Drama ini mengisahkan 3 orang bersahabat bernama William, Raynard
dan Bernard. Mereka bersekolah di DH yang memiliki kepala sekolah bernama pak
Daniel. Pak Daniel adalah seorang guru yang tegas dengan peraturan. Bernard dan
Raynard adalah anak-anak yang tidak mengikuti bahkan tidak memperdulikan
peraturan berkendara dari sekolah, sedangkan William adalah anak teladan yang
sangat memperhatikan peraturan-peraturan Sekolah. Bernard dan Raynard selalu
menggunakan motor sendiri ke sekolah walaupun sudah ditegur dan diingatkan
William. Mereka tetap tidak mempedulikan peraturan berkendara sekolah.
Akhirnya diketahui oleh pak Daniel dan motor mereka disita guru-guru.
Babak 1
Bernard dan Raynard sedang makan
siang di kantin. Mereka mendiskusikan jenis motor mereka. Saat William datang,
mereka menanyakan jenis motor yang dimilikinya. Pulang sekolah, mereka jajan di
warung di seberang sekolah akan pulang, William melihat Bernard dan Raynard
menaiki motor dan menasehati mereka akan peraturan sekolah dan bahaya berkendara
dibawah umur.
Adegan 1
Pada hari Kamis, Bernard dan
Raynard sedang makan siang di kantin sekolah. William kemudian datang dan makan
serta berbincang dengan mereka.
Bernard: “Ray, motormu gimana nasibnya?
Udah bener?”
Raynard:
“Udahlah Bern, kalau belum aku dianterin orangtua kali pagi ini.”
Bernard:
“Emang motormu apaan sih?”
Raynard:
“Motor Honda CBR 150.”
Bernard:
“Oooh, aku baru tau motormu Honda CBR 150.”
(William kemudian datang dan duduk bersama
mereka)
William:
“Lagi pada bahas apaan nih?”
Bernard:
“Lagi bahas motornya si Raynard.”
William:
“Oooh…”
Raynard:
“Kamu punya motor?”
William:
“Nggak, emang kenapa?”
Bernard:
“Nggak kenapa-napa kok, nanya aja.”
(Bel selesai makan siang berbunyi dan
mereka meninggalkan kantin)
Adegan 2
William, Raynard dan Bernard
jajan di warung yang ada di seberang sekolah setelah mereka pulang.
William:
“Kalian beli apaan?”
Bernard:
“Aku sih beli teh Sisri doang.”
Raynard:
“Kalau aku beli fruit tea doang. Kamu beli apa?”
William:
“Aku sih beli Segar Sari.”
(Mereka mendapatkan minuman mereka)
Bernard:
“Kalian pada mau pulang nggak?”
Raynard:
“Ayo, kita balik aja.”
William:
“Kalian balik naik apa? Aku sih nunggu dijemput supir.”
Raynard:
“Kita sih naik motor.”
William:
“Ya udah, balik yuk.”
Adegan 3
William terkejut ketika melihat
Raynard dan Bernard menaiki dan mengendarai motor sendiri-sendiri saat in naik
mobil. William memanggil mereka berdua dan menasehati mereka.
William:”Loh,
itukan Bernard dan Raynard. Kok mereka naik motor sendiri?”
(Bernard dan Raynard melewati William
dengan mengendarai motor).
William:
“Bern, Ray!”
Bernard:
“Eh si Willi!”
Raynard:
“Kamu nggak pulang?”
William:
“Baru mau balik. Aku mau nanya dong….”
Raynard:
“Tanya apa?”
William:
“Kok kalian pada bawa motor sendiri sih”
Bernard:
“Kita nggak ada yang bisa jemput jadi kita naik motor sendiri. Ya kan Ray?”
Raynard:
“Iya tuh Willi, soalnya begitu.”
William:
“Kalian tau nggak sih? Sekolah itu udah bikin peraturan nggak boleh bawa
kendaraan sendiri. Itu
Peraturan yang harus dipatuhi. Selain itu,
kalau kamu udah bawa kendaraan sendiri, bisa ada banyak masalah. Contohnya,
bisa ditilang karena belum ada SIM. Selain itu juga bisa terjadi kecelakaan
karena masih belum cukup dewasa untuk mengendarai motor.”
Raynard:
“Masa bodo lah peraturan sekolah. Ngak penting buat dipatuhi.”
Bernard:
“Terserah kita aja kali.”
William:
“Ya udah lah, terserah kalian. Aku ngak pengen ribut, cuma mau ngingetin aja.”
(Bernanrd dan Raynard meninggalkan
William, diikuti dengan William naik mobil saat dijemput.)
Babak 2
Keesokan harinya, Bernard dan
Raynard pergi kembali ke sekolah menggunakan motor mereka sendiri-sendiri. Hari
ini kebetulan dilakukan razia kendaraan. Pada awalnya mereka tetap tenang
karena mereka merasa tidak akan tertangkap, sebab mereka memarkirkan motor
mereka di tempat yang jauh dari Sekolah DH. Namun, kepala sekolah DH, yakni Pak
Daniel, mengetahui tempat mereka memarkirkan motor mereka. Akhirnya, Pak Daniel
memanggil mereka berdua saat pelajaran dan menanyakan mereka tentang motor
mereka. Pak Daniel membuat mereka mengaku, tetapi memberikan kesempatan satu
kali lagi. Sejak hari itu, mereka tidak pernah membawa motor ke sekolah
kembali.
Adegan 1
Pada pagi hari Jumat, Bernard
dan Raynard bertemu di depan ruko kosong beberapa puluh meter dari sekolah.
Saat mereka berjalan dari depan ruko tersebut, mereka bertemu William.
Bernard:
“Eh, ada Raynard. Udah ngerjain PR matematika belom?”
Raynard:
“Udah lah, kamu juga udah kan?”
Bernard:
“Pastilah, kalo belom sih nyari mati.”
(Mereka berpas-pasan dengan William di
depan sekolah)
William:
“Eh, kalian berdua. Ke sekolah naik apaan barusan?”
Bernard:
“Naik motor lah, apa lagi?”
William:
“Masih naik motor sendiri?”
Raynard:
“Pasti lah.”
William:
“Tolong dong kalian berdua berenti naik motor sendiri.”
Raynard:
“Emang kenapa?”
William:
“Aku cuma takut kalian kecelakaan.”
Raynard:
“Ngak mungkin lah.”
Bernard:
“Kan kita udah biasa naik motor sendiri ke sekolah.”
William:
“Ngak ada yang gak mungkin. Kalo kalian gak janji, aku lapor ke kepala sekolah
loh.”
Bernard:
“Kamu berani ngelaporin kita ke kepala sekolah? Coba aja laporin! Kalo kamu
lapor, kita gak
temenan lagi.”
William:
“Ya udah! Kita ngak temenan.”
(William pergi meninggalkan Raynard dan
Bernard berdua dibelakang)
Adegan 2
Saat sampai di kelas, Bernard
dan Raynard dikabarkan Kepala Sekolah, melalui radio sekolah, tentang adanya
razia kendaraan hari ini. Mereka sedikit panik saat mengetahui hal tersebut,
tetapi mengabaikannya sampai saat mereka dipanggil ke ruang Kepsek saat makan
siang.
Raynard:
“Kok si William jadi begitu sih?”
Bernard:
“Gak tau tuh, jadi nyebelin banget.”
Pengumuman
Sekolah: “Selamat pagi semuanya! Pada hari ini, semua guru” termasuk saya, Pak
Daniel, akan mengadakan razia kendaraan. Setiap
orang yang tertangkap akan dipanggil ke ruang . Kepsek.
Terima kasih.”
(Bernard dan Raynard tampak sedikit panik)
Raynard:
(berbisik-bisik dengan Bernard) “Bern, gimana nih? Bakal ketangkep gak kita?”
Bernard:
(dengan berbisik) “Harusnya ngak lah. Kita kan parkirnya jauh dari sekolah.”
Raynard:
(masih berbisik-bisik)“Iya sih, kita coba tenang aja dulu lah.”
Bernard:
“OK, Ray.”
(Saat makan siang, mereka ada di kantin)
Raynard:
“Kita kayaknya gak ketangkep nih. Buktinya udah jam segini, kita belom
dipanggil kepala sekolah.
Bernard:
“Iya, sepertinya kita aman buat razia kali ini.”
(Pak Daniel mendekati mereka yang sedang
makan)
Pak
Daniel: “Kalian berdua ikut ke ruangan saya. Sekarang!”
Bernard
dan Raynard: (dengan takut) “Baik, pak.”
Adegan 3
Bernard dan Raynard ditanya oleh
Pak Daniel tentang masalah membawa kendaraan ke sekolah di ruang kepala
sekolah. Akhirnya, mereka mengaku membawa kendaraan sendiri ke sekolah. Namun
mereka diampuni kepala sekolah kali ini.
Pak
Daniel: “Kalian berdua tau tidak tentang peraturan-peratutan di sekolah?”
Bernard:
“Kita tau pak.”
Pak
Daniel: “Terus kalian tau tentang peraturan kendaraan di sekolah?”
Raynard:
“Iya, kita tau pak.”
Pak
Daniel: “Terus mengapa kalian membawa motor sendiri ke sekolah?”
Raynard:
“Kita tidak membawa motor pak.”
Pak
Daniel: “Jangan bohong kamu. Tadi bapak liat kalian bawa motor sendiri. Kalian
mau bapak keluarin dari sekolah?”
Bernard:
“Maaf pak. Iya, kita memang membawa kendaraan sendiri.”
Pak
Daniel: “Terus mengapa kalian bohong tadi?”
Raynard:
“Maaf, pak. Kami takut motor kami disita. Karena itu tadi kami bohong.”
Pak
Daniel: “Ya sudah, kali ini kalian bapak maafin.”
Raynard
dan Bernard: “Terima kasih, pak sudah memberi kesempatan kedua.”
Pak
Daniel: “Tapi janji jangan diulangi lagi ya. Kalo kalian ulangi, bapak tidak
akan beri kesempatan lagi.”
Raynard
dan Bernard: “Iya, pak. Kami janji.”
Sejak saat itu, Raynard dan
Bernard tidak pernah membawa kendaraan ke sekolah lagi. Mereka meminta maaf
kepada William atas perkataan mereka dan mereka selalu mendengarkan perkataan
William tentang peraturan di sekolah. Mereka berteman lagi sejak itu. Inti dari
drama ini adalah kita harus menaati peraturan sekolah dan menghormati peraturan
tersebut. Peraturan itu dibuat dari hasil diskusi yang dilakukan dengan serius
dan mengikuti keadaan anak-anak jaman sekarang, agar keberadaan di sekolah
tetap tenteram dan aman. Juga untuk kebaikan dan keselamatan para murid. Selain
itu, kita harus mendengarkan dan menghormati perkataan teman kita jika ia
memberi tau tentang peraturan. Kita juga harus mengingatkan teman kita saat ia
melanggar peraturan di sekolah. Itu menunjukan sikap peduli terhadap teman. (Tristan 8H SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar