Kamis, 29 Oktober 2015

Seberapa Pentingkah Pemilihan Jurusan di SMA untuk Menuju Bangku Kuliah?



             Di bangku SMA, murid kebanyakan dihadapkan untuk memilih antara dua jurusan IPA atau IPS karena tidak semua SMA memiliki lebih dari dua jurusan. Jurusan IPA mencakup pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi; sementara jurusan IPS mencakup pelajaran sosiologi, geografi, ekonomi, akuntansi, dan sejarah. Oleh karena itu, jurusan IPA identik dengan metode ilmiah dan lebih mengutamakan logika, sementara jurusan IPS identik dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat dan lebih mengutamakan daya hafal.  Perbedaan tersebut membuat seseorang yang memiliki kemampuan berhitung, imajinasi, dan abstraksi yang tinggi lebih cocok untuk masuk jurusan IPA; sementara seseorang dengan rasa sosial serta daya ingat yang tinggi akan lebih cocok untuk masuk jurusan IPS.
            Adanya penjurusan di SMA menawarkan berbagai kelebihan serta kekurangan bagi murid yang ingin masuk ke jenjang pendidikan berikut, yaitu kuliah. Opini masyarakat mengenai adanya penjurusan SMA sangatlah beragam. Baru-baru ini pula, muncul suatu perdebatan yang mempertanyakan relevansi penjurusan SMA dalam kehidupan perkuliahan. Seberapa pentingkah pemilihan jurusan di SMA untuk menuju bangku kuliah?
            Beberapa orang berpendapat bahwa pemilihan jurusan di SMA sangatlah penting karena banyak universitas hanya menerima murid dengan latar belakang jurusan tertentu. Sebagai contoh, hanya murid IPA yang dapat masuk fakultas kedokteran di Indonesia. Oleh sebab itu, akan lebih baik jika murid memilih jurusan SMA yang sesuai dengan syarat yang telah ditentukan jurusan kuliah yang diidamkan murid. Akan sangat sayang jika murid tidak diterima jurusan pilihannya hanya karena salah memilih jurusan di SMA.
            Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa penjurusan itu penting karena murid ditanam nilai dan karakter yang berbeda dari kedua jurusan tersebut. Karakter yang telah diperoleh dari jurusan SMA seringkali menempel pada murid sampai dewasa, sehingga dapat menjadi bekal untuk kehidupan kuliah murid. Karakter yang telah diperoleh murid di SMA akan mempengaruhi pemilihan jurusan kuliah murid. Seseorang yang tidak teliti dan sembrono akan merasa kesulitan untuk mempelajari kedokteran. Juga, seseorang yang kurang supel akan kesulitan di bidang manajemen yang lebih cocok untuk orang yang mempunyai kemampuan interpersonal yang tinggi. Oleh karena itu murid sebaiknya memilih jurusan SMA yang dapat menumbuhkan karakter yang ingin ia miliki dalam dirinya.
            Beberapa orang juga menggangap bahwa penjurusan di SMA penting karena dapat memberi gambaran mengenai jurusan kuliah yang nanti akan diambil murid. Murid seakan-akan diberi simulasi kuliah di bangku SMA. Mendapat gambaran awal itu penting agar murid tidak memasuki jurusan kuliah atas ekspektasi yang kurang berbasis. Sebagai contoh, seorang murid yang ingin mengambil teknik sipil dapat mencicipi rasanya mengambil jurusan tersebut dengan mengambil jurusan IPA di SMA dan mempelajari fisika. Di sisi lain, seorang murid yang ingin mengambil jurusan akuntansi di kuliah dapat mengambil jurusan IPS dan mempelajari akuntansi agar bisa merasakan jurusan tersebut. Dengan penjurusan di SMA, murid dapat mengetahui kesesuaiannya dengan suatu jurusan kuliah secara lebih akurat dibandingkan melalui pendapat orang lain maupun internet.
            Namun, tidak semua orang menyetujui bahwa penjurusan di SMA itu penting. Ada yang berpendapat bahwa penjurusan di SMA tidaklah penting karena ada banyak orang yang pada akhirnya mengambil jurusan kuliah yang tidak sesuai dengan jurusannya di SMA. Hal tersebut membuktikan bahwa pemilihan jurusan di SMA tidaklah efektif dalam mempersiapkan murid untuk menuju bangku kuliah. Juga, beberapa universitas tidak lagi membatasi suatu jurusan kuliah untuk murid yang lulus dari jurusan SMA tertentu sehingga murid bisa mengambil jurusan SMA tanpa memikirkan dampaknya terhadap seleksi masuk murid dalam suatu universitas.
            Ada juga yang berpendapat bahwa penjurusan di SMA berpengaruh buruk karena malah membatasi murid untuk dapat mengeksplor minat atau bakatnya yang mungkin berada di jurusan lain. Menurut mereka, anak berusia 15 tahun masih dalam proses pencarian jati diri sehingga belum mempunyai gambaran tepat mengenai apa yang mereka inginkan. Hal tersebut menyebabkan murid tidak benar-benar tahu apakah ada bidang lain yang lebih cocok dengan minat dan bakat murid. Ini tidaklah baik karena dapat menyebabkan murid mengambil keputusan yang kurang matang dan berakhir dalam jurusan yang salah.
            Akhirnya, ada yang menganggap bahwa penjurusan di SMA tidaklah penting karena menurut mereka, kesuksesan murid di kuliah lebih banyak ditentukan oleh minat dan daya juang murid dan bukan oleh jurusannya di SMA. Jika murid merasa sangat berminat dengan suatu jurusan kuliah dan rela berjuang deminya, maka murid tentu bisa menaklukkan segala rintangan yang terdapat di jurusan kuliah tersebut tanpa memandang latar belakang jurusannya di SMA. Sebagai contoh, murid lulusan IPA yang memilih jurusan sastra karena minat lebih berkemungkinan sukses dibandingkan murid lulusan IPA yang mengambil jurusan kimia namun tidak memiliki ketertarikan terhadap jurusan tersebut.
            Seberapa pentingnya penjurusan di SMA untuk menuju bangku kuliah semua bergantung kepada murid. Murid yang merasa bahwa ia sudah yakin akan jurusan kuliah yang ia inginkan dan mengetahui pasti bahwa jurusan tersebut tidak memandang latar belakang jurusannya di SMA tidak akan banyak dipengaruhi oleh pemilihan jurusan di SMA. Di sisi lain, murid yang masih merasa ambigu akan minat dan bakatnya serta mengetahui bahwa jurusan yang ia minati di kuliah memiliki prasyarat berupa kelulusan dari jurusan SMA tertentu akan merasa bahwa penjurusan di SMA itu penting dan harus dipilih dengan hati-hati.
            Namun, terlepas dari penting atau tidak pentingnya pemilihan  jurusan di SMA, sebaiknya murid tetap mengambil jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Dengan mengambil jurusan yang tidak jauh dari minat dan bakat yang dimiliki murid, kemungkinan murid akan salah mengambil jurusan di kuliah lebih tipis dibandingkan seseorang yang mengambil jurusan SMA dengan asal-asalan. Pengalaman di bangku SMA juga akan lebih menyenangkan jika murid memilih jurusan yang sesuai dengan minatnya.(Celine 12 IPA1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar