Kamis, 21 Januari 2016

MAKNA DIBALIK GURINDAM 12 PASAL TIGA



Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Gurindam tersebut memiliki makna mata harus dipergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita melihat apa yang dilarang Tuhan. Tuhan telah menganugerahkan kita dengan indera pengelihatan agar kita dapat menyaksikan dan mengagumi karya ciptaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus bertanggung jawab atas pemberian Tuhan dengan mengendalikan pikiran dan mata kita agar tidak melihat hal-hal yang tidak senonoh di mata Tuhan.
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan. Itulah makna dari gurindam yang berbunyi apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Kita sedang hidup pada jaman dimana orang mudah percaya dan mudah dihasut. Hanya dengan mendengar selentingan-selentingan dari orang sekitar, kita dapat dengan mudahnya percaya tanpa mencari kebenarannya terlebih dahulu. Banyak mendengar memang merupakan hal yang baik, namun akan lebih baik apabila kita dapat menyaring mana yang benar dan mana yang salah.
Salah satu gurindam 12 pasal tiga berbunyi apabila terpelihara lidah, nisacaya dapat daripadanya faedah. Gurindam diatas berarti orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat. Di dalam komunitas sosial, orang yang dapat menjaga perkataannya akan jauh lebih dihormati dibandingkan dengan orang yang tidak dapat menjaga perkataannya. Pepatah yang seringkali kita dengar berbunyi tong kosong nyaring bunyinya. Pepatah tersebut berarti seorang yang banyak bicara namun omongannya tidak berbobot. Jadilah orang yang bijak dengan perkataan, karena setajam-tajam pisau, masih lebih tajam lidah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Gurindam tersebut bermakna jangan mengambil barang yang bukan hak kita. Makna dari gurindam diatas sudah jelas, bahwa kita tidak boleh mencuri. 10 perintah Allah sendiri mengatakan bahwa kita tidak boleh mencuri. Contoh perbuatan mencuri yang banyak dikenal oleh orang adalah peristiwa kerusuhan pada Mei ’98 dimana banyak orang memanfaatkan peristiwa tersebut dengan menjarah dan mencuri toko-toko dan rumah orang. Orang-orang yang mencuri pada umumnya adalah orang-orang yang mencari jalan pintas untuk memiliki sesuatu yang menurutnya tidak dapat digapai secara legal. Orang-orang tersebut tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Ketahuilah, Tuhan selalu mencukupi kebutuhan kita semua.
Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi. Begitulah isi dari salah satu gurindam 12 pasal tiga. Makna dari gurindam tersebut adalah jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi. Pengakuan diri telah menjadi salah satu alasan bagi orang-orang yang melakukan hal-hal mubajir. Mereka ingin dipandang orang sebagai orang ‘hebat’ dengan melakukan berbagai hal bodoh dan dapat merugikan diri sendiri. Hidup hanya sekali, janganlah kita menyia-nyiakan pemberian Tuhan. (Stefano Eka 12 IPA1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar