Kamis, 21 Januari 2016

Makna dan Pesan Gurindam 12



Raja Ali Haji menulis puisi dalam perkembangan dunia melayu, RAH atau Raja Ali Haji adalah sosok orang yang sangat berpengaruh dengan segala pemikirannya yang sangat kental melalui berbagai karya sastra, yang dijadikan rujukan dalam tradisi penulisan kalisik maupun modern. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang banyak berpengaruh terhadap wacana dan tradisi pemikiran di dunia melayu. Gurindam ini ditulis dan diselesaikan di Pulau Penyengat pada tanggal 23 Rajab 1264 Hijriyah atau 1847 Masehi pada saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun. Gurindam ini berisikan petunjuk dan nasihat hidup.

Gurindam 12 pasal yang kesebelas berbunyi :
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.

Hendak marah,
Dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,
Jangan memalui.

Hendak ramai,
Murahkan perangai.
Gurindam 12 pasal 11 bait ke 1 yang berbunyi “Hendaklah berjasa, kepada yang berbangsa”  memiliki arti yaitu berjasalah bagi negara  dan bangsa dengan mengoptimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa. Pesan yang terdapat dalam gurindam ini mengajarkan kita sebagai manusia perlu menggunakan secara optimal kemampuan kita untuk melakukan sesuatu untuk negara dan bangsa kita. Berjasa untuk negara sendiri itu adalah suatu kewajiban kita sebagai masyarakat dan kita sebagai masyarakat perlu ikut serta dalam membangunkan dan memharumkan nama negeri kita sendiri.  Hal ini perlu ditanamkan dalam diri setiap remaja dari kecil agar saat besar nanti dapat melakukan sesuatu yang dapat mengharumkan nama bangsa. Banyak pelajar yang memiliki potensi untuk memajukan negara namun banyak dari mereka yang lebih memilih untuk menuntut ilmu di negara asing serta memilih untuk bekerja di negara asing. Hal ini mengingatkan kita bahkan kita sebagai masyarakat perlu berjuang untuk memajukan negara dengan potensi yang kita miliki yaitu dengan ilmu – ilmu yang sudah dipelajari kita kembangkan seperti menciptakan barang sendiri daripada import barang dari negara asing.
Salah satu gurindam 12 pasal 11 bait ke 2 juga mengatakkan “Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela” yang mengartikan bahwa seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela. Makna tersebut mengingatkan bagaimana kita menjadi pemimpin yang disegani tentu kita harus memiliki rasa tanggung jawab yang besar dan tentunya menghindari diri kita dari akhlak yang buruk agar tidak menghilangkan sifat kepemimpinan kita. Bagaimana jika menjadi seorang pemimpin tetapi tidak memiliki kedua hal tersebut, tentunya kita akan kehilangan kehormatan dari mereka yang seharusnya kita pimpin. Seorang pemimpin sebenarnya tidak hanya memiliki dua ciri tersebut, tetapi juga banyak hal yang lain yang perlu tetap dipelajari dari seorang pemimpin oleh karena itu seorang pemimpin harus meminimalisir tindakan tercela. Setiap pemimpin memang pasti memiliki banyak kelemahan, dan hal tersebut yang menjadi kewajiban bagi mereka untuk tetap mendapatkan kepercayaan mereka dengan tanggung jawab yang dimiliki.
 “Hendak marah dahulukan hajat” adalah gurindam yang memiliki suatu makna yaitu barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan. Pesan yang terdapat pada gurindam ini adalah bagi siapa yang dapat menahan kemaharan akan diberikan berkat dari Allah. Manusia diciptakan segambar dan serupa Allah dengan menahan kemarahan ita dapat mencerminkan karakter Allah dalam diri kita. Setiap manusia memiliki emosi yang diluapkan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah marah. Marah bukanlah sesuatu yang salah akan tetapi terkadang  orang sering salah menggunakannya dan berakibat fatal seperti memperparah kondisi atau situasi, namun bukan berarti kita tidak boleh marah. Marah dengan tujuan dan sikap yang baik akan membawa dampak yang positif bagi orang lain. Terkadang kita tidak dapat menahan emosi serta tidak dapat berpikir dengan jernih sehingga pada akhirnya kita menyakiti orang lain. Oleh karena itu sebaiknya sebelum kita marah pikirkanlah terlebih dahulu bukankah ada cara yang lebih baik selain marah untuk menyelesaikan masalah? Lebih baik dibicarakan dengan kepala dingin daripada saling memarahi.
Menurut HR. Abu Daud, “Hendak dimulai jangan melalui” mengatakan bahwa segala sesuatu perlu awal untuk dimulai. Dari makna tersebut kita dapat mengetahui bagaimana setiap hal tentunya memiliki awal dan akhir dan di setiap awal tentunya selalu ada proses untuk mencapai akhir. Dari pesan tersebut kita kembali diingatkan bahwa segala sesuatu ada saatnya untuk memulai apa yang ingin kita capai harus dimulai dari hal terkecil yang bisa kita mulai. Seperti yang dikatakan oleh orang – orang yaitu bukan tentang kita menjalaninya tetapi bagaimana kita memulainya. Apakah yang kita mulai dengan cara yang baik untuk memulainya atau tidak? Tidak ada hal yang dapat kita dapatkan di dunia ini dengan spontan tentu semua butuh proses untuk mendapatkan pencapaian seperti yang kita inginkan, namun banyak orang berlomba – lomba untuk mencari prestasi, kedudukan, penghargaan dengan cara yang tidak jujur seperti mencontek, korupsi, berbohong dan masih banyak lagi. Banyak orang menggunakan jalan pintas untuk meraih hal tersebut, oleh karena itu mulailah sesuatu dengan baik dan akhiri dengan rasa puas.  

Sebuah gurindam yang berbunyi “Hendak ramai, muliakan perangai” mengartikan jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak). Pesan yang terdapat pada gurindam diatas mengajarkan kita untuk belajar memiliki perangai atau tingkah laku yang baik. Kita juga dapat memberikan contoh kepada orang lain bahwa kita adalah anak Allah karena perilaku kita serupa dengan Allah.  Tentu setiap orang tua menginginkan anaknya untuk memiliki tingkah laku yang baik, karena melalui tingkah laku lah kita dinilai oleh orang lain. Selain itu dengan tingkah laku kita dan akhlak kita yang baik maka kita akan dipermudah oleh Allah untuk mendapatkan sesuatu dan silaturrahimmya. Dengan memiliki akhlak dan tingkah laku yang baik kita akan dengan mudah berteman atau bersosialisasi dengan orang lain, karena orang akan memilih teman yang memiliki tingkah laku dan akhlak yang baik. (Michelle 12 IPA1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar