Senin, 19 Oktober 2015

Menjaga Lingkungan Sekolah



Prolog:
Budi, Dimas,dan Andi adalah murid baru di Sekolah Dian Harapan Daan Mogot. Orangtua mereka saling kenal maka dari itu mereka disekolahkan di sekolah yang sama. Budi adalah orang yang tidak suka dinasihati. Dimas adalah anak yang menjaga kebersihan sekolahnya. Andi adalah orang yang suka ikut-ikutan dengan temannya. Setiap hari Dimas melihat Budi membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah lalu, Dimas tidak putus asa menasihati Budi. Akhirnya, kasus ini sampai kepada guru dan orang tua.

Babak 1
Saat pelajaran olahraga di  lapangan sekolah maupun di kantin, Dimas selalu melihat Budi membuang sampah sembarangan. Lalu Dimas menasihati Budi. Tetapi Budi tidak suka dinasihati, maka dari itu, Budi memarahi dan memaki-maki Dimas dan Andi juga memarahi Dimas. Dimas tidak putus asa menasihati Budi.

Adegan 1:
Saat pelajaran olahraga di lapangan sekolah, Dimas sedang asyik bermain bola  bersama teman-temannya. Tiba –tiba Dimas melihat Budi membuang sampah sembarangan di pinggir lapangan sekolah.

Dimas: ‘’ ayo oper aku (sambil berlari)’’
Budi: *berjalan di pinggir lapangan sekolah* ah mumpung nggak ada yang liat, aku buang sampah saja disini dari pada harus pergi ke ujung lapangan untuk membuang sampah saja. *membuang sampah di pinggir lapangan sekolah*lalu pergi begitu saja*
Dimas:” Budi, tunggu aku,*berlari menghampiri Budi* kok kamu buang sampah tidak pada tempatnya sih?
Andi: *berlari menghampiri Dimas dan Budi*
Budi:”Suka-suka aku dong, kok kamu maksa maksa aku sih”.
Andi:”Ihhhh km dibilangin yang benar, kok jadi kamu yang memarahi Dimas”.
Budi:” Andi, kamu gk usah ikut-ikutan urusan kami ya”.
Dimas:” Budi, yang dibilang Andi itu benar”.
Budi:” Ya sudah lah dari pada aku berurusan dengan kamu mendingan aku ambil sampah ku tadi lalu membuangnya di tempat sampah.*lalu pergi ke ujung lapangan*
Dimas dan Andi:” Nah gitu dong”.
Budi:” Diam kau berdua”.

Adegan 2:
Saat di corridor lantai 4, Budi sedang berjalan sambil memakan kentang goreng. Sehabis Budi selesai memakan kentang goreng, bungkus kentang goreng terseburt langsung dibuangnya di lantai itu. Tiba-tiba yang kedua kalinya Dimas melihat perbuatan Budi tersebut.

Budi:” Akhirnya aku bebas juga dari Dimas dan Andi yang suka menasiatiku”.* sambil berjalan di corridor lantai 4*
Dimas dan Andi: *Keluar dari kelas mereka saat jam istirahat*
Budi:” Aduhhh gawat ada Dimas dan Andi, aku harus pergi buru-buru.*berlari di corridor*
Dimas:” Tunggu Budi”.*Sambil berlari menghampiri Budi*
Andi:*Ikut-ikutan menghampiri Budi*
Budi:”Mau apa lagi kalian berdua, mau menasihati aku lagi?”
Dimas:”Ihhh kamu kepedean sekali, aku dan Andi hanya mau menanyakan kamu mau kemana?”
Budi:” Aku mau pergi membeli makanan lagi”.
Dimas dan Andi: “Oke”
Budi:” Akhirnya aku lolos juga dari kedua anak itu, yahhhh sudah habis makanan ku, *lalu ia inget sebentar tentang nasihat Dimas* ahhh, jauh sekali tempat sampahnya,*lalu melihat kekiri dan kekanan memastikan tidak ada keberadaan Dimas dan Andi* ya sudah lah aku buang sampah saja di sini.*pura-pura berjalan lalu berhenti di pinggir corridor lalu membuang sampah bekas memakan kentang goreng*
Dimas dan Andi:*Tanpa sengaja tujuan Dimas, Andi, dan Budi itu sama, dan mereka menghampiri Budi *
Budi:”Ihhhh kamu mengikuti aku ya.”
Dimas:”Tidak kok, kami tidak mengikuti kamu, kebetulan saja tujuan kami dengan kamu sama.”
Budi:” Ooo.”
Andi:*  memerhatikan tingkah laku Budi yang aneh dan berbisik-bisik dengan Dimas*“Dimas kamu coba lihat tingkah laku Budi dan kamu coba lihat ke arah lantai dimana Budi berdiri.”
Dimas:*langsung memerhatikan Budi dari ujung rambut sampa ujung kaki lalu ia melihat satu bungkus kecil di lantai*
Budi:” Kau berdua kenapa memerhatikan aku seperti begitu?”
Dimas:*langsung menegor Budi*”Kamu kenapa membuang sampah tidak pada tempatnya lagi, ini sudah kedua kalinya kami melihat kamu membuang sampah tidak pada tempatnya.”
Andi:”Iya betul sekali kata Dimas.”
Budi:*mencoba untuk berbohong*”Ini bukan sampah ku.”
Dimas:” Kalau ini bukan sampahmu, trus ini sampah siapa lagi.”*dengan curiga Dimas dan Andi langsung melihat jari Budi dan melihat ada bumbu bekas memakan kentang goreng*
Andi:” Kamu sudah salah tidak mau mengaku lagi, jelas-jelas ini sampahmu.”
Budi:” Memang kalian ada bukti kalau ini sampahku?”
Dimas:” Ada, coba saja kamu melihat jarimu.”
Budi:*langsung melihat jarinya dan melihat ada bekas bumbu bekas kentang goreng**dalam hati berkata: yahh aku ketauan lagi membuang sampah tifak pada tempatnya*
Dimas:”Nah kamu sudah salah trus mau berbohong.”
Andi:” Kamu kalau salah ngaku aja deh Budi.”
Budi:*Karena merasa terdesak Budi langsung meninggalkan tempat itu dan mengambi bungkus kentang goreng sebelum Dimas dan Andi menasihatinya**Budi langsung membuang bungkus kentang goreng itu ke dalam tempat sampah*
Dimas:” Masih ada juga ya orang kayak gitu ya di.”
Andi:” Iya tuh, aku tidak habis pikir dengan perbuatan Budi.”
Dimas:” Ayuk, kita makan di kantin, sekarang kan sudah jam istirahat.”
Andi:” Ayuk.”*Mereka langsung meninggalkan tempat itu*

Adegan 3:
                Saat Pelajaran Inggris di lantai 3, Dimas dan Andi sedang mendengarkan materi baru Inggris. Tiba-tiba,  Mereka berdua melihat Budi sedang melecakan kertas ulangan yang dimiliki ia sendiri. Budi melecakan kertas itu karena ia tidak mau dilihat orang dan orangtua nya kalo ia mendapatkan jelek pada ulangan olahraga. Lalu tanpa sengaja waktu Budi membuang kertas itu di bawah meja temannya, Andi melihatnya.

Dimas:” Andi, materi ini menarik sekali ya.”
Andi:” Betul sekali Dimas.”
Budi:*Melihat kertas ulangannya sendiri  lalu melacak-lecakan kertas ulangan itu lalu membuangnya ketempat temannya supaya bukan dia lagi yang dinasihati oleh Dimas dan Andi tapi temannya*
Andi:*Berbisik-bisik dengan Dimas*“Dimas, kamu lihat Budi deh, apa yang dia lakukan dengan kertas ulangan itu?”
Dimas:”Iya juga ya, ayo kita perhatikan gerak-gerik Budi.”
Andi:”Ayo.”
Budi:*langsung membuang kertas ulangan itu ke bawah bangku temannya*
Dimas:”Andi, susah sekali ya menasihati Budi, tetapi kita tidak boleh putus asa menasihatinya.”
Andi:”Iya susah sekali menasihati Budi, tapi mau gimana lagi kita kan harus cinta lingkungan kita di dalam sekolah maupun di luar sekolah.”
Dimas:”Budi, kami tau kalau kamu tidak suka dinasihati oleh kami, tetapi, tolong jangan buang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya.”
Andi:”Betul tuh kata Dimas.”
Budi:” Ya ya ya *langsung mengambil kertas ulangan lalu membuangnya di tempat sampah*
Dimas:”Nah kalau kayak gini kan enak lingkungan jadi bersih.”
Andi:”Betul, saya setuju.”
Dimas:”Kamu mah iya iya aja dari tadi hahahha.”
Andi:”Hahahahha.”

Babak 2:
                Budi, Andi, dan Dimas sedang pergi ke suatu tempat. Mereka bermain basket, sepak bola, voli, dan lain-lain. Mereka sangat senang bisa bermain bersama. Akan tetapi, ketika Budi membuang ludah, mengotori lantai, dan membuang tissue sembarangan di tempat yang berbeda-beda, Dimas sudah tidak tahan menasihati Budi dan akhirnya Dimas memarahi Budi. Lalu mereka menjadi sorotan di tempat umum. Karena merasa malu, Andi pun menenangkan Dimas. Lalu Andi mengusulkan agar kasus ini sampai kepada guru dan orangtua Budi dan akhirnya guru dan orangtua pun berhasil mengubah kebiasaan Budi yang kurang bagus menjadi orang yang menjaga kebersihan lingkungan.

Adegan 1:
                Saat mereka tiba di lapangan sekolah, Dimas dan Andi langsung memainkan bola basketnya. Lalu tetapi karena Budi ingin terlihat keren di depan orang, sebelum ia bermain, ia membuang ludah dulu di lapangan tersebut. Dimas dan Andi tidak suka perbuatan Budi terhadap lingkungan sehingga Dimas dan Andi langsung memarahi Dimas di depan umum.

Dimas:” Hai Andi, hai Budi, kalian berdua sudah mempersiapkan blom baju ganti dan sepatu untuk bermain basket hari ini?”
Andi:*dengan semangat menjawab Dimas*” Sudah dong Dimas, aku kan orang yang selalu memperispkan diri.”
Budi:*dengan kurang semangat menjawab*”Sudah Dimas.”
Dimas:”Ya sudah ayo kita pemanasan dulu supaya kita gk keseleo ketika bermain basket.”*langsung memimpin pemanasan*
Andi:”Oke Dimas, mulai dari siapa yang hitung?”
Dimas:”Dari kamu ya Budi.”
Budi:” Oke Dimas.”*langsung memimpin dengan suara yang kurang bersemangat*
Dimas:” Ayo dong semangat Budi, kita sudah semangat nih masa kamu engga.”
Andi:”Iya nih Budi, kok kamu gk semangat sih? Emang kamu ada masalah?”
Budi:” Tidak apa-apa kok, ayo lanjutkan pemanasannya.”
Dimas:”Oke, kalo tidak ada apa-apa ayo kita lanjutkan pemanasan ini dengan semangat.”*langsung teriak*Oke?
Andi dan Budi:”Oke”
Dimas:*Setelah selesai pemanasan, langsung berbicara kepada Andi dan Budi*”Nah gini kan enak kalo sudah pemanasan, ya sudah kalian minum dulu gih.”
Andi:”Oke Dimas.”
Budi:*Menjawab dengan malas-malasan*”Siap bos.”
Dimas:*Setelah selesai minum, langsung berbicara kepada mereka berdua*”Ayo kita main basket.”
Andi:”Ayo kita bagi tim dulu.”
Budi:”Tapi bagaimana mau bagi tim, jumlah kita tidak genap.”
Dimas:”Ya sudah mau gimana lagi, tidak apa- apa ada yang sendiri dan ada yang berdua, nanti ganti-gantian kok.”
Andi dan Budi:”Oke.”
Dimas:*memimpin dan berkata*”Hom pim pa halaiyum gambreng.”
Andi:”Yeyyyy, aku satu tim dengan Dimas.”
Dimas:”Budi, kamu tidak apa-apa kan kalau kita berdua satu tim?”
Budi:”Ya jelas tidak apa-apa lah, kalian berdua akan kukalahkan kok, aku pasti menang.”*langsung membuang ludah di lapangan tersebut*
Dimas:”Sombong sekali gayamu, sudah banyak gaya pakek acara buang ludah lagi.”
Andi:”Iya tau nih, kan Dimas sudah mensihati kamu terus-menerus.”
Budi:*langsung berpikir: ohhh iya ya ada Dimas, kenapa aku buang ludah disini*”Ya suka-suka aku lah mulut-mulutku bukan mulutmu.”
Dimas:*Menarik nafas panjang*”Kan sudah aku bilang berkali-kali, aku tau itu mulut-mulutmu bukan mulutku tapi ini kan lingkungan bersama  bukan lingkungan kamu sendiri, jadi kamu juga harus menjaga lingkungan ini sama seperti kami menjaga lingkungan ini.”
Andi:”Betul tuh kata Dimas.”
Budi:”Ya ya ya, apa kata mu lah.”
Dimas:”Ya sudah ayo kita main.”
Andi:”Ayo.”
Budi:”Ayo, aku sudah tidak sabar ingin mengalahkanmu.”

Adegan 2:
                Setelah mereka bermain basket, mereka diberi kesempatan untuk berkunjung dan bermain di lapangan Gelora Bung Karno dengan satu syarat yaitu menjaga kebersihannya. Saat mereka tiba di lapangan sepakbola internasional tersebut, mereka langsung bermain bersama.  Akan tetapi,  seselesainya Budi bermain sepakbola ,ia langsung  mengambil tissue lalu mengelap mukanya, itu adalah kebiasaan Budi. Akan tetapi tanpa di sengaja,kebiasaan buruknya ia lakukan yaitumembuang sampah sembarangan dan ia melupakan peraturan yang sangat penting. Namun, Dimas dan Andi masih mau menasihati Budi dengan cara yang baik.

Dimas:” Andi, Budi, kalian lelah tidak sehabis bermain basket tadi?”
Andi:”Aku lelah sekali.”
Budi:”Yahhh segitu doang capek, aku mah gk capek capek.”
Andi:”Sombong sekali kamu Budi.”
Dimas:”Sudah sudah, ayo kita manfaatkan kesempatan bermain di lapangan sepakbola internasional ini sampai puas.”*lalu berlari ke tengah lapangan*
Andi:” Ayoo, aku siap.”*ikut-ikutan lari mengejar Dimas*
Budi:*Dengan malas menjawab*”Ayo”*berjalan menghampiri kedua temannya*           
Dimas:”Budi, kok kamu keliatan malas sekali menjawabnya dan kamu juga tidak berlari?”
Andi:”Kami saja yang sudah lelah bisa berlari, kok kamu tidak berlari?”
Budi:*Berbicara dengan nada tinggi*”Ihhh itu kan urusanku bukan urusanmu, suka-suka aku lah mau lari kek atau mau jalan atau mau jungkir balik.”
Dimas:”Iya memang ini urusanmu tetapi namanya teman, urusan kamu ya juga menjadi urusanku.”
Andi:”Ya betul tuh, Budi, kamu teman kami bukan?”
Budi:”Ya ya ya apa kata mu saja lah.”
Dimas:”Ya sudah ayo  kita lupakan masalah ini.*Sambil berteriak semangat*Ayo kita bermain sepakbola.”
Andi:”Ayo.”
Budi:*Mencoba untuk menjawab dengan semangat*”Ayo.”
Dimas:*Berteriak kencang*”Ayo oper aku ayo oper.”
Andi:*Berteriak juga seperti Dimas*”Iya sebentar Dimas.”
Budi:”Ihhh, Andi, kamu serakah sekali bermain bolanya.”
Dimas:”Iya nih Andi, gimana sih.”
Andi:*Menjawab dengan suara yang kecil*”Maaf maaf, ya sudah nanti aku oper.”
Budi:”Ahhh aku sudah tidak niat main.”
Andi:”Tadi kata kamu bilang kamu tidak akan lelah.”
Budi:”Bukan karena lelah, tetapi karena tidak di oper kamu, kamu bermain sendiri dan juga asik sendiri.”
Dimas:”Iya kali ini aku setuju dengan Budi.”
Andi:”Iya maaf ya teman-teman, aku tidak akan mengulanginya lagi.”
Budi:”Ya sudah aku maafkan.”
Dimas:”Ya aku juga sudah memaafkan kamu Andi.”
Budi:”Ya sudah ayo kita beres-beres.”*Ia langsung mengambil tissue lalu mengelap mukanya yang penuh keringat lalu langsung membuangnya di bangku penonton*
Dimas:*Teriak sekencang-kencangnya*”Heiiiiiii Budiiiiiiiii, barusan kamu buang apa ke bangku penonton.”
Budi:*Dalam hati*”Aduhhhhh aku lupa peraturan itu.”*Lalu berbicara dengan Dimas dan berusaha untuk membela dirinya*”Tidak kok, siapa bilang, aku tidak membuang apa pun ke bangku penonton.”
Dimas:”Kamu sudah salah masih mau mengeles lagi, kalo salah ngaku aja.”
Andi:*Dateng menghampiri mereka berdua sehabis membeli minum*”Ini ada apaan sih kok ribut-ribut?”
Dimas:”Sudah kamu tidak usah ikut campur urusan kami.”
Andi:*Karena merasa malu di depan umum temannya saling berkelahi, ia langsung menenangkan Dimas*”Sudah Dim, cukup, ayo kita pergi.”
Budi:”Pergi kamu, aku tidak sudi melihat muka mu yang jelek itu lagi.”
Dimas:*Mendengar perkataan itu Dimas mulai ingin berkelahi lagi lalu Andi menenangkan dia lagi lalu langsung pergi*”Awas kamu sekali lagi Budi dan ingat masalah kita belum selesai.”
Andi:”Dimas, kamu gk usah marah-marah di depan umum, kamu gk malu apa diliatin banyak orang, lagian gk usah pakek marah-marah juga Budi mengerti.”
Dimas:”Budi mengerti? Tidak mungkin lah, sudah beberapa kali ku ingatkan tetapi masih begitu saja.”
Andi:”Ya sudah sekali lagi ia berbuat begitu kita laporkan ke bu guru.”
Dimas:”Ide yang bagus Andi, aku setuju, agar Budi kapok dan bisa merubah sikapnya.”

Adegan 3:
                Setelah mereka bermain sepakbola, mereka pulang kerumah untuk beristirahat dan makan sebentar, lalu setelah itu mereka langsung pergi ke lapangan volli. Ketika mereka sampai di lapangan voli, mereka bertemu wali kelas mereka. Wali kelas mereka ikut bermain volli, lalu ketika mereka bermain, Budi lelah dan dia bilang kepada wali kelasnya dan kita. Lalu Budi pulang. Lalu Dimas bercerita sedikit kepada wali kelasnya tentang sikap Budi terhadap lingkungan. Namun, beberapa saat kemudian, Wali kelasnya, Dimas, dan Andi melihat telapak kaki Budi kotor dan ia juga mengotori lantai tanpa merasa bersalah. Lalu Dimas langsung berbicara kepada wali kelasnya untuk diberi tau kepada orangtuanya. Wali kelasnya langsung memberi tau kepada orangtua Budi. Lalu orangtuanya bisa merubah kebiasaan Budi menjadi kebiasaan yang menjaga lingkungan.

Dimas:”Andi!!! Budi!!! ayo kita pulang dulu untuk beristirahat dan makan siang sebentar.”
Andi:”Oke Dimas, aku setuju, lagian aku juga sudah lelah.”
Budi:”Oke, tapi kita ketemu dimana nanti?”
Dimas:”Kita langsung bertemu di lapangan volli aja.”
Andi dan Budi:”Oke.”
*Setelah 2 jam beristirahat*
Dimas:”Haiii, kalian sudah lama menunggu?”
Budi:”Sudah lamaaa sekali.”
Andi:”Tidak kok, baru saja kami datang.”
Dimas:*melihat ke arah parkiran*”Heiii, itu bukannya  wali kelas kita ya?”
Budi:”Iya tuh betul.”
Andi:”Heiiiii Bu.”
Wali kelas:”Heiii anak-anak, kok kamu bisa disini?”
Dimas:”Hari ini kami ada janjian untuk bermain, kami tadi dari lapangan sekolah bermain basket lalu pergi ke lapanngan sepakbola lalu kesini bu.”
Wali kelas:”Apakah kalian tidak lelah apa bermain tanpa beristirahat.”
Andi:”Tadi kami beristirahat sebentar ke rumah sebelum bermain ke lapangan volli.”
Wali kelas:”Oooo.”
Budi:”Iyaaa.”
Dimas:”Tunggu apa lagi, ayo kita bermain volli.”
Wali kelas:”Nahhh gitu dong, itu yang ibu tunggu-tunggu dari tadi, ayooo!!!.”
*Setelah bermain satu jam*
Budi:”Bu, Dimas, dan Andi, aku pamit pulang dulu ya, aku lelah, tadi aku tidak makan.”
Andi:”Bukannya kamu bilang km tidak pernah  lelah ya?”
Dimas:”Betu l tuh Andi.”
Budi:”Tapi tadi aku tidak makan jadi aku lelah.”
Wali kelas:”Sudah sudahhh, ya sudah kalo Budi mau pulang.”
Budi:” Sampai jumpa Bu, Dimas, dan Andi.”
Dimas:”Ibu, ibu coba deh perhatikan gerak-gerik Budi.”
Wali kelas:*Langsung memperhatikan Budi*”Emang kenapa kok ibu disuruh memperhatikan Budi.”
Dimas:”Dia sering tidak menjaga dan melestarikan lingkungan.”
*Beberapa saat kemudian*
Budi:*Melihat kakinya kotor lalu sengaja mengotori kakinya di lantai tanpa merasa bersalah*
Wali kelas:”Sudah berapa kali Budi berbuat seperti itu?”
Andi:”Sudah sering sekali Bu.”
Dimas:”Kami punya saran, lebih baik ibu memanggil orangtua Budi dan membicarakan masalah ini dengan baik agar Budi bisa merubah kebiasaan buruknya.”
Wali kelas:”Bagus sekali ide kalian berdua.”
*Hari Jumat, wali kelasnya memanggil orangtua Budi lalu membicarakan masalah ini, lalumorangtua Budi mengerti dan langsung membicarakan ini kepada Budi. Orangtua Budi berhasil mengubah kebiasaan buruk Budi menjadi kebiasaan yang menjaga dan melestarikan lingkungan*
               
 Drama ini mengajarkan kita agar kita mendengarkan nasihat teman yang baik dan juga kita belajar agar kita menjaga dan melestarikan lingkungan. Kita juga belajar agar kita mempunyai niat untuk berubah menjadi yang lebih baik. (Andreas Cliff 8G SMP Dian Harapan Daan Mogot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar