Prolog:
Di sebuah sekolah, ada sekelompok sahabat sekelas yang terdiri dari empat orang laki-laki bernama Dio, Mateo, Kaze, dan Reno, dan dua orang
perempuan bernama Talia dan Hemi. Dio adalah sosok yang ramah dan disiplin, Ia
adalah teman baik dari Reno dan sahabat baru
Mateo. Sedangkan Mateo adalah orang yang malas dan suka mencari masalah. Kaze
adalah salah satu teman baik dari Reno, Ia adalah pemarah dan egois. Reno
adalah seorang yang baik dan perhatian,
Ia suka berteman dengan banyak orang. Talia adalah seorang yang sombong dan tomboy, dan Hemi adalah sahabat
Talia yang plin-plan dan suka mengikuti gaya bicara dan
perilaku Talia. Mereka berenam memiliki hobi yang sama, yaitu suka
bermain basket. Mereka suka berkumpul untuk bermain basket di lapangan sekolah,
tetapi Beberapa dari mereka sering
telat masuk sehingga
diberi hukuman.
Babak 1 :
Pada suatu hari, Mateo mengajak
teman-temannya untuk bermain basket di lapangan saat istirahat. Mereka
menyetujuinya dan bermain bersama. Semua orang telah datang kecuali Dio. Oleh
karena itu, mereka semua mulai resah.
Adegan
1:
Pada suatu hari di dalam kelas
sebelum bel masuk berbunyi di pagi hari, Mateo mengajak teman-temannya untuk berkumpul
untuk membicarakan sesuatu.
Mateo
: Eh Dio, Kaze, Reno, nanti pas istirahat pertama mau gak main basket
sama-sama?
Dio : Boleh, tapi nanti aku datang agak telat
ya, aku mau tanya ke guru tentang materi IPA kemarin sebentar, ada yang aku gak
ngerti.
Kaze : Oke! Kalau kamu Ren?
Reno
: Aku juga bisa!
(Talia
dan Hemi masuk ke dalam kelas)
Talia : Kalian lagi diskusi apaan? Kok aku gak
diajak?
Mateo : Tal, mau ikut kita gak nanti? Kita mau main
basket di istirahat 1.
Talia : Ayo, boleh boleh
Hemi : Ah, aku juga ikutan yaa, boleh kan?
Reno : Boleh, semakin banyak orang semakin seru.
Adegan
2:
Saat bel istirahat pertama, mereka
semua berkumpul di lapangan basket, kecuali Dio. Ia masih belum terlihat di
lapangan.
Mateo : “Waaahhh,
Dio kok lama banget.”
Kaze : “Iya
nih, tanya guru aja lama banget.”
Reno : “Udahlah,
kita tunggu dia saja, gak usah berisik.”
Talia : “Mau
tunggu sampai kapan? Tahun depan? Sudahlah, kita mulai duluan saja!” (sambil mengambil bola basket)
Hemi : “Iya,
mulai dulu!”
Reno : “Tunggu
sebentar lagi lah, nanti juga datang. Dia masih jalan kali, kan pintu gerbang samping dikunci,
dia harus melewati gerbang utama. “
Kaze : “Lama!!”
(Dio
masuk ke dalam lapangan basket)
Mateo : “Naaahh!”
Talia : “Akhirnya
datang juga ya.”
Dio : “Ah,
maaf yaa, jadi terlalu lama. Tadi aku diminta guru IPA untuk membantunya
membagikan buku catatan.”
Hemi : “Huh..
Begitu saja lama.”(menggelengkan kepala)
Kaze : “Udah,udah,
ayo mulai, kelamaan malah nanti bel duluan nih!”
Reno : “Iya,
ayo.”
Dio : “Sebentar
ya, aku taruh tasku dulu.”
Mateo : “Iya
deh, pokoknya cepetan!”
Adegan 3:
Mereka akhirnya memulai
bermain basket. Beberapa saat kamudian, Dio menghentikan permainan. Mereka
semua terkejut dan bingung dengannya.
Dio : “Eh, kita udahan yuk.”
Talia : “Loh, kenapa lagi?”
Mateo : “Kenapa Di?”
Dio : “Bukan, tapi sebentar
lagi ‘kan sudah mau bel, lebih baik kita bersiap ke kelas saja.”
Kaze : “Apa? kita baru main
sebentar!”
Hemi : “Iya, ini baru saja lima
menit!”
Dio : “Yah daripada telat
masuk, kan lebih parah. Kita juga bisa lanjutin nanti.”
Mateo : “Aih, kelamaan lah! Ini kan
juga gara-gara kamu datang kelamaan!”
Hemi : “Iya, enak aja Dio!”
Reno : (berhenti minum dan
berdiri) “Tapi Dio juga bener, lebih baik kita bubar saja.”
Mateo : “Dua menit lagi deh, oke?”
Talia : ”Iya, iya.”
Dio : “Jangan, nanti masuk ke
kelas keringatan.”
Kaze : ”Heh, kalau gak bisa,
bilang saja gak bisa tadi pagi. Biar lebih jelas!”
Mateo : “Iya nih, merepotkan saja!”
Reno : “Tapi ini ‘kan juga untuk
keuntungan kita, daripada nanti di kelas dimarahi guru.”
Talia : “Kamu setuju-setuju saja
Ren, kamu kenapa sih?”
Hemi : “Reno ‘kan gitu, biarin
aja.”
Kaze : “Ah, sudah lah, biarkan
saja mereka pergi. Semakin lama kita begini, semakin sedikit waktu kita main!”
Reno : “Ya sudah, aku dan Dio balik
ke kelas saja duluan. Kalian jangan sampai telat ya..”
Dio : “Baiklah.”(mengambil tasnya dan tas Reno)” Ini
Reno, tasmu.” ( memberikan Reno tasnya)
Reno : “Terimakasih, Di.”
Dio : “Sama-sama”
Reno dan Dio keluar dari lapangan dan
masuk ke kelas, sementara yang lainnya mulai melanjutkan permainan.
Babak 2
Mateo dan lainnya yang
bermain basket telat masuk dan tubuh mereka penuh dengan keringat ketika masuk
ke dalam kelas. Guru memarahi mereka dan memberikan mereka hukuman. Setelah
pelajaran selesai, Reno dan Dio menasihati Mateo dan lainnya untuk tidak
melakukan hal tersebut lagi.
Adegan 1:
Mateo, Kaze, Hemi, dan Talia
melanjutkan permainan basketnya. Karena terlalu asik bermain, mereka tidak
mendengar bunyi bel. Beberapa menit kemudian, mereka baru menyadarinya dan
panik.
Mateo : “Ah, panas sekali!”
Talia : “Iya, coba kalau ada kipas
atau AC disini, ‘kan lebih enak.”
Kaze : “Iya, terus lama
kelamaan masuk angin!”
Hemi : “Udah berapa lama yaa, kok
bel sekolah belum berbunyi ya?”
Mateo : “Nanti juga berbunyi,
tunggu saja”
Hemi : “Yah tapi penasaran juga
sih..” (melihat jam tangan) “Hah?!! Sudah jam setengah sepuluh??!! Pantas saja
tidak ada bunyi bel, kita sudah telat!!!”
Talia :
“Telat? Tapi dari tadi kita tidak mendengar suara bel sama sekali!!”
Kaze :
“Wah, mungkin tadi kita tidak mendengarnya.”
Mateo :
(mengambil tas) “ Ayo, cepat ke kelas!!”
Semua :
(tidak bersamaan) “Iya!”
Adegan 2:
Mereka pun
kembali ke kelas. Sesampainya di depan kelas, mereka bertemu dengan guru
mereka. Mereka diberi hukuman berupa push-up.
Guru :
“Loh, kok kalian baru datang sekarang? Dari mana kalian?”
Talia :
“Em, kita tadi baru selesai main basket, pak.”
Guru :
“Pantas saja kalian semua keringatan.”
Mateo :
“Iya, pak.” (Melangkah masuk ke kelas)
Guru : “Eeh, kalian tidak boleh
masuk!” ( Menghadang pintu dengan tubuhnya) “Push-up dahulu dua puluh kali baru
saya bolehkan masuk.”
Kaze : “Ah, Jangan gitu lah
pak.”
Guru : “Kalau begitu, diluar
saja.”
Mateo : “Ah, tidak-tidak, jangan
pak!”
Hemi : “Kurangi sedikit lah pak!”
Talia : “Iya pak, itu berlebihan.”
Guru : “Salah sendiri datang
telat. Saya tidak mau tahu.”
Mateo : “Tolong lah pak, jangan
begitu.”
Guru : “Baiklah, karena saya
masih baik pada kalian, laki-laki sepuluh kali, sedangkan perempuan lima kali,
tetapi kalian juga mendapatkan esai lima ratus kata.”
Hemi : “Li-lima ratus??!!”
Guru : “Ya, mau lebih banyak
lagi?”
Talia : “Gak,jangan pak.”
Guru : “Baiklah, esai itu harus
sudah selesai besok.”
Semua : “Iya pak.”
Mereka pun push-up
sesuai dengan jumlah yang ditentukan.
Adegan 3:
Setelah selesai
pelajaran, mereka berenam berkumpul. Dio dan Reno terlihat sedang menasihati
mereka.
Mateo : “Huh, seharusnya tadi kita
ikut kalian balik saja, daripada
Dio : “Nah ‘kan, makanya
jangan beigtu, ngeyel semua sih.”
Reno : “Akhirnya hukuman kan.”
Talia : “Iya, lain kali kita
juga gak mau lagi.”
Dio : “Tapi kok kalian bisa
gak mendegar bel masuknya?”
Kaze : “Namanya saja keasikan
main, ya gak terdengar lah.”
Mateo : “Dan kita juga gak
perhatikan jam.”
Hemi : “Lalu saat lihat jam, ternyata
sudah telat.”
Reno :
“Ya sudah lah, semuanya sudah lewat. Pokoknya jangan telat lagi. Kita yang menunggu
kalian dalam kelas juga cemas, ya ‘kan Di?”
Dio : “Iya, lain kali kalian ikut
kita kembali ke kelas, kita juga harus saling membantu mengingatkan sesama.”
Semua : (secara tidak bersamaan)“Iyaa.”
Epilog: Pada akhirnya mereka
berjanji untuk tidak telat lagi dan saling mengingatkan agar tidak telat dan
tetap patuh pada pertauran.
Pesan moral: Patuhlah pada peraturan, jangan sampai menimbulkan masalah
hanya karena hal sepele.
Vaneskha
8G
Tidak ada komentar:
Posting Komentar