Kamis, 22 Oktober 2015

Perubahan Toni



Di Sekolah Dian Harapan, tepatnya di kelas 8, ada satu anak bernama Toni yang memiliki karakter bebal dan  suka berkata kasar. Ia juga malas mengerjakan tugas dari guru, baik PR maupun pada saat kerja kelompok. Teman – temannya , Ani yang pintar , Rudy yang humoris, dan Joko yang memiliki sikap peduli , sudah berusaha untuk mengubah sikap itu, tetapi tidak bisa.Sampai pada akhirnya guru matematika Toni , Bu Marta yang memiliki sikap tegas dan bijaksana  memberinya hukuman untuk membuat Toni jera dengan melaporkannya pada Ms. Lili , konselor kelas 8. Ms. Lili akan memanggil orang tua Toni.
Babak 1
Pada suatu hari di kantin saat istirahat pertama, 4 sahabat itu sedang berbincang-bincang. Tiba- tiba saja , Rudy bertanya kepada Ani tentang PR matematika untuk hari Senin karena ia belum terlalu mengerti , tetapi Ani juga tidak mengerti , begitu pun juga Joko . Saat mereka bertanya pada Toni, mereka mendapat hal yang mengejutkan, ternyata Toni tidak mengerti juga dan ia juga tidak mau mngerjakan karena ia lebih memilih main game. Teman-temannya pun mulai menasehatkan Toni , tetapi Toni malah balik memarahi mereka dengan kata-kata kasar. Teman-teman Toni pun akhirnya membiarkan Toni karena sudah kesal. Di koridor , Rudy , Ani , dan Joko mulai membicarakan Toni , mereka kesal dengan sikap Toni yang tidak mau menerima nasehat orang lain , mereka pun mulai memikirkan cara untuk merubah sikap Toni. Akhirnya , mereka menemukan cara untuk Toni. Keesokan harinya , saat istirahat , Rudy , Joko , dan Ani , pergi ke ruangan Bu Marta , guru matematika mereka. Mereka melaporkan tentang sikap Toni dan tentang ia tidak mau mengerjakan pr  ke Bu Marta. Bu Marta pun menyetujui usulan teman-teman Toni.
Adegan 1
( Di kantin sekolah saat istirahat pertama)
Rudy: “Aniiiii , boleh bantuin aku gak tentang pr matematika yang buat hari Senin itu lho.”
Ani: ”Aduhh maaf ya Rudy.. aku juga belum terlalu mengerti nih , Joko , kalau kamu gimana?             Kamu ngerti gak , kalau ngerti  ajarin dongg.”
Joko: “Aduh , aku juga gak ngerti lagi , hei Toni , kalau kamu gimana?”
Toni: “ Pr matematika? hahaha apaan tuh , aku mah gak ngerti , lagian ngapain juga ngerti , trus aku mah males kerjain pr , ngeliatnya aja udah bikin pusing.”
Ani: ( terkejut ) “Hah? Kamu kenapa bersikap seperti itu sih , itu kan kewajiban kita sebagai murid untuk mengerti pelajaran dan juga kerjain pr!”
Toni: “Cih , ngapain lagi ngertiin begituan , apalagi ngerjain pr gak penting gitu , nyusain aj , mendingan main game lebih seru , ilangin stress lagi.” 
Joko:” Heh Toni , jaga ya sikap kamu , kamu tuh niat belajar gak sih? Belajar tuh penting tau!”
Rudy: “Betul tuh kata Joko , sadar Toni sadar , belajar tuh penting buat masa depan kamu , kalau kamu gak sekolah , kamu mau ngapain kalau nanti sudah besar?”
Toni: ( memukul meja dan berdiri) “ Heh , lu semua pada sok bijak banget , ini kan hidup gue , ngrusin banget sih , lagian orang tua gue aja gak peratatiin , eh malah lu pada yang sok ngatur-ngatur!”
Joko: ( langsung berdiri ) “ Heh kamu , kata kata dijaga dong!”
Rudy: ( ikut berdiri juga) “ Iya ni , kita kan bermaksud baik , kok sikap kamu begitu sih!”
Ani: “ Udahlah biarin aja orang kayak gitu , udah dibaikin malah begitu, udah yuk pergi!”
Adegan 2
(Di koridor dalam perjalanan menuju kelas)
Rudy: (dengan nada marah)” Ih, nyebelin banget ya si Toni , udah bagus kita bilangin , kok sikap dia malah begitu sih!”
Joko:” Iya tuh , kayaknya dia dulu sikapnya gak gitu deh , kok sekarang jadi gitu sih? Kayaknya sih dampak dari game yang dia mainin itu deh!”
Ani: “Kayaknya sih bisa jadi sikap Toni berubah karena main game , soalnya menurut dari buku yang aku baca ya.. game selain bisa merusak kesehatan fisik seperti mata menjadi rabun , juga bisa merusak kesehatan mental seperti kecanduan dan seperti kejadian Toni ini , yaitu berubahan sikap.”
Rudy:” Cieee Anii , kamu pinter banget sih hahaha.”
Ani: (sedikit tersipu)” ih , apasih kamu Rudy.”
Rudy:” Ciee Ani , kamu tersipu ya aku bilang pinter hahaha.”
Ani: ( semakin tersipu dan memukul pelan Rudy) “ Ih apa sih kamu , aku gak tersipu kok”
Rudy:” Iya deh iya hahaha tapi kamu beneran pinter kok”
Ani: ( tersenyum malu)
Joko:” Ehem , masih ada aku nih di sini… , Eh, Rudy , Ani , menurut kalian ya gimana caranya biar kita bisa ubah sikap si Toni ya? Aku kesel sendiri liat sikap dia begitu ke kita.”
Ani:” Iya ya , aku sih juga lumayan kesel sama sikapnya tadi , tapi.. masalah caranya belum kepikiran tuh hahaha.”
Rudy:” Bentar deh , kayaknya kau kepikiran sesuatu”
Joko:” Apaan tuh Rudy?”
Rudy:” Makan siang kita hari ini apa ya?”
Ani: ( kesal)” Ih , serius dikit napa sih?”
Rudy:” Hahahaha , bercanda doang kali , aku sih kepikiran , gimana kalau kita laporin orang tuanya?”
Joko:” Boleh juga sih , tapi inget gak , tadi kan Toni bilang kalo orang tuanya gak peduli sama sekali sama Toni.”
Rudy:” iya ya bener juga”
Ani:” Eh temen temen , aku kepikiran sesuatu nih , gimana kalau kita tanya saran Bu Marta.”
Rudy:” Bu Marta yang mana ya?”
Joko:” Elah Rudyy , Bu Marta yang guru matematika itu lho”
Rudy:” Ohhh yang itu , hahaha sorry.”
Joko:” Eh ya , Ani , kenapa harus Bu Marta?”
Ani:” Aku sih pilih Bu Marta soalnya , satu , kan si Toni gak mau kerjain pr matetmatika , terus matematika itu kan diajarin Bu Marta , kedua , menurut aku Bu Marta itu bisa kasih pelajaran ke Toni , karena Bu Marta itu orang bijaksana.
Joko:” Oooo iya sih , masuk akal juga”
Ani:” Jadi kalian setuju kan?”
Rudy:” Aku sih yes.”
Joko:” Boleh boleh , gimana kalau besok saat istirahat pertama kita ke Bu Martanya , eh tapi nanti kita ketemuan di kelas Bu Marta langsung aja ya soalnya aku mau makan bareng sama temen-temen ekskur aku , sebentar doang kok.”
Rudy:” Eh , aku juga ya , lagi ada rapat kecil tentang lomba basket , bentar kok haha.”
Ani:” Ya udah , kita ketemuan aja ya di depan kelas Bu Marta.”
Rudy dan Joko:” Siap bos!”
Adegan 3
(Keesokan harinya saat istirahat)
(Di depan kelas Bu Marta)
Ani: ( kesal karena sudah menunggu lama)” Hmmm ini pada kemana coba?”
Joko:” Ah , Anii sorry ya lama hehehe.”
Ani:” Iya gapapa , nah ini si Rudy mana nih?”
Joko:” Harusnya sih bentar lagi nyampe , udh nih sabar aj haha.”
( Setelah 15 menit)
Rudy:” Haloo teman teman , sorry ya nunggu lama ehehehe.”
Ani: ( dengan nada marah)” Rudyyy kamu ini kemana aja sih , lama bangett!”
Joko:” Sabar Anii…”
Rudy:” Soryy aku hampir kelupaan , tadi abis rapat , diajak main basket , untung tiba tiba aku inget , hehehe.”
Ani:” Ya deh ah , udah yuk masuk.”
( Dalam ruangan Bu Marta)
Ani , Rudy , dan Joko: ( dengan nada riang)” Pagii Bu Marta….”
Bu Marta:” Selamat pagi anak-anak , ada apa kalian mencari Ibu?”
Ani:” Jadi begini Bu , boleh tidak kami meminta bantuan Ibu?”
Bu Marta:” Boleh , ada apa ini , ayo cerita sama Ibu.”
Joko:” Jadi begini Bu , ini sebenarnya bukan tentang kita , tapi tentang teman kami Toni.”
Rudy:” Iya Bu , jadi kemarin kami membahas pr matematika yang Ibu kasih ke kami , tetapi kami bertiga masih kurang paham , jadi kami bertanya pada Toni. Ternyata , Toni juga tidak mengerti dan ia tidak peduli kalau ia tidak mengerti atau tidak , karena ia berniat tidak mengerjakan pr.”
Joko:”Iya Bu , Toni tidak mau mengerjakan pr nya karena malas dan lebih memilih bermain game. Setelah itu , kami mencoba untuk menasehati Toni , tetapi Toni malah berkata kasar pada kami. Kami kesal mendengar itu , padahal dulu Toni tidak begitu Bu , kami menebaknya mungkin karena efek dia bermain game.”
Ani:” Betul tuh Bu , jadi kami ingin Ibu untuk membantu kami memberi pelajaran pada Toni ,apakah Ibu bersedia?”
Bu Marta:” Tentu saja Ibu bersedia , besok kan ada pelajaran matematika, besok Ibu akan memberi pelajaran pada Toni agar ia jera. O iya , kalian masih belum mengerti pr nya ya , sini Ibu ajarkan lagi.”
Ani , Rudy , dan Joko:” Terima kasih Bu Marta.”

Babak 2
Setelah Bu Marta menerima permintaan untuk memberi pelajaran pada Toni , Joko , Rudy , dan Ani kembali ke kelas mereka. Keesokan harinya , saat pelajaran  matematika dimulai , benar saja , Toni tidak mengerjakan pr nya. Bu Marta pun memberinya esai sebanyak 250 kata dan menyuruhnya menyalin pr nya sebanyak 2 kali dan menyuruh Toni untuk mengumpulkannya pada pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan selanjutnya , Toni tetap belum mengerjakan pr nya maupun esainya. Bu Marta pun tetap tenang dan memberi tugas tambahan pada Toni dan menyuruhnya untuk mengumpulkannya besok. Keesokanny harinya , Toni hanya mengerjakan pr dan esainya asal-asalan. Bu Marta pun segera memanggil konselor , Ms.Lili untuk membahas masalah ini dengan memanggil kedua orang tua Toni ke sekolah. Pihak konselor pun memberi surat pada Toni dan berkata pada Toni bahwa ia tidak boleh membuka surat itu selain orang tuanya. Toni yang bebal tetap saja membuka surat itu dan ia kaget bahwa orang tuanya akan dipanggil.Toni pun merasa ketakutan dan berusaha menyembunyikan surat itu. Tapi , tetap saja orang tuanya tau karena pihak sekolah juga menelepon orang tua Toni , karena pihak sekolah sudah menebak bahwa Toni akan menyembunyikan surat itu , sama seperti kejadian – kejadian murid lain. Ms.Lili pun mulai berbicara pada mama Toni. Akhirnya , setelah sampai di rumah , Mama Toni langsung menasehati Toni agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Mama Toni juga menyita game Toni dan memperbolehkan Toni bermain game jika hari Sabtu dan Minggu. Toni pun pasrah dan menurut pada mamanya. Teman-temannya yang mendengar itu pun turut senang.
Adegan 4
( Di dalam kelas matematika )
Bu Marta:” Selamat pagi.”
Murid-murid:” Pagi Bu.”
Bu Marta:” Baik anak- anak , kita mulai pelajaran kita hari ini , tapi sebelumnya , apakah ada yang belum mengerjakan pr yang Ibu kasih?”
( Tidak ada yang menunjuk tangan.)
Bu Marta:” Bagus, sekarang kumpulkan buku pr kalian di meja Ibu.”
( Murid-murid maju mengumpulkan termasuk Toni.)
Bu Marta:” Selagi Ibu memeriksa pr kalian, buka buku cetak kalian halaman 109 dan kerjakan bagian “Practice Now 5.”
(Murid-murid serius mengerjakan termasuk Joko , Ani , Rudy , kecuali Toni yang hanya pura-pura mengerjakan padahal ia sedang gambar-gambar karena ia tidak mengerti dan ia malas mengerjakannya.)
( Tiba-tiba)
Bu Marta:” Baik anak –anak , Ibu sudah selesai memeriksa dan Toni , kamu kemari sebentar , Ibu mau berbicara sama kamu.”
( Toni maju ke depan)
Toni:” Ada apa Bu?”
Bu Marta:” Toni , apakah kamu tau kamu salah apa?”
Toni:” Gak tau lah ya , Ibu aj belum kasih tau , gimana aku tau?”
Bu Marta:” Jadi begini , apakah kamu mengerjakan pr kamu?”
Toni:” Belum Bu.”
Bu Marta:” Terus kenapa kamu kumpulkan buku ini?”
Toni:” Biar gak ketahuan Bu.”
Bu Marta:” Kamu ini , ya udah , kamu harus menyalin pr ini 2 kali dan esai 250 kata. Kumpulkan ini pada pertemuan selanjutnya.”
Toni:” Iya Bu.”
(Toni kembali ke tempat duduknya dan pelajaran berlanjut.)
Adegan 5
(Pertemuan selanjutnya di kelas matematika.)
Bu Marta:”Pagi anak-anak.”
Murid-murid:” Pagi Bu.”
Bu Marta:” Toni , sini sebentar.”
Toni:” Napa Bu?”
Bu Marta:” Mana esai dan salian pr kamu?”
Toni:” Lupa.”
Bu Marta:” Kenapa bisa lupa Toni?”
Toni: ( merasa kesal)” Gara gara main game terus males kerjain  , lagian penting banget kerjain pr.”
Bu Marta:”Pr itu penting lho Ton , kamu gak boleh ngomong kayak gitu , kamu itu harusnya bersyukur masih bisa sekolah , liat deh anak-anak diluar sana , masih ada yang belum mampu sekolah.”
Toni: ( dengan nada sinis)” iya deh iya.”
 Bu Marta:” Jadi Ibu akan memberi kamu tugas tambahan ya , yaitu membuat esai 500 kata , salin pr 2 kali , dan membuat klipping tentang pentingnya sekolah. Kumpulkan besok ya , Ibu tunggu sampai pulang sekolah.”
Toni:” Kok banyak banget sih , Bu , kumpulnya besok lagi , kok Ibu gitu banget sih sama aku?”
Bu Marta:” Itu akibat kamu tidak mau mengerjakan hukumanmu , makanya lain kali kerjakan pr mu.”
Toni: ( langsung jalan dan bergumam) “Cerewet banget sih tu guru.”
Bu Marta:” Kamu ngomong apa Toni?”
Toni:” Gak gapapa.”
Bu Marta:” Jaga sikap mu ya Toni.”
( Toni pun duduk dan sebelah Toni adalah Joko)
Toni:”Eh , gila tu guru cerewet banget sih , bête gw dengernya.”
Joko:”Lagian sapa suruh kamu gak kerjain pr. Udah gak kerjain , dikasih hukuman , masih gak kerjain lagi. Itu sih namanya cari masalah.”
Toni:” Elah , gitu doang , tu guru aja yang sensi.”
Joko:” Cih , udah salah gak mau terima lagi. Terserah apa kata kamu deh Ton.”
Toni:” Sama cerewetnya lu Joko.”
Joko: ( Tidak meladeni dan langsung mendengarkan Bu Marta)
Adegan 6
( Keesokan harinya pada saat istirshat pertama)
(Di ruangan Bu Marta)
Toni: (menyerahkan kertas dan buku matematika) ”Nih Bu.”
Bu Marta:”Sini Ibu lihat dan kamu boleh kembali.”
Toni: ( Langsung jalan)
(Bu Marta melihat-lihat kertas dan buku Toni)
Bu Marta:”Anak ini , benar-benar ya.”
Bu Marta: ( Mengetik pesan pada Ms. Lili , konselor kelas 8 untuk bertemu dengannya sekarang.)
( Ms. Lili datang setelah beberapa menit)
Ms. Lili:” Ada apa Bu Marta?”
Bu Marta:” Begini Ms , ada yang mau saya bahas sama anda. Jadi , salah satu murid saya namanya Toni , ia ini tidak mengerjakan pr , lalu saya memberi hukuman salin pr 2 kali dan esai 250 kata dan saya minta dia mengumpulkannya pada pertemuan selanjutnya. Tetapi , pada pertemuan selanjutnya , ia tetap belum mengerjakan dan saya beri tugas tambahan dan saya suruh kumpul besok. Besoknya , ia memang mengerjakannya , tapi … lihat deh.”
Ms.Lili: (Melihat kertas Toni yang penuh dengan coretan dan tulisan yang tidak terlihat) “Iya ya Bu.”
Bu Marta:” Menurut , Ms.Lili , saya harus gimana ya?”
Ms.Lili:” Sebaiknya , saya panggil orang tuanya saja ya.”
Bu Marta:” Boleh saja kalau menurut Ms.Lili itu cara yang baik.”
(Ms.Lili pergi ke ruangannya dan menulis surat untuk memanggil orang tua Toni)
( Kebetulan , waktu Ms.Lili keluar ruangan , ia bertemu dengan Toni.)
Ms.Lili:” Toni , sini sebentar deh.”
Toni:” Napa , Ms?”
Ms.Lili:” Ini surat kasih orang tua kamu ya , tapi kamu gak boleh buka surat ini ya.”
Toni:” Baik Ms.”
(Ms.Lili meninggalkan Toni.)
Toni: ( dalam hati)” Ah , bodo amat , buka aja ah.”
Toni: ( Kaget)” Hah?! Pemanggilan orang tua? Wah jangan-jangan karena yang masalah matematika itu nih , aku harus sembunyiin ini surat.”
( Bel berbunyi)
Toni:” Udah ah , balik dulu , telat lagi ntar.”
( Pulang sekolah , di rumah Toni.)
Mama Toni:” Toni , kamu ini ngapain sih di sekolah? Kok mama ampe dipanggil?”
Toni:” Lho? Kok mama ama papa bisa tau?”
Mama Toni:” Ya iyalah , orang sekolah kamu telepon ke rumah. Kamu ini ya berulah aja terus.”
Toni:” Ah ma , aku ma dapet beginian tu gara gara lupa kerjain pr doang , gurunya aja yang sensi.”
Mama Toni:” Yah elah , guru kamu sensi banget , sini besok mama kasih tau deh.”
Toni:” Oke.”
( Keesokan harinya , orang tua Toni , datang ke sekolah dan menghadap Ms.Lili)
(Di ruangan konselor)
Mama Toni:” Selamat siang , Bu.”
Ms.Lili:” Selamat siang , Bu , silah kan duduk.”
Mama Toni: ( duduk dan diam)
Ms.Lili:” Jadi begini , Bu , maksud saya mengundang Ibu ke sekolah untuk merundingkan tentang anak Ibu yaitu Toni.”
Mama Toni:” Ya , Bu , saya sudah tau , kemaren anak saya sudah cerita.”
Ms.Lili:” Jadi? Apakah Ibu sudah menasehati dia?”
Mama Toni:” Tentu saja tidak , lagian ya Bu , anak saya kan cuma gak kerjain pr ,kenapa saya ampe harus dipanggil? Kan dia juga salahnya cuma hal kecil doang.”
Ms.Lili:” Jadi begini , saya dengar dari guru matematika Toni , Bu Marta mengatakan bahwa anak Ibu ini tidak mau mengerjakan pr matematika karena malas dan ia tidak mengerti. Ia bilang , ia malas mengerjakan pr karena ia lebih seru bermain game. Bu Marta juga mendapat informasi ini dari teman-teman sekelas Toni yang dekat dengan Toni. Karena tidak mengerjakan pr , sesuai dengan peraturan sekolah , maka Bu Marta memberi hukuman pada Toni dan menyryhnya mengumpulkannya pada peretemuan selanjutnya di kelas matematika…”
Mama Toni: ( memotong pembicaraan Ms.Lili)” Tapi habis itu Toni kerjain kan hukumannya?”
Ms.Lili:” Sebentar ya , Bu , biar saya jelaskan sampai habis dulu. Pada pertemuan selanjutnya , anak Ibu tidak mengerjakan hukumannya , sehingga Bu Marta memberinya tugas lagi dan harus dikumpulkan besok. Bu Marta juga berpesan bahwa ia harus mengerjakannya. Keesokan harinya , anak Ibu memang mengerjakannya , tapi ia mengerjakannya dengan asal-asalan…”
Mama Toni: ( memotong pembicaraan)”Ya tapi kan dia tetep kerjain kan?”
Ms.Lili: ( menyodorkan beberapa lembar kertas) “ Ini Ibu lihat sendiri, apakah Ibu bisa mengerti apa yang ditulis Toni?”
Mama Toni:” Iya sih gak keliatan , tapi masa Cuma gara gara pr doang ampe masalahnya jadi begini? Sampe sampe saya juga dipanggil , saya ini sibuk tau.”
Ms.Lili:” Jadi? Ibu menganggap pr ini sepele?”
Mama Toni:” Tentu saja , pr doang kok repot.”
Ms.Lili:” Ibu , jika Ibu memiliki paham seperti ini , bagaimana dengan Toni? Pasti ia juga akan mengikuti perilaku Ibu. Pr itu penting lho Bu. Pr itu berfungsi sebagai sarana latihan siswa di rumah , jadi mereka bisa tetap bisa berlatih walaupun tidak di sekolah. Memang mungkin pelajaran matematika lah yang paling banyak memberi pr , karena pelajaran matematika tidak dapat dihafal dan harus rajin berlatih agar menguasainya.”
Mama Toni:” Ooo jadi begitu ya, baik , Bu terima kasih , saya akan memperingati Toni akan hal ini dan saya akan mengubah cara pandang saya agar anak saya pun bisa merubah cara pandanya.”
Ms.Lili:” Sama- sama , Ibu , sekarang Ibu boleh pulang , apakah Ibu sudah paham sekarang?”
Mama Toni:” Tentu saja , terima kasih ya , Bu , selamat siang.”
Ms.Lili:” Sama-sama , Bu , selamat siang dan hati-hati di jalan.”
Adegan 7
( Di rumah Toni , saat Toni sudah pulang sekolah.)
Mama Toni:”Toni , sini kamu.”
Toni:” Apa?”
Mama Toni:” Jadi , tadi mama udah ketemu sama Ms.Lili , konselor kamu , mama juga udah denger penjelasannya dari guru konselor kamu. Kamu ini ternyata  perilakunya gitu ya?”
Toni:” Emang aku kenapa ma?”
Mama Toni:” Kamu ini ya.. gak sadar-sadar , kamu ini tuh males banget ternyata. Pokoknya mulai sekarang kamu cuma boleh main game hari Sabtu dan Minggu.”
Toni:”Ah , mama , kok jahat banget sih. Aku janji deh gak bakal gitu lagi.”
Mama Toni:” Bohong kamu, pokonya tidak ada tapi-tapian , laptop kamu mama sita , nanti mama kasih laptop kamu hari Sabtu.”
Toni:” Ya udah deh.”
Setelah memelakukan sistem itu , Toni mulai berubah. Toni sekarang menjadi anak yang rajin dan bertanggung jawab atas tugasnya.Pesan moral dari drama ini adalah jadilah orang yang bertanggung jawab atas pekerjaanmu , baik pada guru ataupun orang tua karena Tuhan telah memberi kita akal budi. Kita bisa berpikir bahwa tidak mengerjakan tanggung jawab kita adalah salah. Selain itu , jika memang sudah tidak bertanggung jawab atas tugas kita dan diberi hukuman , kerjakanlah dengan sungguh-sungguh. Setelah diberi sanksi , walaupun sanksi itu sepele/hanya tugas kecil , anggap itu sebagai pacuan kita agar tidak mengulangi kesalahan itu.
Vanessa Adeline.8G
~Tamat~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar