Gurindam yang berbunyi “Jika hendak
mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia” mempunyai makna untuk
mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya. Pesan yang tersirat
dari makna tersebut yaitu kita dapat
tahu sifat dari seseorang, mulia atau tidak dengan melihat sikapnya. Pesan
tersebut tepat karena pada dasarnya manusia menilai sifat seseorang hanya
dengan melihat perbuatannya atau cara seseorang berinteraksi. Walaupun
terkadang banyak yang manusia yang “bermuka dua”, baik di depan tetapi busuk di
belakang, namun ada kalanya sifat asli seseorang dapat terungkap sebagai
contoh, cara mengontrol emosi atau cara menyelesaikan masalah orang baik atau
bijaksana berbeda dengan orang yang “bermuka dua” atau yang tidak bijaksana
dari awalnya. Memang, untuk mengetahui sifat asli seseorang tidak harus
menunggu orang itu marah, tetapi dengan melihat cara orang itu berperilaku
sehari-hari, akan sangat mudah membedakan sifat asli mereka, mulia atau tidak.
Masih
pada pasal yang sama, gurindam “Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu” memiliki makna orang yang pandai tidak
pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia. Dari
makna tersebut pesan yang didapatkan adalah orang yang pandai tidak pernah
bosan untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya. pesan dari gurindam tersebut benar
karena pada dasarnya jika semakin pandai seseorang dan mempunyai ilmu yang
banyak, maka semakin banyak pula sesuatu atau banyak hal yang akan
dipertanyakan dan secara tidak langsung, mereka akan terus menerus menuntut
ilmu untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka. Asalkan mereka tidak salah
menggunakan kepintaran dan ilmu yang mereka punya.
Gurindam
dua belas pasal kelima yang mempunyai makna Jika ingin mengetahui sifat baik
dari seseorang maka lihatlah saat dia bergaul dengan masyarakat ini berbunyi
“Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, Lihat pada ketika bercampur
dengan orang ramai”. Pesan yang tersirat dari gurindam tersebut adalah jika
sifat baik seseorang benar-benar tertanam dalam diri mereka, maka cara dia
bergaul di masyarakat juga berbeda. Kita
dapat mengetahui sifat asli dari seseorang dengan melihat cara Ia bergaul di
masyarakat, karena jika seseorang mempunyai sifat yang baik, maka pergaulannya
pun juga akan baik dan akan membawa mereka menjadi pribadi yang terus bertumbuh
secara positif, dan bukan mengajarkan sesuatu yang menyesatkan.
Masih
pada pasal yang sama, gurindam “Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia” memiliki makna orang yang bahagia adalah
orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia. Pesan yang
didapatkan dari gurindam tersebut yaitu orang yang bahagia merupakan orang yang
melakukan perbuatan yang dapat membawa dampak baik bagi dirinya maupun orang di
sekitarnya. Pada dasarnya, jika seseorang sedang bahagia, maka Ia secara tidak
sengaja akan membawa kebahagiaannya kepada orang sekitar dan otomatis, orang
disekitarnya juga akan merasakan perasaan gembira itu. Sehingga, apa yang
diperbuat oleh orang yang bahagia tersebut sangat berdampak dan dapat
menguntungkan kedua belah pihak, baik yang menyebarkan maupun yang mendapatkan.
Salah satu gurindam duabelas pasal
kelima juga berbunyi “jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia
mengambil akal” mempunyai makna, orang yang berakal adalah orang yang telah
mempersiapkan bekal waktu hidup di dunia ini. Pesan yang ingin disampaikan dari
gurindam ini adalah manusia yang berakal, adalah orang yang sudah memikirkan
bekal hidupnya untuk kedepannya. Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang diberi
akal, dan dengan akal yang diberikan kita harus memakainya sebaik mungkin,
bukan malah untuk hal-hal yang tidak baik. Manusia yang berakal juga biasanya
merupakan manusia yang tidak mudah menyerah, mereka akan terus berusaha
melakukan hal yang terbaik di hidupnya dan akan mempersiapkan “bekal” untuk
kedepannya. (Shelly 12 IPA1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar