran Tyler dalam kehidupan Brady McDaniels (Jeffrey Johnson) yang awalnya sering mengonsumsi minuman keras dan tidak percaya Tuhan. Brady sama  seperti Finley sebelumnya, merasa bingung dengan surat-surat tersebut. Karena bosnya memberi kebebasan kepadanya untuk diapakan surat tersebut. Hingga temannya , sang bartender, mengusulkan untuk membawa surat itu ke gereja, karena suratnya ditujukan untuk Tuhan. Setelah ia membawa surat itu ke gereja, ia bertemu dengan pendeta yang mengusulkan untuk menyimpannya karena surat-surat tersebut merupakan rencana Tuhan untuk Brady. Pada hari itu, juga pertama kalinya Brady didoakan oleh Pastor Andy  (L. Derek Leonidoff) untuk bertobat dari dosa-dosa yang dilakukannya dulu. Sejak didoakan oleh pendeta dan membaca beberapa surat yang dibuat oleh Tyler, Brady tidak lagi pergi ke “Bar dan Grill”. Brady juga menjadi semakin akrab dengan Tyler dan mengenal Tyler lebih dalam. Menanggapi hal ini, saya sekarang tahu bahwa cara Tuhan untuk mengubah seseorang bisa dari orang lain yang bahkan dari orang yang baru kita kenal.


Selain itu, kehidupan kakak Tyler yang bernama Ben Doherty (Michael Bolten)  yang sempat merasakan diabaikan oleh ibunya sehingga  Ben menjadi kesal dan keceplosan mengatakan ketidaksukaannya terhadap penyakit Tyler. Karena Tyler secara tidak sengaja mendengar hal ini, Tyler berlari ke atap rumah dan menyendiri di sana. Namun, Ben cepat tanggap dan segera menyadari kesalahannya. Selain itu, Ben juga tidak percaya Tuhan karena kondisi adiknya yang tidak segera membaik. Setelah diajak berdoa neneknya dan diusulkan untuk menulis surat kepada Tuhan oleh adiknya, Ben menjadi  percaya atas keberadaan Tuhan dalam hidupnya. Surat yang ditulis oleh Ben kemudian secara tidak sengaja dibaca oleh ibunya. Maddy, sang mama, yang semula menganggapnya egois seperti kebanyakan remaja, akhirnya memahami keinginan putra sulungnya dan akhirnya bersedia mengantarkannya membuat SIM. Sifat cemburu Ben merupakan hal yang wajar karena ia juga pantas mendapat kasih sayang dari ibunya. Akan tetapi, sifat cemburu yang sudah menjadi dendam jika berlebihan bisa membuat orang lain sakit hati.


Hal menarik lainnya dalam film “Letters to God” adalah kehadiran sahabat terbaik Tyler yang bernama Samantha Perryfield (Bailee Madison). Kehadirannya dalam hidup Tyler membuat Tyler semakin semangat untuk sekolah. Sam seringkali datang ke rumah Tyler untuk memberinya kejutan seperti topi, gelang, dan lain-lain. Bahkan ketika Alex meledek Tyler karena rambutnya botak dan hanya memiliki sedikit alis mata, Sam bangkit amarahnya dan mendorong muka Alex ke piringnya sendiri sehingga mukanya dikotori oleh kentang tumbuk (mashed potatoes) yang mengakibatkan baik Sam maupun Alex dihukum oleh kepala sekolah. Saat mamanya mendengar cerita tentang Alex ini, tidak terasa mamanya tertawa terbahak-bahak. 


Selain itu, kehidupan ibu Tyler yang bernama Maddy Doherty  (Robyn Lively) sangat menarik karena ia adalah orang tua tunggal yang harus menjaga Tyler dan Ben. Suaminya yang bernama Patrick Doherty telah meninggal sehingga ia harus menjadi tulang punggung keluarga. Maddy sangat beruntung karena ibu dari Maddy selalu bersedia untuk menjaga Tyler dan Ben. Ia pernah mempertanyakan Tuhan tentang kondisi Tyler. Namun, Tyler tetap menunjukkan keyakinannya yang tak tergoyahkan kepada Tuhan dan imannya yang selalu percaya bahwa Tuhan adalah sahabatnya. Menurut saya, Ibu Tyler merupakan sosok yang sangat tangguh karena ia mampu membesarkan kedua anaknya dengan kondisi salah satu dari anaknya yang kanker.


Film ini memiliki banyak kelebihan dibanding film lain di tahun 2010 karena kualitas gambar yang sudah sangat bagus. Film ini juga sangat menekankan kehidupan di dalam iman Kristus yang selalu mengandalkan Yesus dalam menyelesaikan masalah. Selain kehidupan di dalam Kristus, ada banyak pelajaran seperti tidak boleh membalas kejahatan, mengubah  sifat-sifat buruk, tidak mengejek dan lain-lain. Pelajaran seperti ini yang harus dicontoh dalam kehidupan sehari-hari karena dapat menjadikan kita lebih baik.



Cara pengambilan gambar dalam film ini sudah sangat layak untuk ditonton karena dengan teknologi tahun 2010 sudah bisa menghasilkan film yang sangat modern. Penempatan musik dalam film ini juga sangat cocok dan bervariasi dengan beberapa adegan seperti adegan sedih, senang, dan lain-lain. Akting tokoh dalam film ini sangat baik karena melalui akting tersebut penonton bisa mendapatkan pelajaran yang lebih mendalam. Namun, sayangnya alur dalam film ini sedikit sulit dimengerti seperti keberadaan ayah Tyler yang baru dijelaskan di tengah film.


Pelajaran yang bisa diambil dari film ini adalah selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap masalah dalam hidup yang sedang dialami. Iman dalam Kristus sangat penting karena untuk menjalani hidup yang tidak sempurna memerlukan bantuan Tuhan. Selain itu, kita harus mendukung sahabat yang sedang dalam kesulitan karena sahabat adalah orang yang akan membela kita dalam kesusahan selain keluarga.

Film ini sangat layak untuk ditonton oleh semua kalangan karena pelajaran yang didapat sangat berarti dan menginspirasi banyak orang. Film ini sangat direkomendasi khususnya bagi orang yang sangat menyukai film drama keluarga. Nilai film ini adalah 9 dari 10.  

LETTERS TO GOD
oleh Jennifer 8D 

Identitas film 
  Robyn Lively sebagai Maddy 
  Jeffrey Johnson sebagai Braddy 
  Michael Bolten sebagai Ben 
  Maree Cheatham sebagai Olivia 
  Ralph Waite sebagai Mr Perryfield
  Karley "Fudge" Scott Collins sebagai Ashley 
  Bailee Madison sebagai Samantha 
  • Durasi : 1 jam 54 menit 
  • Tanggal release : 9 April 2010 


Di film ini, diceritakan ada seorang anak yang menderita kanker dan menulis surat untuk Tuhan setiap hari dan selalu memberi surat tersebut kepada tukang pos yang datang setiap hari. Ia selalu percaya bahwa surat yang ia tulis setiap hari sampai ke tangan Tuhan dan Tuhan membaca setiap suratnya. Anak itu bernama Tyler, Tyler menuliskan masalah-masalahnya di surat itu dan jika ia mempunyai masalah ia biasanya meminta bantuan kepada Tuhan lewat surat-surat itu. Tukang pos yang setiap hari mengambil suratnya tidak tau harus disimpan dimana karena tukang pos itu tidak tahu bagaimana cara mengirimkan itu kepada Tuhan. Tetapi karena tukang pos yang biasanya bekerja setiap hari ingin pergi cuti akhirnya ia digantikan oleh Braddy. 

Braddy dan Tyler menjadi sangat dekat karena mereka bertemu setiap hari saat Braddy sedang mengantarkan surat-surat ke rumah Tyler. Tyler mempunyai satu kakak laki-laki yang bernama Ben dan mempunyai seorang ibu bernama Maddy yang bekerja sebagai seorang suster di rumah sakit anak dan karena ibunya sibuk neneknya yang menemani mereka. Tyler lama-lama sembuh dari kankernya dan tidak perlu melakukan kemo lagi. Ibunya sangat senang karena anaknya sembuh dari kanker. Tetapi ternyata Tyler kembali jatuh sakit lagi. Ibunya kembali menjadi sedih lagi karena ayahnya sudah diambil Tuhan dan ibunya tidak mau anaknya diambil oleh Tuhan lagi. Akhirnya keluarga Tyler terpaksa merelakan Tyler pergi. 


Tyler menderita kanker dan semenjak saat perhatian ibunya itu lebih tertuju kepada Tyler dan lebih sering memarahi Ben, kakak Tyler. Ibunya sangat takut akan kehilangan Tyler karena mereka sudah kehilangan ayahnya. Semenjak saat itu kakak laki-laki Tyler, Ben merasa ia kurang diperhatikan oleh ibunya dan marah karena ibunya terlalu memikirkan Tyler dan melupakan dirinya, semua perhatian ibunya hanya untuk Tyler. Semua hal yang diinginkan Ben tidak dikabuli oleh ibunya karena Tyler yang menderita kanker. Ben marah dan akhirnya tidak sengaja berbicara bahwa ia tidak suka Tyler dan tidak sengaja Tyler mendengarnya. 

Ben merasa sangat bersalah jadi ia pergi berbicara dengan adiknya. Adiknya akhirnya memaafkan kakaknya dan adiknya menyuruh kakaknya untuk menulis surat untuk Tuhan juga seperti yang selalu ia lakukan setiap hari. Ben pun menyetujui dan menulis surat untuk Tuhan. Tukang pos yang baru yang bernama Braddy sekarang menjadi sangat dekat dengan keluarga Maddy. Pada suatu siang Braddy dan Tyler sedang mengobrol dan bermain sepak bola di depan rumah Tyler dan Tyler juga sangat senang karena ia dulu suka bermain sepak bola tetapi karena kankernya ia tidak bisa pergi ke sekolah karena harus bolak-balik ke rumah sakit unutk menjalani kemonya. Lalu setelah Maddy, ibu Tyler keluar Braddy memberi suratnya kepada Maddy dan pulang. 

Braddy mempunyai satu anak laki-laki yang sekarang tinggal bersama ibunya dan Braddy sudah bercerai dengan istrinya. Braddy mendapat surat tentang hak asuh anaknya, dan ternyata hak asuh anaknya jatuh kepada ibunya dan bukan Braddy. Ia sangat kesal dan memutuskan untuk minum minuman keras karena rasa kesalnya, tetapi ia tidak jadi pergi ke bar karena ia teringat dengan gereja yang waktu itu ia pernah datangi untuk memberi surat untuk Tuhan dari Tyler tetapi pendeta disana bilang bahwa Braddy dipilih untuk memegang surat itu dan suratnya masih dipegang oleh Braddy sampai sekarang. Ia akhirnya datang ke gereja dan Tuhan menolongnya disana. Braddy sekarang menjadi percaya akan Tuhan Yesus karena surat-surat Tyler. Braddy diajarkan cara berdoa dan sekarang ia mengenal Yesus. Maddy sedang di rumahnya dengan ibunya dan Maddy sangat ketakutan Tyler akan pergi meninggalkannya karena kondisi Tyler sekarang tidak semakin membaik dan Tyler harus balik lagi ke rumah sakit untuk perawatannya. Setelah perawatan Tyler, Maddy harus balik ke rumah untuk membersihkan rumahnya dan nenek Tyler ada di rumah sakit untuk menjaga Tyler. 

Lalu saat di rumah sedang kosong, ibunya pulang ke rumah dan tidak sengaja membaca surat untuk Tuhan dari Ben. Isi dari surat untuk Tuhan yang ditulis oleh Ben berisi bahwa Ben tidak mau kehilangan Tyler karena ia sudah kehilangan ayahnya dan itu sudah sangat sulit untuknya. Ben juga menuliskan dia butuh lebih banyak perhatian dari ibunya karena semenjak Tyler menderita kanker, ibunya lebih perhatian kepada Tyler dan sering memarahi Ben. Hal-hal yang diinginkan oleh Ben tidak bisa didapatkan karena uangnya harus dipakai untuk membayar perawatan Tyler. Ben sangat ingin Tyler sembuh dan semua dapat kembali seperti semula. Maddy segera menyadari bahwa ia telah menjadi ibu yang tidak baik untuk Ben. Tak lama Ben pulang pulang dari sekolahnya dan karena Maddy merasa bersalah, maka ia mengabuli salah satu dari permintaannya yaitu membuat surat ijin mengendara. 

Dokter mengatakan Tyler sudah pulih dari kankernya tetapi dilihat dari MRI masih ada bintik-bintik di kepalanya dan dokter masih belum tahu apakah itu sel kanker yang masih hidup atau tidak. Setelah diberi tahu itu Maddy sedih tetapi tetangga Tyler membuat suatu acara di rumahnya karena Tyler sudah pulih. Beberapa hari kemudian pelatih sepak bola Tyler menelpon Tyler dan mengajak Tyler untuk bermain sepak bola untuk sekolah nya. Ibunya awalnya tidak mengizinkan karena khawatir Tyler masih belum kuat, tetapi Tyler dan Braddy memohon dan akhirnya ibu Tyler memberi izin. Hari pertandingan pun tiba dan tim Tyler menang, tetapi setelah itu Tyler pingsan dan dibawa ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit dokter mengatakan bahwa Tyler tidak akan hidup lama lagi, Maddy sangat sedih. Lalu Ben membuat lagu untuk Tyler dan menyanyikannya di pertunjukan Berikan Anak-Anak Dunia di panggung bersama Tyler sebelum dia meninggal, dan setelah pertunjukannya selesai, Braddy ternyata telah mengumpulkan surat untuk Tuhan dari semua orang dan membuktikan bahwa Tyler telah menginspirasi orang banyak. Dan akhirnya tiba saatnya sekarang keluarga Maddy, Braddy, dan teman-teman Tyler harus merelakan Tyler pergi. 


Film Letter to God ini memiliki berbagai macam kelebihan menurut saya. Kelebihan film ini adalah, film ini mengajarkan banyak sekali moral hidup dan amanat yang dapat kita pelajari. Semua moral-moral atau amanat yang saya dapat sangat positif dan patut untuk dipelajari. Alur cerita film ini juga sangat menarik, juga aktor-aktor pemainnya. Aktor-aktor pemeran film Letters to God ini sudah melakukan sangat baik dalam memainkan peran mereka masing-masing. Lokasi-lokasi dan musik yang ada di film ini juga sudah baik. Film ini juga memiliki kelebihan yaitu mengajarkan moral hidup dan juga moral agama, film ini mengajarkan pentingnya Tuhan di tengah-tengah semua masalah kita. 

Film ini sudah cukup baik dan tidak ada kekurangannya. Film ini telah mengajarkan banyak amanat kepada saya yang sebelumnya saya belum tahu. Contohnya, film ini sudah mengajarkan saya tentang tidak mengeluh seperti Tyler. Kadang tanpa kita sadari kita hanya mengucap syukur hanya pada saat kita bahagia dan jika kita kesusahan kita malah mengeluh ke Tuhan dan bukan meminta pertolongannya. Jadi film Letters to God ini memberi moral yang sangat baik dan semua nya sudah cukup baik. 


Letters to God menceritakan tentang seorang anak yang menderita kanker dan menulis surat untuk Tuhan setiap harinya. Anak ini menceritakan tentang harinya, masalahnya, dan bahkan meminta pertolongan Tuhan lewat surat yang ia tulis setiap harinya. Letters to God ini sangat menginspirasi saya dan banyak orang diluar sana yang ikut terinspirasi. Saya sangat merekomendasikan film Letters to God ini untuk semua usia agar menonton ini. Film ini merupakan film yang sangat inspiratif dan dengan menonton film ini saya mendapat sangat banyak hal positif. 

Film ini mengajarkan moral hidup dan juga moral agama, salah satunya adalah film ini mengajarkan kita untuk tetap berharap pada Tuhan dalam keadaan apapun. Seperti Tyler, walaupun ia menderita kanker dan tahu bahwa hidupnya tidak akan lama, ia terus menulis surat untuk Tuhan. Ia tidak pernah marah karena Tuhan memberi penyakit kanker kepadanya. Jadi saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton semua usia. Film ini sangat inspiratif dan banyak hal positif yang kita bisa dapat dari film ini.





























 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar