Tiga orang sahabat bernama Arman, Andi,
dan Dino bersekolah di Sekolah Dian Harapan Daan Mogot dan duduk di kelas 8.
Mereka telah menjadi sahabat sejak SD dan berlanjut hingga SMP. Andi dan Dino
memiliki sifat yang baik dan sangat disiplin karena keduanya sangat peduli
terhadap penampilan masing-masing, mengerjakan tugas dengan rajin serta
mengumpulkannya tepat waktu, dan selalu taat kepada guru sedangkan Arman
memiliki sifat yang sangat berbeda dengan Andi dan Dino, Arman lebih memilih
untuk bermain setiap hari, tidak peduli terhadap penampilannya, selalu
membantah dan tidak pernah mendengarkan nasihat guru.Arman juga sering
diingatkan oleh Andi dan Dino supaya lebih sopan kepada guru dan tidak
bermalas-malasan dalam belajar sampai-sampai Arman ditegur oleh guru karena
melanggar tata tertib yang berlaku di Sekolah Dian Harapan.
Babak 1
Pada saat masuk sekolah
setelah libur panjang, Arman,Andi, dan Dino merencanakan untuk makan di kantin
pada siang hari atau istirahat ke dua untuk membicarakan pelajaran di kelas 8.
Tetapi, pada saat mereka bertemu, Arman langsung dinasehati oleh Andi dan Dino
karena penampilannya yang tidak sesuai dengan tata tertib sekolah.
Adegan 1
Pada
hari Rabu,7 Agustus 2015 seluruh siswa Sekolah Dian Harapan Daan Mogot datang
ke sekolah setelah libur kenaikan kelas.
Guru : “Selamat pagi murid-murid semuanya,
perkenalkan nama saya adalah Ms. Irawati dan guru
yang menemani saya untuk mengajar kalian bernama Mr. Asep, kami berdua akan
menjadi wali kelas kalian selama tahun ajaran 2015-2016.”(sambil tersenyum)
Murid : “Baik,Ms.”
Guru
: “Kalian di kelas ini harus mematuhi
tata tertib yang ada di Sekolah Dian Harapan Daan Mogot dan peraturan ini
betul-betul harus dipatuhi karena berlaku sangat keras kepada seluruh siswa.”
Murid : “ Oke, Ms.”
Guru : “ Jika kalian tidak mematuhi tata tertib
sekolah, hukuman apa yang pantas diberikan kepada pelanggarnya, jika sampai
ketahuan melanggar?”
Murid : “ Dinasehati dan berdiri di depan kelas
selama pelajaran berlangsung.” ( dengan nada yakin )
Guru : “ Apa kalian yakin dengan keputusan
kalian? Karena keputusan tersebut akan berlaku selama setahun.”
Murid : “ Yakin, Ms.”
Guru : “ Baiklah, kalau begitu kesepakatan kita
telah selesai dalam mematuhi peraturan sekolah.”
Murid : “ Iya bu.”
Adegan 2
Setelah belajar selama beberapa jam
Andi, Dino, dan Arman memutuskan untuk beristirahat di kantin lantai 3 Sekolah
Dian harapan untuk membicarakan tentang pelajaran yang akan mereka hadapi di
kelas 8 dan penampilan masing-masing.
Andi : “ Wah, tidak terasa yah kita sudah kelas 8
sekarang.” (dengan nada santai)
Dino : “ Iya yah, jika kita sudah bertambah besar
maka cara belajar kita juga harus berubah dari kelas-kelas sebelumnya karena
pelajaran di kelas 8 bertambah sulit dan tugas-tugasnya juga bertambah banyak.”
( dengan bijak)
Arman : “ Menurutku tidak ada yang harus diubahlah
dan lebih asik bermain daripada belajar.”
Andi : “ Kamu tidak boleh bermalas-malasan di
kelas 8 ini Arman karena nilai-nilai di kelas 8 ini sangat penting untuk ijazah
kita.”
Dino : “ Ya aku setuju dengan pendapat Andi.”
Arman : “ Ya sudahlah aku akan belajar lebih giat
dibandingkan kelas 7.” ( dengan nada malas)
(
Beberapa menit kemudian, penampilan Arman di komentari oleh Andi dan Dino.)
Andi : “ Arman, kok kamu berpenampilan tidak
sesuai dengan tata tertib sekolah.”
Arman : “ Memangnya kenapa? ada masalah dengan
penampilanku.”
Dino : “ Tentu saja, kamu tidak menggunakan ikat
pinggang dan dasi.”
Andi : “ Poni rambutmu juga sudah di bawah alis
mata, maka kamu harus menggunting rambutmu yang sudah panjang dan juga sepatumu
tidak berwarna hitam.”
Arman : “ Kalian ini cerewet sekali yah, suka suka
aku lah mau rambutku panjang atau tidak.”
(dengan nada kesal)
Dino
: “ Kami tidak bermaksud cerewet
kepadamu, tapi kami hanya ingin memperingatkanmu.” (sambil menasehati Arman)
Arman : “ Baiklah, besok aku akan mengubah
penampilanku supaya lebih taat pada tata tertib sekolah.”
Adegan 3
Keesokan harinya Arman datang ke
sekolah, tetapi penampilan Arman tidak banyak berubah. Arman hanya merubah
penampilannya dengan menggunakan dasi Sekolah Dian Harapan dan ikat pinggang.
Tetapi, Arman tidak memotong rambutnya dan tetap menggunakan sepatu yang banyak
warna putihnya.
Andi : “ Arman, kok penampilanmu tidak banyak
yang berubah.” ( dengan heran)
Dino : “ Iya Ar, kamu hanya merubah penampilanmu
dengan menggunakan dasi sekolah dan ikat pinggang.”
Arman : “ Biar saja lah, yang penting kan
penampilanku berubah.” ( dengan nada tidak merasa bersalah )
Andi : “ Arman, kalau kamu tidak segera mengubah
penampilanmu, kamu bisa ditegur guru.” ( dengan nada menasehati )
Dino : “ Betul tuh, memangnya kenapa kamu tidak
merubah penampilanmu terutama rambutmu?”
Arman : “ Aku malas untuk memotong rambutku, lagipula
aku lebih suka gaya rambutku yang sekarang.” ( dengan nada santai)
Andi : “
Ya sudahlah, tapi jika kamu ditegur guru jangan salahkan kami karena
kami telah memperingati kamu.”
Arman : “ Iya, lagipula mana mungkin ada guru yang
akan menegurku kan mereka tidak melihat penampilanku secara detail seperti yang
kalian lihat.” ( sambil menggerutu)
(
Setelah Arman dinasehati kedua temannya, ia menggerutu sendiri.)
Arman : “ Mengapa sih Andi dan Dino cerewet sekali
kepadaku, padahal cuma karena penampilanku yang kurang sesuai dengan tata
tertib sekolah.” ( dengan nada kesal)
Arman : “ Andi dan Dino ada ada saja, guru mana yang
akan menegurku cuma karena masalah penampilan.”
Arman : “ Lebih baik aku diamkan sajalah omongan
mereka yang terlalu banyak dan aku jauhi mereka.”
(
Tiba-tiba seorang guru bernama Pak Budi datang menghampiri Arman.)
Pak
Budi : “ Hey Arman, mengapa kamu tidak memotong rambutmu yang sudah panjang?”
Arman : “ Iya pak, kemarin saya ingin memotong rambut
saya tetapi tidak ada waktu.” ( sambil merasa takut dan gemetaran )
Pak
Budi : “ Lalu, mengapa warna sepatumu banyak warna putihnya.”
Arman : “ Pada saat libur saya lupa untuk membeli
sepatu yang berwarna hitam, pak.”
Pak
Budi : “ Jangan banyak alasan, lain kali kamu harus sadar sendiri atas
penampilan kamu.”
Arman : “ Baik, pak.”( dengan nada takut)
Babak 2
Arman yang tidak jerah dinasehati
sekali, harus menghadapi beberapa kali teguran dari guru lainnya dan Pak Budi
yang tidak tahan melihatnya melanggar tata tertib sekolah segera memberitahukan
kepada wali kelas Arman. Wali kelas
Arman merasa Arman sudah keterlaluan karena dia tetap belum merubah penampilannya
yang melanggar tata tertib sekolah sehingga wali kelas Arman menyuruhnya untuk
berdiri selama pelajaran berlangsung dan Arman juga menerima teguran dari wali kelasnya
sampai-sampai karena sudah keterlaluan terpaksa wali kelas Arman memanggil
orang tuanya untuk memberitahukan nilai sikap anaknya akan dikurangi karena
suka melanggar tata tertib sekolah. Walaupun pada saat mengambil raport akhir
semester, Arman jerah dan berjanji kepada wali kelasnya bahwa dia tidak akan
melanggar tata tertib sekolah lagi dan akan selalu mendengarkan nasehat guru
pada tahun ajaran berikutnya.
Adegan 1
Arman tetap tidak mengubah
penampilannya yang melanggar tata tertib sekolah padahal ia sudah diperingatkan
oleh teman-temannya dan juga Pak Budi. Akhirnya ia harus ditegur oleh beberapa
guru dan juga Pak Budi melaporkan hal tersebut kepada wali kelas Arman sehingga
ia dinasehati setelah pulang sekolah.
Pak
Anto : “ Arman! Mengapa kamu tidak menggunakan sepatu berwarna hitam? Padahal
pada awal tahun ajaran sudah
diberitahukan tata tertib sekolah yang baik dan benar.”
Arman : “ Iya pak, saya belum sempat membeli sepatu
baru yang berwarna hitam.” ( dengan nada ketakutan )
Pak
Ridho : “ Hey Arman, mengapa rambutmu belom digunting? Poni rambutmu sudah di
bawah alis kan memangnya kamu bisa melihat dengan rambut seperti itu ?.”
Arman : “ Iya pak, besok saya janji saya akan
memotong rambut saya.” ( sambil berjanji )
(
Pak Budi yang melihat beberapa kejadian Arman ditegur guru lain segera
memberitahukan hal tersebut kepada wali kelas Arman sehingga ia harus menunggu
sebentar setelah pulang sekolah.)
Bu
Irawati : “ Arman, saya dengar kamu ditegur beberapa kali oleh guru-guru karena
melanggar tata tertib sekolah, apakah
itu benar?”
Arman : “Benar bu.”
Bu
Irawati : “ Mengapa kamu melakukan hal tersebut ?” ( dengan nada bingung dan
kesal)
Arman : “ Karena saya tidak sempat untuk memotong
rambut saya dan membeli sepatu yang berwarna hitam bu.”
Bu
Irawati : “ Lain kali kamu harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan pada
saat masuk sekolah terlebih dahulu sebelum liburan?”
Arman : “ Baik bu, lain kali saya akan mempersiapkan
keperluan sekolah terlebih dahulu.”
Adegan 2
Wali kelas Arman tetap melihat bahwa
tidak ada perubahan pada sikap dan penampilan Arman, sehingga membuat guru tersebut kesal dan menghukum Arman untuk
berdiri di depan kelas selama pelajaran berlangsung.
Bu
Irawati : “ Arman! sekarang kamu berdiri di depan kelas selama pelajaran
berlangsung.”
Arman : “ Memangnya saya salah apa bu, mengapa saya
harus berdiri di depan kelas?” ( sambil kebingungan
Bu
Irawati : “ Kamu seharusnya sudah tau kesalahan kamu sendiri.” ( dengan kesal )
(
Lalu Arman segera berdiri di depan kelas sambil menggerutu.)
Arman : “ Mengapa aku selalu kena tegur setiap hari?”
( dengan merasa bingung )
Arman : “ Memangnya apa yang salah dengan
penampilanku?”
Arman : “ Masa hanya karena penampilanku, aku harus
selalu kena tegur.”
Arman : “ Lebih baik nanti aku meminta maaf baik-baik
kepada wali kelasku.”
(
Setelah Arman meminta maaf kepada wali kelasnya sikapnya tetap tidak berubah
sehingga wali kelas Arman terpaksa harus memanggil orang tua Arman untuk
memberitahukan bahwa nilai sikap anaknya akan dikurangi.)
Ibu
Arman : “ Ada apa ya bu saya dipanggil ke sekolah?” ( dengan heran)
Bu
Irawati : “ Saya ingin memberitahukan sesuatu kepada Ibu.”
Ibu
Arman : “ Apakah ada masalah dengan Arman di sekolah ini?”
Bu
Irawati : “ Iya bu, belakangan ini Arman sering ditegur oleh beberapa guru di
sekolah ini.”
Ibu
Arman : “ Memangnya ada masalah apa dengan Arman?”
Bu
Irawati: “ Belakangan ini Arman melanggar tata tertib sekolah dengan tidak
memotong rambutnya dan menggunakan sepatu yang warna dominannya adalah putih.”
Ibu
Arman : “ Mohon maaf ya bu, saya kurang memperhatikan penampilan Arman selama
dia berada di kelas 8 ini.” ( sambil merasa bersalah)
Bu
Irawati : “ Iya bu, tapi saya terpaksa harus mengurangi nilai sikap Arman
karena telah melanggar tata tertib sekolah.”
Ibu
Arman : “ Baik bu, saya setuju karena saya berharap dia supaya menjadi anak
yang lebih baik.”
Adegan 3
Pada saat mengambil raport tengah semester
Arman cukup terkejut karena ia mendapat nilai sikap yang kurang baik dari wali
kelasnya, tetapi Arman cukup bangga dengan nilai-nilai akademiknya. Dan
akhirnya Arman segera menemui gurunya untuk meminta maaf atas sikapnya.
Arman : “ Bu, saya minta maaf atas sikap saya selama
berada di kelas 8.” ( sambil merasa sangat bersalah)
Bu
Irawati : “ Iya tidak apa-apa asalkan kamu tidak mengulangi kesalahan tersebut
dan harus selalu menepati omonganmu atau jangan suka berbohong.”
Arman : “ Baik bu, saya berjanji tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama pada semester ke 2.” ( sambil berjanji)
Bu
Irawati : “ Bagus lah kalau kamu berkomitmen untuk tidak mengulangi kesalahan
yang sama.”
(
Lalu setelah Arman meminta maaf kepada wali kelasnya, ia juga meminta maaf
kepada dua sahabatnya.)
Arman : “ Andi dan Dino maafkan aku kalau selama ini
aku selalu mengabaikan perkataan kalian.” ( dengan nada merasa bersalah.)
Andi : “ Tidak apa-apa Ar, maaf juga kalau kami terlalu cerewet sama kamu.”
Dino : “ Iya aku juga minta maaf kalau aku pernah
salah berbicara.”
Arman : “ Aku sekarang sudah sadar kalau nasehat
kalian sangat benar, terima kasih ya atas nasihat kalian selama ini.”
Andi
dan Dino : “ Sama-sama Arman.”
Sejak saat itu, Arman selalu taat pada
tata tertib sekolah dan berteman baik dengan sahabat-sahabatnya. Jadi, jika
kita ingin menjadi orang yang hebat bukan berarti kita harus melupakan nasihat
orang lain dan mengikuti jalan sendiri, tetapi kita harus menggabungkan nasehat
dari orang lain dengan jalan kita sendiri karena belum tentu jalan yang kita
pilih selalu benar di mata orang lain. (Daniel Jonathan 8H SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar