Ganda
Pekasih merupakan seorang penulis cerita anak-anak, novel dan skenario. Bahkan,
novel yang ia tulis sudah beredar yaitu "Sang Dewi" dan
"Unpredictable Loves". Selain
menulis skenario, novel, dan cerita anak-anak, dia juga telah menulis tiga
cerpen yaitu
Pengubur, Peti Mati, dan Perempuan dari Balik Pintu Kamar Berlukis Naga.
Dua
cerpen Ganda Pekasih "Pengubur" dan "Peti Mati" memiliki
latar belakang yaitu kondisi sosial yang negatif. Cerpen "Peti Mati"
menggambarkan tentang kehidupan seseorang yang memiliki kehidupan ekonomi yang
terpuruk sehingga ia tanpa sengaja terjerumus menjadi pengedar narkoba yang
akhirnya ditangkap aparat keamanan. Hal ini terlihat jelas pada kutipan berikut:
Menjelang subuh mereka semua kembali. Atap-atap kuburan yang lebar
dan kokoh membuat mereka terlindung dari hujan, mereka tinggal membuat dinding
dari plastik atau kardus-kardus bekas, lantai marmer hangat dengan alas
seadanya menutupi huruf-huruf permohonan ampun yang tak penting artinya.
“Hei, siapa itu, kemari
kamu!” bentak penjaga itu memainkan senternya. “Kalau tidak kutembak kau!”
Khawatir, akhirnya dia terpaksa keluar dari persembunyiannya.
“Cepat ke sini, bantu aku!”
Oh, apakah dia juga hendak membongkar makam itu?
“Dari kemarin kamu ngintip-ngintip.”
“Maaf, Bang”
“Siapa namamu?” bentaknya.
“Roso, Bang,” jawabnya kikuk.
“Eh, kau punya pacul? Bantu aku menggali kiriman, kami kepepet,
gudang lagi dikepung, kau punya gerobak kan?” bisiknya berdesis.
“Punya.”
“Bagus, sekarang kau cari pacul, setelah itu bawa gerobakmu ke
belakang.”
“Oke Bang,” jawabnya meluncur begitu saja.
Apakah ini rezeki besar? Pikirnya. Di dalam peti mayat itu pasti
ada barang-barang berharga yang ikut mereka kubur dan sekarang mau diambil
lagi.
Rupanya makam itu mudah digali kembali, baru tahu dia bahwa
lubangnya tak terlalu dalam. Tak sampai satu jam penutup peti berhasil
diungkit. “Siapa yang mati?”
“Jangan banyak tanya, tugas lu bawa barang pake gerobak.
Oke?”
“Hhh….”
Penutup peti mati dibuka, lelaki
itu mengambil sesuatu, terlihat samar di bawah sinar bulan dua bungkusan
berwarna coklat.
Dia digiring lewat pesan singkat hingga ke belakang sebuah ruko
yang katanya ada bak berisi banyak barang rongsokan. Saat dia mengais-ngais
tempat sampah, seseorang datang memeriksa gerobaknya, lalu mengambil barang
titipan itu dan memberi dia sejumlah uang yang membuatnya lalu makin semangat
mengais-ngais bak sampah itu seperti anjing malam yang kelaparan.
Tapi beberapa meter akan membelok
ke tempat barang diambil, tiba-tiba terdengar lagi sirene mobil patroli yang
muncul di belakang, jantungnya nyaris copot mendengar raungan tiba-tiba itu.
Kuburan digali dan polisi tak
menemukan apa-apa lagi di sana kecuali peti mati kosong, orang-orang gerobak
memandang sedih kawan mereka yang diborgol, anak dan istrinya masih di tahanan
polisi katanya.
Sementara itu, Cerpen "Pengubur"
menggambarkan tentang kehidupan dari tiga orang pria dan tiga orang wanita yang
memiliki latar belakang kehidupan yang kelam. Oleh karena itu, mereka sampai
harus menjalani pekerjaan-pekerjaan yang menurut kita buruk atau tidak baik.
Hal ini terlihat jelas pada kutipan berikut ini:
Dialah
jagal bayi-bayi dari wanita-wanita yang ingin menggugurkan kandungan mereka,
yang datang entah dari pelosok mana saja.
Lelaki itu penjabung ulung, sehari-harinya
bekerja merawat ayam-ayam aduan. Dia pernah terlibat perkelahian sesama
penjudi, lawannya roboh oleh hunjaman belatinya yang selalu tersimpan rapi di
balik tali pinggang besarnya
Jika dia berjalan
orang-orang menyebutnya Raksasa, terkadang mereka sebut juga angin ribut karena
dia siap berkelahi dengan siapa saja jika ada yang melanggar wilayahnya
Dia
lintah darat. Dia sangat teliti dan seksama menjaga bank kecilnya di rumah.
Tangan kanannya sejak tadi tak berhenti merokok, habis satu dia nyalakan lagi
sambil menjepit kuat di ketiaknya buku panjang berisi nama-nama para pengutang
itu, tentu saja sekaligus catatan bunganya yang berlipat ganda serta alamat-alamat
mereka.
Perempuan
itu bekerja di rumah pemotongan hewan, lalu dia mendapat order untuk mencincang
tubuh seorang lelaki kurus, tua, tetapi banyak uang dan harta warisan,
memasukkannya ke beberapa kantong plastik kemudian membuangnya seperti membuang
kantong kantong sampah.
Dia seorang penggali,
datang menyusup ke kota besar ini dengan truk pengangkut pasir suatu malam
Mereka
bilang lelaki ini Lintah Darat yang dijuluki manusia paling Keji, kepalanya
akan mereka kubur dan tubuhnya dipotong-potong.
Selain memiliki unsur
ekstrinsik yang menonjol, kedua cerpen ini juga memiliki unsur intrinsik yang
menonjol yaitu penokohan. Pada cerpen "Peti Mati" karakter tokoh yang
kumuh, egois dan kasar terlihat jelas pada kutipan kalimat berikut:
“Dia segera mendekat dan mengais
dengan pengait bengkoknya lalu sengaja memakan sisa nasi dari bungkusan
plastik”
“Maka rencana berikutnya dia
akan melarikan gerobaknya sejauh mungkin”
“Dia ingin istrinya segera
mencubit anak mereka lagi biar dia menangis keras”
Pada cerpen "Pengubur" tokoh yang
terdiri atas tiga orang pria dan tiga orang wanita tersebut juga memiliki
penokohan yang terpancar jelas dari gambaran fisik maupun pekerjaan mereka.
Untuk penokohan ini, saya akan membaginya berdasarkan tokoh karena banyaknya
karakteristik.
Tokoh pertama yaitu wanita satu. Ia adalah
seorang wanita yang kurus, pucat, sederhana, kumal, kejam. Hal ini terbukti
dari kutipan cerpen berikut:
Berperawakan
kurus, berwajah pucat
Dia tak
memakai perhiasan apa pun bahkan sekadar cincin imitasi, pakaian yang melekat
di tubuhnya bahkan kumal
Dialah jagal bayi-bayi dari
wanita-wanita yang ingin menggugurkan kandungan mereka, yang datang entah dari
pelosok mana saja
Tokoh kedua yaitu pria satu. Dia adalah seorang
yang kejam, rapuh,dan tua. Hal ini bisa dilihat dari kutipan berikut:
Dia pernah terlibat perkelahian sesama penjudi, lawannya roboh oleh hunjaman belatinya yang selalu tersimpan rapi di balik tali pinggang besarnya
Di halte ini dia terlihat begitu rapuh dan tua
Tokoh yang ketiga adalah wanita dua. Ia adalah
seoarang wanita yang memiliki kaki dan pinggang gemuk, besar, hitam, gagah
perkasa, berani, galak. Hal ini bisa dilihat dari kutipan berikut:
Seorang wanita dengan
kaki dan pinggang yang gemuk berdiri di belakang lelaki itu, dia tinggi besar,
kulitnya hitam
Dia sangat gagah
perkasa di sepanjang boulevard itu
Keberanian wanita itu
tak bisa diduga
Si raksasa yang kulit
wajahnya kasar seperti kulit katak beracun itu kembali mengusir mereka sampai
mereka berkelahi
Tokoh yang keempat adalah pria dua. Ia adalah
seorang pria yang rapih, gendut, keji. Hal ini bisa dilihat pada:
Lelaki berikutnya di
halte itu seseorang yang berpakaian rapi, berbahan mahal, berperut sedikit
gendut
Di balik matanya yang
menyipit karena asab rokok yang bertubi-tubi, tampak kekejian yang luar biasa
buasnya
Tokoh yang kelima adalah seorang wanita yang kurus,
bisu, dan kejam. Hal ini bisa dilihat pada cuplikan cerpen berikut:
seorang wanita yang
kurus tapi tampak otot-otot lengannya begitu kuat
Perempuan itu bekerja di rumah pemotongan hewan, lalu dia mendapat
order untuk mencincang tubuh seorang lelaki kurus, tua, tetapi banyak uang dan
harta warisan, memasukkannya ke beberapa kantong plastik kemudian membuangnya
seperti membuang kantong kantong sampah.
Tokoh yang terakhir adalah seorang pria
kurus, kecil, dan awas. Ia juga memiliki urat tangan yang bertonjolan keluar
karena aktivitas menggalinya. Hal ini terlihat pada kutipan cerpen berikut:
Dan lelaki yang
terakhir, dia kurus dan kecil tapi dengan urat-urat tangan yang dipaksa
bertonjolan keluar
Dia seorang penggali,
datang menyusup ke kota besar ini dengan truk pengangkut pasir suatu malam
Cara duduknya
terkesan tampak santai tapi matanya awas karena dengan sekali lambaian tangan
saja dari seseorang di atas truk yang lewat yang tak mengurangi kecepatannya
Melalui cerpen "Peti Mati" kita bisa
belajar kalau hidup tidak semudah yang kita bayangkan. Ada orang-orang yang
bahkan tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka sampai harus menumpang di
kuburan. "Peti Mati" mengajarkan kita juga untuk selalu bekerja
dengan jujur sesusah apapun kondisi kita.
Cerpen "Pengubur" mengajarkan kita untuk
selalu berhati-hati dalam segala keadaan dan harus bisa menjaga diri dari orang
lain karena, kita tidak tahu latar belakang orang tersebut. Diluar bisa saja
orang tersebut terlahit baik, tapi didalam ternyata orang tersebut jahat.
Kekurangan dari cerpen "Peti Mati" yaitu
latar tempat yang tidak jelas dimana sang tokoh utama berada, sedangkan cerpen "Pengubur"
memiliki kekurangan pada bagian alur. Alur pada cerpen tersebut kurang mudah
untuk dimengerti.
Harapan saya pada cerpen
Ganda Pekasih yang lainnya yaitu agar ia bisa mengeluarkan cerpen yang baru
dengan berbagai tema dan latar yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar