Kamis, 21 Januari 2016

MEMBEDAH PESAN DAN MAKNA GURINDAM DUA BELAS PASAL 10



          Masih ingatkan kalian kepada cerita rakyat Malin Kundang? Cerita rakyat ini mengisahkan tentang soerang anak yang durhaka kepada ibunya dan akhirnya dikutuk oleh Tuhan menjadi batu. Pesan yang sama juga terdapat dalam gurindam ke satu dari pasal 10 ini yang berbunyi, “Dengan bapak jangan durhaka, Supaya Allah tidak murka”. Gurindam ini memiliki makna bahwa janganlah pernah durhaka kepada ayahmu. Berdasarkan makna yang diberikan oleh penulis gurindam, dapat kita simpulkan bahwa penulis ingin memberi tahu kita bahwa bagaimanapun keadaan dari kedua orang tua kita, kita tidak boleh membantah dan melawan orang tua kita. Kita seharusnya menghormati dan membalas budi mereka yang telah berjuang dan bersusah payah saat membesarkan kita. Hal itu penting karena Allah sendiri telah memberikan perintah serupa yang terdapat di dalam 10 perintah Tuhan yang berbunyi “Hormatilah ayah dan ibumu”. Sejak zaman dulu, Allah sudah memerintahkan kepada manusia bahwa kita harus menghormati kedua orang tua kita dan apabila kita melanggarnya, kita sama saja dengan melanggar perintah langsung dari Tuhan.
            Tiada kasih di dunia yang melebihi kasih seorang ibu kepada anaknya. Oleh karena itu sudah wajib hukumnya bagi seorang anak untuk selalu menghormati ibunya. Sama seperti pesan dan makna yang terdapat dalam gurindam ini, “Dengan ibu hendaklah hormat, Supaya badan dapat selamat”. Gurindam dua belas pasal 10 ini memiliki makna bahwa setiap anak harus selalu hormat dan patuh terhadap ibunya karena seperti pepatah surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Ibu adalah seorang sosok yang akan selalu menyayangi dan menerima anaknya tanpa syarat. Pada saat melahirkan kita, ibu menghadapi kesakitan dan perjuangan yang luar biasa bahkan terkadang seorang ibu harus mempertaruhkan nyawanya sendiri demi anaknya. Berbahagialah semua anak di dunia ini karena kasih seorang ibu kepada anaknya tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah terbalaskan. Oleh karena itu, pesan yang dapat kita ambil dari gurindam ini adalah sebagai anak kita harus membalas semua kebaikan ibu dengan selalu menghormati dan menyayangi ibu kita, bukannya malah menyakitinya dengan keegoisan dan kesombongan kita sendiri karena ibu telah mempertaruhkan nyawa kita saat melahirkan kita.
            Berbeda dengan gurindam pertama dan kedua dari pasal 10 yang berisi pesan untuk menghormati orang tua, gurindam ke tiga dari pasal 10 menekankan pentingnya menjaga seorang anak karena bagaimanapun anak merupakan titipan dari Tuhan. Gurindam ke tiga pasal 10 itu berbunyi,“Dengan anak janganlah lalai, Supaya boleh naik ke tengah balai”. Anak adalah karunia dari Tuhan dalam sebuah keluarga. Namun tidak semua pasangan suami istri yang ingin memiliki anak kandung dapat memiliki anak. Oleh sebab itu, Pesan yang dapat kita ambil dari gurindam ini adalah sudah sepatutnya bagi setiap pasangan harus bersyukur kepada Tuhan karena telah dikaruniai seorang anak yang lahir kepada mereka dengan cara menjaga dan membesarkannya dengan baik. Namun di Indonesia, masih banyak orang tua yang belum sadar akan hal ini. Tidak sedikit anak-anak di Indonesia yang terlantar di pinggir jalan dan harus bekerja karena dipaksa oleh orang tua mereka sendiri. Mereka yang seharusnya menghabiskan waktu muda mereka dengan belajar, harus bekerja demi melaksanakan keinginan orang tua mereka. Fenomena seperti ini harusnya tidak terjadi apabila orang tua mereka sadar bahwa bekerja untuk mencari nafkah adalah kewajiban dari orang tua bukan malah di lemparkan kepada anak. Pendidikan juga sangat penting bagi seorang anak untuk mempersiapkan sikap dan mental dari anak, dengan kata lain dengan menyekolahkan anak, itu merupakan suatu bentuk menjaga anak.
            “Dengan kawan hendaklah adil, Supaya tangannya jadi kapil”. Gurandam 12 pasal 10 ini memiliki makna bahwa kita harus bersikap adil kepada sesama teman. Adil adalah salah satu pribadi yang harus dimiliki oleh semua orang. Bila semua orang di dunia ini berperilaku adil terhadap sama, tidak akan ada orang yang merasa dirugikan dan kekacauan tidak akan terjadi. Bersikap adil bukan hanya berarti adil dalam barang atau materi yang biasanya sering disalah artikan menjadi “saya dapat 10 pisang , kamu juga dapat 10 pisang”, tetapi kita juga harus bersikap adil di dalam hati kita terutama saat kita menjalani kehidupan sosial. Melalui gurindam ini, kita diingatkan kembali mengenai pentingnya bersikap adil dengan teman karena dengan bersikap adil, maka orang lain akan menghargai kita karena kebaikan kita. Sebagai contoh dengan kita tidak memilih-milih teman, membantu teman yang berkesusahan tanpa pilih kasih. Pesan yang terkandung dari gurindam ini adalah dengan melakukan hal-hal kecil dari hati dengan bersikap adil, kita pasti akan dibalas dengan hal-hal positif seperti mendapatkan banyak teman dan teman kita akan menghargai kita, sehingga tidak ada salahnya apabila kita adil. (Virya 12 IPA1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar