Melalui gurindam yang berbunyi “Cahari olehmu akan kawan, pilih
segala orang yang setiawan.”. Gurindam ini mengajarkan kita untuk memilih dan
mencari teman yang setia. Teman yang setia adalah orang yang mau berada selalu
di samping kita dalam keadaan apapun. Saat remaja adalah saat kita mencari
teman yang sebanyak-banyaknya. Namun, mencari teman tidaklah mudah karena
banyak teman palsu yang ada di sekitar kita. Teman palsu itulah yang hanya
menemani kita dalam suka, tapi tidak dalam duka. Teman palsu ini hanya teman
sesaat bukan teman yang setia sehingga kita akan merasa seperti ditinggal oleh
teman sendiri. Lebih parah lagi, itu mengakibatkan kesedihan kita makin
bertambah. Oleh karena itu, kita harus mencari teman yang bisa menjadi luapan
kesenangan dan kesedihan kita. Tuhan sendiri juga berfirman dalam Amsal 17
pasal 17 juga berbunyi bahwa persahabatan sejati termasuk kesetiaan. Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam
kesukaran.
Guridam yang
bertuliskan “Cahari olehmu akan sahabat. Yang boleh dijadikan sobat.” mempunyai
pesan bahwa sahabat yang setia adalah orang yang mau membantu kita. Di sekitar
kita, banyak teman yang mengaku dirinya adalah sahabat kita. Akan tetapi mereka
yang menganggap kita adalah sahabat mereka lebih memilih untuk tidak mau
membantu kita daripada membantu kita, sahabatnya. Padahal sebagai sahabat yang
baik, seharusnya kita menjadi pribadi yang mau membantu sahabatnya dalam setiap
keadaan. Itulah ciri-ciri sahabat yang sejati. Karena, fungsi seorang sahabat
adalah membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik untuk sesama. Ingatlah
peribahasa ini, “Jika cerdik teman
berunding, jika bodoh disuruh diarah.” artinya sahabat yang tulus ikhlas dan
suka membantu. Apa artinya jika kita memiliki sahabat tetapi tidak mau membantu
kita? Memang, mencari sahabat yang sejati tidaklah gampang. Oleh karena itu,
jadilah diri kita terlebih dahulu sahabat yang baik untuk sesama kita.
“Cahari olehmu akan
guru. Yang boleh tahukan tiap seteru.” adalah bagian dari gurindam pasal enam
yang mempunyai makna bahwa kita sebagai murid seharusnya kita belajar dari guru-guru
yang mempunyai wawasan luas, berpengalaman, dan mau dijadikan tempat kita
bertanya. Guru mengajarkan kita untuk mempunyai banyak ilmu, membedakan hal-hal
yang baik dan buruk, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Maka itu, sedari kita
kecil, kita sudah disekolahkan untuk menuntut ilmu dan berperilaku. Setiap ada
pelajaran yang kita tidak mengerti, kita lebih sering bertanya kepada guru
daripada teman sendiri. Guru menjelaskan dan kita mendengarkan sampai mengerti.
Ingat dengan peribahasa, “Malu bertanya sesat di jalan”. Peribahasa ini sangat
cocok untuk kita para murid yang sering kali malu untuk bertanya tentang
pelajaran yang tidak kita mengerti ke guru kita. Padahal, itulah tugas guru
untuk membuat kita mengerti atas apa yang telah dijelaskannya.
Selain gurindam
diatas, ada juga gurindam yang berisi “Cahari olehmu akan isteri. Yang boleh
menyerahkan diri.”. Gurindam ini mempunyai pesan untuk mencari istri yang
berbakti. Pesan ini cocok untuk laki-laki yang mau menikah. Istri adalah
pasangan seumur hidup seorang suami. Sehingga, seorang calon suami harus
mencari istri yang menghormati suaminya, menjaga kehormatannya, taat kepada
suaminya dan terutama Tuhan. Itulah ciri-ciri seorang istri berbakti. Pesan
dari gurindam ini juga sesuai dengan kehidupan suami-istri kebanyakan. Banyak
perceraian yang diakibatkan oleh seorang istri yang tidak menghormati suaminya.
Ketidakhormatan istri kepada suami dapat terjadi karena penghasilan istri lebih
tinggi daripada penghasilan suaminya. Karena itu, istri beranggapan bahwa tanpa
suami ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal seharusnya, mau penghasilan
lebih tinggi daripada suami atau tidak, istri harus tetap menghormati suaminya.
Hal ini juga telah diajarkan oleh alkitab pada Efesus 5:22-24.
Masih dalam gurindam
12 pasal 6, bertuliskan “Cahari olehmu akan abdi. Yang ada baik sedikit budi.” Gurindam
tersebut mempunyai makna bahwa kita sebaiknya memilih seorang yang dapat
membantu kita seperti pembantu yang memiliki budi pekerti yang baik yang dapat
berupa kepercayaan. Makna dari gurindam ini sangat cocok bagi kita yang
mempunyai pembantu dirumah. Sering sekali terjadi kerjadian tentang pembantu
yang mencuri barang-barang dari rumah majikannya. Hal ini terjadi karena
pembantu tersebut tidak memiliki budi pekerti. Mencuri bukanlah tindakan yang
baik. Akan tetapi, sang majikan juga terlalu cepat percaya untuk meninggalkan rumah
kepada pembantu tanpa mengenal pembantu dengan sangat baik. Oeh sebab itu, kita
jangan sembarang memilih orang untuk mendapatkan kepercayaan sebelum kita
mengenal orang tersebut dengan baik sehingga sering kali kita tertipu pada
kata-kata manis yang keluar dari orang tersebut.
(Audrey Devina Adyasa 12 IPA1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar