Di
kelas 8H, terdapat seorang murid bernama Jono. Jono adalah murid yang tidak
pernah menjaga kebersihan kelas. Ketika ulangan, ia mencoret-coret meja,
padahal telah diberi kertas coretan, dan ketika ia melakukan proyek, ia tidak
membersihkan sampah, padahal ia sering diperingati teman-temannya.
Babak
I
Suatu
hari, ketika pelajaran IPA, Jono dan Tini membuat poster. Jono membuat banyak
sampah, tetapi ia tidak membersihkan sampah itu, padahal telah diperingati
Tini. Perbuatan Jono tidak membaik dipelajaran matematika, dimana ia mencoret
mejanya dengan rumus-rumus ketika ulangan matematika. Ketika Tini dan temannya
Patricia melihat coretan Jono, mereka setuju bahwa mereka harus bilang tentang
Jono ke Pak Matthew, guru homeroom mereka sekaligus guru matematika mereka.
Adegan
I:
Ketika pelajaran IPA telah usai, semua murid
kelas 8H mulai merapihkan tas mereka.
Ibu Lili :
“Jangan lupa untuk membersihkan sampah di bawah meja ya. Setelah membersihkan
sampah baru boleh pergi ke kelas berikut.”
Tini : ”Jono, kamu bersihkan sampah
yang kamu bikin ya. Aku akan bersihkan sampah di sini.”
Jono : “Ya.” (diam-diam merapikan
tas)
Tini : (lihat Jono merapikan tas)
“Eh, Jono, jangan diam-diam pergi dari kelas dong.. Ibu Lili sudah minta kita membersihkan sampah
yang kita buat ketika melakukan proyek.”
Jono : “Buat apa?”
Tini : “Kita kan harus menjaga
kebersihan kelas. Ketika kita datang ke kelas ini, kan kelas ini bersih, jadi
kita harus pergi dengan kelas ini bersih juga,supaya kelas berikut datang ke
kelas yang bersih.”
Jono :
“Itu kenapa kita ada Cleaning Service. Aku pergi aja deh. Ibu Lili juga tidak
lihat. Kalau kamu mau bersihin kelas, bersihin aja sendiri.”
Adegan
II:
Jono
pergi ke kelas berikut, yaitu matematika. Ketika Jono masuk dalam kelas, Pak
Matthew sedang menulis di papan tulis dalam kata-kata besar; “ULANGAN DADAKAN!
PERSIAPKAN ALAT TULIS!”
(Murid
kelas 8H masuk ke kelas matematika, lihat papan tulis)
Pak
Matthew : “Kelas 8H, hari ini saya
memberi ulangan!”
(seluruh
kelas mengeluh dan menjadi ricuh)
Murid
I : “Pak! Kita belum diberi
tahu!”
Murid
II : “Iya! Kita belum belajar!”
Murid
III : “Siapa suruh tidak
belajar! Namanya juga ulangan dadakan!”
Pak Matthew :
“Kelas, tolong diam!” (kelas menjadi diam) “Terima kasih. Nah, Patricia! Tolong
bagikan ulangan ini kepada teman-temanmu.”
Patricia : “Iya Pak!”
(Patricia
ke depan dan membagikan ulangan)
Pak
Matthew : “Setiap anak ambil 2 kertas
coretan ya. Kertas coretan ada di depan!” (Patricia selesai membagikan kertas
ulangan) “Waktu ulangan 30 menit cukup?”
Seluruh
kelas: (dengan suara keras) “Cukup Pak!”
Pak
Matthew : “Baik. Ulangan dimulai dari
sekarang!”
(kelas
menjadi tegang. Jono mencoret – coret meja)
Adegan
III:
Setelah 30 menit berlalu,
semua murid kelas 8H lega dan mulai ricuh lagi.
(Kelas ricuh)
Pak Matthew :
“Waktunya selesai. Patricia, Tini, tolong kumpulkan semua kertas ulangannya ke
saya.Sisanya boleh pergi istirahat.”
(Semuanya
kecuali Patricia dan Tini pergi. Patricia dan Tini pergi dari meja ke meja
mengambil kertas ulangan)
Tini : (kaget, bicara sendiri)
“Wah! Mejanya Jono penuh dengan coretan! Emang Jono kehabisan kertas coretan?”
(Tini
melihat kertas coretan Jono. Ternyata masih kosong)
Tini : (kaget lagi) “Ya ampun..
Kertas coretan Jono masih kosong ternyata!”
(Patricia
datang ke Tini)
Patricia :
“Tini! Ngapain di meja Jono?” (Lihat meja Jono yang penuh coretan) “Waduh! Kok
mejanya Joni penuh coretan? Wah.. Sudah keteraluan.”
Tini : “Lihat deh. Kertas
coretannya aja kosong. Kotorin kelas aja.”
(Tini
memperlihatkan kertas coretan Joni yang kosong.)
Patricia : “Lebih baik kita bilang Pak Matthew.”
Tini : “Yuk.”
(Tini
dan Patricia ke Pak Matthew)
Pak
Matthew : “Ah.. Terima kasih Tini dan
Patricia. Kalian boleh pergi istirahat.”
Tini : “Pak. Kita ingin bilang
sesuatu tentang Jono.”
Pak
Matthew : (bingung) “Ada apa dengan
Jono?”
Patricia :
“Jono mencoret-coret meja Pak. Dan ia tidak menggunakan kertas coretannya.”
(Patricia
dan Tini menunjukan meja Jono yang penuh coretan.”
Pak Matthew :
“Wah. Saya lebih baik menemui Jono. Jika kalian ketemu Jono, tolong minta Jono
kesini. Terima kasih untuk memberitahu saya tentang ini. Kalian berdua boleh
pergi istirahat.”
(Patricia
dan Tini pergi)
Babak
II
Patricia
dan Tini mencoba mencari Jono, tetapi mereka tidak dapat menemukan Jono. Ketika
pelajaran berikut, mereka bilang ke Jono bahwa Pak Matthew panggil dia, jadi ia
pergi pada istirahat ke-2. Ketika Jono bertemu dengan Pak Matthew, ia kaget
bahwa Pak Matthew menurunkan nilai sikapnya hanya karena mencoret-coret meja.
Iapun kesal dan ia diberitahu tentang menjaga kebersihan kelas oleh Tini.
Adegan
I:
Ketika
istirahat ke-2 mau berakhir, Pak Matthew panggil Jono untuk bicara tentang
mejanya yang penuh coretan itu.
(Jono
masuk kelas)
Pak
Matthew : “Jono! Tolong ke sini.”
Jono : (kaget) “Ya? Ada apa pak?”
Pak
Matthew: “Apakah ini mejamu?”
Jono : “Iya pak.”
Pak
Matthew: “Apakah itu benar bahwa kamu mencoret meja ini ketika ulangan?”
Jono : (gugup) “Ti..ii..da…k
P..ak…!”
Pak
Matthew : “Jangan bohong kepada saya.”
Jono:
(lebih gugup) ‘Sa..aaa..yya. tid…a..k.. bo..hong.”
Pak Matthew :
(intonasi sedikit marah-marah) “Jono! Saya telah melihat kamu mencoret meja
ketika ulangan. Jangan bohong kepada saya.”
Jono : “Ya pak.. Saya mencoret meja
kemarin..”
Pak Matthew :
“Jangan ulangi lagi ya Jono. Untuk sikap saya akan turunkan ke B. Lain kali
saya tangkap kamu mencoret meja lagi, saya akan turunkan nilai sikap kamu
menjadi C. Mengerti?”
Jono : “Ya.”
Pak
Matthew : “Ya udah. Pergi ke kelas
berikut.”
(Jono
pergi dengan kesal)
Adegan
II:
Ketika
pelajaran Bahasa Indonesia, Tini melihat bahwa Jono sedang kesal, sehingga ia
menghampiri Jono.
(Jono
masuk kelas, lihat Tini)
Jono : “Hai Tini.”
Tini : (melihat muka kesal Jono)
“Eh, kenapa? Pak Matthew ngapain?”
Jono :
“Nilai sikap aku diturunin. Emang sebenarnya kenapa sih dengan coret-coret
meja? Aku sering lihat saudara aku coret-coret meja dan tidak dimarahin, jadi
kenapa aku coret-coret meja dan dimarahin?”
Tini :
“Sebenarnya, kan mencoret meja tidak bagus. Namanya tidak menjaga kebersihan
kelas atau sekolah.”
Jono :
“Tau, tapi kan untuk itu ada cleaning service. Jadi sebenarnyakan kita bisa
biarin aja sampah berceceran, ga usah menjaga kebersihan.”
Tini :
“Tetap aja. Ada peraturan yang tidak membolehkan kita mencoret-coret meja. Itu juga
akan merepotkan cleaning service. Dengan menjaga kebershian kelas, kita telah
membantu menjaga kebersihan kelas.”
Jono : “Oh gitu ya.. Berarti aku
tidak boleh buang sampah sembarangan juga ya?”
Tini : “Iya.”
Jono : “Oh.. Mulai sekarang aku akan
jaga kebersihan kelas deh!”
Tini : “Bagus dong!”
Adegan
III:
Hari
esoknya, di pelajaran Inggris, Jono membuat proyek individu yang ditugaskan
oleh guru. Setelah usai pelajaran Inggris..
(Jono
membersihkan sampah, Patricia datang)
Patricia : (kaget) “Tumben, bersihin sampah.”
Jono : “Emang kenapa? Tidak boleh
membersihkan sampah?”
Patricia : “Bukan itu. Kamukan tidak pernah bersihin
sampah di proyek sebelumnya.”
Jono :
“Aku udah belajar bahwa kita harus tetap menjaga kebersihkan sekolah, jadi aku bersihkan
sampah ini supaya kelas kita tetap bersih.”
Patricia :
“Itu baru namanya menjaga kebersihan sekolah! Akhirnya kamu mengerti juga.
Jangan lupa untuk membersihkan sampah atau tidak mencoret meja setiap hari,
bukan hanya hari ini.”
Sejak
hari itu, Jono menjadi murid yang berbeda. Ia membersihkan sampah yang ia buat
dan tidak pernah coret-coret meja lagi. Banyak guru dan teman-temannya yang
senang melihat bahwa Jono tidak mengotori kelas lagi. Drama ini mengajarkan
bahwa menjaga kebersihan kelas itu penting, sebab jika kita menjaga kebersihan
kelas, kita membantu menjaga kebersihan sekolah. (Christie/8H SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar