Selasa, 14 Juli 2015

Ajaran Yang Hidup

Menonton televisi adalah salah satu kegiatan yang kulakukan selama liburan. Acara TV yang biasa kutonton adalah film dari TV kabel langganan yaitu Fox Crime dengan kumpulan film investigasinya seperti CSI, Backstrom, Criminal Intens, Law and Order, dan terkadang American Crime, sedangkan dari TV nasional seperti SCTV, Trans TV, dan Indosiar yang kutonton adalah sinetron religi. Setiap acara yang kutonton memiliki daya tarik tersendiri sehingga hal itu tidak pernah membuatku bosan untuk menontonnya.

Kumpulan film dari Fox Crime yang menarik adalah alur ceritanya. Tidak sepertinya sinema Indonesia pada umumnya yang dengan mudah ditebak alur ceritanya meskipun kita tidak menonton dari awal atau bagian tengahnya, film serial dari Fox Crime ini susah ditebak dan diikuti kalau tidak menontonnya dari awal. Selain alurnya, karakter tokoh yang ditampilkan pun berbeda-beda dan saling melengkapi sehingga maqmpu bekerja sama untuk memecahkan sebuah kasus pembunuhan. Peralatan laboratorium yang digunakan untuk menganalisis barang bukti pun sangat mengagumkan sehingga bukti sekecil apapun bisa untuk mengusut tuntas kasus tersebut sehingga pembunuh yang sebenarnya pun dapat ditemukan dan dijerat hukuman yang setimpal. Dari film-film serial kriminal ini pun kita bisa banyak belajar nilai-nilai kehidupan bagaimana kita saling mengasihi, menghormati, serta memiliki kejujuran dan kepedulian, dan begitu pentingnya keterampilan berkomunikasi. Meskipun banyak serial kriminal, tetapi setiap film memiliki kekhasan tersendiri baik dari investigasi maupun penuntasan kasus pembunuhan yang terjadi.

Berbeda dengan film dari TV kabel, yang menarik dari sinema religi Indonesia bukan alur dan tokoh nya, melainkan ilmu dalam ajaran Islam yang tidak pernah saya sangka dan ketahui sebelumnya. Hal itu membuat saya berpikir andaikan ajaran itu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jayalah Indonesia. Salah satu ajaran yang saya pelajari adalah perbedaan haram dan halal.

Ajaran pertama yang saya ambil adalah saat saya menonton sebuah sinema religi berjudul "Jujur Membawa Mujur". Inti ceritanya ada seorang pemuda yang memakan jambu jatuh dari sebuah rumah yang tidak ia kenal pemiliknya. Karena dari kecil orangtuanya mengajarkan sebuah kejujuran, maka ia menganggap bahwa jambu yang ia makan itu adalah barang haram karena belum mendapat izin dari pemiliknya. Oleh karena itu, ia mendatangi pemilik rumah untuk meminta keikhlasannya terhadap jambu yang sudah ia makan, bahkan saat sang pemilik jambu itu tidak ikhlas, dia mau melakukan apa saja asal dia mendapat keikhlasan. 

Ajaran haram dan halal yang kedua adalah saat saya menonton serial "Di Bawah Lindungan Abah". Dalam sebuah episode, seorang ibu yang hidup dalam kekayaan yang melimpah dari sebuah bisnis yang dianggap tidak halal oleh seorang ustad. Suatu malam dia menemukan kotak perhiasan miliknya sebagai peninggalan orangtuanya. Karena ia ingin hidup baru atau hijrah, maka ia teringat pak ustad dan ingin menanyakan tentang perhiasan miliknya itu. Singkat cerita dia mendatangi rumah pak ustad dan langsung menanyakan apakah perhiasan peninggalan orangtuanya itu termasuk harta halal atau haram karena disimpan dalam lemari yang dibeli dari uang yang haram dan misalnya perhiasan itu dijual untuk hijrah ke kehidupan yang baru apakah bisa. Pak ustad pun mengajukan banyak pertanyaan tentang perhiasan itu, salah satunya apakah perhiasan itu pernah tercampur dengan perhiasan lain yang dibeli dari uang haram. Akhirnya, karena pak ustad menyatakan bahwa perhiasan itu adalah barang halal, ibu itu lega dan bersyukur karena ia bisa menggunakan perhiasan itu untuk modal hijrah dengan membeli rumah sederhana dan dia meninggalkan rumah mewah beserta harta yang ada didalamnya.      

Dari dua cerita itu, saya sungguh berpikir begitu bagusnya ajaran tersebut dan saya juga sempat berdiskusi dengan suami alangkah indahnya dunia ini bila semua berpikir dan bertindak seperti seorang pemuda dalam cerita tersebut. Pastilah tidak ada orang yang berani mengambil hak orang lain tanpa izin, seperti tak kan ada orang mencari uang dengan mencuri, merampok, ataupun menipu. selain itu, tidak ada penjabat pemerintah atau DPR yang berani korupsi uang rakyat. Alangkah hebatnya bila semua orang bisa merefleksikan diri tentang berasal darimana harta yang dimilikinya seperti tokoh seorang ibu tersebut sehingga tidak akan ada orang yang serakah dengan harta. Sungguh luar biasa kalau semua orang berjalan di jalan yang dikehendaki Sang Pencipta. Hanya akan ada kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi ini.  (Kristiyani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar