Prolog: Budi,
Tono, Ian bersekolah di Sekolah Dian Harapan. Tono dan Ian sering tidak
mengerjakan PR dan sering menyalin jawaban Budi. Pada hari jumat Tono dan Ian
tidak mengerjakan PRnya dan mereka minta jawaban kepada Budi, tetapi Budi yang
sering memberikan mereka jawaban menolak. Akhirnya mereka memutuskan untuk
mengerjakan PR mereka dengan bantuan Budi.
Babak I
Tono dan Ian tidak mengerjakan PR
dan mendiskusikan tentang jawaban siapa yang harus mereka salin di kelas
sebelum MD. Pada saat break pertama mereka mencoba untuk minta
jawaban kepada Budi, tetapi Budi menolak karena ia merasa bahwa teman-temannya
sudah terlalu sering menyalin jawban.
Adegan 1:
Pada hari Jumat pagi Tono dan Ian bertemu di
Tono : “Selamat Pagi Ian.”
Ian: “Pagi Tono, kamu udah mengerjakan PR matematika
belom?”
Tono: “Waduh! Belom Ian, kalau kamu udah belom?”
Ian: ”Yah! Aku berharap kamu sudah mengerjakan karena
aku ingin menyalin jawabanmu.”
Tono: “Gimana nih Ian, kita harus melakukan apa?”
Ian: “Coba kita menyalin jawabannya Budi biasanya ia
memberikan kita jawaban.”
Tono: (Sambil berdiri) “Bener juga ya, ayo kita pergi
cari Ian”
*Sepuluh menit kemudian*
Ian: (Sambil berjalan)”Budi mana ya? Kenapa kita gak
menemukannya?”
Tono: “Mungkin Ia tidak datang. Kalau begitu bagaimana
kita bisa menyalin jawabannya?”
Ian: “Mungkin kita akan melihatnya pada saat MD.”
Tono: “Mungkin saja.”
Adegan 2
*Pada saat MD di
kelas*
Tono: “Ian itu Budi ada di sana.”
Ian: “Kalau kita menyalin jawabannya sekarang kita
akan di hukum oleh guru, nanti saja pas break
pertama pelajaran matematika itu pada sesi ke-5 dan 6.
Tono: “Tetapi mungkin saja kita tidak bertemu
dengannya pada saat break pertama.”
Ian: “Pasti kita bertemu pada saat break karena ia selalu makan di depan kelas bersama kita.”
Tono: “Oh iya, maaf tadi aku lupa.”
Ian: “Aku maafkan tapi jangan lupa ya nanti break pertama kita salin jawabannya
Budi.”
Tono: “Ok.”
Adegan 3
*di depan kelas*
Tono: “Ian itu dia Budi ayo
kita salin jawaban PR matematika!”
Ian: (Sambil berjalan menuju Budi) “Ayo!”
Tono: “Budi kita pinjam jawaban PR matematika ya.”
Ian: “Iya Budi kita pinjam ya.”
Budi: “Nggak, kalian ini sudah keterlaluan setiap kali
ada PR matematika selalu menyalin jawabanku.”
Ian: “Ayolah Budi aku janji ini terakhir kalinya kita
menyalin jawaban PR dari kamu.”
Budi: “Walaupun kalian berjanji belum tentu kalian
tepati. Kalian harus merasakan hukuman yang kalian dapatkan untuk tidak
mengerjakan PR.
Tono: “Budi tolong lah kami ini satu kali lagi.”
Budi: “Tidak!”
Babak II
Tono dan Ian di hukum pada saat pelajaraan
matematika, pada saat break ke-2 Budi
menasehati mereka. Akhirnya Tono dan Ian menjadi anak-anak yang rajin.
Adegan 1
*di kelas matematika*
Guru: “Siapa yang tidak mengerjakan PR!”
Tono: “Saya bu.”
Ian: “Saya juga bu.”
Guru: “Mengapa kalian tidak mengerjakan PR!”
Tono: “Saya lupa bu.”
Guru: “Beralasan saja kau.”
Ian: “Buku saya tertinggal di loker bu.”
Guru: “Baiklah, kalian berdua saya berikan esai 500
kata dan kerjakan PR kalian 2 kali.”
Tono dan Ian: “Iya bu.”
Adegan 2
*di kantin pada saat break ke-2*
Budi: “Nah, itulah akibatnya dari tidak mengerjakan
PR.”
Tono: “Iya, maafkan kami Budi mencoba mencontek
jawaban PRmu.”
Ian: Maafkan kami ya Ian.”
Budi: “Aku maafkan, tapi lain kali kerjakan PR kalian
ya.”
Ian: “Iya Budi kita akan mengerjakan PR kami, tapi
kalau kita tidak bisa mengerjakannya kami boleh minta bantuan kamu kan?”
Budi: “Boleh dong, kita kan teman baik.”
Tono: “Makasih Budi!”
Budi: “Sama-sama.”
Adegan 3
*di depan kelas pada saat pulang sekolah*
Ian: “Budi! Tunggu aku.”(Sambil berteriak)
Tono: “Tunggu aku juga.”(Sambil berteriak)
Budi: “Kenapa Ian dan Tono?”
Ian: “Budi aku mau nanya tentang PR matematika yang
tadi.”
Tono: “Aku juga.”
Budi: “Kalian tidak mengerti bagian yang mana?”
Ian:”aku nggak mengerti yang bagian faktorisasi
ekspresi kuadrat”
Tono: “Kalau aku yang cara pake metode kali silang.”
(Budi menjelaskan kepada Ian dan Tono hingga mereka
mengerti)
Epilog:
Jadi kita harus bertanggung jawab atas
perbuatan kita contohnya jika kita tidak mengerjakan PR janganlah mencoba untuk
menyalin jawaban teman untuk menghindar dari hukuman, tetapi kita harus
bertanggung jawab dan menerima hukuman kita. (Bruce Lie 8G SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar