Selasa, 13 Oktober 2015

Peraturan Demi Kebaikan



Drama ini mengisahkan 3 orang bersahabat bernama William, Raynard dan Bernard. Mereka bersekolah di DH yang memiliki kepala sekolah bernama pak Daniel. Pak Daniel adalah seorang guru yang tegas dengan peraturan. Bernard dan Raynard adalah anak-anak yang tidak mengikuti bahkan tidak memperdulikan peraturan berkendara dari sekolah, sedangkan William adalah anak teladan yang sangat memperhatikan peraturan-peraturan Sekolah. Bernard dan Raynard selalu menggunakan motor sendiri ke sekolah walaupun sudah ditegur dan diingatkan William. Mereka tetap tidak mempedulikan peraturan berkendara sekolah. Akhirnya diketahui oleh pak Daniel dan motor mereka disita guru-guru.

Babak 1
                Bernard dan Raynard sedang makan siang di kantin. Mereka mendiskusikan jenis motor mereka. Saat William datang, mereka menanyakan jenis motor yang dimilikinya. Pulang sekolah, mereka jajan di warung di seberang sekolah akan pulang, William melihat Bernard dan Raynard menaiki motor dan menasehati mereka akan peraturan sekolah dan bahaya berkendara dibawah umur.

Adegan 1
                Pada hari Kamis, Bernard dan Raynard sedang makan siang di kantin sekolah. William kemudian datang dan makan serta berbincang dengan mereka.

Bernard: “Ray, motormu gimana nasibnya? Udah bener?”
Raynard: “Udahlah Bern, kalau belum aku dianterin orangtua kali pagi ini.”
Bernard: “Emang motormu apaan sih?”
Raynard: “Motor Honda CBR 150.”
Bernard: “Oooh, aku baru tau motormu Honda CBR 150.”
     (William kemudian datang dan duduk bersama mereka)
William: “Lagi pada bahas apaan nih?”
Bernard: “Lagi bahas motornya si Raynard.”
William: “Oooh…”
Raynard: “Kamu punya motor?”
William: “Nggak, emang kenapa?”
Bernard: “Nggak kenapa-napa kok, nanya aja.”
     (Bel selesai makan siang berbunyi dan mereka meninggalkan kantin)  

Adegan 2
                William, Raynard dan Bernard jajan di warung yang ada di seberang sekolah setelah mereka pulang.

William: “Kalian beli apaan?”
Bernard: “Aku sih beli teh Sisri doang.”
Raynard: “Kalau aku beli fruit tea doang. Kamu beli apa?”
William: “Aku sih beli Segar Sari.”
     (Mereka mendapatkan minuman mereka)
Bernard: “Kalian pada mau pulang nggak?”
Raynard: “Ayo, kita balik aja.”
William: “Kalian balik naik apa? Aku sih nunggu dijemput supir.”
Raynard: “Kita sih naik motor.”
William: “Ya udah, balik yuk.”

Adegan 3
                William terkejut ketika melihat Raynard dan Bernard menaiki dan mengendarai motor sendiri-sendiri saat in naik mobil. William memanggil mereka berdua dan menasehati mereka.

William:”Loh, itukan Bernard dan Raynard. Kok mereka naik motor sendiri?”
     (Bernard dan Raynard melewati William dengan mengendarai motor).
William: “Bern, Ray!”
Bernard: “Eh si Willi!”
Raynard: “Kamu nggak pulang?”
William: “Baru mau balik. Aku mau nanya dong….”
Raynard: “Tanya apa?”
William: “Kok kalian pada bawa motor sendiri sih”
Bernard: “Kita nggak ada yang bisa jemput jadi kita naik motor sendiri. Ya kan Ray?”
Raynard: “Iya tuh Willi, soalnya begitu.”
William: “Kalian tau nggak sih? Sekolah itu udah bikin peraturan nggak boleh bawa kendaraan sendiri. Itu  
Peraturan yang harus dipatuhi. Selain itu, kalau kamu udah bawa kendaraan sendiri, bisa ada banyak masalah. Contohnya, bisa ditilang karena belum ada SIM. Selain itu juga bisa terjadi kecelakaan karena masih belum cukup dewasa untuk mengendarai motor.”
Raynard: “Masa bodo lah peraturan sekolah. Ngak penting buat dipatuhi.”
Bernard: “Terserah kita aja kali.”
William: “Ya udah lah, terserah kalian. Aku ngak pengen ribut, cuma mau ngingetin aja.”
     (Bernanrd dan Raynard meninggalkan William, diikuti dengan William naik mobil saat dijemput.)

Babak 2
                Keesokan harinya, Bernard dan Raynard pergi kembali ke sekolah menggunakan motor mereka sendiri-sendiri. Hari ini kebetulan dilakukan razia kendaraan. Pada awalnya mereka tetap tenang karena mereka merasa tidak akan tertangkap, sebab mereka memarkirkan motor mereka di tempat yang jauh dari Sekolah DH. Namun, kepala sekolah DH, yakni Pak Daniel, mengetahui tempat mereka memarkirkan motor mereka. Akhirnya, Pak Daniel memanggil mereka berdua saat pelajaran dan menanyakan mereka tentang motor mereka. Pak Daniel membuat mereka mengaku, tetapi memberikan kesempatan satu kali lagi. Sejak hari itu, mereka tidak pernah membawa motor ke sekolah kembali.

Adegan 1
                Pada pagi hari Jumat, Bernard dan Raynard bertemu di depan ruko kosong beberapa puluh meter dari sekolah. Saat mereka berjalan dari depan ruko tersebut, mereka bertemu William.

Bernard: “Eh, ada Raynard. Udah ngerjain PR matematika belom?”
Raynard: “Udah lah, kamu juga udah kan?”
Bernard: “Pastilah, kalo belom sih nyari mati.”
     (Mereka berpas-pasan dengan William di depan sekolah)
William: “Eh, kalian berdua. Ke sekolah naik apaan barusan?”
Bernard: “Naik motor lah, apa lagi?”
William: “Masih naik motor sendiri?”
Raynard: “Pasti lah.”
William: “Tolong dong kalian berdua berenti naik motor sendiri.”
Raynard: “Emang kenapa?”
William: “Aku cuma takut kalian kecelakaan.”
Raynard: “Ngak mungkin lah.”
Bernard: “Kan kita udah biasa naik motor sendiri ke sekolah.”
William: “Ngak ada yang gak mungkin. Kalo kalian gak janji, aku lapor ke kepala sekolah loh.”
Bernard: “Kamu berani ngelaporin kita ke kepala sekolah? Coba aja laporin! Kalo kamu lapor, kita gak
temenan lagi.”
William: “Ya udah! Kita ngak temenan.”
     (William pergi meninggalkan Raynard dan Bernard berdua dibelakang)

Adegan 2
                Saat sampai di kelas, Bernard dan Raynard dikabarkan Kepala Sekolah, melalui radio sekolah, tentang adanya razia kendaraan hari ini. Mereka sedikit panik saat mengetahui hal tersebut, tetapi mengabaikannya sampai saat mereka dipanggil ke ruang Kepsek saat makan siang.

Raynard: “Kok si William jadi begitu sih?”
Bernard: “Gak tau tuh, jadi nyebelin banget.”
Pengumuman Sekolah: “Selamat pagi semuanya! Pada hari ini, semua guru” termasuk saya, Pak Daniel, akan                                     mengadakan razia kendaraan. Setiap orang yang tertangkap akan dipanggil ke ruang                    .                                 Kepsek. Terima kasih.”
     (Bernard dan Raynard tampak sedikit panik)
Raynard: (berbisik-bisik dengan Bernard) “Bern, gimana nih? Bakal ketangkep gak kita?”
Bernard: (dengan berbisik) “Harusnya ngak lah. Kita kan parkirnya jauh dari sekolah.”
Raynard: (masih berbisik-bisik)“Iya sih, kita coba tenang aja dulu lah.”
Bernard: “OK, Ray.”
     (Saat makan siang, mereka ada di kantin)
Raynard: “Kita kayaknya gak ketangkep nih. Buktinya udah jam segini, kita belom dipanggil kepala sekolah.
Bernard: “Iya, sepertinya kita aman buat razia kali ini.”
     (Pak Daniel mendekati mereka yang sedang makan)
Pak Daniel: “Kalian berdua ikut ke ruangan saya. Sekarang!”
Bernard dan Raynard: (dengan takut) “Baik, pak.”

Adegan 3
                Bernard dan Raynard ditanya oleh Pak Daniel tentang masalah membawa kendaraan ke sekolah di ruang kepala sekolah. Akhirnya, mereka mengaku membawa kendaraan sendiri ke sekolah. Namun mereka diampuni kepala sekolah kali ini.

Pak Daniel: “Kalian berdua tau tidak tentang peraturan-peratutan di sekolah?”
Bernard: “Kita tau pak.”
Pak Daniel: “Terus kalian tau tentang peraturan kendaraan di sekolah?”
Raynard: “Iya, kita tau pak.”
Pak Daniel: “Terus mengapa kalian membawa motor sendiri ke sekolah?”
Raynard: “Kita tidak membawa motor pak.”
Pak Daniel: “Jangan bohong kamu. Tadi bapak liat kalian bawa motor sendiri. Kalian mau bapak keluarin dari sekolah?”
Bernard: “Maaf pak. Iya, kita memang membawa kendaraan sendiri.”
Pak Daniel: “Terus mengapa kalian bohong tadi?”
Raynard: “Maaf, pak. Kami takut motor kami disita. Karena itu tadi kami bohong.”
Pak Daniel: “Ya sudah, kali ini kalian bapak maafin.”
Raynard dan Bernard: “Terima kasih, pak sudah memberi kesempatan kedua.”
Pak Daniel: “Tapi janji jangan diulangi lagi ya. Kalo kalian ulangi, bapak tidak akan beri kesempatan lagi.”
Raynard dan Bernard: “Iya, pak. Kami janji.”

                Sejak saat itu, Raynard dan Bernard tidak pernah membawa kendaraan ke sekolah lagi. Mereka meminta maaf kepada William atas perkataan mereka dan mereka selalu mendengarkan perkataan William tentang peraturan di sekolah. Mereka berteman lagi sejak itu. Inti dari drama ini adalah kita harus menaati peraturan sekolah dan menghormati peraturan tersebut. Peraturan itu dibuat dari hasil diskusi yang dilakukan dengan serius dan mengikuti keadaan anak-anak jaman sekarang, agar keberadaan di sekolah tetap tenteram dan aman. Juga untuk kebaikan dan keselamatan para murid. Selain itu, kita harus mendengarkan dan menghormati perkataan teman kita jika ia memberi tau tentang peraturan. Kita juga harus mengingatkan teman kita saat ia melanggar peraturan di sekolah. Itu menunjukan sikap peduli terhadap teman. (Tristan 8H SMP Dian Harapan Daan Mogot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar