Kamis, 22 Oktober 2015

Terlambat



Prolog:
Di sebuah sekolah, ada sekelompok sahabat sekelas yang terdiri dari empat orang laki-laki bernama  Dio, Mateo, Kaze, dan Reno, dan dua orang perempuan bernama Talia dan Hemi. Dio adalah sosok yang ramah dan disiplin, Ia adalah teman baik dari Reno dan sahabat baru Mateo. Sedangkan Mateo adalah orang yang malas dan suka mencari masalah. Kaze adalah salah satu teman baik dari Reno, Ia adalah pemarah dan egois. Reno adalah seorang  yang baik dan perhatian, Ia suka berteman dengan banyak orang. Talia adalah seorang yang  sombong dan tomboy, dan Hemi adalah sahabat Talia yang plin-plan dan suka mengikuti gaya bicara dan perilaku Talia. Mereka berenam memiliki hobi yang sama, yaitu suka bermain basket. Mereka suka berkumpul untuk bermain basket di lapangan sekolah, tetapi Beberapa dari mereka sering telat masuk sehingga diberi hukuman.

Babak 1 :
            Pada suatu hari, Mateo mengajak teman-temannya untuk bermain basket di lapangan saat istirahat. Mereka menyetujuinya dan bermain bersama. Semua orang telah datang kecuali Dio. Oleh karena itu, mereka semua mulai resah.

Adegan 1:
            Pada suatu hari di dalam kelas sebelum bel masuk berbunyi di pagi hari, Mateo mengajak teman-temannya untuk berkumpul untuk membicarakan sesuatu.
Mateo : Eh Dio, Kaze, Reno, nanti pas istirahat pertama mau gak main basket sama-sama?
Dio       : Boleh, tapi nanti aku datang agak telat ya, aku mau tanya ke guru tentang materi IPA kemarin sebentar, ada yang aku gak ngerti.
Kaze     : Oke! Kalau kamu Ren?
Reno    : Aku juga bisa!
(Talia dan Hemi masuk ke dalam kelas)
Talia    : Kalian lagi diskusi apaan? Kok aku gak diajak?
Mateo : Tal, mau ikut kita gak nanti? Kita mau main basket di istirahat 1.
Talia    : Ayo, boleh boleh
Hemi   : Ah, aku juga ikutan yaa, boleh kan?
Reno    : Boleh, semakin banyak orang semakin seru.
Adegan 2:
            Saat bel istirahat pertama, mereka semua berkumpul di lapangan basket, kecuali Dio. Ia masih belum terlihat di lapangan.
Mateo : Waaahhh, Dio kok lama banget.”
Kaze     : Iya nih, tanya guru aja lama banget.
Reno    : Udahlah, kita tunggu dia saja, gak usah berisik.
Talia    : Mau tunggu sampai kapan? Tahun depan? Sudahlah, kita mulai duluan saja! (sambil mengambil bola basket)
Hemi   : Iya, mulai dulu!
Reno    : Tunggu sebentar lagi lah, nanti juga datang. Dia masih jalan kali, kan pintu gerbang samping dikunci, dia harus melewati gerbang utama.
Kaze     : Lama!!
(Dio masuk ke dalam lapangan basket)
Mateo : Naaahh!
Talia    : Akhirnya datang juga ya.
Dio       : Ah, maaf yaa, jadi terlalu lama. Tadi aku diminta guru IPA untuk membantunya membagikan buku catatan.
Hemi   : Huh.. Begitu saja lama.(menggelengkan kepala)
Kaze     : Udah,udah, ayo mulai, kelamaan malah nanti bel duluan nih!
Reno    : Iya, ayo.
Dio       : Sebentar ya, aku taruh tasku dulu.
Mateo : Iya deh, pokoknya cepetan!
Adegan 3:
            Mereka akhirnya memulai bermain basket. Beberapa saat kamudian, Dio menghentikan permainan. Mereka semua terkejut dan bingung dengannya.
Dio       : “Eh, kita udahan yuk.”
Talia    : “Loh, kenapa lagi?”
Mateo : “Kenapa Di?”
Dio       : “Bukan, tapi sebentar lagi ‘kan sudah mau bel, lebih baik kita bersiap ke kelas saja.”
Kaze     : “Apa? kita baru main sebentar!”
Hemi   : “Iya, ini baru saja lima menit!”
Dio       : “Yah daripada telat masuk, kan lebih parah. Kita juga bisa lanjutin nanti.”
Mateo : “Aih, kelamaan lah! Ini kan juga gara-gara kamu datang kelamaan!”
Hemi   : “Iya, enak aja Dio!”
Reno    : (berhenti minum dan berdiri) “Tapi Dio juga bener, lebih baik kita bubar saja.”
Mateo : “Dua menit lagi deh, oke?”
Talia    : ”Iya, iya.”
Dio       : “Jangan, nanti masuk ke kelas keringatan.”
Kaze     : ”Heh, kalau gak bisa, bilang saja gak bisa tadi pagi. Biar lebih jelas!”
Mateo : “Iya nih, merepotkan saja!”
Reno    : “Tapi ini ‘kan juga untuk keuntungan kita, daripada nanti di kelas dimarahi guru.”
Talia    : “Kamu setuju-setuju saja Ren, kamu kenapa sih?”
Hemi   : “Reno ‘kan gitu, biarin aja.”
Kaze   : “Ah, sudah lah, biarkan saja mereka pergi. Semakin lama kita begini, semakin sedikit waktu kita main!”
Reno    : “Ya sudah, aku dan Dio balik ke kelas saja duluan. Kalian jangan sampai telat ya..”
Dio       :  “Baiklah.”(mengambil tasnya dan tas Reno)” Ini Reno, tasmu.” ( memberikan Reno tasnya)
Reno    : “Terimakasih, Di.”
Dio       : “Sama-sama”
Reno dan Dio keluar dari lapangan dan masuk ke kelas, sementara yang lainnya mulai melanjutkan permainan.
Babak 2
            Mateo dan lainnya yang bermain basket telat masuk dan tubuh mereka penuh dengan keringat ketika masuk ke dalam kelas. Guru memarahi mereka dan memberikan mereka hukuman. Setelah pelajaran selesai, Reno dan Dio menasihati Mateo dan lainnya untuk tidak melakukan hal tersebut lagi.
Adegan 1:
Mateo, Kaze, Hemi, dan Talia melanjutkan permainan basketnya. Karena terlalu asik bermain, mereka tidak mendengar bunyi bel. Beberapa menit kemudian, mereka baru menyadarinya dan panik.
Mateo : “Ah, panas sekali!”
Talia    : “Iya, coba kalau ada kipas atau AC disini, ‘kan lebih enak.”
Kaze     : “Iya, terus lama kelamaan masuk angin!”
Hemi   : “Udah berapa lama yaa, kok bel sekolah belum berbunyi ya?”
Mateo : “Nanti juga berbunyi, tunggu saja”
Hemi   : “Yah tapi penasaran juga sih..” (melihat jam tangan) “Hah?!! Sudah jam setengah sepuluh??!! Pantas saja tidak ada bunyi bel, kita sudah telat!!!”
Talia    : “Telat? Tapi dari tadi kita tidak mendengar suara bel sama sekali!!”
Kaze     : “Wah, mungkin tadi kita tidak mendengarnya.”
Mateo : (mengambil tas) “ Ayo, cepat ke kelas!!”
Semua : (tidak bersamaan) “Iya!”
Adegan 2:
Mereka pun kembali ke kelas. Sesampainya di depan kelas, mereka bertemu dengan guru mereka. Mereka diberi hukuman berupa push-up.

Guru    : “Loh, kok kalian baru datang sekarang? Dari mana kalian?”
Talia    : “Em, kita tadi baru selesai main basket, pak.”
Guru    : “Pantas saja kalian semua keringatan.”
Mateo : “Iya, pak.” (Melangkah masuk ke kelas)
Guru    : “Eeh, kalian tidak boleh masuk!” ( Menghadang pintu dengan tubuhnya) “Push-up dahulu dua puluh kali baru saya bolehkan masuk.”
Kaze     : “Ah, Jangan gitu lah pak.”
Guru    : “Kalau begitu, diluar saja.”
Mateo : “Ah, tidak-tidak, jangan pak!”
Hemi   : “Kurangi sedikit lah pak!”
 Talia   : “Iya pak, itu berlebihan.”
Guru    : “Salah sendiri datang telat. Saya tidak mau tahu.”
Mateo : “Tolong lah pak, jangan begitu.”
Guru    : “Baiklah, karena saya masih baik pada kalian, laki-laki sepuluh kali, sedangkan perempuan lima kali, tetapi kalian juga mendapatkan esai lima ratus kata.”
Hemi   : “Li-lima ratus??!!”
Guru    : “Ya, mau lebih banyak lagi?”
Talia    : “Gak,jangan pak.”
Guru    : “Baiklah, esai itu harus sudah selesai besok.”
Semua : “Iya pak.”
            Mereka pun push-up sesuai dengan jumlah yang ditentukan.
Adegan 3:
            Setelah selesai pelajaran, mereka berenam berkumpul. Dio dan Reno terlihat sedang menasihati mereka.
Mateo : “Huh, seharusnya tadi kita ikut kalian balik saja, daripada
Dio       : “Nah ‘kan, makanya jangan beigtu, ngeyel semua sih.”
Reno    : “Akhirnya hukuman kan.”
Talia    : “Iya, lain kali kita juga gak mau lagi.”
Dio       : “Tapi kok kalian bisa gak mendegar bel masuknya?”
Kaze     : “Namanya saja keasikan main, ya gak terdengar lah.”
Mateo : “Dan kita juga gak perhatikan jam.”
Hemi   : “Lalu saat lihat jam, ternyata sudah telat.”
Reno    : “Ya sudah lah, semuanya sudah lewat. Pokoknya jangan telat lagi. Kita yang menunggu kalian dalam kelas juga cemas, ya ‘kan Di?”
Dio       : “Iya, lain kali kalian ikut kita kembali ke kelas, kita juga harus saling membantu mengingatkan sesama.”
Semua : (secara tidak bersamaan)“Iyaa.”
 Epilog: Pada akhirnya mereka berjanji untuk tidak telat lagi dan saling mengingatkan agar tidak telat dan tetap patuh pada pertauran.
Pesan moral: Patuhlah pada peraturan, jangan sampai menimbulkan masalah hanya karena hal sepele.

Vaneskha 8G

Tidak ada komentar:

Posting Komentar