Kamis, 21 Januari 2016

Gurindam Dua Belas Pasal Tiga



Dalam gurindam ke-dua belas pasal ke tiga yang berbunyi “Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripada faedah” memiliki makna tentang bagaimana orang yang menjaga perkataanya akan mendapat manfaat dalam kehidupannya. Tentunya dari makna tersebut mempunyai pesan bahwa kita harus menjaga perkataan di dalam setiap aspek kehidupan kita, karena apa yang kita tabur dalam kehidupan memang akan kita tuai nantinya walaupun hanya dalam perkataan sehari-hari maupun dalam sepanjang kehidupan. Gurindam tersebut tentu mengingatkan kita akan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan bagaimana kita sebagai ciptaan Tuhan yang berakal-budi ini, telah diberikan karunia untuk berbicara, karunia yang tidak setiap orang bisa dapatkan ini harus digunakan dengan baik dan tentunya digunakan untuk tujuan yang mulia. Perkataan kita adalah doa, maka dari itu patutlah kita menjaga perkataan kita.
Gurindam ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tidak senonoh” memiliki makna dimana nafsu manusia harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang. Tentu makna tersebut berpesan untuk kita manusia agar menjaga nafsunya dalam segala hal, dari perkara besar maupun ke perkara kecil dalam kehidupan kita sehari-hari. Gurindam tersebut mempunyai makna dan pesan yang sangat baik, karena tentu kita diingatkan untuk terus bersyukur atas segala sesuatu yang kita miliki sehingga kita tidak memiliki nafsu untuk menginginkan apa yang buka sepatutnya kita miliki. Tetaplah berdoa dan bertekun dalam setiap aspek kehidupan kita pada Tuhan makan tentu kita juga akan mendapatkan apa yang kita butuhkan pada waktunya. Selain itu apa yang nafsu kita ingini hanyalah sementara dan itu adalah nafsu daging yang dimana itu adalah suatu dosa, jauhilah nafsu daging tersebut dan penuhilah nafsu roh di kehidupan kita.
Jika ingin mencapai sesuatu jangan setengah-setengah itu adalah makna dari gurindam ke-dua belas pasal ke tiga yang berbunyi “Anggota tengah hilang, disitulah banyak orang hilang semangat” . Kembali kita diingatkan dalam gurindam ini agar kita tidak boleh setengah-setengah untuk memutuskan sesuatu. Lakukanlah hingga selesai untuk segala sesuatu yang kita kerjakan dan jangan menunda-nunda. Dari pesan itu kita bisa mendapatkan untuk mengerjakan apa yang sepatutnya kita kerjakan. Jangan setengah-setengah untuk mengerjakan sesuatu dan jangan menunda-nunda atau bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas yang kita dapat karena kerugian itu akan merugikan diri kita sendiri. Tentu dengan orang lain melihat kerjaan kita yang setengah-setengah juga akan membuat rasa keraguan dari orang lain untuk memberi kita kerjaan atau-pun bekerja sama dengan kita. Oleh karena itu kita harus tekun dalam mengerjakan segala sesuatu walaupun kerjaan itu sangat sulit, kerjakan sedikit demi sedikit dengan tekun dan jangan setengah-setengah.
Gurindam ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Hendaklah peliharakan kaki daripada berjalan yang membawa rugi”. Dari gurindam tersebut memiliki makna agar kita berhati-hati dalam melangkah/mengambil keputusan di kehidupan kita. Pesannya adalah bagaimana pilihan selalu ada di kehidupan kita, maupun pilihan untuk melakukan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga kita sebagai manusia harus berpikir terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Pesan tersebut sangatlah memotivasi dan mengingatkan kita lagi bagaimana keputusan selalu ada di setiap hari kita. Sejak pagi saat terbangun hingga malam saat kita akan hendak tidur pilihan selalu ada. Tetapi tentunya pilihan yang kita pilih masing-masing memiliki konsekuensinya tersendiri, tergantung dengan bagaimana kita menerima konsekuensi tersebut. Jika kita mengambil keputusan yang tepat maka konsekuensinya adalah hal baik tetapi bisa juga hal buruk, tetapi itu adalah salah satu keputusan lagi dimana kita menerima konsekuensi buruk itu sebagai hal yang negatif atau positif untuk dapat kita pelajari kedepannya agar kita belajar dari pilihan yang kita ambil. Pilihan yang kita ambil tidak akan selalu menjadi yang terbaik dalam situasi yang sama sekalipun sehingga kita manusia yang berakal budi, bijaksanalah dalam mengambil keputusan.


Gurindam ke-dua belas pasal ke tiga berbunyi “Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, dari pada segala berat dan ringan” memiliki makna agar kita berhati-hati dalam berbuat sesuatu. Dari makna tersebut kita bisa mendapatkan kita harus berhati-hati dalam pilihan yang telah kita buat atau bagaimana kita laksanakan. Kita di ajarkan untuk memikirkanlah terlebih dahulu apa yang akan kita lakukan atau akan kita ucapkan, karena tentunya ada beberapa hal yang tidak seharusnya dilakukan disaat-saat tertentu dan oleh karena itu kita harus menjaga dan berhati-hati dalam berbuat sesuatu karena kita bisa saja malah melukai orang lain. Lihatlah situasi di sekitar kita dan tentunya berakal budi-lah dalam setiap hal yang akan kita lakukan. (Matthew 12 IPA1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar