Prolog:
Budi,
Dimas,dan Andi adalah murid baru di Sekolah Dian Harapan Daan Mogot. Orangtua
mereka saling kenal maka dari itu mereka disekolahkan di sekolah yang sama.
Budi adalah orang yang tidak suka dinasihati. Dimas adalah anak yang menjaga kebersihan
sekolahnya. Andi adalah orang yang suka ikut-ikutan dengan temannya. Setiap
hari Dimas melihat Budi membuang sampah sembarangan di lingkungan sekolah lalu,
Dimas tidak putus asa menasihati Budi. Akhirnya, kasus ini sampai kepada guru
dan orang tua.
Babak 1
Saat
pelajaran olahraga di lapangan sekolah
maupun di kantin, Dimas selalu melihat Budi membuang sampah sembarangan. Lalu
Dimas menasihati Budi. Tetapi Budi tidak suka dinasihati, maka dari itu, Budi
memarahi dan memaki-maki Dimas dan Andi juga memarahi Dimas. Dimas tidak putus
asa menasihati Budi.
Adegan 1:
Saat
pelajaran olahraga di lapangan sekolah, Dimas sedang asyik bermain bola bersama teman-temannya. Tiba –tiba Dimas
melihat Budi membuang sampah sembarangan di pinggir lapangan sekolah.
Dimas: ‘’ ayo oper
aku (sambil berlari)’’
Budi: *berjalan di
pinggir lapangan sekolah* ah mumpung nggak ada yang liat, aku buang sampah saja
disini dari pada harus pergi ke ujung lapangan untuk membuang sampah saja.
*membuang sampah di pinggir lapangan sekolah*lalu pergi begitu saja*
Dimas:” Budi,
tunggu aku,*berlari menghampiri Budi* kok kamu buang sampah tidak pada
tempatnya sih?
Andi: *berlari
menghampiri Dimas dan Budi*
Budi:”Suka-suka aku
dong, kok kamu maksa maksa aku sih”.
Andi:”Ihhhh km dibilangin
yang benar, kok jadi kamu yang memarahi Dimas”.
Budi:” Andi, kamu
gk usah ikut-ikutan urusan kami ya”.
Dimas:” Budi, yang
dibilang Andi itu benar”.
Budi:” Ya sudah lah
dari pada aku berurusan dengan kamu mendingan aku ambil sampah ku tadi lalu
membuangnya di tempat sampah.*lalu pergi ke ujung lapangan*
Dimas dan Andi:”
Nah gitu dong”.
Budi:” Diam kau
berdua”.
Adegan 2:
Saat
di corridor lantai 4, Budi sedang berjalan sambil memakan kentang goreng.
Sehabis Budi selesai memakan kentang goreng, bungkus kentang goreng terseburt
langsung dibuangnya di lantai itu. Tiba-tiba yang kedua kalinya Dimas melihat
perbuatan Budi tersebut.
Budi:” Akhirnya aku
bebas juga dari Dimas dan Andi yang suka menasiatiku”.* sambil berjalan di
corridor lantai 4*
Dimas dan Andi:
*Keluar dari kelas mereka saat jam istirahat*
Budi:” Aduhhh gawat
ada Dimas dan Andi, aku harus pergi buru-buru.*berlari di corridor*
Dimas:” Tunggu
Budi”.*Sambil berlari menghampiri Budi*
Andi:*Ikut-ikutan
menghampiri Budi*
Budi:”Mau apa lagi
kalian berdua, mau menasihati aku lagi?”
Dimas:”Ihhh kamu
kepedean sekali, aku dan Andi hanya mau menanyakan kamu mau kemana?”
Budi:” Aku mau
pergi membeli makanan lagi”.
Dimas dan Andi:
“Oke”
Budi:” Akhirnya aku
lolos juga dari kedua anak itu, yahhhh sudah habis makanan ku, *lalu ia inget
sebentar tentang nasihat Dimas* ahhh, jauh sekali tempat sampahnya,*lalu
melihat kekiri dan kekanan memastikan tidak ada keberadaan Dimas dan Andi* ya
sudah lah aku buang sampah saja di sini.*pura-pura berjalan lalu berhenti di
pinggir corridor lalu membuang sampah bekas memakan kentang goreng*
Dimas dan
Andi:*Tanpa sengaja tujuan Dimas, Andi, dan Budi itu sama, dan mereka
menghampiri Budi *
Budi:”Ihhhh kamu
mengikuti aku ya.”
Dimas:”Tidak kok,
kami tidak mengikuti kamu, kebetulan saja tujuan kami dengan kamu sama.”
Budi:” Ooo.”
Andi:* memerhatikan tingkah laku Budi yang aneh dan
berbisik-bisik dengan Dimas*“Dimas kamu coba lihat tingkah laku Budi dan kamu
coba lihat ke arah lantai dimana Budi berdiri.”
Dimas:*langsung
memerhatikan Budi dari ujung rambut sampa ujung kaki lalu ia melihat satu
bungkus kecil di lantai*
Budi:” Kau berdua
kenapa memerhatikan aku seperti begitu?”
Dimas:*langsung
menegor Budi*”Kamu kenapa membuang sampah tidak pada tempatnya lagi, ini sudah
kedua kalinya kami melihat kamu membuang sampah tidak pada tempatnya.”
Andi:”Iya betul
sekali kata Dimas.”
Budi:*mencoba untuk
berbohong*”Ini bukan sampah ku.”
Dimas:” Kalau ini
bukan sampahmu, trus ini sampah siapa lagi.”*dengan curiga Dimas dan Andi
langsung melihat jari Budi dan melihat ada bumbu bekas memakan kentang goreng*
Andi:” Kamu sudah
salah tidak mau mengaku lagi, jelas-jelas ini sampahmu.”
Budi:” Memang
kalian ada bukti kalau ini sampahku?”
Dimas:” Ada, coba
saja kamu melihat jarimu.”
Budi:*langsung
melihat jarinya dan melihat ada bekas bumbu bekas kentang goreng**dalam hati
berkata: yahh aku ketauan lagi membuang sampah tifak pada tempatnya*
Dimas:”Nah kamu
sudah salah trus mau berbohong.”
Andi:” Kamu kalau
salah ngaku aja deh Budi.”
Budi:*Karena merasa
terdesak Budi langsung meninggalkan tempat itu dan mengambi bungkus kentang
goreng sebelum Dimas dan Andi menasihatinya**Budi langsung membuang bungkus
kentang goreng itu ke dalam tempat sampah*
Dimas:” Masih ada
juga ya orang kayak gitu ya di.”
Andi:” Iya tuh, aku
tidak habis pikir dengan perbuatan Budi.”
Dimas:” Ayuk, kita
makan di kantin, sekarang kan sudah jam istirahat.”
Andi:”
Ayuk.”*Mereka langsung meninggalkan tempat itu*
Adegan 3:
Saat Pelajaran Inggris di lantai
3, Dimas dan Andi sedang mendengarkan materi baru Inggris. Tiba-tiba, Mereka berdua melihat Budi sedang melecakan
kertas ulangan yang dimiliki ia sendiri. Budi melecakan kertas itu karena ia
tidak mau dilihat orang dan orangtua nya kalo ia mendapatkan jelek pada ulangan
olahraga. Lalu tanpa sengaja waktu Budi membuang kertas itu di bawah meja
temannya, Andi melihatnya.
Dimas:” Andi,
materi ini menarik sekali ya.”
Andi:” Betul sekali
Dimas.”
Budi:*Melihat
kertas ulangannya sendiri lalu
melacak-lecakan kertas ulangan itu lalu membuangnya ketempat temannya supaya
bukan dia lagi yang dinasihati oleh Dimas dan Andi tapi temannya*
Andi:*Berbisik-bisik
dengan Dimas*“Dimas, kamu lihat Budi deh, apa yang dia lakukan dengan kertas
ulangan itu?”
Dimas:”Iya juga ya,
ayo kita perhatikan gerak-gerik Budi.”
Andi:”Ayo.”
Budi:*langsung
membuang kertas ulangan itu ke bawah bangku temannya*
Dimas:”Andi, susah
sekali ya menasihati Budi, tetapi kita tidak boleh putus asa menasihatinya.”
Andi:”Iya susah
sekali menasihati Budi, tapi mau gimana lagi kita kan harus cinta lingkungan
kita di dalam sekolah maupun di luar sekolah.”
Dimas:”Budi, kami
tau kalau kamu tidak suka dinasihati oleh kami, tetapi, tolong jangan buang
sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya.”
Andi:”Betul tuh
kata Dimas.”
Budi:” Ya ya ya
*langsung mengambil kertas ulangan lalu membuangnya di tempat sampah*
Dimas:”Nah kalau
kayak gini kan enak lingkungan jadi bersih.”
Andi:”Betul, saya
setuju.”
Dimas:”Kamu mah iya
iya aja dari tadi hahahha.”
Andi:”Hahahahha.”
Babak 2:
Budi, Andi, dan Dimas sedang
pergi ke suatu tempat. Mereka bermain basket, sepak bola, voli, dan lain-lain.
Mereka sangat senang bisa bermain bersama. Akan tetapi, ketika Budi membuang
ludah, mengotori lantai, dan membuang tissue sembarangan di tempat yang
berbeda-beda, Dimas sudah tidak tahan menasihati Budi dan akhirnya Dimas
memarahi Budi. Lalu mereka menjadi sorotan di tempat umum. Karena merasa malu,
Andi pun menenangkan Dimas. Lalu Andi mengusulkan agar kasus ini sampai kepada
guru dan orangtua Budi dan akhirnya guru dan orangtua pun berhasil mengubah
kebiasaan Budi yang kurang bagus menjadi orang yang menjaga kebersihan
lingkungan.
Adegan 1:
Saat mereka tiba di lapangan
sekolah, Dimas dan Andi langsung memainkan bola basketnya. Lalu tetapi karena
Budi ingin terlihat keren di depan orang, sebelum ia bermain, ia membuang ludah
dulu di lapangan tersebut. Dimas dan Andi tidak suka perbuatan Budi terhadap
lingkungan sehingga Dimas dan Andi langsung memarahi Dimas di depan umum.
Dimas:” Hai Andi,
hai Budi, kalian berdua sudah mempersiapkan blom baju ganti dan sepatu untuk
bermain basket hari ini?”
Andi:*dengan
semangat menjawab Dimas*” Sudah dong Dimas, aku kan orang yang selalu
memperispkan diri.”
Budi:*dengan kurang
semangat menjawab*”Sudah Dimas.”
Dimas:”Ya sudah ayo
kita pemanasan dulu supaya kita gk keseleo ketika bermain basket.”*langsung
memimpin pemanasan*
Andi:”Oke Dimas,
mulai dari siapa yang hitung?”
Dimas:”Dari kamu ya
Budi.”
Budi:” Oke
Dimas.”*langsung memimpin dengan suara yang kurang bersemangat*
Dimas:” Ayo dong
semangat Budi, kita sudah semangat nih masa kamu engga.”
Andi:”Iya nih Budi,
kok kamu gk semangat sih? Emang kamu ada masalah?”
Budi:” Tidak
apa-apa kok, ayo lanjutkan pemanasannya.”
Dimas:”Oke, kalo
tidak ada apa-apa ayo kita lanjutkan pemanasan ini dengan semangat.”*langsung
teriak*Oke?
Andi dan Budi:”Oke”
Dimas:*Setelah
selesai pemanasan, langsung berbicara kepada Andi dan Budi*”Nah gini kan enak
kalo sudah pemanasan, ya sudah kalian minum dulu gih.”
Andi:”Oke Dimas.”
Budi:*Menjawab
dengan malas-malasan*”Siap bos.”
Dimas:*Setelah
selesai minum, langsung berbicara kepada mereka berdua*”Ayo kita main basket.”
Andi:”Ayo kita bagi
tim dulu.”
Budi:”Tapi
bagaimana mau bagi tim, jumlah kita tidak genap.”
Dimas:”Ya sudah mau
gimana lagi, tidak apa- apa ada yang sendiri dan ada yang berdua, nanti
ganti-gantian kok.”
Andi dan
Budi:”Oke.”
Dimas:*memimpin dan
berkata*”Hom pim pa halaiyum gambreng.”
Andi:”Yeyyyy, aku
satu tim dengan Dimas.”
Dimas:”Budi, kamu
tidak apa-apa kan kalau kita berdua satu tim?”
Budi:”Ya jelas
tidak apa-apa lah, kalian berdua akan kukalahkan kok, aku pasti
menang.”*langsung membuang ludah di lapangan tersebut*
Dimas:”Sombong
sekali gayamu, sudah banyak gaya pakek acara buang ludah lagi.”
Andi:”Iya tau nih,
kan Dimas sudah mensihati kamu terus-menerus.”
Budi:*langsung
berpikir: ohhh iya ya ada Dimas, kenapa aku buang ludah disini*”Ya suka-suka
aku lah mulut-mulutku bukan mulutmu.”
Dimas:*Menarik
nafas panjang*”Kan sudah aku bilang berkali-kali, aku tau itu mulut-mulutmu
bukan mulutku tapi ini kan lingkungan bersama
bukan lingkungan kamu sendiri, jadi kamu juga harus menjaga lingkungan
ini sama seperti kami menjaga lingkungan ini.”
Andi:”Betul tuh
kata Dimas.”
Budi:”Ya ya ya, apa
kata mu lah.”
Dimas:”Ya sudah ayo
kita main.”
Andi:”Ayo.”
Budi:”Ayo, aku
sudah tidak sabar ingin mengalahkanmu.”
Adegan 2:
Setelah mereka bermain basket,
mereka diberi kesempatan untuk berkunjung dan bermain di lapangan Gelora Bung
Karno dengan satu syarat yaitu menjaga kebersihannya. Saat mereka tiba di
lapangan sepakbola internasional tersebut, mereka langsung bermain
bersama. Akan tetapi, seselesainya Budi bermain sepakbola ,ia
langsung mengambil tissue lalu mengelap
mukanya, itu adalah kebiasaan Budi. Akan tetapi tanpa di sengaja,kebiasaan
buruknya ia lakukan yaitumembuang sampah sembarangan dan ia melupakan peraturan
yang sangat penting. Namun, Dimas dan Andi masih mau menasihati Budi dengan
cara yang baik.
Dimas:” Andi, Budi,
kalian lelah tidak sehabis bermain basket tadi?”
Andi:”Aku lelah
sekali.”
Budi:”Yahhh segitu
doang capek, aku mah gk capek capek.”
Andi:”Sombong
sekali kamu Budi.”
Dimas:”Sudah sudah,
ayo kita manfaatkan kesempatan bermain di lapangan sepakbola internasional ini
sampai puas.”*lalu berlari ke tengah lapangan*
Andi:” Ayoo, aku
siap.”*ikut-ikutan lari mengejar Dimas*
Budi:*Dengan malas
menjawab*”Ayo”*berjalan menghampiri kedua temannya*
Dimas:”Budi, kok
kamu keliatan malas sekali menjawabnya dan kamu juga tidak berlari?”
Andi:”Kami saja
yang sudah lelah bisa berlari, kok kamu tidak berlari?”
Budi:*Berbicara
dengan nada tinggi*”Ihhh itu kan urusanku bukan urusanmu, suka-suka aku lah mau
lari kek atau mau jalan atau mau jungkir balik.”
Dimas:”Iya memang
ini urusanmu tetapi namanya teman, urusan kamu ya juga menjadi urusanku.”
Andi:”Ya betul tuh,
Budi, kamu teman kami bukan?”
Budi:”Ya ya ya apa
kata mu saja lah.”
Dimas:”Ya sudah
ayo kita lupakan masalah ini.*Sambil
berteriak semangat*Ayo kita bermain sepakbola.”
Andi:”Ayo.”
Budi:*Mencoba untuk
menjawab dengan semangat*”Ayo.”
Dimas:*Berteriak
kencang*”Ayo oper aku ayo oper.”
Andi:*Berteriak
juga seperti Dimas*”Iya sebentar Dimas.”
Budi:”Ihhh, Andi,
kamu serakah sekali bermain bolanya.”
Dimas:”Iya nih
Andi, gimana sih.”
Andi:*Menjawab
dengan suara yang kecil*”Maaf maaf, ya sudah nanti aku oper.”
Budi:”Ahhh aku
sudah tidak niat main.”
Andi:”Tadi kata
kamu bilang kamu tidak akan lelah.”
Budi:”Bukan karena
lelah, tetapi karena tidak di oper kamu, kamu bermain sendiri dan juga asik
sendiri.”
Dimas:”Iya kali ini
aku setuju dengan Budi.”
Andi:”Iya maaf ya
teman-teman, aku tidak akan mengulanginya lagi.”
Budi:”Ya sudah aku
maafkan.”
Dimas:”Ya aku juga
sudah memaafkan kamu Andi.”
Budi:”Ya sudah ayo
kita beres-beres.”*Ia langsung mengambil tissue lalu mengelap mukanya yang
penuh keringat lalu langsung membuangnya di bangku penonton*
Dimas:*Teriak
sekencang-kencangnya*”Heiiiiiii Budiiiiiiiii, barusan kamu buang apa ke bangku
penonton.”
Budi:*Dalam
hati*”Aduhhhhh aku lupa peraturan itu.”*Lalu berbicara dengan Dimas dan
berusaha untuk membela dirinya*”Tidak kok, siapa bilang, aku tidak membuang apa
pun ke bangku penonton.”
Dimas:”Kamu sudah
salah masih mau mengeles lagi, kalo salah ngaku aja.”
Andi:*Dateng
menghampiri mereka berdua sehabis membeli minum*”Ini ada apaan sih kok ribut-ribut?”
Dimas:”Sudah kamu
tidak usah ikut campur urusan kami.”
Andi:*Karena merasa
malu di depan umum temannya saling berkelahi, ia langsung menenangkan Dimas*”Sudah
Dim, cukup, ayo kita pergi.”
Budi:”Pergi kamu,
aku tidak sudi melihat muka mu yang jelek itu lagi.”
Dimas:*Mendengar
perkataan itu Dimas mulai ingin berkelahi lagi lalu Andi menenangkan dia lagi
lalu langsung pergi*”Awas kamu sekali lagi Budi dan ingat masalah kita belum
selesai.”
Andi:”Dimas, kamu
gk usah marah-marah di depan umum, kamu gk malu apa diliatin banyak orang,
lagian gk usah pakek marah-marah juga Budi mengerti.”
Dimas:”Budi
mengerti? Tidak mungkin lah, sudah beberapa kali ku ingatkan tetapi masih
begitu saja.”
Andi:”Ya sudah
sekali lagi ia berbuat begitu kita laporkan ke bu guru.”
Dimas:”Ide yang
bagus Andi, aku setuju, agar Budi kapok dan bisa merubah sikapnya.”
Adegan 3:
Setelah mereka bermain
sepakbola, mereka pulang kerumah untuk beristirahat dan makan sebentar, lalu
setelah itu mereka langsung pergi ke lapangan volli. Ketika mereka sampai di
lapangan voli, mereka bertemu wali kelas mereka. Wali kelas mereka ikut bermain
volli, lalu ketika mereka bermain, Budi lelah dan dia bilang kepada wali
kelasnya dan kita. Lalu Budi pulang. Lalu Dimas bercerita sedikit kepada wali
kelasnya tentang sikap Budi terhadap lingkungan. Namun, beberapa saat kemudian,
Wali kelasnya, Dimas, dan Andi melihat telapak kaki Budi kotor dan ia juga
mengotori lantai tanpa merasa bersalah. Lalu Dimas langsung berbicara kepada
wali kelasnya untuk diberi tau kepada orangtuanya. Wali kelasnya langsung
memberi tau kepada orangtua Budi. Lalu orangtuanya bisa merubah kebiasaan Budi
menjadi kebiasaan yang menjaga lingkungan.
Dimas:”Andi!!!
Budi!!! ayo kita pulang dulu untuk beristirahat dan makan siang sebentar.”
Andi:”Oke Dimas,
aku setuju, lagian aku juga sudah lelah.”
Budi:”Oke, tapi
kita ketemu dimana nanti?”
Dimas:”Kita
langsung bertemu di lapangan volli aja.”
Andi dan
Budi:”Oke.”
*Setelah 2 jam
beristirahat*
Dimas:”Haiii,
kalian sudah lama menunggu?”
Budi:”Sudah lamaaa
sekali.”
Andi:”Tidak kok,
baru saja kami datang.”
Dimas:*melihat ke
arah parkiran*”Heiii, itu bukannya wali
kelas kita ya?”
Budi:”Iya tuh
betul.”
Andi:”Heiiiii Bu.”
Wali kelas:”Heiii
anak-anak, kok kamu bisa disini?”
Dimas:”Hari ini
kami ada janjian untuk bermain, kami tadi dari lapangan sekolah bermain basket
lalu pergi ke lapanngan sepakbola lalu kesini bu.”
Wali kelas:”Apakah
kalian tidak lelah apa bermain tanpa beristirahat.”
Andi:”Tadi kami
beristirahat sebentar ke rumah sebelum bermain ke lapangan volli.”
Wali kelas:”Oooo.”
Budi:”Iyaaa.”
Dimas:”Tunggu apa
lagi, ayo kita bermain volli.”
Wali kelas:”Nahhh
gitu dong, itu yang ibu tunggu-tunggu dari tadi, ayooo!!!.”
*Setelah bermain
satu jam*
Budi:”Bu, Dimas,
dan Andi, aku pamit pulang dulu ya, aku lelah, tadi aku tidak makan.”
Andi:”Bukannya kamu
bilang km tidak pernah lelah ya?”
Dimas:”Betu l tuh
Andi.”
Budi:”Tapi tadi aku
tidak makan jadi aku lelah.”
Wali kelas:”Sudah
sudahhh, ya sudah kalo Budi mau pulang.”
Budi:” Sampai jumpa
Bu, Dimas, dan Andi.”
Dimas:”Ibu, ibu
coba deh perhatikan gerak-gerik Budi.”
Wali
kelas:*Langsung memperhatikan Budi*”Emang kenapa kok ibu disuruh memperhatikan
Budi.”
Dimas:”Dia sering
tidak menjaga dan melestarikan lingkungan.”
*Beberapa saat
kemudian*
Budi:*Melihat
kakinya kotor lalu sengaja mengotori kakinya di lantai tanpa merasa bersalah*
Wali kelas:”Sudah
berapa kali Budi berbuat seperti itu?”
Andi:”Sudah sering
sekali Bu.”
Dimas:”Kami punya
saran, lebih baik ibu memanggil orangtua Budi dan membicarakan masalah ini
dengan baik agar Budi bisa merubah kebiasaan buruknya.”
Wali kelas:”Bagus
sekali ide kalian berdua.”
*Hari Jumat, wali
kelasnya memanggil orangtua Budi lalu membicarakan masalah ini, lalumorangtua
Budi mengerti dan langsung membicarakan ini kepada Budi. Orangtua Budi berhasil
mengubah kebiasaan buruk Budi menjadi kebiasaan yang menjaga dan melestarikan
lingkungan*
Drama ini mengajarkan kita agar
kita mendengarkan nasihat teman yang baik dan juga kita belajar agar kita
menjaga dan melestarikan lingkungan. Kita juga belajar agar kita mempunyai niat
untuk berubah menjadi yang lebih baik. (Andreas Cliff 8G SMP Dian Harapan Daan Mogot)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar