Melissa, Coka, dan Revata sudah
bersahabat semenjak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Sekarang mereka
sedang menjalani masa-masa SMP yang sangat membosankan dan sulit bagi mereka.
Namun dengan adanya kehadiran satu sama lain, mereka selalu bisa melewati
masalah-masalah dengan mudah. Melissa selalu memikirkan idola-idolanya saat di
sekolah sehingga ia jarang mendapatkan nilai ulangan yang memuaskan. Sedangkan
Coka, ia merupakan anak yang sangat rajin dan teladan, sehingga ia selalu
mendapatkan posisi 3 besar di kelasnya. Bukan hanya dalam hal akademik, Coka
pun sering memecahkan masalah yang jarang bisa orang tebak sekalipun. Revata
adalah anak yang paling bijak di antara mereka dan sangat baik kepada
teman-teman dekatnya. Di sekolah mereka selalu makan bersama walaupun mereka
tidak berada di kelas yang sama. Karena persahabatan mereka yang sangat dekat
tentunya banyak teman mereka yang selalu ingin menjatuhkan mereka dalam segala
hal.
Babak
1
Saat
jam makan siang, Melissa, Coka, dan Revata sedang berbincang-bincang mengenai
pelajaran mereka selanjutnya. Tiba-tiba teman kelas Melissa datang menghampiri
mereka dan meminta untuk diajari mengenai satu pelajaran. Lama-kelamaan banyak
murid yang meminta bantuan mereka. Akhirnya, mereka merasa terganggu sehingga
melaporkan hal tersebut ke guru.
Adegan1
Melissa, Coka, dan Revata sedang
makan siang bersama sambil berbincang-bincang di kantin sekolah. Saat Melissa
menanyakan mengenai pelajaran selanjutnya..
Melissa : “Weh, weh, weh, tes IPA susah
gak sih?? Aku abis ini ulangan ni..”
Coka :
“Ya kalo kamu belajar si gampang nurut aku.”
Revata :
“Yaampun, kalo sama coka apa sih yang susah. Ga ada kalii”
Coka :
“Ga lah Rev, yang penting tu kita harus berusaha dan rajin, kalo ga gitu
gimana kita bisa berhasil.”
Revata :
“Eaa, eaa, bijak banget broh..” (ketawa)
Melissa :
“Weh seriusan ni tes IPA nya gampang? Soalnya aku cuma belajar kemaren
malem nihh. Duh aku takut gagal nih.”
Revata :
“HAH?! Masa kamu cuma belajar tadi malem Mel. Serius aja dong, kamu
taukan kamu lemahnya di IPA, seharusnya kamu lebih
rajin dong.”
Coka :
“Duhh, tau nih Melissa, Melissa.” (geleng-geleng kepala)
Melissa :
“Iya ni, makanya. Kalian malah jadi marahin aku, bukannya bantuin.
Gimana sih kalian juga.”
(tiba-tiba
teman kelas Melissa menghampiri meja makan mereka)
Raditya :
“Weh, ajarin IPA juga dong.. Aku juga bingung banget nih. Aku ga sempet belajar tadi malem.”
Melissa :
“Tuh, kan. Ayolah Rev, Cok, ajarin kita dong, plis, pliss”
Coka :
“Yaudah deh, yaudah, tapi janji ya kalian lain kali belajar sendiri di
rumah”
Raditya :
“Oke sip boss”
(akhirnya
Coka mengajari Raditya dan Melissa pelajaran IPA di kantin sekolah)
Adegan
2
Saat
pulang sekolah, Revata bertemu Coka, dan mereka memutuskan untuk jalan pulang
bersama. Di perjalanan pulang mereka, mereka saling membicarakan hal-hal yang
terjadi di sekolah hari itu.
Revata :
“Tadi pas makan siang, kamu gimana Cok?”
Coka :
“Gimana maksudnya??”
Revata :
“ Ya kamu gapapa disuru ajarin mereka gitu? Kalo aku si males, enak aja
kitasusah-susah belajar trus mereka ga belajar
enak-enakan dapet ilmu dari kita.”
Coka : “Aku si gapapa, berbagi ilmu itu baik Rev, kamu ga boleh gitu, selama mereka ga nyakitin kamu kan”
Revata :
“Iya deh aku ikutin kamu aja Cok.”
Coka :
“Nah gitu dong, kita harus baik kepada sesama.”
Revata :
“Tapi kalo makin banyak temen yang minta kita ajarin gimana Cok? Kan
kita jadi repot tu nanti”
Coka :
“Ya kita tinggal laporin ke guru aja soal itu, nanti biar guru yang
hukum mereka.”
Revata :
“Yaudah deh, terserah kamu aja Cok, yang penting kamu seneng. EH”
Coka :
“Hahahah, kamu bisa aja Rev, udah ya, aku masuk rumah dulu. Sampai nanti
Rev!”
Revata :
“Sampai nanti Cok!” (pulang)
Adegan
3
Keesokan harinya di sekolah, Raditya
dan beberapa teman lainnya meminta Coka dan Revata untuk mengajari mereka.
Raditya :
“Weh Rev, Cok, ayolah bantuin kita-kita ni”
Revata
: “Dit, kamu kan udah sering
banget kita bantuin, katanya kamu janji mau berubah. Si Melissa aja udah berubah.”
Coka :
“Iya Dit, katanya kamu janji mau berubah, ini malah pengaruhin temen-temen yang lain. Kamu gimana sih.”
Melissa :
“Iya ni gimana sih kamu Dit, aku aja sekarang jadi rajin.”
Revata
:
“Udah ah, kita laporin mereka aja yuk ke guru Mel, Cok.”
Melissa :
“Iya, ayo Rev.”
Raditya :
“Weh jangan dong, aku bisa dimarahin ortu nanti.”
Revata : “Yeee,
lagian salah sendiri.”(pergi ke ruang guru)
(di
ruang guru)
Revata :
“Pak, pak, itu pak, si Raditya sama temen-temennya minta bantu kita
terus-menerus pak. Kalo sekali
dua kali sih gapapa pak,
ini berkali-kali.”
Pak
Guru : “Emang mereka minta bantu apa
Rev?”
Revata :
“Mereka minta kita ajarin pak, bukan cuma itu malah, kadang mereka minta
kita kerjain PRnya pak.”
Melissa :
“Iya tuh pak. Kalo mereka udah berusaha belajar di rumah terus masih ga
ngerti juga kita sih mau aja ajarin mereka pak, ini
mereka sendiri yang bilang mereka males belajar. Terus mereka juga maksa kita buat kerjain PR mereka
juga lagi pak.”
Pak
Guru : “Oh, ya sudah, kalian tenang
saja. Nanti biar bapak yang hukum mereka satu-satu sampe mereka kapok ya.”
Revata :
“Baik pak.”
Babak
2
Setelah Revata dan Melissa
melaporkan masalah Raditya dan teman-temannya kepada Pak guru, akhirnya Pak
guru bertindak dan menghukum Raditya dan teman-temannya atas apa yang mereka
sudah perbuat. Setelah Pak guru memberi pelajaran kepada Raditya dan
teman-temannya, akhirnya mereka berubah menjadi anak yang rajin dan baik. Raditya dan teman-temannyapun menjadi tahu
efek dari apa yang mereka perbuat dan kapok untuk berubah ke sifat lama mereka.
Adegan
1
Saat upacara berlangsung, Pak guru
menyampaikan beberapa hal penting dan setelah itu memanggil Raditya dan
teman-temannya untuk tinggal sebentar di belakang lapangan upacara seusai
upacara berakhir.
Pak
Guru :
“Saya dengar kalian ini sering mengganggu murid lain dengan meminta
mereka untuk mengerjakan PR kalian dan hal sebgainya ya?”
Raditya :
“Eng, engga kok pak.”
Pak
Guru :
“Jawab yang jujur!! Saya mendapat laporan dari anak lain seperti itu!”
Raditya :
“Bener kok pak, kita kan anak baik-baik..”
Pak
Guru :
“Kamu ya! Masih saja, sudah ketauan salah gak mau mengaku. Benar-benar
bebal! Biar bapak nanti panggil orang tua kamu
ke sekolah! Biar nanti sekalian malu anaknya begini kerjaannya di sekolah.”
Raditya :
“Eh jangan pak, jangan panggil orang tua saya dong pak. Iya deh saya
ngaku..”
Pak
Guru : “Gitu dong. Karena kalian telah membuat
kesalahan yang sangat besar, kalian bapak hukum lari 10 kali lapangan bola ini,
bikin essay tentang kesalahan kalian dan bersumpah untuk menjadi anak yang
rajin, taat, dan bersihkan
semua toilet di sekolah ini selama sebulan. Jika kalian belum berubah juga,
bapak dengan terpaksa harus
memanggil orang tua kalian atau bahkan mengeluarkan kalian dari sekolah ini. Ingat itu
baik-baik.”
Raditya :
“Baik pakk”
Adegan
2
Beberapa minggu kemudian setelah
penghukuman oleh pak guru..
Pak
guru : “Ya, ini hasil nilai ulangan matematika
kalian minggu lalu bapak akan bacakan yaa.”
Anak-anak: “Jangan dong pakk jangan!!”
Pak
guru : “shh shh shh, Melissa 98, Andrian 96,
Raditya 89, Andy 88,......”
Raditya :
“YESSH YES YESS YESHHH!!”(loncat-loncat bahagia)
Melissa :
“Ciee ciee siapa tu yang dapet nilai baguss ciee”
Raditya :
“Makasih ya Mel, iya ni, aku kayaknya udah berubah abis dimarahin si pak
guru tuh”
Pak
guru : “Heh Radit bapak dengar itu.”
Raditya : “Eh maap pak, bapak baik kok pak.. baik.”
Melissa :
“Eh aku ga nyangka kamu bisa berubah Dit, selamat ya”
Raditya :
“Enak aja, emang cuma kamu yang bisa berubah”(ketawa)
(ketawa
bareng)
Adegan
3
Saat pulang sekolah, Melissa,
Raditya, Revata, dan Coka jalan pulang bersama.
Revata :
“Weh aku masi ga nyangka kamu bakal berubah Dit.”
Raditya :
“Iih jangan gitu dong, aku juga kapok kali.”
Coka :
“Hah iya Dit? Kamu beneren kapok? Seriusan ni.”
Raditya :
“Iyalah aduh Coka. Aku tu dulu selalu nilai di bawah kkm, cuma gara-gara
aku malas belajar. Apa Gunanya kan. Sekarang
aku bisa dapetin nilai bagus yang aku bisa gunain kalo aku mau cari kerja”
Melissa :
“Akhirnya kamu ngerti juga ya Dit.”
Epilog
Akhirnya Raditya dan teman-temannya
menjadi rajin dan kapok untuk mengulangi perbuatannya yang salah dulu. Prestasi
merekapun makin hari makin meningkat dan membanggakan orangtua mereka.
Murid-murid yang melihat perubahan pada diri mereka juga terpancing untuk
berubah menjadi lebih baik. (Vanessa Jovanka 8H SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar