Di Sekolah Dian Harapan, tepatnya
di kelas 8, ada satu anak bernama Toni yang memiliki karakter bebal dan suka berkata kasar. Ia juga malas mengerjakan
tugas dari guru, baik PR maupun pada saat kerja kelompok. Teman – temannya ,
Ani yang pintar , Rudy yang humoris, dan Joko yang memiliki sikap peduli , sudah
berusaha untuk mengubah sikap itu, tetapi tidak bisa.Sampai pada akhirnya guru
matematika Toni , Bu Marta yang memiliki sikap tegas dan bijaksana memberinya hukuman untuk membuat Toni jera
dengan melaporkannya pada Ms. Lili , konselor kelas 8. Ms. Lili akan memanggil
orang tua Toni.
Babak 1
Pada suatu hari di kantin saat
istirahat pertama, 4 sahabat itu sedang berbincang-bincang. Tiba- tiba saja ,
Rudy bertanya kepada Ani tentang PR matematika untuk hari Senin karena ia belum
terlalu mengerti , tetapi Ani juga tidak mengerti , begitu pun juga Joko . Saat
mereka bertanya pada Toni, mereka mendapat hal yang mengejutkan, ternyata Toni
tidak mengerti juga dan ia juga tidak mau mngerjakan karena ia lebih memilih
main game. Teman-temannya pun mulai menasehatkan Toni , tetapi Toni malah balik
memarahi mereka dengan kata-kata kasar. Teman-teman Toni pun akhirnya
membiarkan Toni karena sudah kesal. Di koridor , Rudy , Ani , dan Joko mulai
membicarakan Toni , mereka kesal dengan sikap Toni yang tidak mau menerima
nasehat orang lain , mereka pun mulai memikirkan cara untuk merubah sikap Toni.
Akhirnya , mereka menemukan cara untuk Toni. Keesokan harinya , saat istirahat ,
Rudy , Joko , dan Ani , pergi ke ruangan Bu Marta , guru matematika mereka.
Mereka melaporkan tentang sikap Toni dan tentang ia tidak mau mengerjakan
pr ke Bu Marta. Bu Marta pun menyetujui
usulan teman-teman Toni.
Adegan 1
( Di kantin sekolah saat istirahat
pertama)
Rudy: “Aniiiii , boleh bantuin aku gak tentang pr matematika
yang buat hari Senin itu lho.”
Ani: ”Aduhh maaf ya Rudy.. aku juga belum terlalu mengerti
nih , Joko , kalau kamu gimana?
Kamu ngerti gak , kalau ngerti
ajarin dongg.”
Joko: “Aduh , aku juga gak ngerti lagi , hei Toni , kalau
kamu gimana?”
Toni: “ Pr matematika? hahaha apaan tuh , aku mah gak ngerti
, lagian ngapain juga ngerti , trus aku mah males kerjain pr , ngeliatnya aja
udah bikin pusing.”
Ani: ( terkejut ) “Hah? Kamu kenapa bersikap seperti itu sih
, itu kan kewajiban kita sebagai murid untuk mengerti pelajaran dan juga
kerjain pr!”
Toni: “Cih , ngapain lagi ngertiin begituan , apalagi
ngerjain pr gak penting gitu , nyusain aj , mendingan main game lebih seru , ilangin
stress lagi.”
Joko:” Heh Toni , jaga ya sikap kamu , kamu tuh niat belajar
gak sih? Belajar tuh penting tau!”
Rudy: “Betul tuh kata Joko , sadar Toni sadar , belajar tuh
penting buat masa depan kamu , kalau kamu gak sekolah , kamu mau ngapain kalau
nanti sudah besar?”
Toni: ( memukul meja dan berdiri) “ Heh , lu semua pada sok
bijak banget , ini kan hidup gue , ngrusin banget sih , lagian orang tua gue
aja gak peratatiin , eh malah lu pada yang sok ngatur-ngatur!”
Joko: ( langsung berdiri ) “ Heh kamu , kata kata dijaga
dong!”
Rudy: ( ikut berdiri juga) “ Iya ni , kita kan bermaksud baik
, kok sikap kamu begitu sih!”
Ani: “ Udahlah biarin aja orang kayak gitu , udah dibaikin
malah begitu, udah yuk pergi!”
Adegan 2
(Di koridor dalam perjalanan menuju
kelas)
Rudy: (dengan nada marah)” Ih,
nyebelin banget ya si Toni , udah bagus kita bilangin , kok sikap dia malah
begitu sih!”
Joko:” Iya tuh , kayaknya dia dulu
sikapnya gak gitu deh , kok sekarang jadi gitu sih? Kayaknya sih dampak dari
game yang dia mainin itu deh!”
Ani: “Kayaknya sih bisa jadi sikap
Toni berubah karena main game , soalnya menurut dari buku yang aku baca ya..
game selain bisa merusak kesehatan fisik seperti mata menjadi rabun , juga bisa
merusak kesehatan mental seperti kecanduan dan seperti kejadian Toni ini ,
yaitu berubahan sikap.”
Rudy:” Cieee Anii , kamu pinter
banget sih hahaha.”
Ani: (sedikit tersipu)” ih , apasih
kamu Rudy.”
Rudy:” Ciee Ani , kamu tersipu ya
aku bilang pinter hahaha.”
Ani: ( semakin tersipu dan memukul
pelan Rudy) “ Ih apa sih kamu , aku gak tersipu kok”
Rudy:” Iya deh iya hahaha tapi kamu
beneran pinter kok”
Ani: ( tersenyum malu)
Joko:” Ehem , masih ada aku nih di
sini… , Eh, Rudy , Ani , menurut kalian ya gimana caranya biar kita bisa ubah
sikap si Toni ya? Aku kesel sendiri liat sikap dia begitu ke kita.”
Ani:” Iya ya , aku sih juga lumayan
kesel sama sikapnya tadi , tapi.. masalah caranya belum kepikiran tuh hahaha.”
Rudy:” Bentar deh , kayaknya kau
kepikiran sesuatu”
Joko:” Apaan tuh Rudy?”
Rudy:” Makan siang kita hari ini
apa ya?”
Ani: ( kesal)” Ih , serius dikit
napa sih?”
Rudy:” Hahahaha , bercanda doang
kali , aku sih kepikiran , gimana kalau kita laporin orang tuanya?”
Joko:” Boleh juga sih , tapi inget
gak , tadi kan Toni bilang kalo orang tuanya gak peduli sama sekali sama Toni.”
Rudy:” iya ya bener juga”
Ani:” Eh temen temen , aku
kepikiran sesuatu nih , gimana kalau kita tanya saran Bu Marta.”
Rudy:” Bu Marta yang mana ya?”
Joko:” Elah Rudyy , Bu Marta yang
guru matematika itu lho”
Rudy:” Ohhh yang itu , hahaha
sorry.”
Joko:” Eh ya , Ani , kenapa harus
Bu Marta?”
Ani:” Aku sih pilih Bu Marta
soalnya , satu , kan si Toni gak mau kerjain pr matetmatika , terus matematika
itu kan diajarin Bu Marta , kedua , menurut aku Bu Marta itu bisa kasih
pelajaran ke Toni , karena Bu Marta itu orang bijaksana.
Joko:” Oooo iya sih , masuk akal
juga”
Ani:” Jadi kalian setuju kan?”
Rudy:” Aku sih yes.”
Joko:” Boleh boleh , gimana kalau
besok saat istirahat pertama kita ke Bu Martanya , eh tapi nanti kita ketemuan
di kelas Bu Marta langsung aja ya soalnya aku mau makan bareng sama temen-temen
ekskur aku , sebentar doang kok.”
Rudy:” Eh , aku juga ya , lagi ada
rapat kecil tentang lomba basket , bentar kok haha.”
Ani:” Ya udah , kita ketemuan aja
ya di depan kelas Bu Marta.”
Rudy dan Joko:” Siap bos!”
Adegan 3
(Keesokan harinya saat istirahat)
(Di depan kelas Bu Marta)
Ani: ( kesal karena sudah menunggu
lama)” Hmmm ini pada kemana coba?”
Joko:” Ah , Anii sorry ya lama
hehehe.”
Ani:” Iya gapapa , nah ini si Rudy
mana nih?”
Joko:” Harusnya sih bentar lagi
nyampe , udh nih sabar aj haha.”
( Setelah 15 menit)
Rudy:” Haloo teman teman , sorry ya
nunggu lama ehehehe.”
Ani: ( dengan nada marah)” Rudyyy
kamu ini kemana aja sih , lama bangett!”
Joko:” Sabar Anii…”
Rudy:” Soryy aku hampir kelupaan ,
tadi abis rapat , diajak main basket , untung tiba tiba aku inget , hehehe.”
Ani:” Ya deh ah , udah yuk masuk.”
( Dalam ruangan Bu Marta)
Ani , Rudy , dan Joko: ( dengan
nada riang)” Pagii Bu Marta….”
Bu Marta:” Selamat pagi anak-anak ,
ada apa kalian mencari Ibu?”
Ani:” Jadi begini Bu , boleh tidak
kami meminta bantuan Ibu?”
Bu Marta:” Boleh , ada apa ini ,
ayo cerita sama Ibu.”
Joko:” Jadi begini Bu , ini
sebenarnya bukan tentang kita , tapi tentang teman kami Toni.”
Rudy:” Iya Bu , jadi kemarin kami
membahas pr matematika yang Ibu kasih ke kami , tetapi kami bertiga masih
kurang paham , jadi kami bertanya pada Toni. Ternyata , Toni juga tidak
mengerti dan ia tidak peduli kalau ia tidak mengerti atau tidak , karena ia
berniat tidak mengerjakan pr.”
Joko:”Iya Bu , Toni tidak mau
mengerjakan pr nya karena malas dan lebih memilih bermain game. Setelah itu ,
kami mencoba untuk menasehati Toni , tetapi Toni malah berkata kasar pada kami.
Kami kesal mendengar itu , padahal dulu Toni tidak begitu Bu , kami menebaknya
mungkin karena efek dia bermain game.”
Ani:” Betul tuh Bu , jadi kami
ingin Ibu untuk membantu kami memberi pelajaran pada Toni ,apakah Ibu
bersedia?”
Bu Marta:” Tentu saja Ibu bersedia
, besok kan ada pelajaran matematika, besok Ibu akan memberi pelajaran pada
Toni agar ia jera. O iya , kalian masih belum mengerti pr nya ya , sini Ibu
ajarkan lagi.”
Ani , Rudy , dan Joko:” Terima
kasih Bu Marta.”
Babak 2
Setelah Bu Marta menerima
permintaan untuk memberi pelajaran pada Toni , Joko , Rudy , dan Ani kembali ke
kelas mereka. Keesokan harinya , saat pelajaran
matematika dimulai , benar saja , Toni tidak mengerjakan pr nya. Bu
Marta pun memberinya esai sebanyak 250 kata dan menyuruhnya menyalin pr nya
sebanyak 2 kali dan menyuruh Toni untuk mengumpulkannya pada pertemuan
selanjutnya. Pada pertemuan selanjutnya , Toni tetap belum mengerjakan pr nya maupun
esainya. Bu Marta pun tetap tenang dan memberi tugas tambahan pada Toni dan
menyuruhnya untuk mengumpulkannya besok. Keesokanny harinya , Toni hanya
mengerjakan pr dan esainya asal-asalan. Bu Marta pun segera memanggil konselor
, Ms.Lili untuk membahas masalah ini dengan memanggil kedua orang tua Toni ke
sekolah. Pihak konselor pun memberi surat pada Toni dan berkata pada Toni bahwa
ia tidak boleh membuka surat itu selain orang tuanya. Toni yang bebal tetap
saja membuka surat itu dan ia kaget bahwa orang tuanya akan dipanggil.Toni pun
merasa ketakutan dan berusaha menyembunyikan surat itu. Tapi , tetap saja orang
tuanya tau karena pihak sekolah juga menelepon orang tua Toni , karena pihak
sekolah sudah menebak bahwa Toni akan menyembunyikan surat itu , sama seperti
kejadian – kejadian murid lain. Ms.Lili pun mulai berbicara pada mama Toni.
Akhirnya , setelah sampai di rumah , Mama Toni langsung menasehati Toni agar
tidak mengulangi perbuatan tersebut. Mama Toni juga menyita game Toni dan
memperbolehkan Toni bermain game jika hari Sabtu dan Minggu. Toni pun pasrah
dan menurut pada mamanya. Teman-temannya yang mendengar itu pun turut senang.
Adegan 4
( Di dalam kelas matematika )
Bu Marta:” Selamat pagi.”
Murid-murid:” Pagi Bu.”
Bu Marta:” Baik anak- anak , kita
mulai pelajaran kita hari ini , tapi sebelumnya , apakah ada yang belum
mengerjakan pr yang Ibu kasih?”
( Tidak ada yang menunjuk tangan.)
Bu Marta:” Bagus, sekarang
kumpulkan buku pr kalian di meja Ibu.”
( Murid-murid maju mengumpulkan
termasuk Toni.)
Bu Marta:” Selagi Ibu memeriksa pr
kalian, buka buku cetak kalian halaman 109 dan kerjakan bagian “Practice Now 5.”
(Murid-murid serius mengerjakan
termasuk Joko , Ani , Rudy , kecuali Toni yang hanya pura-pura mengerjakan
padahal ia sedang gambar-gambar karena ia tidak mengerti dan ia malas
mengerjakannya.)
( Tiba-tiba)
Bu Marta:” Baik anak –anak , Ibu
sudah selesai memeriksa dan Toni , kamu kemari sebentar , Ibu mau berbicara
sama kamu.”
( Toni maju ke depan)
Toni:” Ada apa Bu?”
Bu Marta:” Toni , apakah kamu tau
kamu salah apa?”
Toni:” Gak tau lah ya , Ibu aj
belum kasih tau , gimana aku tau?”
Bu Marta:” Jadi begini , apakah
kamu mengerjakan pr kamu?”
Toni:” Belum Bu.”
Bu Marta:” Terus kenapa kamu
kumpulkan buku ini?”
Toni:” Biar gak ketahuan Bu.”
Bu Marta:” Kamu ini , ya udah ,
kamu harus menyalin pr ini 2 kali dan esai 250 kata. Kumpulkan ini pada
pertemuan selanjutnya.”
Toni:” Iya Bu.”
(Toni kembali ke tempat duduknya
dan pelajaran berlanjut.)
Adegan 5
(Pertemuan selanjutnya di kelas
matematika.)
Bu Marta:”Pagi anak-anak.”
Murid-murid:” Pagi Bu.”
Bu Marta:” Toni , sini sebentar.”
Toni:” Napa Bu?”
Bu Marta:” Mana esai dan salian pr
kamu?”
Toni:” Lupa.”
Bu Marta:” Kenapa bisa lupa Toni?”
Toni: ( merasa kesal)” Gara gara
main game terus males kerjain , lagian
penting banget kerjain pr.”
Bu Marta:”Pr itu penting lho Ton ,
kamu gak boleh ngomong kayak gitu , kamu itu harusnya bersyukur masih bisa
sekolah , liat deh anak-anak diluar sana , masih ada yang belum mampu sekolah.”
Toni: ( dengan nada sinis)” iya deh
iya.”
Bu Marta:” Jadi Ibu akan memberi kamu tugas
tambahan ya , yaitu membuat esai 500 kata , salin pr 2 kali , dan membuat
klipping tentang pentingnya sekolah. Kumpulkan besok ya , Ibu tunggu sampai
pulang sekolah.”
Toni:” Kok banyak banget sih , Bu ,
kumpulnya besok lagi , kok Ibu gitu banget sih sama aku?”
Bu Marta:” Itu akibat kamu tidak
mau mengerjakan hukumanmu , makanya lain kali kerjakan pr mu.”
Toni: ( langsung jalan dan
bergumam) “Cerewet banget sih tu guru.”
Bu Marta:” Kamu ngomong apa Toni?”
Toni:” Gak gapapa.”
Bu Marta:” Jaga sikap mu ya Toni.”
( Toni pun duduk dan sebelah Toni
adalah Joko)
Toni:”Eh , gila tu guru cerewet
banget sih , bête gw dengernya.”
Joko:”Lagian sapa suruh kamu gak
kerjain pr. Udah gak kerjain , dikasih hukuman , masih gak kerjain lagi. Itu
sih namanya cari masalah.”
Toni:” Elah , gitu doang , tu guru
aja yang sensi.”
Joko:” Cih , udah salah gak mau
terima lagi. Terserah apa kata kamu deh Ton.”
Toni:” Sama cerewetnya lu Joko.”
Joko: ( Tidak meladeni dan langsung
mendengarkan Bu Marta)
Adegan 6
( Keesokan harinya pada saat
istirshat pertama)
(Di ruangan
Bu Marta)
Toni:
(menyerahkan kertas dan buku matematika) ”Nih Bu.”
Bu Marta:”Sini
Ibu lihat dan kamu boleh kembali.”
Toni: (
Langsung jalan)
(Bu Marta
melihat-lihat kertas dan buku Toni)
Bu
Marta:”Anak ini , benar-benar ya.”
Bu Marta: (
Mengetik pesan pada Ms. Lili , konselor kelas 8 untuk bertemu dengannya
sekarang.)
( Ms. Lili
datang setelah beberapa menit)
Ms. Lili:”
Ada apa Bu Marta?”
Bu Marta:”
Begini Ms , ada yang mau saya bahas sama anda. Jadi , salah satu murid saya
namanya Toni , ia ini tidak mengerjakan pr , lalu saya memberi hukuman salin pr
2 kali dan esai 250 kata dan saya minta dia mengumpulkannya pada pertemuan
selanjutnya. Tetapi , pada pertemuan selanjutnya , ia tetap belum mengerjakan
dan saya beri tugas tambahan dan saya suruh kumpul besok. Besoknya , ia memang
mengerjakannya , tapi … lihat deh.”
Ms.Lili:
(Melihat kertas Toni yang penuh dengan coretan dan tulisan yang tidak terlihat)
“Iya ya Bu.”
Bu Marta:”
Menurut , Ms.Lili , saya harus gimana ya?”
Ms.Lili:”
Sebaiknya , saya panggil orang tuanya saja ya.”
Bu Marta:”
Boleh saja kalau menurut Ms.Lili itu cara yang baik.”
(Ms.Lili
pergi ke ruangannya dan menulis surat untuk memanggil orang tua Toni)
( Kebetulan
, waktu Ms.Lili keluar ruangan , ia bertemu dengan Toni.)
Ms.Lili:”
Toni , sini sebentar deh.”
Toni:” Napa
, Ms?”
Ms.Lili:”
Ini surat kasih orang tua kamu ya , tapi kamu gak boleh buka surat ini ya.”
Toni:” Baik
Ms.”
(Ms.Lili
meninggalkan Toni.)
Toni: (
dalam hati)” Ah , bodo amat , buka aja ah.”
Toni: (
Kaget)” Hah?! Pemanggilan orang tua? Wah jangan-jangan karena yang masalah
matematika itu nih , aku harus sembunyiin ini surat.”
( Bel
berbunyi)
Toni:” Udah
ah , balik dulu , telat lagi ntar.”
( Pulang
sekolah , di rumah Toni.)
Mama Toni:”
Toni , kamu ini ngapain sih di sekolah? Kok mama ampe dipanggil?”
Toni:” Lho?
Kok mama ama papa bisa tau?”
Mama Toni:”
Ya iyalah , orang sekolah kamu telepon ke rumah. Kamu ini ya berulah aja
terus.”
Toni:” Ah
ma , aku ma dapet beginian tu gara gara lupa kerjain pr doang , gurunya aja
yang sensi.”
Mama Toni:”
Yah elah , guru kamu sensi banget , sini besok mama kasih tau deh.”
Toni:”
Oke.”
( Keesokan
harinya , orang tua Toni , datang ke sekolah dan menghadap Ms.Lili)
(Di ruangan
konselor)
Mama Toni:”
Selamat siang , Bu.”
Ms.Lili:”
Selamat siang , Bu , silah kan duduk.”
Mama Toni:
( duduk dan diam)
Ms.Lili:”
Jadi begini , Bu , maksud saya mengundang Ibu ke sekolah untuk merundingkan
tentang anak Ibu yaitu Toni.”
Mama Toni:”
Ya , Bu , saya sudah tau , kemaren anak saya sudah cerita.”
Ms.Lili:”
Jadi? Apakah Ibu sudah menasehati dia?”
Mama Toni:”
Tentu saja tidak , lagian ya Bu , anak saya kan cuma gak kerjain pr ,kenapa
saya ampe harus dipanggil? Kan dia juga salahnya cuma hal kecil doang.”
Ms.Lili:”
Jadi begini , saya dengar dari guru matematika Toni , Bu Marta mengatakan bahwa
anak Ibu ini tidak mau mengerjakan pr matematika karena malas dan ia tidak
mengerti. Ia bilang , ia malas mengerjakan pr karena ia lebih seru bermain
game. Bu Marta juga mendapat informasi ini dari teman-teman sekelas Toni yang
dekat dengan Toni. Karena tidak mengerjakan pr , sesuai dengan peraturan
sekolah , maka Bu Marta memberi hukuman pada Toni dan menyryhnya
mengumpulkannya pada peretemuan selanjutnya di kelas matematika…”
Mama Toni:
( memotong pembicaraan Ms.Lili)” Tapi habis itu Toni kerjain kan hukumannya?”
Ms.Lili:”
Sebentar ya , Bu , biar saya jelaskan sampai habis dulu. Pada pertemuan
selanjutnya , anak Ibu tidak mengerjakan hukumannya , sehingga Bu Marta
memberinya tugas lagi dan harus dikumpulkan besok. Bu Marta juga berpesan bahwa
ia harus mengerjakannya. Keesokan harinya , anak Ibu memang mengerjakannya ,
tapi ia mengerjakannya dengan asal-asalan…”
Mama Toni:
( memotong pembicaraan)”Ya tapi kan dia tetep kerjain kan?”
Ms.Lili: (
menyodorkan beberapa lembar kertas) “ Ini Ibu lihat sendiri, apakah Ibu bisa
mengerti apa yang ditulis Toni?”
Mama Toni:”
Iya sih gak keliatan , tapi masa Cuma gara gara pr doang ampe masalahnya jadi
begini? Sampe sampe saya juga dipanggil , saya ini sibuk tau.”
Ms.Lili:”
Jadi? Ibu menganggap pr ini sepele?”
Mama Toni:”
Tentu saja , pr doang kok repot.”
Ms.Lili:”
Ibu , jika Ibu memiliki paham seperti ini , bagaimana dengan Toni? Pasti ia
juga akan mengikuti perilaku Ibu. Pr itu penting lho Bu. Pr itu berfungsi
sebagai sarana latihan siswa di rumah , jadi mereka bisa tetap bisa berlatih
walaupun tidak di sekolah. Memang mungkin pelajaran matematika lah yang paling
banyak memberi pr , karena pelajaran matematika tidak dapat dihafal dan harus
rajin berlatih agar menguasainya.”
Mama Toni:”
Ooo jadi begitu ya, baik , Bu terima kasih , saya akan memperingati Toni akan
hal ini dan saya akan mengubah cara pandang saya agar anak saya pun bisa
merubah cara pandanya.”
Ms.Lili:”
Sama- sama , Ibu , sekarang Ibu boleh pulang , apakah Ibu sudah paham
sekarang?”
Mama Toni:”
Tentu saja , terima kasih ya , Bu , selamat siang.”
Ms.Lili:”
Sama-sama , Bu , selamat siang dan hati-hati di jalan.”
Adegan 7
( Di rumah
Toni , saat Toni sudah pulang sekolah.)
Mama
Toni:”Toni , sini kamu.”
Toni:”
Apa?”
Mama Toni:”
Jadi , tadi mama udah ketemu sama Ms.Lili , konselor kamu , mama juga udah
denger penjelasannya dari guru konselor kamu. Kamu ini ternyata perilakunya gitu ya?”
Toni:”
Emang aku kenapa ma?”
Mama Toni:”
Kamu ini ya.. gak sadar-sadar , kamu ini tuh males banget ternyata. Pokoknya
mulai sekarang kamu cuma boleh main game hari Sabtu dan Minggu.”
Toni:”Ah ,
mama , kok jahat banget sih. Aku janji deh gak bakal gitu lagi.”
Mama Toni:”
Bohong kamu, pokonya tidak ada tapi-tapian , laptop kamu mama sita , nanti mama
kasih laptop kamu hari Sabtu.”
Toni:” Ya
udah deh.”
Setelah
memelakukan sistem itu , Toni mulai berubah. Toni sekarang menjadi anak yang
rajin dan bertanggung jawab atas tugasnya.Pesan moral dari drama ini adalah
jadilah orang yang bertanggung jawab atas pekerjaanmu , baik pada guru ataupun
orang tua karena Tuhan telah memberi kita akal budi. Kita bisa berpikir bahwa
tidak mengerjakan tanggung jawab kita adalah salah. Selain itu , jika memang
sudah tidak bertanggung jawab atas tugas kita dan diberi hukuman , kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh. Setelah diberi sanksi , walaupun sanksi itu
sepele/hanya tugas kecil , anggap itu sebagai pacuan kita agar tidak mengulangi
kesalahan itu.
Vanessa Adeline.8G
~Tamat~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar