Selasa, 19 Januari 2016

Pesan di Balik Pesan: Gurindam 12 Pasal Keempat



Seperti pepatah mengatakan marah itu seperti orang yang meminum racun dan mengharapkan orang lain yang meninggal, begitu juga satu gurindam yang berbunyi “pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala”. Makna dan pesan yang disampaikan dari gurindam tersebut ingin mengingatkan kita bahwa marah adalah perbuatan yang sia-sia sehingga kita harus bisa menjaga dan mengendalikan amarah kita. Kalau kita membiarkan amarah tersebut terus berada dalam diri kita, sama saja seperti tsunami yang datang setelah gempa, bukannya membantu melainkan memperparah keadaan. Hal itu harus kita biasakan dalam diri kita, karena pengendalian diri itu penting. Banyak orang kalau sedang marah bisa mengatakan kata-kata yang menyakitkan. Marah memang boleh, semua ada waktunya, seperti yang tertulis dalam pengkhotbah tiga. Namun alangkah lebih baik kalau bisa mengendalikan amarah dan lebih memprioritaskan mennyelesaikan masalah yang membuat kita marah dengan kepala yang dingin.
Tindakan yang kita lakukan pasti mencerminkan isi dari hati kita. Seperti yang di tulis dalam gurindam 12, “Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah” yang bermakna hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Gurindam ini ingin menyampaikan kepada kita bahwa ketika kita memiliki hati yang dengki, itu hanya akan merugikan diri kita sendiri. Dengan hati yang dengki, kita akan memberikan dampak yang negatif pada sekeliling kita dan tidak akan dapat menyelesaikan apapun. Gurindam tersebut menyampaikan makna dan pesan yang pas dengan kebanyakan orang. Banyak orang merasa kesal dengan sesamanya tetapi hanya menyimpannya di dalam hatinya. Seperti kata Mark Twain, “Jika kamu mengatakan yang sejujurnya, kamu tidak perlu mengingat apa-apa lagi”. Oleh sebab itu, kita bisa belajar dari gurindam ini untuk lebih menjaga hati kita, dan kalau ada orang yang membuat kita kesal, lebih baik mengatakan yang sejujurnya perasaan kita kepada orang itu sehingga dapat menjadi pembelajaran juga bagi orang tersebut dan kita tidak perlu memikirkan sesutu yang buruk-buruk tentang dia sehingga merugikan diri sendiri.
Kertas yang di lipat asal-asalan tidak akan bisa di buat menjadi rapi seperti semula, begitu juga seperti orang yang berbohong, akan sangat sulit atau malah tidak mungkin dipercayai seperti semula lagi. Itulah makna dari gurindam 12 pasal empat yang berbunyi “Jika sedikit berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekang”. Gurindam ini ingin mengingatkan kepada kita bahwa orang yang berbohong, walaupun hanya baru ketahuan sekali saja, akan sangat sulit mendapatkan kepercayaan lagi dari orang lain. Setiap orang pasti pernah berbohong dalam hidupnya, maupun berbohong untuk kebaikan, maupun untuk merugikan. Namun setiap orang pasti juga tidak suka dibohongi, sehingga berbohong untuk kebaikan tetap saja di anggap berbohong dan akan sangat sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain lagi. Dan kalau dilakukan terus menerus, akan menjadi kebiasaan kita yang akan menjadi masalah dalam kehidupan kita di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, kebiasaan untuk jujur harus dilatih sejak kecil agar tidak menanam benih ilalang di dalam kehidupan kita yang akan merugikan pada masa yang akan datang.
Dalam hidup berdampingan dengan sesama manusia, kita harus saling berbagi dan menjadi berkat satu dengan yang lain agar sama-sama bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga alangkah lebih baik tangan di atas dari pada dibawah, itulah perkatan pepatah. Begitu juga dengan gurindam yang berbunyi “bakhil jangan diberi singgah, itulah perompak yang amat gagah” yang berarti orang pelit hanya akan menguras hartanya sendiri dan orang yang dermawan akan memperbanyak hartanya. Memberi untuk membantu orang lain tidak akan pernah membuat kita menjadi miskin. Memberi dengan sepenuh hati menandakan bahwa kita adalah orang yang diberkati oleh Tuhan dengan berlebih dan ingin membagikannya kepada orang lain. Memberi dengan sepenuh hati merupakan respon dari adanya kasih di dalam hati kita kepada sesama. Oleh sebab itu, kita terutama sebagai orang beragama, harus saling memberikan bantuan kepada sesama, bukan untuk mendapatkan imbalan tapi untuk menginspirasi orang lain untuk memberi juga.

            Mengerjakan segala sesuatu tidak hanya mementingkan hasilnya saja, tetapi juga prosesnya. Banyak orang tidak mempedulikan prosesnya tetapi hanya hasilnya saja, sehingga cara apapun, baik bersih maupun kotor, dilakukan untuk mendapatkan hasil akhirnya. “Pekerjaan takbur jangan direpih, sebelum mati didapat juga sepih”, itulah bunyi dari salah satu gurindam 12 pasal ke empat. Tidak sedikit terjadi perampokan atau pencurian di negara Indonesia, sehingga makna dan pesan dari gurindam ini sangat pas untuk mengingatkan agar kita harus mengerjakan pekerjaan yang halal. Orang yang mengerjakan pekerjaan yang halal pasti hasilnya akan lebih memuaskan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.    (Handhika Putra 12 IPA1)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar