Jumat, 16 Oktober 2015

Persahabatan yang Pecah



Prolog :
Tiga orang teman yang sangat dekat yaitu Asyim, Asep, dan Ahol . Tiga teman itu saling mendukung satu sama lain setiap saat dan saling membantu, yang membedakan mereka adalah  Ahol. Ahol adalah orang yang malas dan tidak peduli dengan lingkungan, sedangkan Asyim dan Asep adalah anak yang rajin dan peduli terhadap sesama dan juga lingkungan. Namun persahabatan mereka hancur karena perbuatan Ahol.

Babak 1
Ahol memang dari dulu orang yang tidak peduli tentang lingkungan. Setelah waktu bersenang-senang di kantin, tanpa berpikir Ahol membuang sampah sembarangan karena malas menyimpan sampah saat menuju kelas setelah selesai istirahat, walaupun sudah di sarankan teman-teman untuk menyimpan sampahnya. Setelah membuang sampah ia malah kabur dari tempat tersebut ke kelas.

Adegan 1:
Pada waktu istirahat Asyim, Asep, dan Ahol sedang berada di kantin.
Asep : “Kalian mau makan apa? Saya bingung nih.”
Asyim : “Makan bakso saja yuk!”
Ahol : “Nggak ah saya makan bakso goreng di plastik aja! Kenyang kok saya nanti beli 4 bakso goreng.”
Asyim : “Kamu sudah tau kan kamu makan lama!”
Ahol : “Tak apa kalau memang tidak habis di kantin saya lanjutin di koridor.”
Asep: “Oke deh yang penting jangan bang sampah sembarangan di koridor ya.”
(Ahol membeli bakso goreng dan menuang cabe ke plastik bakso)
Ahol : “Beh, jatoh ke meja”
(Asyim dan Asep selesai makan dan bersiap-siap ke kelas)
Asyim dan Asep : “Cepetan hol!”
Ahol : “Udah yuk aku lanjutin di koridor aja.”
Asyim : “Itu cabe bersihin dulu.”
Ahol : “Udah ah males, cepetan yuk”
(Ahol menarik Asyim dan Asep sambil berlari)

Adegan 2:
Saat selesai istirahat Asyim, Asep, dan Ahol sedang menuju ke kelas. Mereka berbincang-bincang sambil berjalan ke kelas. Tetapi Ahol melakukan sesuatu yang tidak menghargai peraturan sekolah serta membuat Asyim dan Asep marah.
Asyim : “Haduh... aku sangat kenyang nih! Bagaimana dengan kalian berdua?”
Asep : “Iya nih kenyang banget! Lah hol kok kamu belom selesai makan dari tadi? Cepetan dong kita sudah mau sampai kelas nih..!”
Ahol : (Sambil mengunyah) “Iya-iya..”
(Ahol menghabisan makanan)
Ahol : “Sudah tuh.”
Asep : “Begitu dong! Yok kita cepat-cepat ke kelas nanti telat loh!”
Ahol : “Ini plastik makanan buang di mana ya? Gaada tempat sampah deket sini.”
Asyim : “Simpan dulu sampai nanti ke tong sampah”
(Ahol tidak menanggapi Asyim dan membuang sampah di lantai koridor kemudian lari)
Asyim dan Asep : “Woi Ahol!”

Adegan 3:
Saat sampai di kelas Asyim dan Asep langsung mencari Ahol sambil tergesa-gesa.
Asyim : “Ahol!! Kamu ngapain tadi buang sampah sembarangan dan kabur?”
Ahol : “Lagian ngapain aku nyimpen sampah kalo bisa buang sembarangan, gak ada yang tau lagi.”
Asep : “Tidak boleh gitu dong! Kita sebagai murid yang patut ke sekolah harus mengikuti peraturan! Seperti membuang sampah di tempatnya!”
Ahol : “Ah terserah aku dong! Lagian dari dulu udah buang sampah sembarangan juga gak ketauan.”
(Guru menyuruh semua murid untuk duduk)
Asyim : “Nanti kita lanjutin deh, tapi ingat ya.. kamu telah membuang sampah sembarangan dan tidak membersihkan cabe yang jatuh tadi! Itu melanggar peraturan dan tidak menghargai lingkungan.”
Ahol : “Ya..ya.. terserah.”


Babak 2
Ahol tidak bersependapat dengan Asyim dan Asep. Ahol dan Asyim hampir berkelahi, tetapi Asep, sebagai teman yang baik memisahkan mereka berdua. Tetapi memang karena Ahol orang yang tidak pedulian permasalahan pun terjadi. Asyim dan Asep melakukan sesuatu yang harus dilakukan untuk kebaikan mereka bertiga.

Adegan 1:
Setelah selesai kelas dan waktunya pulang, Asep, Asyim, dan Ahol bertemu di lobi untuk bercakap-cakap. Tetapi Asyim dan Ahol berdebat.
Asyim : “Ahol! Kau ini bisa berpikir gak sih?”
Ahol : “Maksud kau apa ngomong gitu hah?! Kalau memang saya tidak peduli dengan lingkungan yang terserah saya dong?”
Asyim : “Bukan gitu juga! Kamu harus menghargai lingkungan sekolah kita! Hal kecil seperti membuang plastik sembarangan di koridor pun sangat menunjukan sifat aslimu!”
Ahol : “Sifat saya, ya sifat saya! Kamu ngga usah ngatur-ngatur, hidup sendiri aja belum bener.”
(Asyim sangatlah marah dengan sifat dan perkataan-perkataan Ahol)
Asyim : “Kalau kau memang teman kita, kita harus sama-sama melakukan hal yang sama!”
Asep : “Benar tuh! Seperti menghargai lingkungan sekolah saja sudah sangat baik.”
Ahol : “Saya memang teman kalian! Tapi ya kalian juga tidak usah ngatur-ngatur kali!”
Asyim : “Kau memang ngajak ribut ya hol!”
(Ahol lari ke lobi dalam karena takut oleh Asyim)

Adegan 2:
Asyim sangatlah marah dengan perkataan-perkataan Ahol, karena itu ia mengejar Ahol sampai lobi dalam.
Asyim : “Sini kau Ahol!”
(Asep lari ke tengah-tengah Asyim dan Ahol sebelum mereka berantem)
Asep : “Sudahlah! Kalian karena hal kecil saja berantem!”
Asyim : “Hal kecil gimana? Orang dia ngga menghargai bagian besar dari dunia ini?”
Asep : “Memang mungkin Ahol tidak menghargai lingkungan tetapi pendapat kita semua berbeda.”
Ahol : “Dengarkan Asyim?! Huhfftt... hanya karena sampah sampai begitu.”
Asyim : “Heh kamuu.!!!”
Asep : “Udah-udah! Ngga usah berantem lagi..”

Adegan 3:
Asyim dan Asep akhirnya memutuskan untuk tidak berteman lagi dengan Ahol.
Asep : “Dari pada kalian berantem mendingan kita damai saja.”
Ahol : “Damai dengan orang begini? Hmm ogah!”
Asyim : “Ogahhhh!”
Asep : “Haduh jadi mau gimana?”
Asyim  : (Berbisik ke Asep) “Sep-sep mendingan kita tinggalin ni orang aja! Ga guna punya temen kayak gini. Kamu beri tahu dia gih.”
(Sebagai orang yang sangat dekat dengan Asyim, akhirnya Asep memilih berteman dengan Asyim)
Asep : “Hol... Dari pada kita kayak gini mendingan kita gak usah berteman aja ya? Saya dan Asyim sudah setuju.”
Ahol : “Baguslah saya juga sudah tak mau! Hus hus pergi.”
Asyim : “Asal tau ya hol, kau itu orang yang keras kepala, pemalas, dan tidak pedulian!”
Asep : “ Kau juga jaga lingkungan ya.. Hanya saran kita.”
Ahol : “ Terserah dah.. pokoknya saya mau pulang dulu misi.”

Akhirnya tiga sahabat itu berpisah dengan Asyim dan Asep terpisah dengan Ahol. Setelah beberapa minggu Asyim dan Asep tetap bercakap dengan Ahol, tetapi mereka tidak dekat maupun berteman, hanya karena perbuatan kecil Ahol ia kehilangan sahabatnya. (Bryan Carlos 8F SMP Dian Harapan Daan Mogot)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar