Masih ingatkan
kalian kepada cerita rakyat Malin Kundang? Cerita rakyat ini mengisahkan
tentang soerang anak yang durhaka kepada ibunya dan akhirnya dikutuk oleh Tuhan
menjadi batu. Pesan yang sama juga terdapat dalam gurindam ke satu dari pasal
10 ini yang berbunyi, “Dengan bapak jangan durhaka, Supaya Allah tidak murka”.
Gurindam ini memiliki makna bahwa janganlah pernah durhaka kepada ayahmu.
Berdasarkan makna yang diberikan oleh penulis gurindam, dapat kita simpulkan
bahwa penulis ingin memberi tahu kita bahwa bagaimanapun keadaan dari kedua
orang tua kita, kita tidak boleh membantah dan melawan orang tua kita. Kita
seharusnya menghormati dan membalas budi mereka yang telah berjuang dan
bersusah payah saat membesarkan kita. Hal itu penting karena Allah sendiri
telah memberikan perintah serupa yang terdapat di dalam 10 perintah Tuhan yang
berbunyi “Hormatilah ayah dan ibumu”. Sejak zaman dulu, Allah sudah
memerintahkan kepada manusia bahwa kita harus menghormati kedua orang tua kita
dan apabila kita melanggarnya, kita sama saja dengan melanggar perintah langsung
dari Tuhan.
Tiada kasih di dunia yang melebihi
kasih seorang ibu kepada anaknya. Oleh karena itu sudah wajib hukumnya bagi
seorang anak untuk selalu menghormati ibunya. Sama seperti pesan dan makna yang
terdapat dalam gurindam ini, “Dengan ibu hendaklah hormat, Supaya badan dapat
selamat”. Gurindam dua belas pasal 10 ini memiliki makna bahwa setiap anak
harus selalu hormat dan patuh terhadap ibunya karena seperti pepatah surga
terletak di bawah telapak kaki ibu. Ibu adalah seorang sosok yang akan selalu
menyayangi dan menerima anaknya tanpa syarat. Pada saat melahirkan kita, ibu
menghadapi kesakitan dan perjuangan yang luar biasa bahkan terkadang seorang
ibu harus mempertaruhkan nyawanya sendiri demi anaknya. Berbahagialah semua
anak di dunia ini karena kasih seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah habis
dan tidak akan pernah terbalaskan. Oleh karena itu, pesan yang dapat kita ambil
dari gurindam
ini adalah sebagai anak kita harus membalas semua kebaikan
ibu dengan selalu menghormati
dan menyayangi ibu kita, bukannya malah menyakitinya dengan keegoisan dan kesombongan kita sendiri karena ibu
telah mempertaruhkan nyawa kita saat melahirkan kita.
Berbeda dengan gurindam pertama dan
kedua dari pasal 10 yang berisi pesan untuk menghormati orang tua, gurindam ke
tiga dari pasal 10 menekankan pentingnya menjaga seorang anak karena
bagaimanapun anak merupakan titipan dari Tuhan. Gurindam ke tiga pasal 10 itu
berbunyi,“Dengan anak janganlah lalai, Supaya boleh naik ke tengah balai”. Anak
adalah karunia dari Tuhan dalam sebuah keluarga. Namun tidak semua pasangan
suami istri yang ingin memiliki anak kandung dapat memiliki anak. Oleh sebab
itu, Pesan
yang dapat kita ambil dari gurindam ini adalah sudah sepatutnya bagi setiap pasangan harus bersyukur kepada Tuhan karena telah
dikaruniai seorang anak yang lahir kepada mereka dengan cara
menjaga dan membesarkannya dengan baik. Namun
di Indonesia, masih
banyak orang tua yang belum sadar akan hal ini. Tidak sedikit anak-anak di Indonesia yang
terlantar di pinggir jalan dan harus bekerja karena dipaksa oleh orang tua mereka sendiri. Mereka yang seharusnya
menghabiskan waktu muda mereka dengan belajar, harus bekerja demi melaksanakan
keinginan orang tua mereka. Fenomena seperti ini harusnya tidak terjadi apabila
orang tua mereka sadar bahwa bekerja untuk mencari nafkah adalah kewajiban dari
orang tua bukan malah di lemparkan kepada anak. Pendidikan juga sangat penting
bagi seorang anak untuk mempersiapkan sikap dan mental dari anak, dengan kata
lain dengan menyekolahkan anak, itu merupakan suatu bentuk menjaga anak.
“Dengan
kawan hendaklah adil, Supaya tangannya jadi kapil”. Gurandam 12 pasal 10 ini
memiliki makna bahwa kita harus bersikap adil kepada sesama teman. Adil adalah salah
satu pribadi yang harus dimiliki oleh semua orang. Bila semua orang di dunia ini berperilaku
adil terhadap sama, tidak akan ada orang yang merasa dirugikan dan kekacauan
tidak akan terjadi. Bersikap adil bukan hanya berarti adil dalam barang atau
materi yang biasanya sering disalah artikan menjadi “saya dapat 10 pisang ,
kamu juga dapat 10 pisang”, tetapi kita juga harus bersikap adil di dalam hati
kita terutama saat kita menjalani kehidupan sosial. Melalui gurindam ini, kita
diingatkan kembali mengenai pentingnya bersikap adil dengan teman karena dengan
bersikap adil, maka orang lain akan menghargai kita karena kebaikan kita.
Sebagai contoh dengan kita tidak memilih-milih teman, membantu teman yang
berkesusahan tanpa pilih kasih. Pesan yang terkandung dari gurindam ini adalah
dengan melakukan hal-hal kecil dari hati dengan bersikap adil, kita pasti akan dibalas
dengan hal-hal positif seperti
mendapatkan banyak teman dan teman kita akan menghargai kita,
sehingga tidak ada salahnya apabila kita adil. (Virya 12 IPA1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar