Dalam
gurindam ke-dua belas pasal ke tiga yang berbunyi “Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripada faedah” memiliki
makna tentang bagaimana orang yang menjaga perkataanya akan mendapat manfaat
dalam kehidupannya. Tentunya dari makna tersebut mempunyai pesan bahwa kita
harus menjaga perkataan di dalam setiap aspek kehidupan kita, karena apa yang
kita tabur dalam kehidupan memang akan kita tuai nantinya walaupun hanya dalam
perkataan sehari-hari maupun dalam sepanjang kehidupan. Gurindam tersebut tentu
mengingatkan kita akan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan bagaimana
kita sebagai ciptaan Tuhan yang berakal-budi ini, telah diberikan karunia untuk
berbicara, karunia yang tidak setiap orang bisa dapatkan ini harus digunakan
dengan baik dan tentunya digunakan untuk tujuan yang mulia. Perkataan kita
adalah doa, maka dari itu patutlah kita menjaga perkataan kita.
Gurindam
ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Apabila
perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tidak senonoh” memiliki makna
dimana nafsu manusia harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang
dilarang. Tentu makna tersebut berpesan untuk kita manusia agar menjaga
nafsunya dalam segala hal, dari perkara besar maupun ke perkara kecil dalam
kehidupan kita sehari-hari. Gurindam tersebut mempunyai makna dan pesan yang
sangat baik, karena tentu kita diingatkan untuk terus bersyukur atas segala
sesuatu yang kita miliki sehingga kita tidak memiliki nafsu untuk menginginkan
apa yang buka sepatutnya kita miliki. Tetaplah berdoa dan bertekun dalam setiap
aspek kehidupan kita pada Tuhan makan tentu kita juga akan mendapatkan apa yang
kita butuhkan pada waktunya. Selain itu apa yang nafsu kita ingini hanyalah
sementara dan itu adalah nafsu daging yang dimana itu adalah suatu dosa,
jauhilah nafsu daging tersebut dan penuhilah nafsu roh di kehidupan kita.
Jika
ingin mencapai sesuatu jangan setengah-setengah itu adalah
makna dari gurindam ke-dua belas pasal ke tiga yang berbunyi “Anggota tengah hilang, disitulah banyak
orang hilang semangat” . Kembali kita diingatkan dalam gurindam ini agar
kita tidak boleh setengah-setengah untuk memutuskan sesuatu. Lakukanlah hingga
selesai untuk segala sesuatu yang kita kerjakan dan jangan menunda-nunda. Dari
pesan itu kita bisa mendapatkan untuk mengerjakan apa yang sepatutnya kita
kerjakan. Jangan setengah-setengah untuk mengerjakan sesuatu dan jangan
menunda-nunda atau bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas yang kita dapat
karena kerugian itu akan merugikan diri kita sendiri. Tentu dengan orang lain
melihat kerjaan kita yang setengah-setengah juga akan membuat rasa keraguan
dari orang lain untuk memberi kita kerjaan atau-pun bekerja sama dengan kita.
Oleh karena itu kita harus tekun dalam mengerjakan segala sesuatu walaupun
kerjaan itu sangat sulit, kerjakan sedikit demi sedikit dengan tekun dan jangan
setengah-setengah.
Gurindam
ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Hendaklah
peliharakan kaki daripada berjalan yang membawa rugi”. Dari gurindam
tersebut memiliki makna agar kita berhati-hati dalam melangkah/mengambil
keputusan di kehidupan kita. Pesannya adalah bagaimana pilihan selalu ada
di kehidupan kita, maupun pilihan untuk melakukan mana yang benar dan mana yang
salah. Sehingga kita sebagai manusia harus berpikir terlebih dahulu sebelum
mengambil keputusan. Pesan tersebut sangatlah memotivasi dan mengingatkan kita
lagi bagaimana keputusan selalu ada di setiap hari kita. Sejak pagi saat
terbangun hingga malam saat kita akan hendak tidur pilihan selalu ada. Tetapi
tentunya pilihan yang kita pilih masing-masing memiliki konsekuensinya
tersendiri, tergantung dengan bagaimana kita menerima konsekuensi tersebut.
Jika kita mengambil keputusan yang tepat maka konsekuensinya adalah hal baik
tetapi bisa juga hal buruk, tetapi itu adalah salah satu keputusan lagi dimana
kita menerima konsekuensi buruk itu sebagai hal yang negatif atau positif untuk
dapat kita pelajari kedepannya agar kita belajar dari pilihan yang kita ambil.
Pilihan yang kita ambil tidak akan selalu menjadi yang terbaik dalam situasi
yang sama sekalipun sehingga kita manusia yang berakal budi, bijaksanalah dalam
mengambil keputusan.
Gurindam ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan
tangan, dari pada segala berat dan ringan” memiliki makna agar kita berhati-hati
dalam berbuat sesuatu. Dari makna tersebut kita bisa mendapatkan kita harus
berhati-hati dalam pilihan yang telah kita buat atau bagaimana kita laksanakan.
Kita di ajarkan untuk memikirkanlah terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan
atau akan kita ucapkan, karena tentunya ada beberapa hal yang tidak seharusnya
dilakukan disaat-saat tertentu dan oleh karena itu kita harus menjaga dan
berhati-hati dalam berbuat sesuatu karena kita bisa saja malah melukai orang
lain. Lihatlah situasi di sekitar kita dan tentunya berakal budi-lah dalam
setiap hal yang akan kita lakukan. (Matthew 12 IPA1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar