Raja
Ali Haji menulis puisi dalam perkembangan dunia melayu, RAH atau Raja Ali Haji
adalah sosok orang yang sangat berpengaruh dengan segala pemikirannya yang
sangat kental melalui berbagai karya sastra, yang dijadikan rujukan dalam
tradisi penulisan kalisik maupun modern. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang
banyak berpengaruh terhadap wacana dan tradisi pemikiran di dunia melayu. Gurindam ini ditulis dan
diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab
1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.
Gurindam ini berisikan petunjuk dan nasihat hidup.
Gurindam 12 pasal
yang kesebelas berbunyi :
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.
Kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.
Hendak marah,
Dahulukan hujjah.
Hendak dimalui,
Jangan memalui.
Hendak ramai,
Murahkan perangai.
Gurindam
12 pasal 11 bait ke 1 yang berbunyi “Hendaklah berjasa, kepada yang
berbangsa” memiliki arti yaitu
berjasalah bagi negara dan bangsa dengan
mengoptimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan
nama bangsa. Pesan yang terdapat dalam gurindam ini mengajarkan kita sebagai
manusia perlu menggunakan secara optimal kemampuan kita untuk melakukan sesuatu
untuk negara dan bangsa kita. Berjasa untuk negara sendiri itu adalah suatu
kewajiban kita sebagai masyarakat dan kita sebagai masyarakat perlu ikut serta
dalam membangunkan dan memharumkan nama negeri kita sendiri. Hal ini perlu ditanamkan dalam diri setiap
remaja dari kecil agar saat besar nanti dapat melakukan sesuatu yang dapat
mengharumkan nama bangsa. Banyak pelajar yang memiliki potensi untuk memajukan
negara namun banyak dari mereka yang lebih memilih untuk menuntut ilmu di
negara asing serta memilih untuk bekerja di negara asing. Hal ini mengingatkan
kita bahkan kita sebagai masyarakat perlu berjuang untuk memajukan negara
dengan potensi yang kita miliki yaitu dengan ilmu – ilmu yang sudah dipelajari
kita kembangkan seperti menciptakan barang sendiri daripada import barang dari negara asing.
Salah
satu gurindam 12 pasal 11 bait ke 2 juga mengatakkan “Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela” yang mengartikan bahwa seorang pemimpin (kepala)
hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela. Makna
tersebut mengingatkan bagaimana kita menjadi pemimpin yang disegani tentu kita
harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan tentunya menghindari diri
kita dari akhlak yang buruk agar tidak menghilangkan sifat kepemimpinan kita.
Bagaimana jika menjadi seorang pemimpin tetapi tidak memiliki kedua hal
tersebut, tentunya kita akan kehilangan kehormatan dari mereka yang seharusnya
kita pimpin. Seorang pemimpin sebenarnya tidak hanya memiliki dua ciri
tersebut, tetapi juga banyak hal yang lain yang perlu tetap dipelajari dari
seorang pemimpin oleh karena itu seorang pemimpin harus meminimalisir tindakan
tercela. Setiap pemimpin memang pasti memiliki banyak kelemahan, dan hal
tersebut yang menjadi kewajiban bagi mereka untuk tetap mendapatkan kepercayaan
mereka dengan tanggung jawab yang dimiliki.
“Hendak marah dahulukan hajat” adalah gurindam
yang memiliki suatu makna yaitu barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia
sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu
berupa keamanan dan keimanan. Pesan yang terdapat pada gurindam ini adalah bagi
siapa yang dapat menahan kemaharan akan diberikan berkat dari Allah. Manusia
diciptakan segambar dan serupa Allah dengan menahan kemarahan ita dapat
mencerminkan karakter Allah dalam diri kita. Setiap manusia memiliki emosi yang
diluapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah marah. Marah
bukanlah sesuatu yang salah akan tetapi terkadang orang sering salah menggunakannya dan
berakibat fatal seperti memperparah kondisi atau situasi, namun bukan berarti
kita tidak boleh marah. Marah dengan tujuan dan sikap yang baik akan membawa
dampak yang positif bagi orang lain. Terkadang kita tidak dapat menahan emosi
serta tidak dapat berpikir dengan jernih sehingga pada akhirnya kita menyakiti
orang lain. Oleh karena itu sebaiknya sebelum kita marah pikirkanlah terlebih
dahulu bukankah ada cara yang lebih baik selain marah untuk menyelesaikan
masalah? Lebih baik dibicarakan dengan kepala dingin daripada saling memarahi.
Menurut
HR. Abu Daud, “Hendak dimulai jangan melalui” mengatakan bahwa segala sesuatu
perlu awal untuk dimulai. Dari makna tersebut kita dapat mengetahui bagaimana
setiap hal tentunya memiliki awal dan akhir dan di setiap awal tentunya selalu
ada proses untuk mencapai akhir. Dari pesan tersebut kita kembali diingatkan
bahwa segala sesuatu ada saatnya untuk memulai apa yang ingin kita capai harus
dimulai dari hal terkecil yang bisa kita mulai. Seperti yang dikatakan oleh
orang – orang yaitu bukan tentang kita menjalaninya tetapi bagaimana kita
memulainya. Apakah yang kita mulai dengan cara yang baik untuk memulainya atau
tidak? Tidak ada hal yang dapat kita dapatkan di dunia ini dengan spontan tentu
semua butuh proses untuk mendapatkan pencapaian seperti yang kita inginkan,
namun banyak orang berlomba – lomba untuk mencari prestasi, kedudukan,
penghargaan dengan cara yang tidak jujur seperti mencontek, korupsi, berbohong
dan masih banyak lagi. Banyak orang menggunakan jalan pintas untuk meraih hal
tersebut, oleh karena itu mulailah sesuatu dengan baik dan akhiri dengan rasa
puas.
Sebuah gurindam yang berbunyi “Hendak ramai,
muliakan perangai” mengartikan jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun
silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah
dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak). Pesan yang terdapat pada
gurindam diatas mengajarkan kita untuk belajar memiliki perangai atau tingkah
laku yang baik. Kita juga dapat memberikan contoh kepada orang lain bahwa kita
adalah anak Allah karena perilaku kita serupa dengan Allah. Tentu setiap orang tua menginginkan anaknya
untuk memiliki tingkah laku yang baik, karena melalui tingkah laku lah kita
dinilai oleh orang lain. Selain itu dengan tingkah laku kita dan akhlak kita
yang baik maka kita akan dipermudah oleh Allah untuk mendapatkan sesuatu dan
silaturrahimmya. Dengan memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik kita akan
dengan mudah berteman atau bersosialisasi dengan orang lain, karena orang akan
memilih teman yang memiliki tingkah laku dan akhlak yang baik. (Michelle 12 IPA1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar